GBTD BAB 7.

Aina berlari kecil ke arah toilet, perutnya sangat mual, kepalanya juga pusing sehingga penglihatannya mulai kabur.

Di dalam toilet sana, Aina memuntahkan semua isi perutnya tanpa sisa. Tubuhnya benar-benar lemas tak bertenaga.

Aina memandangi pantulan wajahnya di depan cermin, wajahnya terlihat sangat pucat.

"Kamu tidak boleh sakit Aina, kamu harus kuat!"

Aina terpaku dalam pemikirannya sendiri. Disentuhnya wajah pucat itu dengan jemarinya, kemudian menghela nafas panjang dan membuangnya kasar.

Setelah mengelap wajahnya dengan tisu, Aina kembali merapikan rambutnya yang sudah acak-acakan. Dia berjalan meninggalkan toilet dan duduk di sebuah sofa yang ada di pojok ruangan bagian belakang.

"Aina, kamu kenapa?" tanya Bastian mendekat, dia baru saja tiba dan mendapati Aina dalam kondisi tidak baik.

"Tidak apa-apa Bas, sepertinya aku masuk angin." jawab Aina lesu.

Bastian khawatir melihat raut wajah Aina yang tak biasa, tampak jelas kalau Aina sedang tidak sehat saat ini.

"Kamu sepertinya demam, kita ke rumah sakit saja ya." ajak Bastian cemas.

"Tidak usah, aku baik-baik saja. Aku hanya butuh istirahat sejenak." tolak Aina, dia tidak mau merepotkan Bastian.

Selama ini Bastian sudah banyak membantu Aina. Mulai dari uang, pekerjaan dan juga tempat tinggal.

Aina tidak ingin bergantung lagi pada pria itu, kebaikan Bastian selama ini sudah membuatnya tidak enak hati.

Apalagi Aina pernah mendengar desas desus bahwa Bastian menyukainya. Hal itu membuat Aina semakin canggung.

Baginya Bastian tidak lebih dari seorang teman, rekan kerja, bos dan juga saudara laki-laki. Aina tidak ingin memberi harapan palsu kepada Bastian.

"Ya sudah, kalau begitu kamu pulang saja ya. Hari ini tidak usah kerja dulu, kamu bisa beristirahat di apartemen." pinta Bastian yang kini sudah duduk di samping Aina.

"Tapi Bas...,"

"Tidak ada tapi tapi, kesehatanmu lebih penting saat ini. Ayolah, aku akan mengantarmu pulang!"

Bastian bangkit dari duduknya, kemudian meraih tangan Aina dan membantunya berdiri.

Bastian menggenggam tangan Aina dan berjalan menuju parkiran. Saat hendak masuk ke dalam mobil, tiba-tiba Hendru bergumam dari dalam sana.

"Bukankah itu wanita yang tempo hari meminta pekerjaan padaku?"

Hendru menautkan alisnya bingung, dia sangat yakin dengan penglihatannya.

"Wanita siapa?" tanya Arhan dengan tatapan tajamnya, dia mendengar ucapan Hendru dengan sangat jelas.

"Ti, tidak Tuan, aku sepertinya sedang berhalusinasi." jawab Hendru gugup.

Aina dan Bastian sudah duduk di dalam mobil. Tidak lama, mobil itu menghilang dari pandangan Hendru yang tak sengaja melihatnya dari balik jendela kaca.

"Tuan, apa kamu masih ingin mencari gadis itu?" tanya Hendru mencari tau.

"Tentu saja, memangnya kenapa?" jawab Arhan dingin.

Hendru meraih gelas yang berisikan bir di atas meja, kemudian meneguknya hingga tak bersisa.

"Sepertinya aku baru saja melihatnya, tapi aku tidak terlalu yakin." ucap Hendru.

Mata Arhan tiba-tiba membola mendengar itu, dia menatap Hendru dengan tatapan menuntut penjelasan.

"Dimana kau melihatnya? Katakan padaku!" pinta Arhan sembari mengepalkan tangannya erat.

"Di luar, dia baru saja masuk ke dalam mobil bersama seorang pria." jelas Hendru.

Arhan memukul meja dengan kuat, hal itu membuat meja berguncang hingga menimbulkan kebisingan. Para pengunjung lain menoleh ke arahnya.

"Bayar bil nya, aku menunggumu di luar!" ucap Arhan, kemudian berlari menuju parkiran.

Bola mata Arhan bergerak ke sana kemari mencari keberadaan Aina. Dia berputar-putar tak tentu arah, lari sana lari sini, namun dia tidak dapat menemukan sosok gadis yang dia cari.

