Tiga peluru melesat ke arah Bella begitu dia membuka pintu kamar, dua peluru hanya mengenai pintu tapi anehnya satu peluru yang harusnya menembus dada Bella, peluru itu justru terpental ke arah lain seolah membentur dinding yang sangat kuat.
“Apa barusan yang terjadi?” Bella memegang dadanya. Tidak menemukan adanya luka, kini dia yakin peluru yang barusan memang terpental sebelum mengenai tubuhnya.
“Jangan hanya berdiam diri di depan pintu!” Cepat Reinar menarik tubuh bela kembali masuk ke dalam kamar, kemudian dia menutup rapat pintu kamar Bella.
Reinar menggeser lemari pakaian Bella untuk menutupi pintu supaya tidak ada peluru tidak memasuki kamar begitu menembus pintu.
[Ding... Keadaan darurat, Tuan diizinkan memakai berbagai jenis senjata di ruangan sistem]
Mengingat apa saja senjata yang ada di ruangan sistem, Reinar meminta sistem memberinya tiga pistol beserta amunisinya. Tidak mempedulikan kecurigaan yang nantinya akan ditujukan Bella padanya, Reinar berpura-pura mengambil tiga pistol dari punggungnya, kemudian satu pistol diberikan pada Bella.
Mengetahui bukan waktu yang tepat untuk bertanya darimana Reinar mendapatkan pistol, Bella meminta Reinar menyingkirkan lemari yang menutupi pintu, dan sudah saatnya melakukan serangan balasan.
“Satu peluru untuk satu kepala!” Begitu Reinar menyingkirkan lemari di depannya dan sekalian membuka pintu, dengan mata tajamnya Bella melihat dua orang masuk ke dalam kosan miliknya.
“Door... Door...” Dua orang tumbang dengan peluru bersarang di kepala kedua orang itu, setelah Bella mengarahkan tembakannya ke arah mereka.
“Dua tumbang, tapi masih ada beberapa orang lainnya di luar!” Bella dapat melihr siluet tiga sampai empat orang berada di luar kosannya.
“Serahkan sisanya padaku!” Mengaktifkan mata tembus pandang Reinar tahu pasti jumlah musuh dan keberadaan mereka. Menggunakan dua pistol di tangan, hanya dalam hitungan detik dia berhasil melumpuhkan lima orang yang berada di luar kosan Bella.
Tidak ada yang mati terkena tembakan Reinar karena semua peluru yang ditembakkan olehnya hanya mengenai bagian tangan dan kaki mereka, tapi orang-orang itu bisa mati kehabisan darah kalau tidak segera mendapatkan pertolongan.
“Tidak ada satupun peluru yang meleset, semua tepat sasaran tapi tidak ada yang tertuju pada peluru yang terkena titik vital. Reinar, siapa sebenarnya pemuda itu?” Bella mengarahkan pandangannya pada Reinar yang sedang menyeret dua mayat dari dalam kosannya.
Tak lama orang-orang yang baru di hubungi Bella datang dan langsung mengamankan situasi.
Mereka adalah rekan Bella di pasukan elite negara. Selain mengamankan situasi, kedatangan mereka juga untuk mengamankan lima orang yang sedang terluka. Beruntung ada lima orang yang masih hidup, jadi mereka bisa diinterogasi.
“Tidak seperti biasanya kamu masih menyisakan nyawa orang yang ingin mencelakaimu.” Rekan Bella cukup terkejut saat melihat ada diantara mereka yang masih hidup, setelah mereka mencoba membunuh Bella.
Seluruh rekan Bella tahu kalau dirinya tidak pernah membiarkan musuhnya hidup, dan ini kali pertama bagi rekannya melihat ada yang masih hidup setelah berurusan dengannya.
“Kalau aku yang melakukannya pasti mereka sudah mati, tapi sayangnya bukan aku yang menembak mereka.” Bella kembali mengarahkan pandangan pada Reinar yang saat ini sedang duduk santai di depan kosannya.
Seluruh rekan Bella mengarahkan pandangan ke arah yang sedang dipandang Bella.
“Maksudmu, pemuda itu yang melakukan semua ini?” Salah satu rekan Bella tidak percaya jika pemuda tampan yang dirinya lihat adalah orang yang melumpuhkan lima pria, yang sebelumnya ingin mencelakai Bella.
Bella mengangguk. “Memang dia yang melakukannya, dan senjata ini juga dia yang memberikannya padaku.” Bella menunjukkan senjata pemberian Reinar pada rekannya.
“Pistol X10, bukannya ini pistol jenis baru yang pasukan paling elite dunia saja belum memilikinya? Bagaimana mungkin dia memiliki benda ini?” Malvin, senior Bella di pasukan elite terkejut dengan pistol yang ditunjukkan Bella.
“Senior benar, ini pistol X10, yang baru akan diperjual belikan tahun depan, dan anehnya dia sudah memiliki ini. Bukan hanya satu, tapi dia memiliki tiga pistol seperti ini.” Bella sendiri bingung bagaimana bisa Reinar mendapat benda yang bahkan belum beredar di pasaran.
“Aku penasaran dengan identitasnya. Bella, siapa dia sebenarnya?” tanya Malvin.
