GBTD BAB 12.

Tepat pukul 10 malam, mobil yang dikendarai Hendru sudah terparkir di depan Rainbow kafe.

Entah kenapa, perasaan Arhan mengatakan kalau Aina tengah berada di kafe itu, bukan di apartemen. Jadi dia meminta Hendru mengendarai mobilnya menuju kafe lebih dulu.

Arhan melompat turun dan berlari masuk ke dalam kafe. Saat menatap arah panggung, dia menghela nafas berat. Dia tak menemukan Aina di sana, panggung itu kosong tak berpenghuni.

"Permisi, apa Aina masih bekerja di sini?" tanya Arhan kepada salah seorang pelayan.

"Maaf, memangnya Tuan ini siapa? Untuk apa mencari Aina?" tanya wanita itu dengan pertanyaan pula.

"Saya saudaranya dari Jakarta." jawab Arhan berbohong.

"Oh, jadi Tuan saudaranya Aina. Kebetulan sekali Tuan datang, satu jam lalu Aina baru saja dilarikan ke rumah sakit. Sepertinya dia akan melahirkan." jelas wanita itu.

Mata Arhan membulat mendengar itu. Perasaannya tidak salah, sesuatu terjadi pada Aina hingga membuatnya gelisah sedari tadi.

"Kalau boleh tau Aina dibawa ke rumah sakit mana?" tanya Arhan khawatir.

"Saya kurang tau, mungkin rumah sakit Permata Hati. Hanya rumah sakit itu yang paling dekat dari sini." jawab wanita itu.

Arhan meninggalkan wanita itu begitu saja, kemudian bergegas masuk ke dalam mobil.

"Cepat jalan, bawa aku ke rumah sakit Permata Hati!" perintah Arhan dengan nafas terengah-engah.

Tanpa bertanya, Hendru dengan cepat menginjak pedal gas. Raut wajah Arhan tampak kacau, Hendru bisa menebak apa yang terjadi.

Tidak butuh waktu lama, hanya dalam kurun waktu lima menit, mobil itu sudah terparkir di depan rumah sakit.

Arhan melompat turun dan meninggalkan Hendru begitu saja. Dia benar-benar cemas memikirkan keadaan Aina saat ini.

Setelah mendapatkan informasi dari seorang suster, Arhan berlari menuju ruang bersalin.

Detak jantungnya semakin tak beraturan mengingat kedatangannya yang tak diinginkan oleh Aina dan suaminya.

Di depan pintu ruangan, Bastian tampak cemas memikirkan keadaan Aina. Dia berjalan mondar-mandir layaknya setrikaan rusak.

Sudah satu jam Aina di dalam sana, tapi belum ada tanda-tanda bahwa baby nya sudah lahir. Dokter dan suster pun tidak ada yang keluar dari tadi.

"Permisi, apa kamu suaminya Aina?" tanya Arhan mendekat.

Bastian mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah Arhan. Tatapan keduanya terlihat tajam memperhatikan wajah masing-masing.

"Kamu, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Bastian, dia ingat pernah berpapasan dengan Arhan di apartemen Aina beberapa bulan lalu.

"Jadi kamu suaminya Aina. Kenalkan, aku Arhan. Bagaimana keadaan istrimu?" tanya Arhan sembari mengulurkan tangannya.

Bastian meraih tangan Arhan, keduanya berjabat tangan sebagai salam perkenalan.

"Aina masih di dalam. Sudah satu jam, tapi Dokter belum juga keluar." jawab Bastian gelisah.

"Jangan panik! Aina wanita kuat, aku yakin dia dan anakmu pasti baik-baik saja."

Arhan mencoba menenangkan Bastian, tapi dia sendiri tidak bisa tenang memikirkan keadaan Aina di dalam sana.

Dia memilih duduk di kursi tunggu, sementara Bastian masih setia berdiri di depan pintu.

