GBTD BAB 18.

Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa sudah satu bulan saja mereka tinggal di apartemen itu.

Arhan sudah mengutarakan niatnya untuk membawa Aina kembali ke Jakarta. Bagaimanapun tempat mereka sudah seharusnya di sana.

Arhan juga sudah menghubungi kedua orang tuanya. Dia sudah menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi, Airlangga dan Leona bahkan ingin sekali menjemput mereka, tapi Arhan melarangnya.

Semua barang yang diperlukan sudah tersusun rapi di dalam bagasi mobil. Arhan menggendong putranya, sebelah tangannya melingkar di pinggang Aina.

Setelah mereka duduk di dalam mobil, Hendru mulai melajukan mobilnya. Sebelum berangkat, Aina dan Arhan sudah berpamitan kepada Bastian. Meskipun berat, namun Bastian sudah ikhlas melepaskan kepergian Aina.

Sekitar 3 jam berlalu, mobil yang dikendarai Hendru sudah terparkir di depan sebuah istana megah.

Aina membulatkan matanya lebar, dia tergugu melihat pemandangan di sekelilingnya. Semua seperti mimpi yang datang begitu saja.

"Bang, apa ini rumahmu?" tanya Aina tanpa kedip.

"Tidak sayang, ini rumah kita." jawab Arhan sembari tersenyum dan mengacak rambut Aina gemas.

Sejak malam itu, Arhan meminta Aina memanggilnya dengan sebutan sayang. Namun Aina menolak, dia tak terbiasa dengan kata itu. Aina lebih suka memanggil abang mengingat umur mereka cukup jauh berbeda.

Saat hendak turun dari mobil, Aina dikejutkan dengan kedatangan kedua orang tua Arhan. Keduanya sangat antusias menyambut kedatangan calon menantu dan cucu mereka.

"Bang, aku takut." ucap Aina, lalu menggenggam tangan Arhan kuat. Dia takut kedua orang tua Arhan tak bisa menerimanya.

"Jangan takut sayang! Ada Abang, ayo turunlah! Semua akan baik-baik saja."

Arhan turun lebih dulu, saat itu juga Leona berteriak kecil menyambut kedatangan putranya.

"Sayang, mana cucu Mama?"

Leona berlari kecil menghampiri Arhan, kemudian mengambil cucunya dari tangan Arhan.

Airlangga juga tak sanggup menahan rasa harunya, dia ingin mengambil cucunya dari tangan Leona. Tapi Leona malah memukul tangannya.

"Mama duluan, Papa nanti saja!" ketus Leona.

Leona memandangi wajah cucunya dengan intim, wajah polos itu benar-benar mirip dengan Arhan kecil. Dia bahkan tak memiliki keraguan sedikitpun akan baby itu, dia yakin sekali kalau itu cucunya, anak dari putra semata wayangnya.

"Ya ampun, cucu Oma tampan sekali. Sangat mirip dengan Papa waktu kecil dulu." ucap Leona, kemudian menciumi wajah baby mungil itu bertubi-tubi. Airlangga pun ikut menciumnya.

Sementara Leona dan Airlangga masih asik memandangi cucu mereka, Arhan membantu Aina turun dari mobil. Arhan menggenggam tangan Aina erat dan membawanya ke hadapan kedua orang tuanya.

"Ma, Pa. Kenalkan, ini Aina. Wanita yang sudah mempertaruhkan nyawanya melahirkan cucu kalian ke dunia ini."

Arhan memperkenalkan Aina kepada Airlangga dan Leona, matanya berkaca-kaca melihat pemandangan mengharukan itu.

"Sore Om, Tante."

Aina membungkukkan tubuhnya, kemudian menyalami dan mencium punggung tangan Airlangga dan Leona secara bergantian.

"Aina, nama yang indah. Cantik seperti orangnya." sanjung Leona, kemudian mengusap kepala Aina dengan sayang.

