GBTD BAB 14.

Tanpa disadari, ternyata Bastian sudah berdiri di depan pintu. Bastian yang hendak masuk mengurungkan niatnya, dia menyadari kalau dirinya tak dibutuhkan di sana, dia keluar dan duduk di kursi tunggu.

Kecewa memang kecewa, sakit hati tentunya ada. Namun Bastian mencoba menahan dirinya, apalagi yang bisa dia lakukan.

Seberapa keras Bastian berusaha, namun hati Aina tidak akan pernah dia miliki. Melihat Aina bahagia saja sudah cukup baginya.

Di dalam sana, pelukan Aina dan Arhan terlepas, tangisan sang baby membuat keduanya tersenyum bahagia. Arhan turun dari ranjang dan menggendong putra kecilnya.

"Cup cup cup, jagoan Papa kenapa menangis, kamu haus ya?" ucap Arhan, dia mencium pipi merah itu dan menggoyang nya pelan.

Mata Aina berkaca-kaca, semua seperti mimpi yang datang begitu saja. Dia tak pernah berpikir Arhan akan kembali di saat seperti ini.

"Berikan padaku! Mungkin dia haus," pinta Aina sembari menadahkan kedua tangannya.

Arhan tersenyum, dia meletakkan tubuh mungil itu di tangan Aina. Memberi waktu agar Aina merasakan nikmatnya sebagai seorang ibu.

Aina membuka dua baris kancing bajunya. Namun saat hendak mengeluarkan benda kenyal itu, dia kelimpungan melihat Arhan yang masih berdiri menatapnya.

"Bisa tinggalkan kami berdua saja!" pinta Aina, wajahnya tampak memerah.

"Kenapa mengusir ku? Biarkan aku tetap di sini menemani kalian!" jawab Arhan dan duduk di sisi ranjang.

Aina tergugu mendengar itu, dia bingung harus bagaimana. Secara, Arhan tidak memiliki hubungan apa-apa dengannya.

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud mengusir mu. Kamu tidak boleh melihatku seperti ini, ini tidak lazim!" ucap Aina, dia bergeser dari duduknya.

Aina tidak ingin Arhan melihat bentuk tubuhnya. Meskipun baby itu milik mereka, tapi tetap saja Arhan adalah orang asing baginya.

"Baiklah, kalau begitu aku keluar dulu menemui Bastian."

Arhan bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan ruangan.

Setibanya di luar, Arhan duduk di samping Bastian. Dia menghela nafas panjang, lalu membuangnya kasar sembari bersandar pada tampuk kursi yang tengah dia duduki.

"Maafkan aku Bastian, aku sudah mengetahui semuanya. Aina sudah menceritakannya padaku."

"Aku dan Aina pernah melakukan kesalahan. Jika saja waktu itu Aina tidak berbohong padaku, aku tidak akan pernah meninggalkannya sendirian."

"Aku tau kamu menyukainya, aku tidak bermaksud menyakiti hatimu. Jika aku boleh meminta, tolong lepaskan Aina untukku."

"Aku menyayanginya, aku mencintai putra kami. Aku ingin Aina tetap bersamaku dan menjadi pendamping hidupku." ucap Arhan, dia mendongakkan kepalanya menatap langit-langit ruang tunggu.

Bastian menghela nafas berat, sulit baginya menerima kenyataan ini. Dia masih memiliki hati, dia tidak boleh egois memikirkan perasaannya sendiri.

"Aku tau, aku sudah mendengarnya. Aku memang menyukainya, tapi aku tidak bisa memaksakan perasaanku padanya. Dia tidak menyukaiku, apalagi yang aku harapkan?"

"Aku rela melepasnya untukmu, tapi kamu harus berjanji padaku!"

"Jangan pernah menyakitinya apalagi menduakan nya. Dia sudah cukup menderita selama ini, sudah saatnya dia bahagia." ucap Bastian, dia ikhlas menerima semuanya.

