Ternyata Aku Hamil
"Ternyata sulit sekali mengikhlaskan dia menikah dengan wanita lain. Ayo, Din semangat! Lanjutkan hidup lo! Lihat wajah lo pucat seperti ini, tak bercahaya. Penyakit maag lo jadi kambuh terus seperti ini. Lo juga jadi tidak bersemangat. Sampai kapan lo meratapi hidup lo seperti ini," Dina bermonolog dengan hatinya sendiri.
Dina menatap wajahnya di cermin kamarnya. Rasanya begitu sesak, membayangkan Nando berdiri di pelaminan dengan Mira. Sekuat apapun dia berjuang bersama Nando, Nando tetap harus menuruti permintaan orang tuanya. Nando dijodohkan oleh Mira Anandita. Wanita yang dia anggap sebagai sahabat, justru menusuknya dari belakang.
"Lo tidak boleh lemah seperti ini, Din! Lo harus buktikan kepada mereka, kalau lo mampu melanjutkan hidup lo!"
Rasa mual menyerang membuat Dina berlari ke kamar mandi, untuk memuntahkan isi perutnya. Tubuhnya semakin lemas. Mungkin tingkat stres yang Dina rasakan, membuat dirinya tak karuan.
"Ingin rasanya aku menunjukkan kepada mereka, aku kuat. Namun, kaki ini terasa lemas. Seakan tak memijakkan kakiku, untuk menopang tubuhku," ucap Dina lirih.
Dini mencoba merebahkan tubuhnya di ranjang, merilekskan tubuhnya agar segar kembali. Perlahan matanya mulai meredup, hingga akhirnya dia tertidur pulas. Semalam dia tak bisa tidur, dan hanya menangis. Hati mana yang tak sakit, saat mengetahui laki-laki yang mengakui sangat mencintainya dan bahkan telah merebut kesuciannya besok akan menjadi suami wanita lain.
Di lain tempat, Nando dan Mira justru sedang tersenyum bahagia. Karena kini mereka telah resmi menjadi pasangan suami istri. Berarti selama ini Nando berbohong kepada Dina? Nando mengatakan kepada Dina, kalau dia sangat mencintai Dina dan akan menikahi Dina, meskipun orang tua Nando tak merestui hubungan mereka.
Nyatanya, hari ini Nando terlihat kalau dia mencintai Mira. Lalu dimana perasaan cintanya kepada Dina? Nando telah memperdaya Dina. Cinta buta membuat Dina tak mengetahui ketulusan cinta yang sebenarnya. Dina terlalu mempercayai mantan pacarnya, hingga akhirnya dia mendapatkan luka yang mendalam.
"Aku bahagia banget lo mas, akhirnya kita resmi menjadi pasangan suami istri. Aku kira kamu akan menolak pernikahan ini. Karena yang aku tahu kamu sangat mencintai Dina. Bisa dikatakan aku sahabat yang jahat, yang tega menusuk Dina dari belakang. Diam-diam aku mendekati Mama kamu, agar Mama kamu lebih setuju kamu bersama aku," ungkap Mira.
"Tidak! Kamu tidak jahat kok. Mungkin aku tidak berjodoh sama Dina. Sekuat aku dan Dina pertahankan hubungan ini, pada akhirnya kamu 'lah yang menjadi istri aku," ucap Nando sambil mengecup kening istrinya. Membuat Mira berbinar-binar. Dia tak menyangka, laki-laki yang selama ini cuek padanya, ternyata kini menyambut cintanya.
"Aku bahagia banget, Mas bisa menjadi milik aku. Perjuangan aku mendapatkan kamu, sungguh tak mudah. Namun, akhirnya aku berhasil menjadi pemenang," ungkap Mira sambil melabuhkan kepalanya di dada bidang milik Nando.
Seperti diketahui, Nando, Mira, dan Dina adalah teman semasa duduk di bangku kuliah. Sejak mereka kuliah, Dina sudah menjalin hubungan dengan Nando. Dina dan Nando selalu bersikap romantis, diam-diam Mira menaruh cemburu.
Mira berniat merebut Nando dari Dina. Kedekatan Nando dengan Mira, hanya karena Mira sahabat Dina kekasihnya. Kemana-mana mereka sering kali bertiga.
Disaat lulus kuliah, mereka melanjutkan bekerja di tempat yang berbeda. Lagi-lagi Mira merasa iri, karena Dina bisa bekerja di perusahaan bonafit, sedangkan Mira hanyalah perusahaan biasa. Rasa dendam Mira semakin menjadi, karena Dina selalu unggul darinya. Hari ini dia merasa bahagia karena, bisa selangkah lebih maju dari Dina. Mira berhasil menikah dengan Nando.