Bastian menatap lekat wajah Arhan, dia mencari jawaban atas pertanyaan yang sedang mengganggu di dalam benaknya.

Saat Bastian ingin bertanya, tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka. Seorang suster keluar dan berdiri di hadapannya.

"Apa Bapak suaminya Ibu Aina?" tanya suster kepada Bastian.

"Iya, saya suaminya. Apa yang terjadi dengan istri saya Sus, bagaimana dengan baby nya?" tanya Bastian khawatir.

"Ibu Aina mengalami sedikit kesulitan, tenaganya sudah terkuras lebih dulu. Bapak Arhan boleh masuk ke dalam, kehadiran Bapak mungkin bisa membantu." ucap suster itu.

Bastian membulatkan matanya lebar, begitupun dengan Arhan yang tak sengaja mendengar ucapan suster itu. Dia bangkit dari duduknya dan berdiri di samping Bastian.

"Saya Bastian Sus, bukan Arhan. Kenapa anda bisa salah memanggil nama?" tanya Bastian menautkan alisnya.

"Maafkan saya Pak Bastian, saya pikir nama anda Arhan. Ibu Aina dari tadi tak berhenti memanggil nama itu." jelas suster bingung.

"Saya Arhan Sus, apa suster tidak salah dengar? Bastian ini suaminya Aina, mana mungkin dia memanggil saya?" tambah Arhan menautkan alisnya.

"Maaf Pak, tapi begitulah kenyataannya."

Suster itu ikut bingung, aneh saja seorang istri memanggil nama orang lain disaat seperti ini. Sementara suaminya juga ada di tempat ini.

"Kamu masuklah Bastian! Aina pasti sangat membutuhkanmu. Jangan membuatnya lama menunggu, kasihan anak kalian." pinta Arhan.

Dari sini Bastian mulai menyadari sesuatu yang aneh. Aina memanggil Arhan, dia lah yang lebih pantas mendampingi Aina. Ada hubungan diantara keduanya yang tidak Bastian ketahui.

"Tidak Arhan, Aina tidak membutuhkanku, tapi dia membutuhkanmu. Masuklah sebelum terlambat!" pinta Bastian.

"Apa kamu sudah gila? Aina itu istrimu, kenapa harus aku...,"

Bastian tak ingin mendengar alasan Arhan, dia mendorong punggung Arhan hingga pintu. Hal itu membuat Arhan semakin kebingungan dengan mata melotot tajam.

"Masuklah, jangan menunda lagi! Anak itu harus keluar secepat mungkin." ucap Bastian, nada bicaranya terdengar tinggi.

Setelah Arhan menginjak ruangan, suster bergegas menutup pintu. Arhan melangkah pelan mendekati Aina yang sudah terkulai di atas ranjang.

"Aina," lirih Arhan dengan mata berkaca-kaca.

Aina terkejut mendengar suara itu, matanya terbelalak seakan tak percaya dengan apa yang dia lihat. Air matanya tumpah menahan kesedihan yang sudah membaur dengan rasa sakitnya.

Arhan memberanikan diri menyentuh wajah Aina yang sudah sembab, kemudian menggenggam tangan Aina erat.

"Kenapa memanggilku? Suamimu ada di luar, dia lebih berhak menemanimu saat ini, bukan aku." ucap Arhan lirih.

Tangis Aina pecah mendengar semua itu, lidahnya kelu tak bisa berkata-kata.

Aina menarik tangan Arhan dan meletakkannya di atas perut buncitnya. Hal itu membuat Arhan tak sanggup menahan dirinya. Air matanya meluncur bebas begitu saja.

Tangan Arhan bergetar hebat saat merasakan pergerakan di permukaan perut Aina.

"Aina, apa maksud semua ini?" lirih Arhan sembari mengelus perut Aina pelan.

"A, aku...,"

Saat Aina ingin menjawab, tiba-tiba perutnya merasakan kontraksi yang begitu dahsyat. Aina menjerit menahan sakitnya dan menggenggam tangan Arhan kuat.