"Arhan, kamu memang pintar memilih wanita. Anak siapa dulu dong?" tambah Airlangga, kemudian menepuk pundak Arhan pelan.

"Tentu saja, Arhan tidak mungkin salah memilih calon istri. Papa lihat sendiri kan betapa tampannya cucu kalian ini." jawab Arhan sembari tersenyum dan mengedipkan matanya ke arah Aina.

Aina menundukkan kepalanya, dia tersipu malu mendengar ucapan Arhan yang terlalu berlebihan memuji dirinya.

"Ayo, masuklah! Tidak baik bicara di luar seperti ini." ajak Airlangga, kemudian melangkah lebih dulu bersama Leona.

Arhan melingkarkan tangannya di pinggang Aina, lalu mengecup pucuk kepala Aina dengan sayang.

"Ayo masuk! Kamu lihat sendiri kan, mereka sangat bahagia menyambut kedatangan kalian. Jangan takut lagi!" ucap Arhan, kemudian melangkahkan kakinya menyusul kedua orang tuanya.

Setibanya di dalam istana megah itu, Aina bergeming memandangi setiap sudut yang tertangkap oleh netra nya.

Dia tak menyangka, ternyata Arhan bukanlah orang sembarangan. Dia sempat risih sebab baru pertama kali menginjakkan kaki di istana semegah itu.

"Duduklah Aina, apa yang kamu lihat?" ucap Leona yang sudah duduk memangku cucunya.

"I, iya Tante." jawab Aina gugup.

"Jangan memanggil Tante! Panggil Mama dan Papa saja, sama seperti Arhan." keluh Leona, panggilan tante tidak sedap didengar telinganya.

"I, iya Ma." tambah Aina, dia masih bingung. Bibirnya kelu menghadapi keadaan yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.

Airlangga dan Leona asik merayu cucu laki-laki nya, sementara Arhan tampak bahagia melihat kedua orang tuanya yang sangat antusias menyambut cucu pertamanya.

"Maafkan Arhan ya Pa, Ma. Andai saja waktu itu Arhan tidak meninggalkan Aina sendirian, mungkin keadaannya tidak akan seperti ini." ucap Arhan penuh penyesalan.

"Sudah sayang, yang lalu biarlah berlalu. Sekarang mereka sudah ada di sini bersama kita, kamu harus bertanggung jawab terhadap Aina dan baby tampan ini!"

"Jangan mengulangi kesalahan yang sama! Aina dan putra kalian berhak mendapatkan kebahagiaan."

"Aina, Mama minta maaf ya atas perbuatan Arhan di masa lalu. Mama harap kamu bisa membuka hatimu untuknya, mulailah dari awal!"

"Putra kalian tidak boleh kehilangan kasih sayang sedikitpun, dia nantinya akan menjadi penerus keluarga Airlangga."

Aina melotot kan matanya kaget, dia benar-benar tak menyangka mendapatkan keberuntungan sebesar ini. Hidupnya yang dulu kelabu, kini berangsur terang seiring berjalannya waktu.

"Mama tenang saja! Setelah masa nifas Aina selesai, Arhan akan menikahi Aina secepatnya. Iya kan sayang?"

Arhan melingkarkan tangannya di pinggang Aina, kemudian mengecup dahi Aina dengan sayang.

"A, aku...," Aina tak bisa melanjutkan ucapannya.

"Papa setuju, kamu mau kan Aina?" tanya Airlangga menuntut jawaban.

"Maaf Pa, Ma, semua ini seperti mimpi untuk Aina. Aina tidak pantas mendampingi Abang. Diantara kami ada jurang yang begitu dalam."

"Aina tau kalian semua orang baik, Aina tidak ingin keluarga ini menjadi cemoohan orang."

"Aina tidak punya apa-apa, bahkan Aina tidak memiliki orang tua. Orang miskin seperti Aina tidak layak mendapatkan semua ini."

Aina terisak menjelaskan tentang dirinya, dia ingin pergi dari hadapan semuanya. Namun Arhan dengan cepat memeluknya erat.

