GBTD BAB 10.

Pagi harinya, Arhan keluar dari kamar mandi. Tubuhnya terasa segar, namun hatinya masih galau memikirkan Aina.

Sejak tadi malam dia tidak bisa tenang, bahkan tidurnya tidak nyenyak. Hanya Aina, Aina dan Aina saja yang ada di otaknya.

Arhan duduk di balkon kamar sembari menikmati secangkir kopi. Tatapan matanya kosong mengarah pada kolam renang.

Entah siapa yang salah, semesta sepertinya enggan memberinya sedikit harapan untuk bahagia.

"Aina, aku berharap semua ini hanyalah mimpi belaka. Aku tidak mengerti dengan perasaanku sendiri."

"Malam itu sangat berharga bagiku, malam yang tidak pernah aku dapatkan dari wanita lain."

"Kenapa keadaan jadi seperti ini? Aku ingin menebus semua kesalahanku padamu, tapi kenapa kamu malah menikah dengan orang lain?"

Arhan termenung dalam pemikirannya sendiri. Tidak mudah baginya menerima kenyataan ini.

Tidak lama berselang, Leona masuk membawakan sarapan untuk Arhan. Leona menaruhnya di atas meja, kemudian duduk di samping putranya itu.

"Bagaimana perasaan kamu sayang, apa kamu baik-baik saja?" tanya Leona sembari mengusap kepala Arhan.

"Entahlah Ma, Arhan bingung."

Arhan merebahkan kepalanya di bahu sang mama. Leona mendekapnya dan mengusap lengan Arhan naik turun.

"Apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Leona penasaran.

Arhan menghela nafas berat, matanya mulai berkaca-kaca. Kristal bening itu jatuh tanpa dia sadari.

"Arhan sudah melakukan kesalahan besar Ma, Arhan ingin menebusnya. Tapi semuanya sudah terlambat, tidak ada harapan lagi." ucap Arhan.

"Kesalahan apa yang kamu maksud?" tanya Leona menautkan alisnya.

"Arhan sudah mengambil sesuatu yang sangat berharga dari seorang gadis. Sesuatu yang harus dia jaga untuk suaminya, Arhan merenggut nya. Arhan menghancurkan masa depannya." jelas Arhan sembari menahan tangisannya.

Leona tergugu mendengar penjelasan Arhan, dia tak menyangka putranya bisa se keji itu. Sesuatu yang tidak pernah dia ajarkan kepada putra semata wayangnya itu.

"Arhan, kenapa kamu melakukan itu Nak? Apa Mama pernah mengajarimu memperlakukan seorang wanita seperti itu?" tanya Leona, nada bicaranya terdengar tinggi.

"Tidak Ma, maafkan Arhan. Arhan mengaku salah."

"Jika kamu tau itu salah, maka perbaikilah sebelum terlambat! Kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatan mu itu!" ucap Leona.

"Arhan sudah berusaha Ma, tapi Arhan terlambat. Gadis itu sudah menikah, Arhan tidak bisa menerima itu."

Arhan menjauhkan kepalanya dari bahu Leona, kemudian mengusap wajahnya hingga kristal bening itu menghilang.

"Apa kamu mencintainya?" tanya Leona ingin tau.

"Arhan tidak tau Ma, yang jelas Arhan tidak bisa menerima kenyataan ini."

Arhan menyandarkan punggungnya pada tampuk sofa, pandangannya menengadah menghadap langit yang begitu cerah. Namun hatinya seperti berada di tengah gelap gulita.

"Jangan menyerah jika tujuanmu itu baik! Mama yakin jika hatimu tulus, akan ada jalan yang semesta siapkan untukmu."

"Meskipun dia sudah menikah, tapi jika semesta menakdirkan dia untukmu, kalian pasti bertemu lagi."

Kata-kata Leona itu membuat Arhan terenyuh, kristal bening itu kembali tumpah membasahi wajah tampannya. Arhan berharap ucapan Leona menjadi doa untuknya.

……………

Arhan sudah berada di perusahaan, dia duduk di meja kerjanya dengan pikiran yang masih kacau. Semangat kerjanya hilang begitu saja.

"Permisi Tuan," sapa Hendru dari depan pintu.

"Ada apa?" tanya Arhan dingin.

"Siang ini ada meeting penting dengan klien kita yang sudah datang dari Korea. Apa Tuan bisa menghadirinya?" jelas Hendru.

"Ya, aku akan datang. Siapkan semua dokumen yang diperlukan, jangan sampai ada yang terlewatkan!" titah Arhan.

"Baiklah, setengah jam lagi aku kembali." sahut Hendru, kemudian berlalu meninggalkan ruangan Arhan.

Setelah Hendru menghilang dari pandangannya, Arhan bangkit dari duduknya dan melangkah ke dalam kamar mandi.

