Reinar berdiam diri di kamarnya sampai larut malam. Dia baru saja meretas dan mengacak-acak sistem pertahanan siber negara tetangga, saat ini mungkin sedang terjadi kekacauan di negara tetangga akibat bobolnya sistem pertahanan siber yang dimiliki negara itu.
“Apa yang kamu lakukan seharian ini sampai tidak keluar kosan?” Bella bertanya saat Reinar keluar dari kamar.
“Aku sedang bermain dengan HP dan laptop yang baru aku beli.” Reinar duduk di kursi depan kosnya tak jauh dari Bella.
“Sampai sekarang aku masih heran, bagaimana bisa kamu mendapatkan banyak uang dalam waktu singkat.” Masih menjadi tanya bagi Bella tentang pekerjaan sampingan yang dilakukan Reinar.
“Sebenarnya aku bermain saham dengan modal uang pemberian donatur, dan dalam beberapa bulan ini aku profit yang sangat lumayan.” Tidak terlihat kebohongan di wajah Reinar saat menjelaskan semua itu membuat Bella sulit menentukan apa pria itu sedang berbohong atau tidak.
“Dengan kecerdasan otakmu, bermain saham bukan sesuatu yang sulit kamu lakukan.” Bella berdiri kemudia berjalan ke tempat Reinar. “Aku tahu kamu keluar untuk membeli makan. Daripada beli, sebaiknya kamu temani aku makan!” Bella menyeret Reinar masuk ke kamarnya.
“Kak Bella makanan ini sangat banyak, apa kakak yakin hanya ingin menghabiskan semua berdua denganku?” Berada di kosan Bella yang ukurannya dua kali lebih luas dari kosannya, Reinar melihat banyak makanan tersaji di atas meja makan.
Walaupun dia dapan menghabiskan cukup banyak makanan, tapi dirinya tidak yakin dapat menghabiskan makan yang seharusnya untuk empat sampai lima orang. Sekalipun ada Bella, makanan sebanyak itu tidak akan habis jika hanya dimakan dua orang.
“Sebenarnya hari ini adalah hari ulangtahunku dan yah sepertinya hanya kamu yang bisa aku paksa untuk merayakan hari ulangtahunku.” Bella yang sebelumnya masuk kedalam kamar untuk berganti pakaian, entah apa yang memasukinya tiba-tiba dia mengganti pakaiannya dengan pakaian yang cukup terbuka, bahkan jelas dia menunjukkan belahan dada yang sangat menggiurkan bagi pria yang memandangnya.
“Ini...” Mengetahui hari ini Bella berulang tahun Reinar merasa tidak enak karena sebelumnya dia tidak menyiapkan hadiah, tapi apa yang saat ini dia lihat lebih membuat dirinya merasa tidak enak. ‘Kenapa kak Bella memakai pakaian seperti itu?’ tanyanya membatin.
“A... apa Kak Bella terbiasa berpenampilan seperti sekarang saat berada di kosan?” Beberapa kali Reinar menatap Bella, tapi pandangannya selalu tertuju pada belahan dada wanita itu.
“Ya, aku sudah terbiasa seperti ini saat sendirian di dalam kosan.” Bella baru menyadari sesuatu, sekarang dia tidak sedang sendirian di dalam kosan dan lagi orang yang bersamanya sekarang adalah seorang pria, tapi dia acuh dengan itu dan tak ada niatan untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian yang sedikit tertutup.
Mendengar itu Reinar hanya bisa menghela napas dan lebih menjaga pandangannya supaya tidak membuat Bella tersinggung.
Melihat Bella berjalan ke dapur menyiapkan minuman, Reinar segera berkomunikasi dengan sistem karena teringat satu kotak hadiah misterius yang belum dia buka. “Sistem, buka satu kotak hadiah misterius yang aku miliki!” Dia berharap mendapatkan hadiah yang bisa diberikan untuk Bella, yang malam ini sedang berulang tahun.
[Ding... Membuka Kotak Hadiah Misterius]
[Mendapatkan Skill : Ahli Racun Tingkat Master » Mampu menciptakan berbagai jenis racun dan penawarnya]
[Mendapatkan Cincin Berlian Merah » Terdapat dua efek khusus : Efek pertama, cincin dapat menyesuaikan ukuran dengan jari pemakainya. Efek kedua, cincin terlihat seperti cincin pada umumnya, tapi siapapun yang memakai cincin berlian merah akan memiliki kekebalan terhadap berbagai jenis senjata]
[Skill Ahli Racun secara otomatis menyatu dengan tubuh Tuan. Untuk cincin berlian merah, cincin dan kotak cincin telah tersimpan di ruang penyimpanan]
“Aku tahu harus memberikan apa pada kak Bella.” Reinar tersenyum kemudia dia mengeluarkan kotak cincin dari ruang penyimpanan.
‘Semoga kak Bella senang dengan hadiah pemberianku walaupun ini bukan hadiah terbaik yang bisa aku berikan untuknya.’ Reinar membatin sambil melihat Bella yang berjalan kearahnya.
“Apa ada yang salah dengan penampilanku? Aku perhatikan kamu sering curi-curi pandang melirik ke arahku.” Sebagai bagian dari pasukan elite, Bella sadar sepenuhnya dengan tindakan Reinar yang berkali-kali melirik dirinya.
