Erina sudah melepas seluruh pakaiannya dan hanya menyisakan pakaian dalam yang sebelumnya sudah pernah dilihat Reinar. Bedanya, tadi dia melihat dari sisi belakang, tapi sekarang dia melihat sisi bagian depan.
Dada Erina memang tidak sebesar milik Bella ataupun Sarah, tapi benda itu terlihat lebih kenyal dan lebih kencang. Saat Erina mengarahkan Reinar untuk menyentuh bagian itu, ukuran telapak Reinar begitu pas dengan ukuran dada Erina yang tidak bisa dikatakan kecil, tapi juga tidak bisa dikatakan besar.
Erina memejamkan matanya saat telapak tangan Reinar memegang dadanya. Ini kali pertama ada pria yang menyentuh dadanya, dan memberinya sensasi panas yang menjalar ke seluruh bagian tubuhnya.
Melihat Erina memejamkan mata, Reinar begitu saja mendaratkan ciuman ke bibir wanita itu.
“Emph...” Erina melenguh saat bibirnya dicium Reinar.
Dengan kedua tangannya, Erina menyingkirkan penutup terakhir dadanya, membiarkan Reinar menyentuh langsung kulit dadanya dengan ujung kecil berwarna merah muda.
Reinar mengakhiri ciumannya. “Kamu yakin ingin melakukannya?” Reinar bertanya dengan telapak tangan terus memainkan dada Erina.
Erina hanya mengangguk sebagai jawaban, selebihnya dia mulai menggeliat kegelian karena sentuhan tangan Reinar di dadanya.
“Aahhm...” Suara dessah tertahan terdengar saat tangan Reinar memainkan benda kecil di dada Erina.
Tak tahan dengan suara dessah tertahan yang keluar dari mulut Erina, Reinar segera membaringkan tubuh wanita itu secara perlahan, kemudian dia mulai melucuti pakaiannya sendiri.
Terakhir, dia membuka penutup bagian bawah Erina, dan kini keduanya sama-sama polos tanpa ada sehelai kain yang menutupi tubuh mereka.
Setelah sejenak mengagumi keindahan tubuh Erina, Reinar mulai mencium wanita itu mulai dari kening, hidung, pipi, hingga sampai dia menautkan bibirnya dengan bibir Erina.
“Emph...” Suara lenguhan kembali terdengar dari mulut Erina, yang menunjukkan dia sangat menikmati ciuman yang dilakukan Reinar.
Ini adalah kali pertama Erina berciuman, bahkan semua yang dilakukan bersama Reinar adalah pengalaman baru untuknya.
Puas di bagian atas, ciuman Reinar bergerak ke bawah. Leher Erina tak lepas dari ciumannya, kemudian ciumannya bergerak ke dada kembar dengan puncak kecil berwarna merah muda.
Setelah membuat basah dada Erina, dengan sedikit merenggangkan kaki wanitanya, Reinar kini berhadap-hadapan dengan bibir bawah milik Erina.
Tubuh Erina menggelinjang saat bibir dan lidah Reinar bermain di area selangkangannya. Bahkan, tangan Erina langsung menarik-narik rambut Reinar.
Mata Erina rapat terpejam, sedangkan bongkahan pantatnya sedikit terangkat.
Reinar yang merasa milik Erina sudah basah, dia mengarahkan miliknya untuk memasuki milik Erina.
Reinar mensejajarkan tubuhnya dengan Erina, kemudian dia kembali menautkan bibirnya, memberi ciuman hangat pada bibir wanita yang berada di bawah tubuhnya.
Menahan bobot tubuhnya sendiri dengan tangan kirinya, Reinar mengarahkan miliknya ke arah milik Erina menggunakan tangan kanan.
Merasa sudah berada di posisi yang pas, Reinar perlahan mulai menggerakkan pinggulnya. Erina meringis dan memekik kesakitan saat milik Reinar perlahan memasuki miliknya. Terlihat tangan Erina mencengkram alas tidurnya.
Reinar dan Erina sama-sama merasakan rasa sakit, tapi rasa sakit itu tak seberapa bagi Erina yang tahan akan rasa sakit. Akan tetapi, perlahan rasa sakit itu berubah menjadi rasa nikmat.
Keduanya tersenyum saat rasa nikmat telah menggantikan rasa sakit, dan kini keduanya mulai menikmati apa yang diawali dengan rasa sakit.
Tak lama kemudian di dalam tenda yang didesain kedap suara, didalamnya terus terdengar suara dessahan dan suara khas pria bersama wanita yang sedang memburu kenikmatan.
Peluh keringan membasahi tubuh keduanya, dan mereka sama-sama hampir mencapai puncak kenikmatan.
“Aku sebentar lagi keluar...” Erina menyilangkan kakinya di pinggang Reinar, membuat pria itu tidak bisa bergerak bebas.
“Aku juga...” Reinar membalas, dan karena kuatnya kaki Erina yang memgunci pergerakannya. Dia hanya bisa mendesah lega saat semburan demi semburan yang keluar dari miliknya ke dalam rahim Erina.
Keduanya sama-sama memejamkan mata dengan nafas memburu. Mereka memang lelah, tapi dibalik rasa lelah ada kepuasan tersendiri yang dirasakan keduanya.
“Terimakasih, itu pengalaman luar biasa yang pernah aku alami, dan aku tidak menyesal menyerahkan semuanya padamu.” Erina menunjukkan senyuman hangat di wajahnya.
