GBTD BAB 13.

Aina terkulai lesu dengan tubuh yang sudah basah bermandikan keringat. Rasa sakit itu lenyap seiring tangisan malaikat kecilnya yang sangat lantang.

Begitupun dengan Arhan, tubuhnya bergetar melepas rasa sakit yang ikut menghujam sekujur tubuhnya. Tangisan sang baby membuat hatinya merasa damai.

Aina tersenyum, namun air matanya terus mengalir tiada henti. Dia tidak tau harus sedih atau bahagia menghadapi semua ini.

"Jangan menangis! Baby kalian sudah lahir ke dunia ini, kamu harus bahagia menyambut kedatangannya!" ucap Arhan sembari menyeka pipi Aina.

Aina menggelengkan kepalanya, dia tidak bisa membendung air matanya. Tangisannya pecah memandangi wajah Arhan yang sangat dekat dengan dirinya.

"Maafkan aku, aku benar-benar minta maaf." isak Aina, kemudian meraih lengan Arhan dan memeluknya erat.

"Apa yang kamu katakan? Kamu tidak salah, untuk apa meminta maaf?" ucap Arhan, kemudian mengusap pucuk kepala Aina lembut.

"A, aku...,"

Ucapan Aina tiba-tiba terhenti, seorang suster mendekat dan menaruh baby mungil itu di sampingnya.

"Selamat ya Ibu Aina, baby nya tampan sekali."

"Terima kasih Sus." jawab Aina, kemudian melepaskan tangannya dari lengan Arhan.

Setelah membersihkan baby boy dan Aina, kedua suster itu berlalu menyusul dokter yang sudah lebih dulu meninggalkan ruangan.

Darah Arhan mengalir cepat seiring detak jantungnya yang berdegup kencang menatap baby mungil Aina. Entah kenapa, perasaannya berubah aneh melihat wajah malaikat kecil itu.

Seakan tengah bercermin di depan kaca. Wajah itu sangat mirip dengan Arhan kecil, bahkan memiliki hidung yang sama persis dengannya.

"Selamat datang baby boy, kamu tampan sekali Nak." sapa Arhan, kemudian mencubit hidung mungil itu gemas.

"Aku keluar dulu memanggil Bastian. Dia pasti sudah tak sabar melihat baby nya yang tampan ini." ucap Arhan, dia tidak ingin Bastian salah paham terhadap dirinya.

"Tidak perlu, kamu di sini saja!" larang Aina sembari menahan tangan Arhan agar tetap berada di sampingnya.

Arhan menautkan alisnya, dia benar-benar bingung dengan keanehan ini. Kenapa Aina malah memilihnya ketimbang suaminya sendiri.

"Aina, aku tidak ingin Bastian salah paham padaku. Aku sudah merebut tempatnya, harusnya dia yang berada di sini bukan aku." ucap Arhan merasa tidak enak hati.

"Tidak ada yang merebut tempatnya, tempat ini memang seharusnya milikmu." jelas Aina, dia tidak ingin menyembunyikan kenyataan ini lagi dari Arhan.

Sudah cukup dia menderita selama ini, dia tidak ingin buah hatinya memiliki nasib yang sama dengannya. Anak itu berhak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya.

"Apa maksudmu?" tanya Arhan bingung, tatapannya tajam menuntut penjelasan.

Aina mengalihkan pandangannya ke arah baby boy yang tengah tidur di sampingnya. Air matanya kembali jatuh menatap wajah polos itu.

Perlahan Aina bangkit dari pembaringannya dan bersandar pada tampuk ranjang. Dia mengangkat tubuh mungil itu dan menghujaninya dengan ciuman bertubi-tubi.

"Mama sayang kamu Nak, tapi kamu lebih baik bersama Papa. Papa punya segalanya, Mama tidak ingin kamu menderita hidup bersama Mama." isak Aina mencurahkan isi hatinya.

Aina memberikan baby nya ke tangan Arhan. Meskipun berat, dia mencoba ikhlas melepaskan buah hatinya.

"Ambil baby ini, bawa dia bersamamu! Aku takut dia tidak akan bahagia jika tetap bersamaku."

