Semua orang menjulukinya si nomor dua karena dia hanyalah pemimpin asosiasi assassin terkuat dan terbesar nomor dua di seluruh negeri, tapi meskipun hanya si nomor dua, bukan hal sulit baginya jika dirinya menginginkan kematian Presiden di negerinya.
Namun, baginya lebih sulit membunuh keluarga Jenderal dibandingkan membunuh seorang Presiden, terbukti dia sudah berkali-kali gagal menjalankan misi membunuh putri seorang Jenderal sekaligus pemimpin salah satu pasukan elite.
“Siapa yang kali ini menggagalkan rencana kita?” Pertanyaan keluar dari mulut pemimpin asosiasi sambil mengarahkan sorot mata tajam pada pria bertopeng dan wanita cantik di hadapannya.
“Kami tidak tahu siapa dia. Wajahnya sangat asing, tapi kemampuannya dalam menjinakkan bom sangat luar biasa. Sebelum Tuan berhasil menghubungi orang itu, dia sudah menjinakkan semua bom yang kami letakkan di tiga tempat berbeda.” Wanita cantik yang merupakan tangan kanan pemimpin assosiasi memberi jawaban dari pertanyaan yang keluar dari mulut tuannya.
“Seperti yang diharapkan dari seorang Jenderal, dia senantiasa menempatkan orang-orang terbaik di sekeliling putrinya.” Pemimpin asosiasi menunjukkan senyuman di wajahnya.
“Ini sudah kesekian kalinya kita gagal memanfaatkan anak itu untuk kepentingan asosiasi kita. Kalau memang kita tidak bisa memanfaatkan keberadaannya, sebaiknya kalian langsung habisi anak itu!” Pemimpin asosiasi memberi perintah pada dua orang di hadapannya untuk langsung membunuh putri dari Jenderal yang keberadaannya tak lagi berguna untuknya.
“Tuan, lalu bagaimana dengan rencana kita di masa depan yang kebetulan memerlukan bantuan dari Ayah anak itu?” Pria bertopeng mengajukan pertanyaan pada pemimpin asosiasi.
“Kita bisa meminta Jenderal lainnya yang setara dengannya.” Jika satu Jenderal tidak bisa membantu, ada Jenderal lainnya yang bisa diminta bantuan dengan iming-iming kekayaan.
“Dia bukan satu-satunya yang dapat membantu kita. Masih ada dua Jenderal lain yang dapat kita manfaatkan, meskipun pengaruh keduanya tak sebesar pengaruh orang itu.” Dalam waktu dekat dia segera menghubungi mereka untuk membicarakan bisnis yang saling menguntungkan.
“Kalau begitu, dalam dua hari Tuan pasti mendengar kabar kematian anak itu.” Pria bertopeng yakin dapat membunuh anak yang menjadi targetnya dalam dua hari.
Selama ini pria bertopeng yang merupakan assasin dengan kode 02 tidak pernah gagal dalam menjalankan tugas. Ratusan orang telah mati di tangannya, dan dia merupakan aset paling berharga untuk assosiasi.
Melenyapkan nyawa putri seorang Jenderal memang bukan pekerjaan sembarangan, dan dari sekian banyak assassin yang dimiliki assosiasi hanya dia satu-satunya yang mampu menyelesaikan tugas itu.
“Jangan membuang-buang waktu! Cepat pergi dan bunuh anak itu untukku!” Pemimpin assosiasi sudah tidak sabar mendengar kematian putri dari Jenderal yang menolak mentah-mentah bekerjasama dengannya.
“Baik Tuan.” Pria bertopeng langsung pergi meninggalkan ruangan pemimpin assosiasi.
“Kau kemari dan selesaikan apa yang menjadi tugasmu!” Pemimpin assosiasi membuka resleting celananya, mengeluarkan miliknya, kemudian membiarkan wanita cantik di hadapannya memberi kenikmatan untuknya.
...----------------...
Di toko elektronik.
“Aku kira HP keluaran baru dan laptop terbaik akan menguras uang sampai satu milyar, ternyata aku cuma harus mengeluarkan uang kurang dari seratus juta.” Reinar telah mendapatkan HP dan laptop terbaik yang di jual di toko elektronik.
“Apa yang dilakukan orang miskin di tempat ini?”
Wanita berparas cantik menatap remeh keberadaan Reinar yang masih berada di toko elektronik karena sedang menunggu proses pengecekan laptop yang baru dia beli.
Wanit cantik itu bernama Rachel, teman satu kelas Reinar yang sering membully murid miskin, dan Reinar adalah salah satu murid yang sering di bully olehnya.
“Sebaiknya kamu segera pergi dari tempat ini! Keberadaanmu sangat mengganggu pemandangan.” Rachel menatap jijik keberadaan Reinar bahkan dia menggunakan jari telunjuknya untuk menutupi lubang hidung seolah di hadapannr ada seonggok sampah.
“Aku sedang menunggu barang yang kubeli. Setelah aku menerima apa yang kubeli, tanpa kamu minta aku pasti pergi dari tempat ini.” Bagi Reinar sikap yang ditunjukkan Rachel sangatlah biasa karena dia sudah sering melihatnya.
“Orang miskin, pasti yang dibeli hanyalah sampah tidak berguna!” Rachel menatap Reinar dari kaki sampai ke wajahnya. Penampilannya menunjukkan kalau dia memang orang miskin, tapi wajahnya memang tampan.
“Sebaiknya kau segera pergi dari tempat ini!” Denis, pacar Rachel yang semula diam tiba-tiba menarik kerah baju Reinar saat pacarnya terbengong, begitu melihat wajah tampan Reinar.