Dia berdiri di depan cermin menatap pantulan wajahnya yang terlihat kusut. Arhan menyalakan kran dan membasuh wajahnya.

Sekitar pukul 1 siang, Hendru kembali datang membawa beberapa dokumen penting. Setelah memeriksa dokumen tersebut, keduanya meninggalkan kantor menuju sebuah hotel.

Di sana Arhan dan Hendru sudah ditunggu oleh beberapa orang klien bisnis di meeting room.

Mereka sengaja datang jauh-jauh dari Korea untuk menandatangani kesepakatan kerja sama. Sebelumnya mereka sudah saling berkomunikasi lewat email.

Di kota B, Bastian datang menjenguk Aina. Sebagai seorang bos, dia khawatir memikirkan kondisi Aina saat ini.

Kesehatan Aina tentunya mempengaruhi keadaan kafenya yang tengah naik daun. Dia tidak ingin mengecewakan para pengunjung.

"Bagaimana kabarmu, apa kita perlu memeriksakan kesehatanmu ke dokter?" tanya Bastian, keduanya duduk saling berhadapan di sofa.

"Tidak perlu, aku baik-baik saja." jawab Aina lesu, wajahnya tampak pucat.

"Jangan bohong padaku! Aku tau kesehatanmu semakin memburuk." ucap Bastian sembari menautkan alisnya.

Aina tidak berani menatap wajah Bastian, dia malu. Dia merasa dirinya kotor dan menjijikkan. Namun bagaimanapun juga Bastian harus tau keadaannya saat ini.

"Bas, ada yang ingin aku sampaikan padamu."

Aina menghela nafas berat, dia memberanikan diri mengangkat wajahnya dan menatap Bastian dengan tatapan tak biasa.

"Aku hamil," ucap Aina jujur.

Mata Bastian membulat, dia tergugu mendengar pengakuan Aina. Tatapannya terlihat tajam menilik wajah Aina yang sudah memerah.

"Jangan bercanda! Bagaimana bisa kamu hamil, kapan kamu menikah?" tanya Bastian tak percaya.

"Maafkan aku, aku tidak bisa menjelaskannya padamu. Semua terjadi begitu cepat, aku juga baru tau kemarin. Dokter datang memeriksa ku dan inilah kenyataannya."

Aina menekuk wajahnya, dia malu sekaligus sedih membuka aibnya di depan Bastian. Kalaupun dia tidak jujur, lambat laun Bastian akan tetap mengetahuinya.

Dia bisa saja menyembunyikannya dari Bastian, tapi bagaimana dengan perutnya. Perut itu nantinya akan membesar, semua orang akan mencibir nya termasuk Bastian.

"Dimana Ayah anak itu? Kenapa dia tidak bersamamu, apa dia tau kalau kamu sedang mengandung anaknya?" tanya Bastian penasaran.

"Dia sudah mengetahuinya, tapi aku tidak berani mengatakannya. Aku terpaksa berbohong dan mengatakan kalau aku sudah menikah." lirih Aina.

Bastian melotot kan matanya, bibirnya sedikit terbuka mendengar penjelasan Aina.

"Ya ampun Aina, kenapa kamu melakukan itu? Anak ini tidak bersalah, dia berhak mendapatkan kasih sayang yang utuh dari kedua orang tuanya."

Bastian meninggikan suaranya, dia kesal melihat kebodohan Aina. Bagaimana mungkin gadis itu bisa bertahan sendirian dalam kondisi seperti ini.

"Apalagi yang bisa ku lakukan? Aku hanya seorang gadis miskin yang tak punya apa-apa, aku sebatang kara." lirih Aina, air matanya tumpah mengingat Arhan yang sudah pergi meninggalkannya.

Bastian terdiam, sulit baginya mempercayai semua ini. Meskipun hatinya kecewa, dia juga tak bisa menyalahkan Aina sepenuhnya.

"Sudahlah, jangan menangis! Aku tidak bermaksud menyalahkan mu."

Bastian bangkit dari duduknya dan berpindah di samping Aina. Dia mencoba menenangkan gadis itu dan membawanya ke dalam dekapannya.

Aina mendorong dada Bastian dan bergeser ke sebelahnya. Dia tidak ingin Bastian beranggapan lain terhadap dirinya. Cukup dia sendiri yang menanggung hukuman atas kesalahannya, dia tidak mau melibatkan Bastian dan berpikir macam-macam terhadapnya.

