GBTD BAB 19.

Setibanya di dalam kamar, Arhan memeluk Aina erat. Matanya berkaca-kaca mengingat ucapan Aina di bawah tadi.

Entah kenapa hatinya tiba-tiba gelisah, dia tak ingin Aina dan putranya pergi. Rasa sayangnya sudah melekat, dia sangat takut kehilangan keduanya.

"Jangan bicara seperti tadi lagi ya, Abang tidak ingin kalian pergi dari hidup Abang!" pinta Arhan, wajahnya tampak memelas.

"Bang, aku tidak pantas masuk ke dalam keluarga ini. Semua ini di luar perkiraan ku. Kalian keluarga terhormat, apa kata orang nantinya? Mereka akan mencibir kalian."

"Aku tidak mau nama baik keluarga ini tercoreng sebab kehadiranku. Abang layak mendapatkan wanita yang lebih dan setara, bukan seperti aku Bang." tegas Aina.

Ucapan Aina membuat Arhan geram. Dia melepaskan pelukannya, kemudian menghela nafas dan membuangnya kasar.

Arhan menatap wajah Aina dengan intim, lalu menyentuh pipi Aina dengan kedua tangannya.

"Aina, lihat Abang hey!"

"Abang tidak peduli dengan penilaian orang. Ini hidup Abang, keluarga Abang, persetan orang-orang itu mau bicara apa. Abang hanya menginginkan kamu dan putra kita!"

"Yakinlah pada Abang! Abang tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu. Pikirkan masa depan putra kita, dia adalah pewaris keluarga Airlangga." Arhan mencoba meyakinkan Aina semampunya.

"Tapi Bang...,"

"Sudahlah Aina, Abang malas memperdebatkan masalah ini. Sekarang lebih baik kamu mandi!" potong Arhan, kemudian mengacak rambut Aina.

Aina mengangkat bahunya dengan bibir sedikit manyun, lalu melangkah menuju kamar mandi. Dia juga malas berdebat dengan Arhan, ujung-ujungnya dia juga yang harus mengalah.

"Tunggu Aina!" panggil Arhan, langkah kaki Aina terhenti seketika.

"Apalagi Bang?" tanya Aina sembari membalikkan tubuhnya.

"Mau mandi bersama Abang gak? Abang juga gerah nih." goda Arhan sembari mengedipkan matanya, lalu berjalan menghampiri Aina yang sudah berdiri di depan pintu kamar mandi.

Sebelum Arhan sampai di hadapannya, Aina bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Lalu menguncinya terburu-buru, wajahnya memerah sebab takut melihat ekspresi Arhan yang tak biasa.

"Dasar mesum!" umpat Aina dari balik pintu.

Arhan tersenyum melihat itu, dia berdiri di depan pintu dan mengetuk nya pelan.

"Aina, buka pintunya sayang! Kapan lagi kita bisa mandi berdua?" teriak Arhan dengan senyum liciknya.

"Jangan aneh-aneh deh Bang, pergilah dari sini!" teriak Aina kesal.

Arhan terkekeh mendengar jawaban Aina, kemudian mengacak rambutnya sendiri. Baginya waktu terlalu lama berputar, dia sudah tak sabar ingin memiliki Aina dan menjadikannya ratu di hidupnya.

"Jangan lama-lama mandinya! Abang ke bawah dulu melihat putra kita."

Arhan meninggalkan kamar dan kembali ke lantai bawah. Dia duduk di hadapan kedua orang tuanya dan tersenyum memandangi wajah putranya yang masih tertidur pulas di dalam dekapan sang mama.

"Bagaimana menurut Mama, Aina cantik kan?" tanya Arhan.

"Cantik banget, sepertinya dia wanita baik-baik. Tapi kenapa kamu merusaknya hingga melahirkan baby tampan ini?" jawab Leona dengan pertanyaan pula.

Arhan mengusap wajahnya kasar, kemudian bangkit dari duduknya. Dia melangkah menghampiri Leona dan duduk di sampingnya.

"Maafkan Arhan ya Ma. Semua ini salah Arhan, Aina hanya korban. Jika saja malam itu Arhan tidak dipengaruhi minuman, Arhan tidak mungkin mengambil kesuciannya dan merenggut kebahagiaannya."

"Arhan menyesal sebab pertemuan kami terjadi begitu cepat. Jika saja kami bertemu dengan cara yang berbeda, Arhan tidak akan melakukan ini pada Aina."

"Dia wanita baik-baik, nasib yang membawanya sampai ke tangan Arhan. Arhan janji tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi, Arhan akan menjaganya dan mencintainya sepenuh hati."

Arhan menyandarkan pipinya di lengan Leona, dia benar-benar menyesal atas kekhilafan nya selama ini. Melampiaskan sakit hatinya kepada wanita lain bukanlah jalan yang tepat.