“Ah itu... itu aku cuma tidak terbiasa makan berduaan seperti ini dengan wanita, dan ya aku kira ini hanya mimpi.” Reinar mencari alasan yang tepat.
“Begitu ya? Kalau begitu, setiap hari saja kamu makan bersamaku di tempat ini supaya kamu terbiasa makan berduaan dengan wanita.” Bella tersenyum membuat Reinar terpesona dengan senyuman wanita itu, tapi lagi dan lagi pandangannya turun ke arah belahan dada yang tidak bosan terus menarik perhatiannya.
“Aku tidak akan melarang kamu datang setiap hari menemaniku makan, tapi untuk sekarang lebih baik segera makan sebelum hidangan ini menjadi dingin!” Pertama-tama Bella memotong kue ulang tahunnya, dan potongan pertama tentu dia berikan pada Reinar.
Setelah Bella memberinya satu potong kue ulang tahun padanya, Reinar mengeluarkan kotak cincin yang di dalamnya terdapat cincin berlian merah.
“Aku punya hadiah kecil untuk Kak Bella.” Reinar membuka kotak cincin, menunjukkan keindahan cincin di dalamnya.
Mata Bella berbinar melihat cincin itu. “Cincin yang sangat indah, dan aku yakin ini tidak murah. Apa kamu yakin memberikan ini semua padaku?” Dari cincin, pandangan Bella kini tertuju pada Reinar.
“Cincin ini sangat indah, aku merasa tidak pantas menerimanya.” Bella mencoba menolak hadiah Reinar.
“Cincin ini memang indah, dan cincin yang indah sepantasnya menjadi milik wanita secantik Kak Bella.” Reinar mengambil cincin dari kotak cincin.
Dengan gerakan lembut dia memegang jari Bella, kemudia dia memasangkan cincin berlian merah ke jari manis wanita itu.
‘Apa cincin ini pesanan khusu? Entah kenapa cincin ini sangat pas di jariku seolah dia sengaja memesan cincin ini khusus untukku.’ Memikirkan itu tiba-tiba saja wajah Bella memerah, semerah tomat yang masak di pohon.
Sebagai seorang wanita Bella tentu sangat menyukai hadiah yang diberikan Reinar padanya, indah dan sangat pas di jari tangannya. Dirinya tahu Reinar kemberi cincin yang kini di jarinya sebagai hadiah, tapi entah kenapa dirinya merasa pria itu telah mengikatnya yang artinya dia tidak boleh menjadi milik pria lain.
“Hadiah ini sangat indah. Sebagai ucapan terimakasih, biarkan aku memberi hadiah yang pastinya akan kamu suka.” Dengan sekuat tenaga Bella menarik Reinar pergi mengikutinya. Reinar tidak melakukan perlawanan, dia hanya ikut kemanapun Bella menyeretnya, dan akhirnya mereka sampai di kamar yang hanya diterangi lampu bercahaya redup.
“Hadiah seperti apa yang ingin kak Bella berikan padaku samoai membawa ke tempat ini?” Reinar sangat penasaran dengan hadiah yang ingin diberikan Bella padanya.
Bella tersenyum lalu dia begitu saja duduk di atas pangkuan Reinar yang hanya diam tidak tahu harus melakukan apa di situasinya sekarang.
“Kita sudah cukup dekat selama dua tahun ini, dan aku cukup terbantu dengan keberadaanmu.” Bella tersenyum, senyumnya kali ini terlihat sangat dekat di hadapan wajah Reinar.
“Kak, aku pria normal, dan maaf jika ada yang aneh di bawah sana.” Reinar tidak menyangka kalau miliknya akan terbangun saat Bella duduk di atas pangkuannya, tapi bagaimanapun juga dirinya adalah pria normal, dan wajar miliknya bangun saat ada sesuatu yang membuatnya merasa nyaman.
“Aku tidak masalah jika itu milikmu, tapi jika itu milik pria lain aku pasti sudah mematahkannya sejak tadi.” Bella mendekatkan wajahnya ke wajah Reinar sambil menggerakkan pantatnya, membuat sensasi panas di bawah sana.
Sebagai seorang pria, naluri nya mengatakan kalau malam ini dia akan kehilangan yang petama. Bohong kalau dia bisa menahannya, dan pada akhirnya dia tak lagi menahan diri.
Kedua tangannya menarik tubuh Bella ke dalam pelukannya, kemudian dia mendaratkan ciuman panas ke bibir wanita itu. Dari bibir, perlahan ciuman turun ke leher, dan akhirnya ciumannya mendarat di belahan dada yang sejak tadi terus menarik perhatiannya.
Malam yang dingin membuat aktivitas keduanya semakin memanas, tapi seketika aktivitas mereka harus terhenti saat mendengar suara tembakan dari arah depan kosan.
“Cih... mereka datang di waktu tidak tepat.” Bella menghela napas panjang kemudian dia turun dari pangkuan Reinar untuk melihat tamu yang datang mengunjunginya.
...----------------...
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Apud Tahu
gagal deh belah duren montongnya.
2025-02-20
0
M Mawardi
gatot rein😊😊
2025-03-29
0
😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎
dor dor
2024-07-24
1