"Sayang, apa yang kamu katakan? Bukankah sebelumnya kamu sudah bersedia menikah denganku?" tanya Arhan dengan mata berkaca-kaca.

"Aku tidak pantas bersanding dengan Abang, aku tidak ingin menjadi beban untuk keluarga ini. Aku hanya sampah, tidak layak mendapatkan kasih sayang dari kalian semua." isak Aina pecah di dalam dekapan Arhan, dia takut menjadi bagian dari keluarga kaya raya itu.

"Aina, jangan bicara seperti itu! Kami tidak pernah memandang seseorang dari status sosialnya. Dari manapun kamu berasal, kalau Arhan sudah memilihmu, kami merestui kalian."

"Ingat, kalian sudah memiliki putra. Apa kamu tega melihat putramu kehilangan kasih sayang salah satu dari kalian?"

Airlangga mencoba menengahi, dia tak mempermasalahkan siapa Aina dan dari mana dia berasal. Hal itu tidak penting baginya.

"Asal kamu tau saja, dulu Mama sama seperti kamu. Mama juga miskin dan tak punya keluarga. Papa berhasil meyakinkan Mama, tidak ada yang tidak mungkin. Semua ini hanya titipan, jangan karena minder dengan statusmu, putramu jadi korban!" tambah Leona meyakinkan Aina.

Aina melepaskan pelukannya dari tubuh Arhan, kemudian menatap Airlangga dan Leona secara bergantian.

"Pergilah ke kamar, mandi dan istirahat. Biar baby mungil ini di sini dulu bersama Mama dan Papa!" ucap Leona, dia masih ingin bermain dengan cucunya.

"Titip putra Arhan ya Ma, Arhan ke atas dulu menemani Aina!"

Arhan bangkit dari duduknya, kemudian menggenggam tangan Aina dan membawanya menuju tangga.

Terpopuler

Comments

Pipied Roshie

Pipied Roshie

karakter aina kaya kuning2 yg ngampul disungai

2024-10-19

5

Erna M Jen

Erna M Jen

iadi bingung dengan sikapnya aina ..kayak tidak punya pendirian

2024-10-03

1

Bara Athallah

Bara Athallah

hadeh ko aq sangat benci dengan karakter aina ini. plinplan. nanti2 benar2 ditinggal. mau nya aina itu apa ya?????