Arhan tersandar lesu di depan gerbang, wajahnya tampak kusut dengan rambut yang sudah acak-acakan. Dia menjambak rambutnya sendiri dan melayangkan bogem mentahnya di dinding. Arhan benar-benar frustasi memikirkan Aina yang entah dimana.

Hendru menyusul Arhan keluar, dia kebingungan melihat bos nya itu. Sejak Arhan bermalam dengan Aina waktu itu, sikap Arhan berubah drastis.

"Maafkan aku Tuan, aku sebenarnya tidak begitu yakin dengan apa yang aku lihat tadi." ucap Hendru sembari menundukkan kepalanya.

Arhan menatap Hendru penuh amarah. Dia mengepalkan tangannya dan melayangkan bogem mentahnya ke wajah Hendru.

Saat tinjunya sudah berada di depan wajah Hendru, dia dengan cepat menahannya. Arhan kembali teringat dengan kejadian di dalam tadi.

Hendru menelan ludahnya kasar, dia sudah siap menerima pukulan Arhan. Namun sesaat dia tergugu karena Arhan tak jadi memukulnya. Arhan justru meninggalkannya sendirian dan kembali masuk ke dalam kafe.

Arhan menghampiri seorang pelayan dan menariknya ke tempat sepi. Pria itu terlonjak kaget, tatapan mata Arhan membuat tubuhnya bergetar ketakutan.

"Si, siapa kau, apa yang kau inginkan dariku?" tanya pria itu gugup.

"Aku tidak akan menyakitimu jika kau mau bekerja sama denganku." tawar Arhan dengan tatapan membunuhnya.

"Katakan apa yang kau inginkan, tapi tolong jangan sakiti aku!" pinta pria itu, dia sangat takut melihat wajah Arhan yang sudah merah padam.

"Apa di sini ada pekerja yang bernama Aina?" tanya Arhan melunak.

"Aina?"

"Iya, Aina. Apa kau mengenalnya?" tanya Arhan dengan tatapan menuntut.

"A, a, aku...,"

"Bruk,"

Arhan menendang pot bunga yang ada di lantai hingga hancur berserakan. Hal itu membuat tubuh pelayan itu semakin bergetar ketakutan.

"I, iya, aku mengenalnya. Aina bekerja di sini sebagai seorang penyanyi." jawab pria itu jujur, dia tidak ingin bernasib sama dengan pot bunga itu.

Arhan mengusap wajahnya kasar, kemudian meletakkan tangannya di kepalanya pria itu sembari tersenyum miring.

"Dimana dia sekarang, apa dia ada di dalam?" tanya Arhan mencari tau.

"Tidak, dia baru saja pulang bersama Bos."

Arhan mengeratkan rahangnya kuat, gertakan giginya terdengar jelas di telinga. Kata bos itu membuatnya sangat geram.

"Berikan alamatnya padaku!"

"Ba, baiklah."

Pria itu merobek kertas kecil yang ada di tangannya, lalu menulis alamat lengkap Aina di sana. Tidak ada pilihan lain lagi baginya.

Arhan tersenyum puas menatap tulisan yang tersurat di kertas itu. Dia memanggil Hendru dan meminta uang cash yang masih menginap di kantong celana asisten pribadinya itu, lalu memberikannya pada pria itu.

"Terima kasih atas kerja samanya, simpan ini!" ucap Arhan sembari menaruh setengah ikat lembaran merah di telapak tangan pria itu.

"Apa ini?" tanya pria itu bingung.

"Simpan saja, ini hadiah untukmu!" jawab Arhan.

Arhan meninggalkan pria itu di sana, Hendru bergegas menyusulnya. Setelah keduanya duduk di dalam mobil, Arhan menyodorkan kertas itu kepada Hendru.

"Cari alamat ini!" perintah Arhan.

"Sekarang?" tanya Hendru.

"Tidak, tahun depan saja."

"Dasar bodoh! Tentu saja sekarang," umpat Arhan kesal.

"Ba, baik Tuan." sahut Hendru.

Meskipun berdomisili di Jakarta, namun Hendru sudah sangat hafal seluk beluk kota B.