Terpopuler

Comments

Yuli Yuli

Yuli Yuli

cri tau Bastian

2024-09-22

1

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sabar

2023-04-17

2

Aidah Djafar

Aidah Djafar

Ainah bodoh 🤔

2023-01-13

1

lihat semua
Episodes
1 GBTD BAB 1.
2 GBTD BAB 2.
3 GBTD BAB 3.
4 GBTD BAB 4.
5 GBTD BAB 5.
6 GBTD BAB 6.
7 GBTD BAB 7.
8 GBTD BAB 8.
9 GBTD BAB 9.
10 GBTD BAB 10.
11 GBTD BAB 11.
12 GBTD BAB 12.
13 GBTD BAB 13.
14 GBTD BAB 14.
15 GBTD BAB 15.
16 GBTD BAB 16.
17 GBTD BAB 17.
18 GBTD BAB 18.
19 GBTD BAB 19.
20 GBTD BAB 20.
21 GBTD BAB 21.
22 GBTD BAB 22.
23 GBTD BAB 23.
24 GBTD BAB 24.
25 GBTD BAB 25.
26 GBTD BAB 26.
27 GBTD BAB 27.
28 GBTD BAB 28.
29 GBTD BAB 29.
30 GBTD BAB 30.
31 GBTD BAB 31.
32 GBTD BAB 32.
33 GBTD BAB 33.
34 GBTD BAB 34.
35 GBTD BAB 35.
36 GBTD BAB 36.
37 GBTD BAB 37.
38 GBTD BAB 38.
39 GBTD BAB 39.
40 GBTD BAB 40.
41 GBTD BAB 41.
42 GBTD BAB 42.
43 GBTD BAB 43.
44 GBTD BAB 44.
45 GBTD BAB 45.
46 GBTD BAB 46.
47 GBTD BAB 47.
48 GBTD BAB 48.
49 GBTD BAB 49.
50 GBTD BAB 50.
51 GBTD BAB 51.
52 GBTD BAB 52.
53 GBTD BAB 53.
54 GBTD BAB 54.
55 GBTD BAB 55.
56 GBTD BAB 56.
57 GBTD BAB 57.
58 GBTD BAB 58.
59 GBTD BAB 59.
60 GBTD BAB 60.
61 GBTD BAB 61.
62 GBTD BAB 62.
63 GBTD BAB 63.
64 GBTD BAB 64.
65 Jodoh di Atas Kertas
66 GBTD BAB 66.
67 GBTD BAB 67.
68 GBTD BAB 68.
69 GBTD BAB 69.
70 GBTD BAB 70.
71 GBTD BAB 71.
72 GBTD BAB 72.
73 GBTD BAB 73.
74 GBTD BAB 74.
75 GBTD BAB 75.
76 GBTD BAB 76.
77 GBTD BAB 77.
78 GBTD BAB 78.
79 GBTD BAB 79.
80 GBTD BAB 80.
81 GBTD BAB 81.
82 GBTD BAB 82.
83 GBTD BAB 83.
84 GBTD BAB 84.
85 GBTD BAB 85.
86 GBTD BAB 86.
87 GBTD BAB 87.
88 GBTD BAB 88.
89 GBTD BAB 89.
90 GBTD BAB 90.
91 GBTD BAB 91.
92 GBTD BAB 92.
93 GBTD BAB 93.
94 GBTD BAB 94.
95 GBTD BAB 95.
96 GBTD BAB 96.
97 GBTD BAB 97.
98 GBTD BAB 98.
99 GBTD BAB 99.
100 GBTD BAB 100.
101 GBTD BAB 101.
102 GBTD BAB 102.
103 GBTD BAB 103.
104 GBTD BAB 104.
105 GBTD BAB 105.
106 GBTD BAB 106.
107 GBTD BAB 107.
108 GBTD BAB 108.
109 GBTD BAB 109.
110 GBTD BAB 110.
111 GBTD BAB 111.
112 GBTD BAB 112.
113 GBTD BAB 113.
114 GBTD BAB 114.
115 GBTD BAB 115.
116 GBTD BAB 116.
117 GBTD BAB 117.
118 GBTD BAB 118.
119 GBTD BAB 119.
120 GBTD BAB 120.
121 GBTD BAB 121.
122 GBTD BAB 122.
123 GBTD BAB 123.
124 GBTD BAB 124.
125 GBTD BAB 125.
126 GBTD BAB 126.
127 GBTD BAB 127.
128 GBTD BAB 128.
129 GBTD BAB 129.
130 GBTD BAB 130.
131 GBTD BAB 131.
132 GBTD BAB 132.
133 GBTD BAB 133.
134 GBTD BAB 134.
135 GBTD BAB 135.
136 GBTD BAB 136.
137 GBTD BAB 137.
138 GBTD BAB 138.
139 GBTD BAB 139.
140 GBTD BAB 140.
141 GBTD BAB 141.
142 TAMAT...
143 Pengumuman...
144 Terjebak Permainan Tuan Galak...
Episodes