Namun Arhan juga bersyukur, dengan ini dia sadar. Tidak semua wanita seperti mantan istrinya, dia berharap Aina adalah wanita terakhir untuknya.

"Baguslah kalau kamu sudah sadar. Papa harap kamu bisa membuktikan kata-katamu itu. Jangan hanya bicara saja!" ucap Airlangga, lalu menepuk punggung Arhan pelan.

"Iya sayang, lihatlah baby mu ini! Dia membutuhkan kalian berdua. Mama tidak sanggup membayangkan bagaimana menderitanya Aina selama ini."

"Aina termasuk wanita yang kuat, hamil tanpa seorang suami itu tidaklah mudah."

"Tidak ada yang mengerti dia, menjaganya, memanjakannya, juga memenuhi semua yang dia inginkan."

Leona mengusap wajahnya, matanya berkaca-kaca. Sebagai seorang wanita, dia tau pasti bagaimana perasaan Aina.

"Mama dan Papa tenang saja, Arhan tidak akan pernah menyakiti Aina! Arhan menyayangi dia dan putra kami."

"Dia sudah melahirkan malaikat kecil Arhan ke dunia ini, mana mungkin Arhan tega menyakitinya?"

Arhan menyentuh pipi comel baby nya, kemudian menciumnya dengan sayang.

Baby mungil itu terbangun, tatapan matanya membuat Arhan tersenyum sumringah. Begitupun dengan Leona, dia sangat antusias saat sang baby menatap wajahnya.

"Cucu Oma sudah bangun ya? Ini Oma kamu sayang."

Senyuman Leona mengambang di wajah cantiknya. Meskipun usianya sudah memasuki kepala 5, tapi kecantikannya tidak bisa diragukan lagi. Hal itulah yang membuat Airlangga tergila-gila padanya.

"Kok cuma Oma doang, ada Opa juga di sini." tambah Airlangga, dia cemburu sebab Leona tak mengenalkannya pada cucu pertamanya itu.

"Hahahaha, Oma lupa sayang. Ada Opa dan Papa juga di sini." sambung Leona terkekeh.

Leona tak bisa memungkiri kalau cucunya itu benar-benar mirip dengan Arhan kecil. Mata dan hidung ayah dan anak itu benar-benar sama. Membuatnya kembali teringat dengan masa kecil Arhan.

"Pa, coba lihat deh! Mereka berdua sangat mirip kan?" ucap Leona sembari melirik ke arah suaminya.

"Mama ini gimana sih? Ya iyalah mirip, orang mereka berdua adalah ayah dan anak." jawab Airlangga terkekeh.

"Iya, Mama tau Pa. Sebab itulah Mama sangat yakin kalau baby tampan ini cucu kita. Ikatan batin antara Mama dan dia terasa begitu kuat." balas Leona.

"Aina itu wanita baik-baik Ma, Pa. Tolong jangan ragukan dia sedikitpun!"

"Jika dia mau, dia bisa saja menikah dengan orang lain saat mengetahui kehamilannya. Ada seorang pria yang sangat mencintainya."

"Tapi Aina tidak mau melakukan itu, dia bertahan menanggung penderitaannya sendiri."

"Pria itu sudah menceritakan semuanya pada Arhan. Aina menolak cintanya, dia hanya menganggapnya seperti Kakak." jelas Arhan.

Sebelum berangkat ke Jakarta, Arhan sempat berbincang empat mata dengan Bastian. Dia ingin memastikan kalau Aina benar-benar tidak mencintai pria itu.

"Kamu tenang saja, Papa dan Mama tidak mungkin meragukannya. Dari wajahnya saja kami sudah bisa menilainya." ucap Airlangga.

"Terima kasih Pa, Ma. Meskipun Arhan sudah mengecewakan kalian berdua, tapi kalian tidak meninggalkan Arhan sendirian. Arhan beruntung memiliki orang tua seperti kalian."

Arhan mengecup pipi Mamanya, kemudian memeluk keduanya penuh haru. Kesalahannya memang sangat besar, tapi dia sudah menyadarinya dan berjanji tidak akan mengulanginya.

Dia ingin mengubur masa lalunya yang kelam dan memulai kehidupan baru bersama keluarga kecilnya.

Ada hikmah dibalik semua yang sudah terjadi, kini dia bisa berpikir lebih dewasa dan menghargai apa itu arti keluarga yang sebenarnya.