Arhan menoleh ke arah Bastian, matanya berkaca-kaca menatap dalam wajah pria itu.

"Terima kasih untuk pengertiannya. Kamu pria baik, aku yakin kamu bisa mendapatkan wanita yang lebih segalanya dari Aina."

"Aku juga berterima kasih karena selama ini kamu sudah menjaga Aina dengan baik, menjaga putraku yang Aina sembunyikan dariku."

Arhan merangkul pundak Bastian dan menepuk nya pelan. Dia sangat bersyukur karena Bastian bisa mengerti keadaannya.

"Tidak perlu berterima kasih, aku melakukannya ikhlas tanpa mengharapkan balasan apapun. Aina bekerja di tempatku, sudah seharusnya aku memperhatikannya."

Setelah keduanya berbicara dari hati ke hati, Bastian pamit dan berlalu meninggalkan Arhan sendirian. Dia harus kembali ke kafe, masih banyak yang harus dia urus di sana.

Arhan mengeluarkan ponselnya, dia menelepon Hendru yang tak tau entah dimana saat ini.

"Halo Tuan," sapa Hendru dari balik telepon yang sudah terhubung.

"Dimana kau?" tanya Arhan dingin.

"Aku di parkiran rumah sakit, ada apa?" jawab Hendru.

"Masuklah! Ada yang ingin aku bicarakan denganmu." ucap Arhan, kemudian mematikan sambungan teleponnya begitu saja.

Hendru turun dari mobil dan melangkah terburu-buru. Sesampainya di depan ruangan, Hendru duduk di samping Arhan dengan tatapan tak biasa.

"Ada apa Tuan?"

Arhan memberikan tugas kepada Hendru, dia mengatakan semua yang ingin dia katakan kepada asisten pribadinya itu.

Tidak lama, Hendru mengangguk kecil. Kemudian bangkit dari duduknya dan berlalu meninggalkan Arhan sendirian.

Arhan mendatangi suster dan menyampaikan niat hatinya. Dia ingin Aina dipindahkan ke ruangan VVIP, ruangan saat ini terlalu kecil untuk mereka bertiga.

Setengah jam sudah berlalu, kini Aina sudah berbaring di ruangan baru. Ruangan yang lebih besar dan memiliki fasilitas yang lengkap.

Arhan menaruh sang baby di dalam box bayi, kemudian naik dan duduk di atas ranjang.

"Maafkan aku untuk waktu yang sudah terbuang beberapa bulan ini. Jika dari awal aku tau baby ini punyaku, aku tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian."

"Harusnya aku tidak menyerah secepat itu, aku yang salah sudah membuatmu terluka menanggung beban ini sendirian."

Arhan mengusap pucuk kepala Aina lembut, matanya berkaca-kaca menatap wajah Aina yang sudah mulai memicingkan matanya.

Aina menelan kesedihannya, dia tau ini tidak sepenuhnya salah Arhan. Kebohongannya lah yang membuat keadaan jadi seperti ini.

Meskipun selama ini dia menderita saat mengandung baby mereka, tapi rasa itu tiba-tiba hilang seiring kehadiran Arhan di sampingnya.

Arhan datang disaat yang tepat. Aina hampir saja menyerah, tapi kekuatannya kembali muncul saat Arhan menggenggam tangannya erat.

Air mata Aina mengalir dari sudut matanya yang masih terpejam. Ingin sekali dia memeluk Arhan untuk melepaskan kesakitan yang selama ini dia pendam.

Namun dia tidak memiliki keberanian untuk melakukan itu. Aina menyembunyikan wajahnya di balik bantal dan terisak menahan sedu sedan.

Arhan membaringkan tubuhnya di samping Aina, kemudian memeluknya erat. Air matanya semakin tak terbendung mendengar isak tangis Aina yang tertahan.

"Jangan menangis! Ada aku di sini, aku janji tidak akan pernah meninggalkan kalian lagi."

Arhan mengecup pucuk kepala Aina dan membawanya ke dalam dekapan dadanya.