"Cukup aku saja yang menderita selama ini, aku tidak ingin dia memiliki nasib yang sama denganku." isak Aina, kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain.

Aina tak sanggup membendung air matanya, bukannya dia tidak menyayangi putranya. Tapi keadaan memaksanya melakukan ini.

"Aina, apa yang kamu katakan?" tanya Arhan bingung.

"Dia putramu, darah daging mu. Anak yang lahir karena kesalahan yang sudah kita perbuat di masa lalu."

"Aku tidak pernah menikah, aku melakukan hubungan terlarang itu denganmu saja." isak Aina pecah memenuhi seisi ruangan.

"Seeeeeer...,"

Bak ditusuk seribu pedang, dada Arhan sesak mendengar pengakuan Aina. Tak terasa air matanya kembali menetes menatap wajah polos yang ada di dalam dekapannya.

Arhan tak sanggup menahan luka yang mengiris relung hatinya. Dalam keadaan terisak, Arhan segera mengadzani putranya. Hatinya hancur menerima kenyataan ini.

Setelah mengadzani sang putra, Arhan menciumnya bertubi-tubi. Kemudian menaruhnya di dalam box bayi yang ada di samping ranjang Aina.

Arhan duduk di sisi ranjang, kemudian memeluk Aina erat sembari menelan tangisannya.

"Kenapa tidak mengatakannya dari awal, untuk apa berbohong padaku?" tanya Arhan sembari mengusap belakang kepala Aina.

"Aku takut, aku takut kamu tidak bisa menerimanya. Aku takut kamu menyuruhku menggugurkannya. Aku sudah berdosa sekali, aku tidak ingin menambah dosa lagi." isak Aina di dalam dekapan dada Arhan.

"Apa yang kamu pikirkan tentangku? Aku tidak sekejam itu." isak Arhan pilu.

Tangis keduanya pecah dan menyatu memenuhi seisi ruangan.

"Pergilah, bawa dia bersamamu! Aku takut jika terlalu lama melihatnya, aku tidak akan sanggup melepasnya." pinta Aina terisak.

"Aku tidak akan mengambilnya darimu. Kamu ibunya, kamu sudah berjuang mempertaruhkan nyawamu untuknya. Aku tidak sejahat yang kamu pikirkan." lirih Arhan.

"Tapi kamu lebih berhak membesarkannya, dia akan bahagia jika bersamamu." isak Aina.

"Cukup Aina, jangan bicara seperti ini lagi! Kita akan merawatnya bersama-sama. Dia tidak boleh kehilangan kasih sayang salah seorang diantara kita!" lirih Arhan.

"Tapi aku...,"

Arhan melepaskan pelukannya, kemudian mengecup bibir ranum Aina dengan lembut. Perlahan kecupan itu berubah menjadi luma*tan, Aina membeku menerima itu.

"Menikahlah denganku! Kita akan merawatnya bersama-sama." pinta Arhan setelah melepaskan luma*tannya.

Arhan menempelkan hidungnya di hidung Aina, deru nafas keduanya terdengar semakin memburu.

"Aku tidak bisa," jawab Aina, kemudian memalingkan wajahnya.

"Kenapa tidak bisa, apa kamu mencintai orang lain?" tanya Arhan, dia menyentuh wajah Aina hingga tatapan keduanya saling bertemu.

Aina menggelengkan kepalanya, bukan itu yang menjadi pertimbangannya. Tapi jarak diantara keduanya sangat jauh berbeda. Aina tidak ingin menjadi benalu di hidup Arhan.

"Aku tidak peduli siapa kamu dan dari mana kamu berasal. Perbedaan status tidak penting bagiku."

"Meskipun kamu membohongiku dengan mengatakan bahwa kamu sudah menikah, aku tidak mempermasalahkan itu."

"Selama tiga bulan terakhir aku menetap di Korea, aku berharap bisa melupakanmu seiring berjalannya waktu. Tapi perasaan itu tidak bisa hilang dariku."