"Aku ingin lihat, si Dina nanti datang atau tidak saat pesta resepsi. Apa dia akan sanggup melihat kita duduk berdampingan di pelaminan. Aahhhh, rasanya aku bahagia banget. Baru kali ini aku merasa bahagia," ujar Mira.
Nando tak menjawab, kini dirinya justru sudah membungkam bibir Mira dengan bibirnya. Tentu saja Mira merespon. Inilah saat-saat yang dia nantikan, ci*uman mereka semakin memanas. Tangan mereka sudah mulai menanggalkan satu persatu pakaian yang di pakai pasangannya. Kini keduanya telah sama-sama polos.
Jika dibandingkan Dina, tubuh Mira masih kalah dengan Dina. Dina memiliki tubuh yang ramping, tetapi pada berisi dengan buah dada yang berukuran besar. Namun, kini Mira 'lah istri sah Nando
"Aku ingin melakukannya sekarang," bisik Nando yang sudah mulai bergairah. Mungkin inikah dikatakan laki-laki breng*sek. Asalkan dirinya bisa mendapatkan pelepasan, dia tak Mira tak sesempurna Dina. Yang terpenting baginya, Mira sangat mencintai dirinya. Pastinya Mira akan melakukan servis yang baik, memuaskan dirinya.
Untuk kedua kalinya, Nando mendapatkan keperawanan dari wanita yang berbeda. Jahatnya, tanpa Mira ketahui, Nando bercinta dengannya sambil membayangkan permainannya dengan Dina dulu. Untungnya Mira, mampu memberikan kepuasan untuk Nando. Walaupun kini dirinya merasakan perih di area sensitifnya, karena Nando bermain dengan kasar saat merobek paksa miliknya.
Dina terbangun dari tidurnya, karena ingin memuntahkan isi perutnya kembali. Tubuhnya kini bahkan sampai bergetar. Dengan jalan tertatih, dia berhasil sampai di tepi ranjangnya.
"Apa aku hamil?"
Dina mencoba flashback apa yang terjadi dengan dirinya. Dia baru teringat kalau dia belum datang bulan sampai hari ini. Karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya, dan beban pikiran yang menumpuk membuat Dina melupakannya. Lagi pula, dia memang tak pernah mengambil pusing untuk memikirkan haidnya yang terlambat.
Kali ini berbeda, dia sempat melakukan hubungan badan dengan Nando sebelum Nando masih menjadi pacarnya. Baru dua minggu belakang ini, Nando mengatakan kepada Dina kalau dirinya akan menikah dengan Mira. Hal itu terjadi, setelah Nando berhasil mendapatkan keperawanan Dina.
Di kota besar ini, Dina hidup merantau. Sejak dirinya mendapatkan beasiswa kuliah di Jakarta, Dina memutuskan hidup merantau ke Jakarta. Setelah lulus kuliah, Dina memilih untuk melanjutkan bekerja di Jakarta.
Terlebih saat itu dia sedang menjalin hubungan dengan Nando. Mira adalah teman terdekat Dina selama dia hidup jauh dari keluarga. Sedangkan Mira dan Nando sudah berteman sejak kecil, rumah mereka sangat dekat. Hal itu yang membuat alasan Dina sangat dekat dengan Mira. Dina sering kali mendapatkan informasi tentang Nando dari Mira.
"Sebaiknya aku membeli testpack, agar aku mendapatkan kepastian," gumam Dina.
Dengan kekuatan yang masih dia miliki, Dina menyusuri jalan menuju Alfa*mart. Dina langsung membeli dua buah testpack dengan merk yang berbeda. Demi menyakinkan dirinya.
"Semoga hasilnya negatif," ucap Dina sambil membuka bungkus testpack itu.
Jantungnya berdegup lebih kencang, tangannya bergetar saat dirinya akan mencoba melakukan tes. Ada perasaan takut dibenaknya. Berkali-kali dirinya mengumpat kebodohannya yang terlena dengan ucapan Nando, mantan pacarnya.
Tubuh Dina melorot ke lantai. Bersimpuh di lantai kamar mandi. Air matanya menetes satu persatu. Perasaan Dina saat itu begitu hancur, saat dirinya melihat testpack yang dia gunakan menunjukkan dua garis merah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Amira Malik
wow novelnya sangat bagus sekali dan nyaman banget
2023-07-08
1
Pia Palinrungi
aq mampir dl yah thor, aduhhh dina makanya kalau pacaran jgn nyerahan dl biar cinta bangett kalau laki aayang dn cinta nggak bakalan merusak akan menjaga sampai halal
2023-06-29
0
Alya Yuni
Jdi cewek ko maunya di prbodohkn
2023-03-23
0