Aina merasa aneh saat wajahnya menyentuh dada Arhan, aroma tubuh itu membuatnya nyaman.

Sudah lama dia menginginkan itu, namun tidak bisa mewujudkannya. Dia bahkan tidak tau Arhan berada dimana saat itu.

Perlahan Aina mulai terlelap, Arhan menyadarinya dan mengencangkan pelukannya.

Arhan sadar semua ini tidak mudah bagi Aina. Dia tak bisa membayangkan bagaimana menderitanya Aina mengandung baby nya selama ini.

"Kamu wanita hebat Aina, kamu mampu mengandung baby kita dan menjaganya tanpa aku."

"Jika waktu bisa diputar, aku ingin kembali ke masa itu. Aku ingin menjagamu, merawat mu dan memenuhi semua keinginanmu."

"Betapa bodohnya aku, harusnya aku tidak mempercayai kata-katamu waktu itu."

Arhan membelai rambut Aina, kemudian mencium pucuk kepala Aina lembut. Entah kenapa perasaannya menjadi tak menentu melihat kedua insan itu secara bergantian.

Rasa itu masuk semakin dalam menembus relung hatinya. Perasaan yang awalnya sekedar rasa bersalah, berubah menjadi sayang.

Kini rasa sayang itu berubah menjadi cinta. Apalagi setelah menyaksikan perjuangan Aina melahirkan buah hati mereka, rasa itu semakin kuat mengikat hatinya.

Terpopuler

Comments

Memyr 67

Memyr 67

𝗮𝗾 𝗻𝗴𝗶𝗸𝘂𝘁𝗶 𝗱𝘂𝗹𝘂. 𝗴𝗲𝗻𝗿𝗲 𝘄𝗮𝗻𝗶𝘁𝗮 𝘀𝗲𝗿𝗯𝗮 𝗸𝗲𝗸𝘂𝗿𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝘀𝗮𝗻𝗴𝗮𝘁 𝗸𝗲𝗿𝗮𝘀 𝗸𝗲𝗽𝗮𝗹𝗮, 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗴𝗲𝗻𝗿𝗲 𝘆𝗴 𝗾𝘀𝘂𝗸𝗮𝗶.