"Aku kembali hanya untukmu, aku ingin sekali bertemu denganmu. Aku merindukanmu, sangat merindukanmu."

Arhan terisak mencurahkan seluruh isi hatinya. Hal itu membuat Aina terenyuh, dia tidak bisa menahan pilu di hatinya. Kemudian memeluk Arhan dengan erat.

Arhan membalas pelukan Aina, kemudian mengecup pucuk kepala Aina dengan sayang.

"Menikahlah denganku! Aku janji akan menjadikanmu ratu di dalam hidupku. Jika kamu tidak bisa melakukannya untukku, setidaknya lakukan demi putra kita, darah daging kita."

"Aku bukan Arhan yang dulu. Malam yang kita lalui berdua adalah malam terakhir aku menjadi pria bajingan. Kamu yang membuat hatiku tersentuh, kamu yang membuatku berubah menjadi lebih baik."

"Tolong beri aku kesempatan untuk menebus semua kesalahanku, aku janji akan membuatmu dan putra kita bahagia." isak Arhan memohon.

Terpopuler

Comments

Memyr 67

Memyr 67

𝘄𝗮𝗹𝗮𝘂 𝗮𝗿𝗵𝗮𝗻 𝗮𝘆𝗮𝗵 𝗯𝗶𝗼𝗹𝗼𝗴𝗶𝘀, 𝗮𝗻𝗮𝗸 𝗮𝗶𝗻𝗮, 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗮𝗻𝗮𝗸 𝗶𝘁𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗯𝗲𝗿𝗻𝗮𝘀𝗮𝗯 𝗽𝗮𝗱𝗮𝗻𝘆𝗮. 𝘀𝗲𝗵𝗶𝗻𝗴𝗴𝗮 𝗷𝗶𝗸𝗮 𝗮𝗶𝗻𝗮 𝗺𝗲𝗹𝗮𝗵𝗶𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗹𝗮𝗴𝗶, 𝗯𝗮𝘆𝗶 𝗽𝗿𝗲𝗺𝗽𝘂𝗮𝗻, 𝗮𝗱𝗶𝗸 𝗽𝗿𝗲𝗺𝗽𝘂𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗺𝘂𝗵𝗿𝗶𝗺 𝗮𝗯𝗮𝗻𝗴𝗻𝘆𝗮. 𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗯𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗺𝗲𝗻𝗶𝗸𝗮𝗵. (𝗯𝗲𝗿𝗱𝗮𝘀𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗯𝗲𝗿𝗮𝗽𝗮 𝘀𝘂𝗺𝗯𝗲𝗿)