Terpopuler

Comments

Atoen Bumz Bums

Atoen Bumz Bums

bosen sm tingkah aina

2024-10-23

1

Yuli Yuli

Yuli Yuli

baby-nya nmnya spa arhan

2024-09-22

0

Sapna Anah

Sapna Anah

aina pling plan amat shi Thor waktu d rmh sakit d tinggal ga mau giliran d bawa pulang ga pantas ga jelas

2024-09-19

1

lihat semua
Episodes
1 GBTD BAB 1.
2 GBTD BAB 2.
3 GBTD BAB 3.
4 GBTD BAB 4.
5 GBTD BAB 5.
6 GBTD BAB 6.
7 GBTD BAB 7.
8 GBTD BAB 8.
9 GBTD BAB 9.
10 GBTD BAB 10.
11 GBTD BAB 11.
12 GBTD BAB 12.
13 GBTD BAB 13.
14 GBTD BAB 14.
15 GBTD BAB 15.
16 GBTD BAB 16.
17 GBTD BAB 17.
18 GBTD BAB 18.
19 GBTD BAB 19.
20 GBTD BAB 20.
21 GBTD BAB 21.
22 GBTD BAB 22.
23 GBTD BAB 23.
24 GBTD BAB 24.
25 GBTD BAB 25.
26 GBTD BAB 26.
27 GBTD BAB 27.
28 GBTD BAB 28.
29 GBTD BAB 29.
30 GBTD BAB 30.
31 GBTD BAB 31.
32 GBTD BAB 32.
33 GBTD BAB 33.
34 GBTD BAB 34.
35 GBTD BAB 35.
36 GBTD BAB 36.
37 GBTD BAB 37.
38 GBTD BAB 38.
39 GBTD BAB 39.
40 GBTD BAB 40.
41 GBTD BAB 41.
42 GBTD BAB 42.
43 GBTD BAB 43.
44 GBTD BAB 44.
45 GBTD BAB 45.
46 GBTD BAB 46.
47 GBTD BAB 47.
48 GBTD BAB 48.
49 GBTD BAB 49.
50 GBTD BAB 50.
51 GBTD BAB 51.
52 GBTD BAB 52.
53 GBTD BAB 53.
54 GBTD BAB 54.
55 GBTD BAB 55.
56 GBTD BAB 56.
57 GBTD BAB 57.
58 GBTD BAB 58.
59 GBTD BAB 59.
60 GBTD BAB 60.
61 GBTD BAB 61.
62 GBTD BAB 62.
63 GBTD BAB 63.
64 GBTD BAB 64.
65 Jodoh di Atas Kertas
66 GBTD BAB 66.
67 GBTD BAB 67.
68 GBTD BAB 68.
69 GBTD BAB 69.
70 GBTD BAB 70.
71 GBTD BAB 71.
72 GBTD BAB 72.
73 GBTD BAB 73.
74 GBTD BAB 74.
75 GBTD BAB 75.
76 GBTD BAB 76.
77 GBTD BAB 77.
78 GBTD BAB 78.
79 GBTD BAB 79.
80 GBTD BAB 80.
81 GBTD BAB 81.
82 GBTD BAB 82.
83 GBTD BAB 83.
84 GBTD BAB 84.
85 GBTD BAB 85.
86 GBTD BAB 86.
87 GBTD BAB 87.
88 GBTD BAB 88.
89 GBTD BAB 89.
90 GBTD BAB 90.
91 GBTD BAB 91.
92 GBTD BAB 92.
93 GBTD BAB 93.
94 GBTD BAB 94.
95 GBTD BAB 95.
96 GBTD BAB 96.
97 GBTD BAB 97.
98 GBTD BAB 98.
99 GBTD BAB 99.
100 GBTD BAB 100.
101 GBTD BAB 101.
102 GBTD BAB 102.
103 GBTD BAB 103.
104 GBTD BAB 104.
105 GBTD BAB 105.
106 GBTD BAB 106.
107 GBTD BAB 107.
108 GBTD BAB 108.
109 GBTD BAB 109.
110 GBTD BAB 110.
111 GBTD BAB 111.
112 GBTD BAB 112.
113 GBTD BAB 113.
114 GBTD BAB 114.
115 GBTD BAB 115.
116 GBTD BAB 116.
117 GBTD BAB 117.
118 GBTD BAB 118.
119 GBTD BAB 119.
120 GBTD BAB 120.
121 GBTD BAB 121.
122 GBTD BAB 122.
123 GBTD BAB 123.
124 GBTD BAB 124.
125 GBTD BAB 125.
126 GBTD BAB 126.
127 GBTD BAB 127.
128 GBTD BAB 128.
129 GBTD BAB 129.
130 GBTD BAB 130.
131 GBTD BAB 131.
132 GBTD BAB 132.
133 GBTD BAB 133.
134 GBTD BAB 134.
135 GBTD BAB 135.
136 GBTD BAB 136.
137 GBTD BAB 137.
138 GBTD BAB 138.
139 GBTD BAB 139.
140 GBTD BAB 140.
141 GBTD BAB 141.
142 TAMAT...
143 Pengumuman...
144 Terjebak Permainan Tuan Galak...
Episodes