2024-09-29

2

sherly

sherly

semoga kamu beneran bisa setia ya arhan

2024-09-22

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

semoga ortu Arhan mau menerima Aina thour🥰

2024-09-14

1

lihat semua
Episodes
1 GBTD BAB 1.
2 GBTD BAB 2.
3 GBTD BAB 3.
4 GBTD BAB 4.
5 GBTD BAB 5.
6 GBTD BAB 6.
7 GBTD BAB 7.
8 GBTD BAB 8.
9 GBTD BAB 9.
10 GBTD BAB 10.
11 GBTD BAB 11.
12 GBTD BAB 12.
13 GBTD BAB 13.
14 GBTD BAB 14.
15 GBTD BAB 15.
16 GBTD BAB 16.
17 GBTD BAB 17.
18 GBTD BAB 18.
19 GBTD BAB 19.
20 GBTD BAB 20.
21 GBTD BAB 21.
22 GBTD BAB 22.
23 GBTD BAB 23.
24 GBTD BAB 24.
25 GBTD BAB 25.
26 GBTD BAB 26.
27 GBTD BAB 27.
28 GBTD BAB 28.
29 GBTD BAB 29.
30 GBTD BAB 30.
31 GBTD BAB 31.
32 GBTD BAB 32.
33 GBTD BAB 33.
34 GBTD BAB 34.
35 GBTD BAB 35.
36 GBTD BAB 36.
37 GBTD BAB 37.
38 GBTD BAB 38.
39 GBTD BAB 39.
40 GBTD BAB 40.
41 GBTD BAB 41.
42 GBTD BAB 42.
43 GBTD BAB 43.
44 GBTD BAB 44.
45 GBTD BAB 45.
46 GBTD BAB 46.
47 GBTD BAB 47.
48 GBTD BAB 48.
49 GBTD BAB 49.
50 GBTD BAB 50.
51 GBTD BAB 51.
52 GBTD BAB 52.
53 GBTD BAB 53.
54 GBTD BAB 54.
55 GBTD BAB 55.
56 GBTD BAB 56.
57 GBTD BAB 57.
58 GBTD BAB 58.
59 GBTD BAB 59.
60 GBTD BAB 60.
61 GBTD BAB 61.
62 GBTD BAB 62.
63 GBTD BAB 63.
64 GBTD BAB 64.
65 Jodoh di Atas Kertas
66 GBTD BAB 66.
67 GBTD BAB 67.
68 GBTD BAB 68.
69 GBTD BAB 69.
70 GBTD BAB 70.
71 GBTD BAB 71.
72 GBTD BAB 72.
73 GBTD BAB 73.
74 GBTD BAB 74.
75 GBTD BAB 75.
76 GBTD BAB 76.
77 GBTD BAB 77.
78 GBTD BAB 78.
79 GBTD BAB 79.
80 GBTD BAB 80.
81 GBTD BAB 81.
82 GBTD BAB 82.
83 GBTD BAB 83.
84 GBTD BAB 84.
85 GBTD BAB 85.
86 GBTD BAB 86.
87 GBTD BAB 87.
88 GBTD BAB 88.
89 GBTD BAB 89.
90 GBTD BAB 90.
91 GBTD BAB 91.
92 GBTD BAB 92.
93 GBTD BAB 93.
94 GBTD BAB 94.
95 GBTD BAB 95.
96 GBTD BAB 96.
97 GBTD BAB 97.
98 GBTD BAB 98.
99 GBTD BAB 99.
100 GBTD BAB 100.
101 GBTD BAB 101.
102 GBTD BAB 102.
103 GBTD BAB 103.
104 GBTD BAB 104.
105 GBTD BAB 105.
106 GBTD BAB 106.
107 GBTD BAB 107.
108 GBTD BAB 108.
109 GBTD BAB 109.
110 GBTD BAB 110.
111 GBTD BAB 111.
112 GBTD BAB 112.
113 GBTD BAB 113.
114 GBTD BAB 114.
115 GBTD BAB 115.
116 GBTD BAB 116.
117 GBTD BAB 117.
118 GBTD BAB 118.
119 GBTD BAB 119.
120 GBTD BAB 120.
121 GBTD BAB 121.
122 GBTD BAB 122.
123 GBTD BAB 123.
124 GBTD BAB 124.
125 GBTD BAB 125.
126 GBTD BAB 126.
127 GBTD BAB 127.
128 GBTD BAB 128.
129 GBTD BAB 129.
130 GBTD BAB 130.
131 GBTD BAB 131.
132 GBTD BAB 132.
133 GBTD BAB 133.
134 GBTD BAB 134.
135 GBTD BAB 135.
136 GBTD BAB 136.
137 GBTD BAB 137.
138 GBTD BAB 138.
139 GBTD BAB 139.
140 GBTD BAB 140.
141 GBTD BAB 141.
142 TAMAT...
143 Pengumuman...
144 Terjebak Permainan Tuan Galak...
Episodes