“Aku juga berterimakasih karena kamu rela memberikan semua untukku, dan yakinlah aku tidak akan membuatmu kecewa.” Setelah mengatakan itu, Reinar memberi kecupan hangat di kening Erina, kemudian dia merebahkan tubuhnya di samping wanita yang telah menyerahkan semua untuknya.
Tak lama keduanya tertidur, tapi sebelum tidur Reinar masih menyempatkan diri menggunakan celananya, dan tak lupa dia menyelimuti tubuh polos Erina.
...----------------...
Pagi hari Reinar terbangun bersamaan dengan Erina yang telah memakai seluruh pakaiannya. Siang ini Erina harus berangkat ke negara tempat dirinya di tugaskan, dan pagi ini secepatnya dia harus pergi ke bandara.
Meskipun masih ada rasa ngilu di selangkangannya yang semalam diterobos benda besar dan panjang milik Reinar yang secara resmi telah menjadi kekasihnya, Erina tetap harus berangkat ke bandara dengan sedikit menahan rasa sakit.
“Aku akan menggendongmu sampai mobil.” Tak tega melihat Erina jalan tertatih, Reinar segera bangkit dan langsung saja menggendong Erina selayaknya seorang tuan putri menuju mobil jemputan, yang sudah menunggu tak jauh dari perkemahan.
Wajah Erina memerah saat merasakan di gendong seorang pria untuk pertama kalinya. Dia dapat merasakan otot-otot kekar tangan Reinar, bahkan kepalanya terasa sangat nyaman saat bersandar di dada bidang Reinar.
“In... ini tidak mungkin! Bagaimana bisa senior mengizinkan seorang pria menggendongnya? Tunggu... tunggu... senior tersenyum? Oh astaga, pria itu sangat tampan. Pantas saja senior tidak tertarik dengan pria lain, ternyata dia sudah memiliki pria sesempurna itu.”
Wanita yang bertugas menjemput Erina, dia lupa berkedip saat melihat kesempurnaan pria yang sedang menggendong Erina. Melihat pakaian dan perlengkapan pria itu, dirinya tahu jika pria yang menggendong Erina bagian dari pasukan elite.
Reinar membuka pintu mobil, kemudian dia memposisikan Erika duduk dengan nyaman. “Aku tahu kamu pasti sudah tahu nomor HP ku. Jadi, jangan lupa menghubungiku begitu sampai di tempat tujuan.” Reinar berkata sambil membelai rambut di kepala Erina.
“Aku tidak janji bisa menghubungimu karena aku ke negara itu untuk bertugas, tapi akan aku usahakan untuk menghubungimu.” Erina tiba-tiba mencium pipi Reinar di depan juniornya yang masih lupa caranya berkedip.
“Aku tunggu kabar darimu, tapi untuk sekarang aku harus kembali bertugas.” Reinar lalu pergi meninggalkan mobil jemputan Erina setelah memberi kecupan hangat di kening wanita itu.
"Auw...” Teriak junior Erina saat sebuah cubitan mendarat di lengan tangannya.
“Jangan banyak bertanya! Cepat antar ke bandara!” Perintah tegas Erina.
Wanita itu langsung melakukan apa yang diperintahkan Erina. Untuk apa yang ingin dia pertanyakan, dia bisa menanyakannya begitu sampai di negara tujuan.
Sementara itu di perkemahan setelah kepergian mobil yang menjemput Erina, Reinar mulai merapikan bagian dalam tenda, dan dia memilih menyimpan kain yang terdapat noda darah kesucian Erina.
“Apa kakakku sudah pergi?” Kepala Wina muncul dari balik pintu tenda, melihat keadaan di dalam tenda yang sudah bersih dan rapi.
“Baru saja dia pergi.” Reinar menjawab sambil membuka lebar pintu tenda.
Di depan tenda ternyata sudah ada Bella dan Sarah yang menunggu dirinya keluar tenda.
Sementara di tenda lain belum terlihat ada aktivitas karena hari masih terlalu pagi. Untuk Malvin, semalam dia bermalam di tenda milik kedua guru yang ditangkap pihak kepolisian.
“Aku ingin membersihkan tubuh di pemandian tak jauh dari tempat ini. Apa ada yang ingin ikut?” Reinar bertanya pada tiga wanita di hadapannya.
Ketiganya mengatakan ingin ikut, dan meminta Reinar menunggu karena mereka ingin mengambil peralatan mandi dan pakaian ganti.
Melihat ketiganya sudah kembali dengan barang-barang yang dibutuhkan wanita, Reinar memimpin jalan menuju pemandian yang hanya berjarak dua ratusan meter dari penginapan.
“Sebaiknya kalian mandi duluan, aku berjaga diluar!” Sepuluh menit berjalan Reinar dan tiga wanitanya sampai di tempat pemandian, tapi dia memutuskan mandi setelah ketiga wanita selesai mandi.
Setelah Bella, Sarah, dan Wina masuk ke dalam pemandian. Reinar yang berada di luar pergi ke samping bangunan pemandian, kemudian dia memutus tiga kabel yang terhubung dengan kamera CCTV tersembunyi di dalam pemandian.
“Dengan mata tembus pandang, jangan harap ada yang bisa melihat keindahan ketiga wanitaku!”
...----------------...
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Apud Tahu
bagus bos.
2025-02-21
0
😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎
cecetepe
2024-07-24
2
Team Hore (≧∇≦)/
💕💕💕💕😎
2023-04-11
1