2024-09-29

1

lihat semua
Episodes
1 GBTD BAB 1.
2 GBTD BAB 2.
3 GBTD BAB 3.
4 GBTD BAB 4.
5 GBTD BAB 5.
6 GBTD BAB 6.
7 GBTD BAB 7.
8 GBTD BAB 8.
9 GBTD BAB 9.
10 GBTD BAB 10.
11 GBTD BAB 11.
12 GBTD BAB 12.
13 GBTD BAB 13.
14 GBTD BAB 14.
15 GBTD BAB 15.
16 GBTD BAB 16.
17 GBTD BAB 17.
18 GBTD BAB 18.
19 GBTD BAB 19.
20 GBTD BAB 20.
21 GBTD BAB 21.
22 GBTD BAB 22.
23 GBTD BAB 23.
24 GBTD BAB 24.
25 GBTD BAB 25.
26 GBTD BAB 26.
27 GBTD BAB 27.
28 GBTD BAB 28.
29 GBTD BAB 29.
30 GBTD BAB 30.
31 GBTD BAB 31.
32 GBTD BAB 32.
33 GBTD BAB 33.
34 GBTD BAB 34.
35 GBTD BAB 35.
36 GBTD BAB 36.
37 GBTD BAB 37.
38 GBTD BAB 38.
39 GBTD BAB 39.
40 GBTD BAB 40.
41 GBTD BAB 41.
42 GBTD BAB 42.
43 GBTD BAB 43.
44 GBTD BAB 44.
45 GBTD BAB 45.
46 GBTD BAB 46.
47 GBTD BAB 47.
48 GBTD BAB 48.
49 GBTD BAB 49.
50 GBTD BAB 50.
51 GBTD BAB 51.
52 GBTD BAB 52.
53 GBTD BAB 53.
54 GBTD BAB 54.
55 GBTD BAB 55.
56 GBTD BAB 56.
57 GBTD BAB 57.
58 GBTD BAB 58.
59 GBTD BAB 59.
60 GBTD BAB 60.
61 GBTD BAB 61.
62 GBTD BAB 62.
63 GBTD BAB 63.
64 GBTD BAB 64.
65 Jodoh di Atas Kertas
66 GBTD BAB 66.
67 GBTD BAB 67.
68 GBTD BAB 68.
69 GBTD BAB 69.
70 GBTD BAB 70.
71 GBTD BAB 71.
72 GBTD BAB 72.
73 GBTD BAB 73.
74 GBTD BAB 74.
75 GBTD BAB 75.
76 GBTD BAB 76.
77 GBTD BAB 77.
78 GBTD BAB 78.
79 GBTD BAB 79.
80 GBTD BAB 80.
81 GBTD BAB 81.
82 GBTD BAB 82.
83 GBTD BAB 83.
84 GBTD BAB 84.
85 GBTD BAB 85.
86 GBTD BAB 86.
87 GBTD BAB 87.
88 GBTD BAB 88.
89 GBTD BAB 89.
90 GBTD BAB 90.
91 GBTD BAB 91.
92 GBTD BAB 92.
93 GBTD BAB 93.
94 GBTD BAB 94.
95 GBTD BAB 95.
96 GBTD BAB 96.
97 GBTD BAB 97.
98 GBTD BAB 98.
99 GBTD BAB 99.
100 GBTD BAB 100.
101 GBTD BAB 101.
102 GBTD BAB 102.
103 GBTD BAB 103.
104 GBTD BAB 104.
105 GBTD BAB 105.
106 GBTD BAB 106.
107 GBTD BAB 107.
108 GBTD BAB 108.
109 GBTD BAB 109.
110 GBTD BAB 110.
111 GBTD BAB 111.
112 GBTD BAB 112.
113 GBTD BAB 113.
114 GBTD BAB 114.
115 GBTD BAB 115.
116 GBTD BAB 116.
117 GBTD BAB 117.
118 GBTD BAB 118.
119 GBTD BAB 119.
120 GBTD BAB 120.
121 GBTD BAB 121.
122 GBTD BAB 122.
123 GBTD BAB 123.
124 GBTD BAB 124.
125 GBTD BAB 125.
126 GBTD BAB 126.
127 GBTD BAB 127.
128 GBTD BAB 128.
129 GBTD BAB 129.
130 GBTD BAB 130.
131 GBTD BAB 131.
132 GBTD BAB 132.
133 GBTD BAB 133.
134 GBTD BAB 134.
135 GBTD BAB 135.
136 GBTD BAB 136.
137 GBTD BAB 137.
138 GBTD BAB 138.
139 GBTD BAB 139.
140 GBTD BAB 140.
141 GBTD BAB 141.
142 TAMAT...
143 Pengumuman...
144 Terjebak Permainan Tuan Galak...
Episodes