Updated 144 Episodes

1
GBTD BAB 1.
2
GBTD BAB 2.
3
GBTD BAB 3.
4
GBTD BAB 4.
5
GBTD BAB 5.
6
GBTD BAB 6.
7
GBTD BAB 7.
8
GBTD BAB 8.
9
GBTD BAB 9.
10
GBTD BAB 10.
11
GBTD BAB 11.
12
GBTD BAB 12.
13
GBTD BAB 13.
14
GBTD BAB 14.
15
GBTD BAB 15.
16
GBTD BAB 16.
17
GBTD BAB 17.
18
GBTD BAB 18.
19
GBTD BAB 19.
20
GBTD BAB 20.
21
GBTD BAB 21.
22
GBTD BAB 22.
23
GBTD BAB 23.
24
GBTD BAB 24.
25
GBTD BAB 25.
26
GBTD BAB 26.
27
GBTD BAB 27.
28
GBTD BAB 28.
29
GBTD BAB 29.
30
GBTD BAB 30.
31
GBTD BAB 31.
32
GBTD BAB 32.
33
GBTD BAB 33.
34
GBTD BAB 34.
35
GBTD BAB 35.
36
GBTD BAB 36.
37
GBTD BAB 37.
38
GBTD BAB 38.
39
GBTD BAB 39.
40
GBTD BAB 40.
41
GBTD BAB 41.
42
GBTD BAB 42.
43
GBTD BAB 43.
44
GBTD BAB 44.
45
GBTD BAB 45.
46
GBTD BAB 46.
47
GBTD BAB 47.
48
GBTD BAB 48.
49
GBTD BAB 49.
50
GBTD BAB 50.
51
GBTD BAB 51.
52
GBTD BAB 52.
53
GBTD BAB 53.
54
GBTD BAB 54.
55
GBTD BAB 55.
56
GBTD BAB 56.
57
GBTD BAB 57.
58
GBTD BAB 58.
59
GBTD BAB 59.
60
GBTD BAB 60.
61
GBTD BAB 61.
62
GBTD BAB 62.
63
GBTD BAB 63.
64
GBTD BAB 64.
65
Jodoh di Atas Kertas
66
GBTD BAB 66.
67
GBTD BAB 67.
68
GBTD BAB 68.
69
GBTD BAB 69.
70
GBTD BAB 70.
71
GBTD BAB 71.
72
GBTD BAB 72.
73
GBTD BAB 73.
74
GBTD BAB 74.
75
GBTD BAB 75.
76
GBTD BAB 76.
77
GBTD BAB 77.
78
GBTD BAB 78.
79
GBTD BAB 79.
80
GBTD BAB 80.
81
GBTD BAB 81.
82
GBTD BAB 82.
83
GBTD BAB 83.
84
GBTD BAB 84.
85
GBTD BAB 85.
86
GBTD BAB 86.
87
GBTD BAB 87.
88
GBTD BAB 88.
89
GBTD BAB 89.
90
GBTD BAB 90.
91
GBTD BAB 91.
92
GBTD BAB 92.
93
GBTD BAB 93.
94
GBTD BAB 94.
95
GBTD BAB 95.
96
GBTD BAB 96.
97
GBTD BAB 97.
98
GBTD BAB 98.
99
GBTD BAB 99.
100
GBTD BAB 100.
101
GBTD BAB 101.
102
GBTD BAB 102.
103
GBTD BAB 103.
104
GBTD BAB 104.
105
GBTD BAB 105.
106
GBTD BAB 106.
107
GBTD BAB 107.
108
GBTD BAB 108.
109
GBTD BAB 109.
110
GBTD BAB 110.
111
GBTD BAB 111.
112
GBTD BAB 112.
113
GBTD BAB 113.
114
GBTD BAB 114.
115
GBTD BAB 115.
116
GBTD BAB 116.
117
GBTD BAB 117.
118
GBTD BAB 118.
119
GBTD BAB 119.
120
GBTD BAB 120.
121
GBTD BAB 121.
122
GBTD BAB 122.
123
GBTD BAB 123.
124
GBTD BAB 124.
125
GBTD BAB 125.
126
GBTD BAB 126.
127
GBTD BAB 127.
128
GBTD BAB 128.
129
GBTD BAB 129.
130
GBTD BAB 130.
131
GBTD BAB 131.
132
GBTD BAB 132.
133
GBTD BAB 133.
134
GBTD BAB 134.
135
GBTD BAB 135.
136
GBTD BAB 136.
137
GBTD BAB 137.
138
GBTD BAB 138.
139
GBTD BAB 139.
140
GBTD BAB 140.
141
GBTD BAB 141.
142
TAMAT...
143
Pengumuman...
144
Terjebak Permainan Tuan Galak...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!