Arhan semakin panik melihat kondisi Aina, dia menarik tangannya dari genggaman Aina. Namun gadis itu tak mau melepaskannya.

"Jangan pergi! Aku mohon. Awwww," pinta Aina sembari menjerit menahan sakit.

Arhan terpaku mendengar kata itu. Meskipun tidak mengerti dengan apa yang terjadi, dia memilih tetap di sana mendampingi Aina.

Dokter sudah bersiap-siap di bawah sana, pembukaan Aina sudah lengkap. Tak ada halangan lagi untuk Aina melahirkan secara normal.

"Aaaaaaaaaaaaaa,"

Jeritan Aina membuat Arhan terenyuh, segitu besar kah pengorbanan seorang wanita melahirkan buah hatinya.

Tak terasa air mata Arhan mengalir tiada henti. Bahkan tubuhnya ikut merasakan sakit bak dipecut seribu cambukan.

Arhan menggenggam tangan Aina erat, kemudian mengusap pucuk kepala Aina yang sudah dipenuhi keringat.

"Kamu harus kuat, aku yakin kamu bisa."

Tanpa sadar, Arhan melabuhkan sebuah kecupan sayang di kening Aina. Hal itu membuat Aina terenyuh, tenaganya seakan kembali setelah mendapatkan sentuhan itu.

"Ayo Aina! Tarik nafas pelan, lalu buang. Coba sekali lagi!" ajak Dokter yang sudah siap menyambut kedatangan malaikat kecil itu.

Aina menghela nafas panjang, lalu membuangnya perlahan. Dia meraih lengan Arhan dan mencengkram nya kuat.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa,"

Aina mengerahkan seluruh tenaganya yang tersisa. Dalam satu kali tarikan nafas, tangis baby mungil itu menggelegar memenuhi seisi ruangan.