Updated 144 Episodes

1
GBTD BAB 1.
2
GBTD BAB 2.
3
GBTD BAB 3.
4
GBTD BAB 4.
5
GBTD BAB 5.
6
GBTD BAB 6.
7
GBTD BAB 7.
8
GBTD BAB 8.
9
GBTD BAB 9.
10
GBTD BAB 10.
11
GBTD BAB 11.
12
GBTD BAB 12.
13
GBTD BAB 13.
14
GBTD BAB 14.
15
GBTD BAB 15.
16
GBTD BAB 16.
17
GBTD BAB 17.
18
GBTD BAB 18.
19
GBTD BAB 19.
20
GBTD BAB 20.
21
GBTD BAB 21.
22
GBTD BAB 22.
23
GBTD BAB 23.
24
GBTD BAB 24.
25
GBTD BAB 25.
26
GBTD BAB 26.
27
GBTD BAB 27.
28
GBTD BAB 28.
29
GBTD BAB 29.
30
GBTD BAB 30.
31
GBTD BAB 31.
32
GBTD BAB 32.
33
GBTD BAB 33.
34
GBTD BAB 34.
35
GBTD BAB 35.
36
GBTD BAB 36.
37
GBTD BAB 37.
38
GBTD BAB 38.
39
GBTD BAB 39.
40
GBTD BAB 40.
41
GBTD BAB 41.
42
GBTD BAB 42.
43
GBTD BAB 43.
44
GBTD BAB 44.
45
GBTD BAB 45.
46
GBTD BAB 46.
47
GBTD BAB 47.
48
GBTD BAB 48.
49
GBTD BAB 49.
50
GBTD BAB 50.
51
GBTD BAB 51.
52
GBTD BAB 52.
53
GBTD BAB 53.
54
GBTD BAB 54.
55
GBTD BAB 55.
56
GBTD BAB 56.
57
GBTD BAB 57.
58
GBTD BAB 58.
59
GBTD BAB 59.
60
GBTD BAB 60.
61
GBTD BAB 61.
62
GBTD BAB 62.
63
GBTD BAB 63.
64
GBTD BAB 64.
65
Jodoh di Atas Kertas
66
GBTD BAB 66.
67
GBTD BAB 67.
68
GBTD BAB 68.
69
GBTD BAB 69.
70
GBTD BAB 70.
71
GBTD BAB 71.
72
GBTD BAB 72.
73
GBTD BAB 73.
74
GBTD BAB 74.
75
GBTD BAB 75.
76
GBTD BAB 76.
77
GBTD BAB 77.
78
GBTD BAB 78.
79
GBTD BAB 79.
80
GBTD BAB 80.
81
GBTD BAB 81.
82
GBTD BAB 82.
83
GBTD BAB 83.
84
GBTD BAB 84.
85
GBTD BAB 85.
86
GBTD BAB 86.
87
GBTD BAB 87.
88
GBTD BAB 88.
89
GBTD BAB 89.
90
GBTD BAB 90.
91
GBTD BAB 91.
92
GBTD BAB 92.
93
GBTD BAB 93.
94
GBTD BAB 94.
95
GBTD BAB 95.
96
GBTD BAB 96.
97
GBTD BAB 97.
98
GBTD BAB 98.
99
GBTD BAB 99.
100
GBTD BAB 100.
101
GBTD BAB 101.
102
GBTD BAB 102.
103
GBTD BAB 103.
104
GBTD BAB 104.
105
GBTD BAB 105.
106
GBTD BAB 106.
107
GBTD BAB 107.
108
GBTD BAB 108.
109
GBTD BAB 109.
110
GBTD BAB 110.
111
GBTD BAB 111.
112
GBTD BAB 112.
113
GBTD BAB 113.
114
GBTD BAB 114.
115
GBTD BAB 115.
116
GBTD BAB 116.
117
GBTD BAB 117.
118
GBTD BAB 118.
119
GBTD BAB 119.
120
GBTD BAB 120.
121
GBTD BAB 121.
122
GBTD BAB 122.
123
GBTD BAB 123.
124
GBTD BAB 124.
125
GBTD BAB 125.
126
GBTD BAB 126.
127
GBTD BAB 127.
128
GBTD BAB 128.
129
GBTD BAB 129.
130
GBTD BAB 130.
131
GBTD BAB 131.
132
GBTD BAB 132.
133
GBTD BAB 133.
134
GBTD BAB 134.
135
GBTD BAB 135.
136
GBTD BAB 136.
137
GBTD BAB 137.
138
GBTD BAB 138.
139
GBTD BAB 139.
140
GBTD BAB 140.
141
GBTD BAB 141.
142
TAMAT...
143
Pengumuman...
144
Terjebak Permainan Tuan Galak...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!