Tidak butuh waktu lama bagi Hendru mengendarai mobilnya menuju alamat tersebut. Hanya dalam waktu seperempat jam, mobil mewah itu sudah terparkir di bawah gedung sebuah apartemen.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

bos sm aspri lemot, 😁

2024-09-14

2

vj'z tri

vj'z tri

hendru lola sekita ya hen habis dapet shock terapi dari bos 🤣🤣🤣

2024-09-09

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sukses

2023-04-17

2

lihat semua
Episodes
1 GBTD BAB 1.
2 GBTD BAB 2.
3 GBTD BAB 3.
4 GBTD BAB 4.
5 GBTD BAB 5.
6 GBTD BAB 6.
7 GBTD BAB 7.
8 GBTD BAB 8.
9 GBTD BAB 9.
10 GBTD BAB 10.
11 GBTD BAB 11.
12 GBTD BAB 12.
13 GBTD BAB 13.
14 GBTD BAB 14.
15 GBTD BAB 15.
16 GBTD BAB 16.
17 GBTD BAB 17.
18 GBTD BAB 18.
19 GBTD BAB 19.
20 GBTD BAB 20.
21 GBTD BAB 21.
22 GBTD BAB 22.
23 GBTD BAB 23.
24 GBTD BAB 24.
25 GBTD BAB 25.
26 GBTD BAB 26.
27 GBTD BAB 27.
28 GBTD BAB 28.
29 GBTD BAB 29.
30 GBTD BAB 30.
31 GBTD BAB 31.
32 GBTD BAB 32.
33 GBTD BAB 33.
34 GBTD BAB 34.
35 GBTD BAB 35.
36 GBTD BAB 36.
37 GBTD BAB 37.
38 GBTD BAB 38.
39 GBTD BAB 39.
40 GBTD BAB 40.
41 GBTD BAB 41.
42 GBTD BAB 42.
43 GBTD BAB 43.
44 GBTD BAB 44.
45 GBTD BAB 45.
46 GBTD BAB 46.
47 GBTD BAB 47.
48 GBTD BAB 48.
49 GBTD BAB 49.
50 GBTD BAB 50.
51 GBTD BAB 51.
52 GBTD BAB 52.
53 GBTD BAB 53.
54 GBTD BAB 54.
55 GBTD BAB 55.
56 GBTD BAB 56.
57 GBTD BAB 57.
58 GBTD BAB 58.
59 GBTD BAB 59.
60 GBTD BAB 60.
61 GBTD BAB 61.
62 GBTD BAB 62.
63 GBTD BAB 63.
64 GBTD BAB 64.
65 Jodoh di Atas Kertas
66 GBTD BAB 66.
67 GBTD BAB 67.
68 GBTD BAB 68.
69 GBTD BAB 69.
70 GBTD BAB 70.
71 GBTD BAB 71.
72 GBTD BAB 72.
73 GBTD BAB 73.
74 GBTD BAB 74.
75 GBTD BAB 75.
76 GBTD BAB 76.
77 GBTD BAB 77.
78 GBTD BAB 78.
79 GBTD BAB 79.
80 GBTD BAB 80.
81 GBTD BAB 81.
82 GBTD BAB 82.
83 GBTD BAB 83.
84 GBTD BAB 84.
85 GBTD BAB 85.
86 GBTD BAB 86.
87 GBTD BAB 87.
88 GBTD BAB 88.
89 GBTD BAB 89.
90 GBTD BAB 90.
91 GBTD BAB 91.
92 GBTD BAB 92.
93 GBTD BAB 93.
94 GBTD BAB 94.
95 GBTD BAB 95.
96 GBTD BAB 96.
97 GBTD BAB 97.
98 GBTD BAB 98.
99 GBTD BAB 99.
100 GBTD BAB 100.
101 GBTD BAB 101.
102 GBTD BAB 102.
103 GBTD BAB 103.
104 GBTD BAB 104.
105 GBTD BAB 105.
106 GBTD BAB 106.
107 GBTD BAB 107.
108 GBTD BAB 108.
109 GBTD BAB 109.
110 GBTD BAB 110.
111 GBTD BAB 111.
112 GBTD BAB 112.
113 GBTD BAB 113.
114 GBTD BAB 114.
115 GBTD BAB 115.
116 GBTD BAB 116.
117 GBTD BAB 117.
118 GBTD BAB 118.
119 GBTD BAB 119.
120 GBTD BAB 120.
121 GBTD BAB 121.
122 GBTD BAB 122.
123 GBTD BAB 123.
124 GBTD BAB 124.
125 GBTD BAB 125.
126 GBTD BAB 126.
127 GBTD BAB 127.
128 GBTD BAB 128.
129 GBTD BAB 129.
130 GBTD BAB 130.
131 GBTD BAB 131.
132 GBTD BAB 132.
133 GBTD BAB 133.
134 GBTD BAB 134.
135 GBTD BAB 135.
136 GBTD BAB 136.
137 GBTD BAB 137.
138 GBTD BAB 138.
139 GBTD BAB 139.
140 GBTD BAB 140.
141 GBTD BAB 141.
142 TAMAT...
143 Pengumuman...
144 Terjebak Permainan Tuan Galak...
Episodes