Terpopuler

Comments

Yuli Yuli

Yuli Yuli

akhirnya membutuhkan mu jg ya arhan

2024-09-22

1

vj'z tri

vj'z tri

deg degan akuh 🥳🥳🥳

2024-09-09

0

Istiana

Istiana

jadi ikut tegang

2024-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 GBTD BAB 1.
2 GBTD BAB 2.
3 GBTD BAB 3.
4 GBTD BAB 4.
5 GBTD BAB 5.
6 GBTD BAB 6.
7 GBTD BAB 7.
8 GBTD BAB 8.
9 GBTD BAB 9.
10 GBTD BAB 10.
11 GBTD BAB 11.
12 GBTD BAB 12.
13 GBTD BAB 13.
14 GBTD BAB 14.
15 GBTD BAB 15.
16 GBTD BAB 16.
17 GBTD BAB 17.
18 GBTD BAB 18.
19 GBTD BAB 19.
20 GBTD BAB 20.
21 GBTD BAB 21.
22 GBTD BAB 22.
23 GBTD BAB 23.
24 GBTD BAB 24.
25 GBTD BAB 25.
26 GBTD BAB 26.
27 GBTD BAB 27.
28 GBTD BAB 28.
29 GBTD BAB 29.
30 GBTD BAB 30.
31 GBTD BAB 31.
32 GBTD BAB 32.
33 GBTD BAB 33.
34 GBTD BAB 34.
35 GBTD BAB 35.
36 GBTD BAB 36.
37 GBTD BAB 37.
38 GBTD BAB 38.
39 GBTD BAB 39.
40 GBTD BAB 40.
41 GBTD BAB 41.
42 GBTD BAB 42.
43 GBTD BAB 43.
44 GBTD BAB 44.
45 GBTD BAB 45.
46 GBTD BAB 46.
47 GBTD BAB 47.
48 GBTD BAB 48.
49 GBTD BAB 49.
50 GBTD BAB 50.
51 GBTD BAB 51.
52 GBTD BAB 52.
53 GBTD BAB 53.
54 GBTD BAB 54.
55 GBTD BAB 55.
56 GBTD BAB 56.
57 GBTD BAB 57.
58 GBTD BAB 58.
59 GBTD BAB 59.
60 GBTD BAB 60.
61 GBTD BAB 61.
62 GBTD BAB 62.
63 GBTD BAB 63.
64 GBTD BAB 64.
65 Jodoh di Atas Kertas
66 GBTD BAB 66.
67 GBTD BAB 67.
68 GBTD BAB 68.
69 GBTD BAB 69.
70 GBTD BAB 70.
71 GBTD BAB 71.
72 GBTD BAB 72.
73 GBTD BAB 73.
74 GBTD BAB 74.
75 GBTD BAB 75.
76 GBTD BAB 76.
77 GBTD BAB 77.
78 GBTD BAB 78.
79 GBTD BAB 79.
80 GBTD BAB 80.
81 GBTD BAB 81.
82 GBTD BAB 82.
83 GBTD BAB 83.
84 GBTD BAB 84.
85 GBTD BAB 85.
86 GBTD BAB 86.
87 GBTD BAB 87.
88 GBTD BAB 88.
89 GBTD BAB 89.
90 GBTD BAB 90.
91 GBTD BAB 91.
92 GBTD BAB 92.
93 GBTD BAB 93.
94 GBTD BAB 94.
95 GBTD BAB 95.
96 GBTD BAB 96.
97 GBTD BAB 97.
98 GBTD BAB 98.
99 GBTD BAB 99.
100 GBTD BAB 100.
101 GBTD BAB 101.
102 GBTD BAB 102.
103 GBTD BAB 103.
104 GBTD BAB 104.
105 GBTD BAB 105.
106 GBTD BAB 106.
107 GBTD BAB 107.
108 GBTD BAB 108.
109 GBTD BAB 109.
110 GBTD BAB 110.
111 GBTD BAB 111.
112 GBTD BAB 112.
113 GBTD BAB 113.
114 GBTD BAB 114.
115 GBTD BAB 115.
116 GBTD BAB 116.
117 GBTD BAB 117.
118 GBTD BAB 118.
119 GBTD BAB 119.
120 GBTD BAB 120.
121 GBTD BAB 121.
122 GBTD BAB 122.
123 GBTD BAB 123.
124 GBTD BAB 124.
125 GBTD BAB 125.
126 GBTD BAB 126.
127 GBTD BAB 127.
128 GBTD BAB 128.
129 GBTD BAB 129.
130 GBTD BAB 130.
131 GBTD BAB 131.
132 GBTD BAB 132.
133 GBTD BAB 133.
134 GBTD BAB 134.
135 GBTD BAB 135.
136 GBTD BAB 136.
137 GBTD BAB 137.
138 GBTD BAB 138.
139 GBTD BAB 139.
140 GBTD BAB 140.
141 GBTD BAB 141.
142 TAMAT...
143 Pengumuman...
144 Terjebak Permainan Tuan Galak...
Episodes

