“Selamat datang, Massster!!”
Saat kami memasuki pintu masuk penginapan, gadis-gadis rubah telah berbaris menyambut kedatangan kami dengan senyuman manis di wajahnya. Taburan bunga dan suara lonceng yang meriah mengisi kedatangan kami.
“E-Eh? A-Ada apa ini?” Ibu Mio sangat terkejut dengan penyambutan ini.
“Selamat Master, sebagai pengunjung ke-100. Master mendapat hadiah spesial menikmati fasilitas penginapan dan pemandian air panas secara gratis. Yeeey!!” ucap salah satu gadis rubah.
Aku pernah dengar tentang ini sebelumnya, di pertemuan antar bangsawan sebelumnya ada pembicaraan tentang promosi seperti ini untuk menarik minat pelanggan dan strategi bisnis ini terbukti mampu menarik minat masyarakat umum.
Tapi, bukan kah pelanggan ke-100 ini terdiri dari tiga orang?
Bagaimana cara kita menentukan pelanggan ke-100, jika kami datang bersamaan?
Mio menepuk pundak ku dan menarik tubuh ku ke belakang.
“Lily-sama, apa boleh jika Mama ku mendapat hadiah spesial ini?” bisik Mio.
Oh, jadi itu maksudnya. Mio ingin memberikan hadiah ini ke Ibu nya karena hari ini adalah hari ulang tahun Ibu Mio.
“Um, boleh saja” aku menerima permintaan Mio.
“Terima kasih, Lily-samaaa-“ Mio hendak memeluk ku namun Ibu Mio mengendong tubuh ku dari belakang.
“Kalau begitu, boleh aku menikmati hadiah ini dengan anak ku?” tiba-tiba saja Ibu Mio mengatakan sesuatu yang membuat ku terkejut.
“Eh?”
“Ehh?”
Aku dan Mio sama terkejutnya dengan ucapan Ibu Mio.
“M-Maaf kan kami, Master. Promosi ini hanya berlaku untuk satu orang di setiap kelipatan 100 orang. Tanpa memandang usia dan penampilan fisik.”
“Begitu kah? Apa aku bisa memindahkan hadiahnya?” tanya Ibu Mio.
Sang gadis rubah menggelengkan kepalanya, “Aturan kami tidak mengijinkan hal itu.”
“Sayang sekali.. Apa Lily-sama tidak keberatan dengan ini?” tanya Ibu Mio.
“Kurasa.. ada baiknya menerima keberuntungan seperti ini daripada menolaknya” jawab ku.
“Fufu.. ternyata Lily-sama sangat bijaksana” puji Ibu Mio.
Daripada menyebut diri ku bijaksana, aku hanya merasa tidak enak jika permintaan Mio tidak terkabulkan. Lagipula, dengan sisa uang yang kubawa saat ini. Aku dan Mio masih bisa menikmati fasilitas yang sama seperti hadiahnya.
Ah! benar juga. Kenapa tidak menghabiskan uang yang tersisa?
“Kalau begitu, kami juga ingin memakai fasilitas yang sama” ucap ku sembari mengeluarkan beberapa keping koin emas.
“L-Lily-sama??” Mio sepertinya terkejut dengan tindakan ku.
“K-Kami akan mempersiapkan fasilitasnya. T-Tunggu sebentar, Master!” beberapa gadis rubah berlarian setelah menerima koin emas ku.
“Em, A-Apa tidak apa-apa mengeluarkan uang sebanyak itu, Lily-sama?” tanya Mio dengan nada sedih.
“Di bandingkan dengan pengabdian Mio selama ini, koin emas kecil seperti itu bukanlah apa-apa” aku mengelus kepala Mio yang tertunduk lemas.
“Lily-sama...” Mio menerima belaian tangan ku di kepalanya. Bahkan ia mulai berlutut seperti rubah kecil yang menikmati usapan di kepalanya. Entah kenapa, aku bisa melihat ekor kecil Mio melambai-lambai sesuai arah belaian tangan ku.
“Mio.. gadis yang baik..” aku melanjutkan belaian tangan ku dari kepala Mio hingga turun ke wajahnya. Sesekali aku mencubit pipi kecilnya dan mengelus dagu wajahnya.
“Ekhem! Aku tidak ingin mengacaukan waktu berharga kalian tapi beberapa gadis rubah mulai berjatuhan menyaksikan pemandangan ini.”
Aku dikejutkan dengan ucapan Ibu Mio dan memandangi orang-orang di sekitar. Sesuai dengan ucapan Ibu Mio, beberapa gadis rubah yang bekerja di penginapan ini mulai berjatuhan. Mereka berlutut di atas lantai sembari menutup rona merah di wajah mereka. Ekor dan telinga rubah mereka pun tertunduk seperti menahan rasa malu.
Aku pun berusaha menahan rasa malu yang tiba-tiba meluap, sepertinya aku harus memperhatikan tempat sebelum melakukan tindakan memalukan seperti ini.
“Ahaha.. haha..” Mio tertawa kecil sembari menahan rasa malunya.
“Ehehe.. hehe..” aku pun mengikuti suara tawa kecil Mio.