Updated 144 Episodes

1
GBTD BAB 1.
2
GBTD BAB 2.
3
GBTD BAB 3.
4
GBTD BAB 4.
5
GBTD BAB 5.
6
GBTD BAB 6.
7
GBTD BAB 7.
8
GBTD BAB 8.
9
GBTD BAB 9.
10
GBTD BAB 10.
11
GBTD BAB 11.
12
GBTD BAB 12.
13
GBTD BAB 13.
14
GBTD BAB 14.
15
GBTD BAB 15.
16
GBTD BAB 16.
17
GBTD BAB 17.
18
GBTD BAB 18.
19
GBTD BAB 19.
20
GBTD BAB 20.
21
GBTD BAB 21.
22
GBTD BAB 22.
23
GBTD BAB 23.
24
GBTD BAB 24.
25
GBTD BAB 25.
26
GBTD BAB 26.
27
GBTD BAB 27.
28
GBTD BAB 28.
29
GBTD BAB 29.
30
GBTD BAB 30.
31
GBTD BAB 31.
32
GBTD BAB 32.
33
GBTD BAB 33.
34
GBTD BAB 34.
35
GBTD BAB 35.
36
GBTD BAB 36.
37
GBTD BAB 37.
38
GBTD BAB 38.
39
GBTD BAB 39.
40
GBTD BAB 40.
41
GBTD BAB 41.
42
GBTD BAB 42.
43
GBTD BAB 43.
44
GBTD BAB 44.
45
GBTD BAB 45.
46
GBTD BAB 46.
47
GBTD BAB 47.
48
GBTD BAB 48.
49
GBTD BAB 49.
50
GBTD BAB 50.
51
GBTD BAB 51.
52
GBTD BAB 52.
53
GBTD BAB 53.
54
GBTD BAB 54.
55
GBTD BAB 55.
56
GBTD BAB 56.
57
GBTD BAB 57.
58
GBTD BAB 58.
59
GBTD BAB 59.
60
GBTD BAB 60.
61
GBTD BAB 61.
62
GBTD BAB 62.
63
GBTD BAB 63.
64
GBTD BAB 64.
65
Jodoh di Atas Kertas
66
GBTD BAB 66.
67
GBTD BAB 67.
68
GBTD BAB 68.
69
GBTD BAB 69.
70
GBTD BAB 70.
71
GBTD BAB 71.
72
GBTD BAB 72.
73
GBTD BAB 73.
74
GBTD BAB 74.
75
GBTD BAB 75.
76
GBTD BAB 76.
77
GBTD BAB 77.
78
GBTD BAB 78.
79
GBTD BAB 79.
80
GBTD BAB 80.
81
GBTD BAB 81.
82
GBTD BAB 82.
83
GBTD BAB 83.
84
GBTD BAB 84.
85
GBTD BAB 85.
86
GBTD BAB 86.
87
GBTD BAB 87.
88
GBTD BAB 88.
89
GBTD BAB 89.
90
GBTD BAB 90.
91
GBTD BAB 91.
92
GBTD BAB 92.
93
GBTD BAB 93.
94
GBTD BAB 94.
95
GBTD BAB 95.
96
GBTD BAB 96.
97
GBTD BAB 97.
98
GBTD BAB 98.
99
GBTD BAB 99.
100
GBTD BAB 100.
101
GBTD BAB 101.
102
GBTD BAB 102.
103
GBTD BAB 103.
104
GBTD BAB 104.
105
GBTD BAB 105.
106
GBTD BAB 106.
107
GBTD BAB 107.
108
GBTD BAB 108.
109
GBTD BAB 109.
110
GBTD BAB 110.
111
GBTD BAB 111.
112
GBTD BAB 112.
113
GBTD BAB 113.
114
GBTD BAB 114.
115
GBTD BAB 115.
116
GBTD BAB 116.
117
GBTD BAB 117.
118
GBTD BAB 118.
119
GBTD BAB 119.
120
GBTD BAB 120.
121
GBTD BAB 121.
122
GBTD BAB 122.
123
GBTD BAB 123.
124
GBTD BAB 124.
125
GBTD BAB 125.
126
GBTD BAB 126.
127
GBTD BAB 127.
128
GBTD BAB 128.
129
GBTD BAB 129.
130
GBTD BAB 130.
131
GBTD BAB 131.
132
GBTD BAB 132.
133
GBTD BAB 133.
134
GBTD BAB 134.
135
GBTD BAB 135.
136
GBTD BAB 136.
137
GBTD BAB 137.
138
GBTD BAB 138.
139
GBTD BAB 139.
140
GBTD BAB 140.
141
GBTD BAB 141.
142
TAMAT...
143
Pengumuman...
144
Terjebak Permainan Tuan Galak...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!