2024-09-29

0

Elga Cynthia

Elga Cynthia

kerenlah cinta bingit

2024-09-25

0

Surya Hermawan

Surya Hermawan

terharu

2024-09-23

0

lihat semua
Episodes
1 GBTD BAB 1.
2 GBTD BAB 2.
3 GBTD BAB 3.
4 GBTD BAB 4.
5 GBTD BAB 5.
6 GBTD BAB 6.
7 GBTD BAB 7.
8 GBTD BAB 8.
9 GBTD BAB 9.
10 GBTD BAB 10.
11 GBTD BAB 11.
12 GBTD BAB 12.
13 GBTD BAB 13.
14 GBTD BAB 14.
15 GBTD BAB 15.
16 GBTD BAB 16.
17 GBTD BAB 17.
18 GBTD BAB 18.
19 GBTD BAB 19.
20 GBTD BAB 20.
21 GBTD BAB 21.
22 GBTD BAB 22.
23 GBTD BAB 23.
24 GBTD BAB 24.
25 GBTD BAB 25.
26 GBTD BAB 26.
27 GBTD BAB 27.
28 GBTD BAB 28.
29 GBTD BAB 29.
30 GBTD BAB 30.
31 GBTD BAB 31.
32 GBTD BAB 32.
33 GBTD BAB 33.
34 GBTD BAB 34.
35 GBTD BAB 35.
36 GBTD BAB 36.
37 GBTD BAB 37.
38 GBTD BAB 38.
39 GBTD BAB 39.
40 GBTD BAB 40.
41 GBTD BAB 41.
42 GBTD BAB 42.
43 GBTD BAB 43.
44 GBTD BAB 44.
45 GBTD BAB 45.
46 GBTD BAB 46.
47 GBTD BAB 47.
48 GBTD BAB 48.
49 GBTD BAB 49.
50 GBTD BAB 50.
51 GBTD BAB 51.
52 GBTD BAB 52.
53 GBTD BAB 53.
54 GBTD BAB 54.
55 GBTD BAB 55.
56 GBTD BAB 56.
57 GBTD BAB 57.
58 GBTD BAB 58.
59 GBTD BAB 59.
60 GBTD BAB 60.
61 GBTD BAB 61.
62 GBTD BAB 62.
63 GBTD BAB 63.
64 GBTD BAB 64.
65 Jodoh di Atas Kertas
66 GBTD BAB 66.
67 GBTD BAB 67.
68 GBTD BAB 68.
69 GBTD BAB 69.
70 GBTD BAB 70.
71 GBTD BAB 71.
72 GBTD BAB 72.
73 GBTD BAB 73.
74 GBTD BAB 74.
75 GBTD BAB 75.
76 GBTD BAB 76.
77 GBTD BAB 77.
78 GBTD BAB 78.
79 GBTD BAB 79.
80 GBTD BAB 80.
81 GBTD BAB 81.
82 GBTD BAB 82.
83 GBTD BAB 83.
84 GBTD BAB 84.
85 GBTD BAB 85.
86 GBTD BAB 86.
87 GBTD BAB 87.
88 GBTD BAB 88.
89 GBTD BAB 89.
90 GBTD BAB 90.
91 GBTD BAB 91.
92 GBTD BAB 92.
93 GBTD BAB 93.
94 GBTD BAB 94.
95 GBTD BAB 95.
96 GBTD BAB 96.
97 GBTD BAB 97.
98 GBTD BAB 98.
99 GBTD BAB 99.
100 GBTD BAB 100.
101 GBTD BAB 101.
102 GBTD BAB 102.
103 GBTD BAB 103.
104 GBTD BAB 104.
105 GBTD BAB 105.
106 GBTD BAB 106.
107 GBTD BAB 107.
108 GBTD BAB 108.
109 GBTD BAB 109.
110 GBTD BAB 110.
111 GBTD BAB 111.
112 GBTD BAB 112.
113 GBTD BAB 113.
114 GBTD BAB 114.
115 GBTD BAB 115.
116 GBTD BAB 116.
117 GBTD BAB 117.
118 GBTD BAB 118.
119 GBTD BAB 119.
120 GBTD BAB 120.
121 GBTD BAB 121.
122 GBTD BAB 122.
123 GBTD BAB 123.
124 GBTD BAB 124.
125 GBTD BAB 125.
126 GBTD BAB 126.
127 GBTD BAB 127.
128 GBTD BAB 128.
129 GBTD BAB 129.
130 GBTD BAB 130.
131 GBTD BAB 131.
132 GBTD BAB 132.
133 GBTD BAB 133.
134 GBTD BAB 134.
135 GBTD BAB 135.
136 GBTD BAB 136.
137 GBTD BAB 137.
138 GBTD BAB 138.
139 GBTD BAB 139.
140 GBTD BAB 140.
141 GBTD BAB 141.
142 TAMAT...
143 Pengumuman...
144 Terjebak Permainan Tuan Galak...
Episodes