“Entah kenapa, kalian menjadi serasi satu sama lain” balas Ibu Mio.
Mendengar kenyataan kecil dari Ibu Mio, tanpa sengaja aku dan Mio menahan rona merah wajah kami di saat yang bersamaan.
“M-Mooo!! Mari kita nikmati fasilitas tempat ini!” Mio menjadi sedikit salah tingkah dan mendorong tubuh Ibu nya untuk memasuki pemandian air panas.
Terdapat dua ruangan kecil di dalam penginapan yang terbagi berdasarkan warna merah muda dan biru di setiap pintunya. Kami memasuki pintu berwarna merah muda dan bergegas mengambil beberapa keranjang kayu yang telah disiapkan.
Ruangan ini adalah ruang ganti khusus untuk perempuan, di balik pintu ruangan ini terdapat pintu yang terhubung dengan pemandian air panas ruang tertutup. Dari kejauhan, aku bisa melihat beberapa kabut tipis yang keluar dari sela-sela pintu. Aku semakin tidak sabar untuk menikmati pemandian air panas ini.
Aku, Mio, dan Ibu Mio melepas pakaian kami dan memakai fasilitas pemandian air panas yang telah disiapkan. Setelah keranjang kayu terisi pakaian kami, saat itu juga kami bergegas memasuki ruangan yang telah menunggu kami.
Di dalam ruangan yang berisi pemandian air panas tertutup terdapat sosok gadis rubah telah menunggu kami.
“Silahkan, Master.. kami akan membantu memanjakan tubuh anda sebelum menikmati pemandian air panas” ucap sang gadis rubah.
Pelayanan seperti ini tampaknya sudah umum di tempat ini, aku bisa melihat Mio dan Ibu Mio tersenyum menikmati fasilitas ini. Aku tampak ragu dengan fasilitas pelayanan mereka karena ini pengalaman pertama ku di tempat seperti ini.
“Tidak apa-apa, Lily-sama. Mereka sudah terlatih untuk tugas ini” ucap Mio untuk meyakinkan ku.
“Tenang saja, Lily-sama! Serahkan urusan ini kepada mereka” Ibu Mio pun meyakinkan ku mengenai kinerja mereka.
“Uuuuuhh..” aku perlahan duduk di salah satu bangku kayu yang tersedia dan melepas handuk pelindung tubuh ku.
“AHAAAK!!”
“M-Mioooo?”
Di belakang ku, aku bisa mendengar suara Ibu Mio yang panik. Aku pun menoleh dan mendapati Mio menahan hidungnya yang berlumuran darah serta aura mengerikan yang keluar di belakangnya.
“Ekhem! Permisi gadis kecil!” Mio tiba-tiba berdiri dibelakang ku dan menyeret gadis rubah yang berniat mengusap air panas ke punggung ku.
“Eh? Kyaaa!!” gadis rubah yang Mio tarik pun terkejut.
“M-Mooo! Lily-sama kenapa diam saja?” ucap Mio dengan suara cemberut.
Eh? Ada apa ini? Kenapa sikap Mio tiba-tiba berubah?
Bukankah tadi dia bilang untuk mempercayakan tubuh ku kepada mereka?
Kenapa Mio menjadi seperti ini?
“M-Mioo?”
“L-Lupakan perkataan ku yang tadi. Lebih baik aku saja yang melakukan ini!” ucap Mio sembari mengambil air hangat di sampingnya dan membasuh punggung ku secara perlahan dengan air hangat.
“Kuuuuu!!”
Apa ini? Kenapa air hangat ini rasanya sangat nikmat?
“Fufu.. ada apa Lily-sama? Apakah air hangat ini terasa nikmat?” Mio menggoda ku dengan kata-katanya.
Hingga sebuah keranjang kayu menghantam kepala Mio.
*Ctaaak!
“Miiiooo...” ucapan yang halus dan menakutkan dari Ibu Mio pun terdengar.
“M-Mamaa?” perlahan Mio membalikkan tubuhnya dan Ibu Mio telah memegang pedang di tangannya.
“Kau tahu ini kan? Etika umum saat berada di dalam pemandian air panas?” tanya Ibu Mio dengan ekspresi wajah datar yang mengancam.
“Hiiieekk!!” Mio sedikit berjalan mundur setelah melihat Ibu nya.
Ini adalah pengalaman pertama ku melihat Mio ketakutan. Mungkinkah kekuatan Ibu Mio sangat luar biasa sehingga Mio ketakutan seperti ini?
“A-Aku akan kembali ke tempat ku..” balas Mio.
“Fufu.. Kalau begitu, kita lanjutkan hadiah kecil ini” jawab Ibu Mio yang dipenuhi senyuman.
“Muuuu.. !!” Mio sedikit cemberut ketika kembali ke posisinya semula.
Tanpa membuang banyak waktu lagi, kami pun menikmati fasilitas pemandian air panas ini.
Bersantai di pemandian air panas itu tidak terlalu buruk.
Aku sangat menikmati kenyamanan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Naaa
Sepertinya ia melupakan tujuan utama nya
2022-11-13
2
yuri🙄% normal 30% gila 60%🙃
Lanjuttt kakkkkk
2022-10-02
1