Updated 144 Episodes

1
GBTD BAB 1.
2
GBTD BAB 2.
3
GBTD BAB 3.
4
GBTD BAB 4.
5
GBTD BAB 5.
6
GBTD BAB 6.
7
GBTD BAB 7.
8
GBTD BAB 8.
9
GBTD BAB 9.
10
GBTD BAB 10.
11
GBTD BAB 11.
12
GBTD BAB 12.
13
GBTD BAB 13.
14
GBTD BAB 14.
15
GBTD BAB 15.
16
GBTD BAB 16.
17
GBTD BAB 17.
18
GBTD BAB 18.
19
GBTD BAB 19.
20
GBTD BAB 20.
21
GBTD BAB 21.
22
GBTD BAB 22.
23
GBTD BAB 23.
24
GBTD BAB 24.
25
GBTD BAB 25.
26
GBTD BAB 26.
27
GBTD BAB 27.
28
GBTD BAB 28.
29
GBTD BAB 29.
30
GBTD BAB 30.
31
GBTD BAB 31.
32
GBTD BAB 32.
33
GBTD BAB 33.
34
GBTD BAB 34.
35
GBTD BAB 35.
36
GBTD BAB 36.
37
GBTD BAB 37.
38
GBTD BAB 38.
39
GBTD BAB 39.
40
GBTD BAB 40.
41
GBTD BAB 41.
42
GBTD BAB 42.
43
GBTD BAB 43.
44
GBTD BAB 44.
45
GBTD BAB 45.
46
GBTD BAB 46.
47
GBTD BAB 47.
48
GBTD BAB 48.
49
GBTD BAB 49.
50
GBTD BAB 50.
51
GBTD BAB 51.
52
GBTD BAB 52.
53
GBTD BAB 53.
54
GBTD BAB 54.
55
GBTD BAB 55.
56
GBTD BAB 56.
57
GBTD BAB 57.
58
GBTD BAB 58.
59
GBTD BAB 59.
60
GBTD BAB 60.
61
GBTD BAB 61.
62
GBTD BAB 62.
63
GBTD BAB 63.
64
GBTD BAB 64.
65
Jodoh di Atas Kertas
66
GBTD BAB 66.
67
GBTD BAB 67.
68
GBTD BAB 68.
69
GBTD BAB 69.
70
GBTD BAB 70.
71
GBTD BAB 71.
72
GBTD BAB 72.
73
GBTD BAB 73.
74
GBTD BAB 74.
75
GBTD BAB 75.
76
GBTD BAB 76.
77
GBTD BAB 77.
78
GBTD BAB 78.
79
GBTD BAB 79.
80
GBTD BAB 80.
81
GBTD BAB 81.
82
GBTD BAB 82.
83
GBTD BAB 83.
84
GBTD BAB 84.
85
GBTD BAB 85.
86
GBTD BAB 86.
87
GBTD BAB 87.
88
GBTD BAB 88.
89
GBTD BAB 89.
90
GBTD BAB 90.
91
GBTD BAB 91.
92
GBTD BAB 92.
93
GBTD BAB 93.
94
GBTD BAB 94.
95
GBTD BAB 95.
96
GBTD BAB 96.
97
GBTD BAB 97.
98
GBTD BAB 98.
99
GBTD BAB 99.
100
GBTD BAB 100.
101
GBTD BAB 101.
102
GBTD BAB 102.
103
GBTD BAB 103.
104
GBTD BAB 104.
105
GBTD BAB 105.
106
GBTD BAB 106.
107
GBTD BAB 107.
108
GBTD BAB 108.
109
GBTD BAB 109.
110
GBTD BAB 110.
111
GBTD BAB 111.
112
GBTD BAB 112.
113
GBTD BAB 113.
114
GBTD BAB 114.
115
GBTD BAB 115.
116
GBTD BAB 116.
117
GBTD BAB 117.
118
GBTD BAB 118.
119
GBTD BAB 119.
120
GBTD BAB 120.
121
GBTD BAB 121.
122
GBTD BAB 122.
123
GBTD BAB 123.
124
GBTD BAB 124.
125
GBTD BAB 125.
126
GBTD BAB 126.
127
GBTD BAB 127.
128
GBTD BAB 128.
129
GBTD BAB 129.
130
GBTD BAB 130.
131
GBTD BAB 131.
132
GBTD BAB 132.
133
GBTD BAB 133.
134
GBTD BAB 134.
135
GBTD BAB 135.
136
GBTD BAB 136.
137
GBTD BAB 137.
138
GBTD BAB 138.
139
GBTD BAB 139.
140
GBTD BAB 140.
141
GBTD BAB 141.
142
TAMAT...
143
Pengumuman...
144
Terjebak Permainan Tuan Galak...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!