“Dia cuma anak SMA yang ngekos bersebelahan dengan kosanku, dan malam ini kebetulan kita sedang makan bersama.” Bella juga menjelaskan identitas lain Reinar sebagai anak desa yang hanya hidup dengan ibunya.
“Aku rasa itu hanyalah identitas palsu, dan untuk identitas aslinya sebaiknya kita tidak perlu tahu karena aku yakin dia berasal dari pasukan super elit yang keberadaannya sangat dirahasiakan. Terakhir aku dengar, anggota pasukan super elite hanya tersisa 10 orang, dan tidak ada yang tahu keberadaan mereka.” Malvin tentu tidak ingin mencari gara-gara dengan anggota pasukan super elite negara.
Pasukan elite memang luar biasa, tapi kekuatan pasukan elite tidak akan pernah sebanding dengan kekuatan pasukan super elite negara.
Mendengar itu entah kenapa Bella mulai percaya kalau Reinar merupakan salah satu dari sepuluh anggota pasukan super elite negara. Ketenangan dan kecepatan saat menjinakkan bom serta ketenangan yang baru dia tunjukkan, itu cukup membuktikan kalau dia bukan sosok sembarangan.
“Kalau benar dia salah satu anggota pasukan super elite negara, aku rasa kamu adalah salah satu wanita yang beruntung karena memiliki hubungan baik dengan salah satu dari mereka.” Malvin menggoda Bella dengan menunjukkan senyuman di wajahnya.
Namun tak lama senyuman menggoda Malvin berubah menjadi senyum kecut saat Bella mengarahkan sorot mata tajam kearahnya. Bella memang juniornya dan lagi dia seorang wanita, tapi dengan semua kelebihannya Malvin tidak akan pernah sebanding dengannya.
Setelah kedua mayat dievakuasi dan lima pria yang terluka mendapatkan pertolongan pertama, anggota pasukan elit membawa dua mayat dan mereka yang terluka ke markas besar pasuka elite, dan hanya menyisakan Bella, Sarah, dan Malvin di tempat kejadian perkara.
“Ini aku kembalikan padamu.” Bella mengembalikan pistol di tangannya pada Reinar, sedangkan Malvin dan Sarah, keduanya sedang membereskan barang-barang Bella karena malam ini juga dia akan pindah.
Bukan hanya Bella, tapi untuk keamanan Reinar juga akan ikut pindah, dan untuk sementara waktu keduanya akan tinggal di markas utama pasukan elite.
“Aku tidak mungkin menggunakan tiga senjata sementara aku hanya memiliki dua tangan. Ambil saja senjata itu untukmu.” Reinar menunjukkan senyuman di wajahnya kemudian dengan diikuti Bella dia masuk ke dalam kamar untuk membereskan barang-barangnya.
Berada di dalam kamar berduaan dengan Bella, Reinar merasa sedikit canggung mengingat apa yang tadi hampir dirinya lakukan bersama wanita yang kini berada di belakangnya.
“Jangan kecewa! Lain waktu pasti kita dapat melakukannya.” Bella berbisik di dekat telinga Reinar, kemudian dia pergi berlalu begitu saja meninggalkan kamar Reinar.
“Hm, aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi malam ini seandainya orang-orang itu tidak datang mengganggu.” Reinar bergumam sambil menggelengkan kepala, kemudian dia mulai memasukkan barang-barangnya kedalam tas besar yang diberikan Malvin padanya.
“Setalah aku memiliki sistem dan mendapatkan berbagai skill, aku sama sekali tidak ketakutan melihat orang mati di depanku, bahkan aku merasa biasa saja setelah hampir membunuh orang. Apa ini efek tersembunyi dari Job Assassin yang aku miliki?” gumam lirih Reinar sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.
Sedangkan di kamar Bella, Malvin dan Sarah baru saja mendengar kabar kalau orang-orang yang menyerang Bella adalah anggota assosiasi pembunuh bayaran milik si nomor dua.
Selain mengirim orang menyerang Bella, beberapa anggota pasukan elite yang tinggal di luar markas utama, mereka juga mendapat serangan serupa dan satu dari seratus anggota ditemukan mati bersama lima orang yang membunuhnya.
Malvin dan Sarah sangat tahu siapa yang dimaksud dengan si nomor dua, dan ini bukan kali pertama orang itu berurusan dengan anggota pasukan elite.
“Selama mereka masih ada, kejadian seperti ini cepat atau lambat pasti akan terulang, dan aku tidak tahu apa dapat bertahan seandainya situasi seperti ini terjadi padaku,” ujar Malvin sambil membuka lemari kecil tempat Bella menyimpan pakaian dalamnya.
Namun belum juga Malvin melihat isi di dalam lemari, sebuah sepatu melayang ke kepalanya. “Menyingkir atau nyawamu melayang!” Teriak Bella.
Malvin segera menyingkir, dan membiarkan Bella mengemas sendiri barang-barangnya di lemari kecil yang belum sempat dirinya buka.
...----------------...
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Haris Kuyy Brengoyy
kubah pelindung bukit 🤣
2024-11-02
0
😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎
daleman 🤣🤣
2024-07-24
2
Adin Da
psti brg antik dsn
2024-07-08
1