Updated 144 Episodes

1
GBTD BAB 1.
2
GBTD BAB 2.
3
GBTD BAB 3.
4
GBTD BAB 4.
5
GBTD BAB 5.
6
GBTD BAB 6.
7
GBTD BAB 7.
8
GBTD BAB 8.
9
GBTD BAB 9.
10
GBTD BAB 10.
11
GBTD BAB 11.
12
GBTD BAB 12.
13
GBTD BAB 13.
14
GBTD BAB 14.
15
GBTD BAB 15.
16
GBTD BAB 16.
17
GBTD BAB 17.
18
GBTD BAB 18.
19
GBTD BAB 19.
20
GBTD BAB 20.
21
GBTD BAB 21.
22
GBTD BAB 22.
23
GBTD BAB 23.
24
GBTD BAB 24.
25
GBTD BAB 25.
26
GBTD BAB 26.
27
GBTD BAB 27.
28
GBTD BAB 28.
29
GBTD BAB 29.
30
GBTD BAB 30.
31
GBTD BAB 31.
32
GBTD BAB 32.
33
GBTD BAB 33.
34
GBTD BAB 34.
35
GBTD BAB 35.
36
GBTD BAB 36.
37
GBTD BAB 37.
38
GBTD BAB 38.
39
GBTD BAB 39.
40
GBTD BAB 40.
41
GBTD BAB 41.
42
GBTD BAB 42.
43
GBTD BAB 43.
44
GBTD BAB 44.
45
GBTD BAB 45.
46
GBTD BAB 46.
47
GBTD BAB 47.
48
GBTD BAB 48.
49
GBTD BAB 49.
50
GBTD BAB 50.
51
GBTD BAB 51.
52
GBTD BAB 52.
53
GBTD BAB 53.
54
GBTD BAB 54.
55
GBTD BAB 55.
56
GBTD BAB 56.
57
GBTD BAB 57.
58
GBTD BAB 58.
59
GBTD BAB 59.
60
GBTD BAB 60.
61
GBTD BAB 61.
62
GBTD BAB 62.
63
GBTD BAB 63.
64
GBTD BAB 64.
65
Jodoh di Atas Kertas
66
GBTD BAB 66.
67
GBTD BAB 67.
68
GBTD BAB 68.
69
GBTD BAB 69.
70
GBTD BAB 70.
71
GBTD BAB 71.
72
GBTD BAB 72.
73
GBTD BAB 73.
74
GBTD BAB 74.
75
GBTD BAB 75.
76
GBTD BAB 76.
77
GBTD BAB 77.
78
GBTD BAB 78.
79
GBTD BAB 79.
80
GBTD BAB 80.
81
GBTD BAB 81.
82
GBTD BAB 82.
83
GBTD BAB 83.
84
GBTD BAB 84.
85
GBTD BAB 85.
86
GBTD BAB 86.
87
GBTD BAB 87.
88
GBTD BAB 88.
89
GBTD BAB 89.
90
GBTD BAB 90.
91
GBTD BAB 91.
92
GBTD BAB 92.
93
GBTD BAB 93.
94
GBTD BAB 94.
95
GBTD BAB 95.
96
GBTD BAB 96.
97
GBTD BAB 97.
98
GBTD BAB 98.
99
GBTD BAB 99.
100
GBTD BAB 100.
101
GBTD BAB 101.
102
GBTD BAB 102.
103
GBTD BAB 103.
104
GBTD BAB 104.
105
GBTD BAB 105.
106
GBTD BAB 106.
107
GBTD BAB 107.
108
GBTD BAB 108.
109
GBTD BAB 109.
110
GBTD BAB 110.
111
GBTD BAB 111.
112
GBTD BAB 112.
113
GBTD BAB 113.
114
GBTD BAB 114.
115
GBTD BAB 115.
116
GBTD BAB 116.
117
GBTD BAB 117.
118
GBTD BAB 118.
119
GBTD BAB 119.
120
GBTD BAB 120.
121
GBTD BAB 121.
122
GBTD BAB 122.
123
GBTD BAB 123.
124
GBTD BAB 124.
125
GBTD BAB 125.
126
GBTD BAB 126.
127
GBTD BAB 127.
128
GBTD BAB 128.
129
GBTD BAB 129.
130
GBTD BAB 130.
131
GBTD BAB 131.
132
GBTD BAB 132.
133
GBTD BAB 133.
134
GBTD BAB 134.
135
GBTD BAB 135.
136
GBTD BAB 136.
137
GBTD BAB 137.
138
GBTD BAB 138.
139
GBTD BAB 139.
140
GBTD BAB 140.
141
GBTD BAB 141.
142
TAMAT...
143
Pengumuman...
144
Terjebak Permainan Tuan Galak...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!