“Kalian dilarang membuat keributan di tempat ini!” Penjaga toko elektronik melerai keributan yang terjadi saat Denis menarik kerah baju Reinar.
“Kamu petugas keamanan di toko ini, tapi kenapa kamu membiarkan orang miskin ini masuk? Aku jamin dia tidak memiliki uang. Kalaupun ada, uangnya hanya cukup untuk membeli roti kering.” Denis tersenyum sinis ke arah Reinar.
“Maaf, semua pengunjung mendapatkan perlakuan sama di tempat ini, dan sebagai petugas keamanan tugas saya hanya menjaga keamanan serta ketenangan tempat ini.” Petugas keamanan memberi jawaban tegas.
Saat Denis sedang sibuk dengan petugas keamanan, pelayan di toko elektronik yang melakukan pengecekan lapto Reinar telah selesai, dan menyerahkan laptop itu pada pemiliknya.
“Total semuanya delapan puluh juta...”
Memberikan kartu bank miliknya, dengan tenang Reinar berkata, “Ambil seratus juta dari kartu ini! Delapan puluh juta untuk membayar apa yang aku beli, dan dua puluh juta anggap sebagai hadiah kecil dariku untukmu.”
Pelayan yang melayani Reinar sangat senang karena dia mendapatkan bonus dari pelanggan yang penampilannya biasa-biasa saja, dikarenakan penampilannya yang biasa-biasa saja itulah cuma dia yang sejak awal mau melayani Reinar.
“Urusanku sudah selesai, aku pergi dulu.” Dengan membawa tas berisi laptop, Reinar pergi meninggalkan toko elektronik di tengah tatapan tidak percaya Denis dan Rachel karena keduanya tahu benda apa yang dibeli Reinar.
“Paman ini untukmu...” Reinar memberi lima lembar uang seratus ribuan pada petugas keamanan toko elektronik sebelum dia pergi meninggalkan toko.
“Pelanggan yang kalian anggap biasa-biasa saja, dia justru melakukan pembelian besar, dan asal kalian tahu dia memberiku dua puluh juta sebagai bonus karena memberi pelayanan baik padanya.” Wanita yang melayani Reinar memamerkan apa yang dia dapatkan.
Teman-temannya yang mengetahui apa yang dirinya dapatkan, mereka merasa iri dan menyesal karena terlalu menganggap remeh orang yang penampilan luarnya terlihat biasa-biasa saja.
“Dari mana dia mendapatkan uang sebanyak itu?” Denis bingung bagaimana caranya orang semiskin Reinar tiba-tiba bisa memiliki banyak uang.
“Hanya ada satu kemungkinan, dia telah menjadi peliharaan tante kaya.” Rachel semakin jijik pada Reinar saat memikirkan kebenaran dari perkataannya.
Keduanya segera melupakan sosok Reinar dan memanggik pelayan untuk mengambilkan barang yang ingin mereka beli.
...----------------...
Satu jam kemudian, di depan kosan Reinar.
“Akhirnya kamu pulang. Aku sudah cukup lama menunggu kamu di tempat ini!” Baru juga Reinar sampai di kosannya, sudah ada Bella dan Wina yang entah sejak kapan sudah menunggu dirinya, bahkan lantang Wina mengatakan kalau sudah lama menunggu dirinya pulang ke kosan.
“Kenapa kalian menungguku?” Reinar berkata sambil membuka pintu kamar kosnya kemudian dia meletakkan laptopnya di atas tempat tidur.
Tanpa permisi kedua wanita itu masuk ke kamar kos Reinar, dan duduk di pinggiran tempat tidur.
“Lihat sendiri, apa menurut kak Bella ada yang aneh dengannya?” Wina menatap wajah Reinar, dia tidak menemukan keanehan dari wajah pria itu selain ketampanan dan kepolosan yang begitu natural.
“Tidak ada yang aneh darinya. Dia hanya pemuda yang benar-benar masih polos. Akan tetapi, aku masih penasaran dengan cara dia menjinakkan tiga bom, yang ayahmu saja mengatakan kalau dirinya paling cepat dapat menjinakkan salah satu bom dalam satu jam.” Setelah Bella dan timnya yang dipimpin ayah Wina menganalisis bom yang dijinakkan Reinar, mereka beru tahu kalau jaringan bom itu sangat rumit, dan bukan hal mudah untuk menjinakkannya.
Ayah Wina sendiri sangat terkejut setelah mendengar cerita Bella tentang ketiga bom yang berhasil dijinakkan kurang dari 10 menit oleh pemuda yang selama dua tahun terakhir menjadi tetangga kosnya.
“Apa yang sebenarnya sedang kalian bicarakan, dan kenapa kalian terus menatap wajahku?” Pertanyaan keluar dari mulut Reinar melihat Bella dan Wina tak berkedip melihat wajahnya.
Keduanya yang sadar kalau mereka terlalu menikmati keindahan wajah Reinar, segera saja mereka membuang muka.
“Kami tidak membicarakan apa-apa, dan siap juga yang sedang melihatmu? Kak Bella sebaiknya kita segera pergi dari tempat ini!” Wina dan Bella buru-buru pergi untuk sejenak menghilangkan rasa malu mereka karena terlalu lama melihat wajah Reinar.
Reinar sendiri hanya mengangkat kedua bahunya saat melihat kepergian mereka, dan setelahnya dia mulai bermain-main dengan HP dan laptop barunya.
...----------------...
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Apud Tahu
beli saham
2025-02-20
0
😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎
maen game
2024-07-24
1
Yoni Hartati
rainer ini selalu diganggu bella dan wina mending rainer pindah aja .cari rumah
2024-06-27
1