Updated 144 Episodes

1
GBTD BAB 1.
2
GBTD BAB 2.
3
GBTD BAB 3.
4
GBTD BAB 4.
5
GBTD BAB 5.
6
GBTD BAB 6.
7
GBTD BAB 7.
8
GBTD BAB 8.
9
GBTD BAB 9.
10
GBTD BAB 10.
11
GBTD BAB 11.
12
GBTD BAB 12.
13
GBTD BAB 13.
14
GBTD BAB 14.
15
GBTD BAB 15.
16
GBTD BAB 16.
17
GBTD BAB 17.
18
GBTD BAB 18.
19
GBTD BAB 19.
20
GBTD BAB 20.
21
GBTD BAB 21.
22
GBTD BAB 22.
23
GBTD BAB 23.
24
GBTD BAB 24.
25
GBTD BAB 25.
26
GBTD BAB 26.
27
GBTD BAB 27.
28
GBTD BAB 28.
29
GBTD BAB 29.
30
GBTD BAB 30.
31
GBTD BAB 31.
32
GBTD BAB 32.
33
GBTD BAB 33.
34
GBTD BAB 34.
35
GBTD BAB 35.
36
GBTD BAB 36.
37
GBTD BAB 37.
38
GBTD BAB 38.
39
GBTD BAB 39.
40
GBTD BAB 40.
41
GBTD BAB 41.
42
GBTD BAB 42.
43
GBTD BAB 43.
44
GBTD BAB 44.
45
GBTD BAB 45.
46
GBTD BAB 46.
47
GBTD BAB 47.
48
GBTD BAB 48.
49
GBTD BAB 49.
50
GBTD BAB 50.
51
GBTD BAB 51.
52
GBTD BAB 52.
53
GBTD BAB 53.
54
GBTD BAB 54.
55
GBTD BAB 55.
56
GBTD BAB 56.
57
GBTD BAB 57.
58
GBTD BAB 58.
59
GBTD BAB 59.
60
GBTD BAB 60.
61
GBTD BAB 61.
62
GBTD BAB 62.
63
GBTD BAB 63.
64
GBTD BAB 64.
65
Jodoh di Atas Kertas
66
GBTD BAB 66.
67
GBTD BAB 67.
68
GBTD BAB 68.
69
GBTD BAB 69.
70
GBTD BAB 70.
71
GBTD BAB 71.
72
GBTD BAB 72.
73
GBTD BAB 73.
74
GBTD BAB 74.
75
GBTD BAB 75.
76
GBTD BAB 76.
77
GBTD BAB 77.
78
GBTD BAB 78.
79
GBTD BAB 79.
80
GBTD BAB 80.
81
GBTD BAB 81.
82
GBTD BAB 82.
83
GBTD BAB 83.
84
GBTD BAB 84.
85
GBTD BAB 85.
86
GBTD BAB 86.
87
GBTD BAB 87.
88
GBTD BAB 88.
89
GBTD BAB 89.
90
GBTD BAB 90.
91
GBTD BAB 91.
92
GBTD BAB 92.
93
GBTD BAB 93.
94
GBTD BAB 94.
95
GBTD BAB 95.
96
GBTD BAB 96.
97
GBTD BAB 97.
98
GBTD BAB 98.
99
GBTD BAB 99.
100
GBTD BAB 100.
101
GBTD BAB 101.
102
GBTD BAB 102.
103
GBTD BAB 103.
104
GBTD BAB 104.
105
GBTD BAB 105.
106
GBTD BAB 106.
107
GBTD BAB 107.
108
GBTD BAB 108.
109
GBTD BAB 109.
110
GBTD BAB 110.
111
GBTD BAB 111.
112
GBTD BAB 112.
113
GBTD BAB 113.
114
GBTD BAB 114.
115
GBTD BAB 115.
116
GBTD BAB 116.
117
GBTD BAB 117.
118
GBTD BAB 118.
119
GBTD BAB 119.
120
GBTD BAB 120.
121
GBTD BAB 121.
122
GBTD BAB 122.
123
GBTD BAB 123.
124
GBTD BAB 124.
125
GBTD BAB 125.
126
GBTD BAB 126.
127
GBTD BAB 127.
128
GBTD BAB 128.
129
GBTD BAB 129.
130
GBTD BAB 130.
131
GBTD BAB 131.
132
GBTD BAB 132.
133
GBTD BAB 133.
134
GBTD BAB 134.
135
GBTD BAB 135.
136
GBTD BAB 136.
137
GBTD BAB 137.
138
GBTD BAB 138.
139
GBTD BAB 139.
140
GBTD BAB 140.
141
GBTD BAB 141.
142
TAMAT...
143
Pengumuman...
144
Terjebak Permainan Tuan Galak...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!