Updated 144 Episodes

1
GBTD BAB 1.
2
GBTD BAB 2.
3
GBTD BAB 3.
4
GBTD BAB 4.
5
GBTD BAB 5.
6
GBTD BAB 6.
7
GBTD BAB 7.
8
GBTD BAB 8.
9
GBTD BAB 9.
10
GBTD BAB 10.
11
GBTD BAB 11.
12
GBTD BAB 12.
13
GBTD BAB 13.
14
GBTD BAB 14.
15
GBTD BAB 15.
16
GBTD BAB 16.
17
GBTD BAB 17.
18
GBTD BAB 18.
19
GBTD BAB 19.
20
GBTD BAB 20.
21
GBTD BAB 21.
22
GBTD BAB 22.
23
GBTD BAB 23.
24
GBTD BAB 24.
25
GBTD BAB 25.
26
GBTD BAB 26.
27
GBTD BAB 27.
28
GBTD BAB 28.
29
GBTD BAB 29.
30
GBTD BAB 30.
31
GBTD BAB 31.
32
GBTD BAB 32.
33
GBTD BAB 33.
34
GBTD BAB 34.
35
GBTD BAB 35.
36
GBTD BAB 36.
37
GBTD BAB 37.
38
GBTD BAB 38.
39
GBTD BAB 39.
40
GBTD BAB 40.
41
GBTD BAB 41.
42
GBTD BAB 42.
43
GBTD BAB 43.
44
GBTD BAB 44.
45
GBTD BAB 45.
46
GBTD BAB 46.
47
GBTD BAB 47.
48
GBTD BAB 48.
49
GBTD BAB 49.
50
GBTD BAB 50.
51
GBTD BAB 51.
52
GBTD BAB 52.
53
GBTD BAB 53.
54
GBTD BAB 54.
55
GBTD BAB 55.
56
GBTD BAB 56.
57
GBTD BAB 57.
58
GBTD BAB 58.
59
GBTD BAB 59.
60
GBTD BAB 60.
61
GBTD BAB 61.
62
GBTD BAB 62.
63
GBTD BAB 63.
64
GBTD BAB 64.
65
Jodoh di Atas Kertas
66
GBTD BAB 66.
67
GBTD BAB 67.
68
GBTD BAB 68.
69
GBTD BAB 69.
70
GBTD BAB 70.
71
GBTD BAB 71.
72
GBTD BAB 72.
73
GBTD BAB 73.
74
GBTD BAB 74.
75
GBTD BAB 75.
76
GBTD BAB 76.
77
GBTD BAB 77.
78
GBTD BAB 78.
79
GBTD BAB 79.
80
GBTD BAB 80.
81
GBTD BAB 81.
82
GBTD BAB 82.
83
GBTD BAB 83.
84
GBTD BAB 84.
85
GBTD BAB 85.
86
GBTD BAB 86.
87
GBTD BAB 87.
88
GBTD BAB 88.
89
GBTD BAB 89.
90
GBTD BAB 90.
91
GBTD BAB 91.
92
GBTD BAB 92.
93
GBTD BAB 93.
94
GBTD BAB 94.
95
GBTD BAB 95.
96
GBTD BAB 96.
97
GBTD BAB 97.
98
GBTD BAB 98.
99
GBTD BAB 99.
100
GBTD BAB 100.
101
GBTD BAB 101.
102
GBTD BAB 102.
103
GBTD BAB 103.
104
GBTD BAB 104.
105
GBTD BAB 105.
106
GBTD BAB 106.
107
GBTD BAB 107.
108
GBTD BAB 108.
109
GBTD BAB 109.
110
GBTD BAB 110.
111
GBTD BAB 111.
112
GBTD BAB 112.
113
GBTD BAB 113.
114
GBTD BAB 114.
115
GBTD BAB 115.
116
GBTD BAB 116.
117
GBTD BAB 117.
118
GBTD BAB 118.
119
GBTD BAB 119.
120
GBTD BAB 120.
121
GBTD BAB 121.
122
GBTD BAB 122.
123
GBTD BAB 123.
124
GBTD BAB 124.
125
GBTD BAB 125.
126
GBTD BAB 126.
127
GBTD BAB 127.
128
GBTD BAB 128.
129
GBTD BAB 129.
130
GBTD BAB 130.
131
GBTD BAB 131.
132
GBTD BAB 132.
133
GBTD BAB 133.
134
GBTD BAB 134.
135
GBTD BAB 135.
136
GBTD BAB 136.
137
GBTD BAB 137.
138
GBTD BAB 138.
139
GBTD BAB 139.
140
GBTD BAB 140.
141
GBTD BAB 141.
142
TAMAT...
143
Pengumuman...
144
Terjebak Permainan Tuan Galak...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!