Sejujurnya Vara cukup heran melihat keberadaan Bryllian disana. Gadis itu merasa hal itu bukan sekedar kebetulan semata.
"Kenapa aku sering sekali bertemu dengan laki-laki itu? Apa memang dia mengikutiku?"
Vara segera menepiskan pikirannya dan hendak beranjak ke kelas.
"Aku ke kelas duluan ya."
Vanny dan Danila hanya menganggukan kepalanya karena sedang sibuk memasukan bakso ke dalam mulut mereka. Sedangkan Samuel yang sedang sibuk menelpon pacarnya, hanya memberi tanda OK Dengan jarinya.
Vara sudah melangkah hendak pergi dari tempat itu. Tapi Brandon seketika menahan tangan Vara. Brandon bergegas menyudahi acara makannya dan segera berdiri.
"Ayo, aku juga sudah selesai."
Brandon memegang dan menarik tangan Vara pelan menuju kelas.
***************************
Kuliah hari ini agak sedikit melelahkan. Karena Vara banyak ketinggalan materi kuliah, membuatnya belajar dengan ekstra untuk menyusul ketinggalannya. Beruntung Brandon menyiapkan materi-materi kuliah yang sudah Vara lewatkan.
Brandon memang sahabat terbaik Vara. Vara dan Brandon sudah bersahabat sejak kelas 1 SMA, sedangkan dengan Samuel, Vanny dan Danila, mereka baru berteman sejak masuk kuliah.
******************************
Keesokan harinya Vara sibuk di perpustakaan kampus, berkutat dengan tugas kuliah yang menumpuk. Sibuk dengan laptop dan buku-buku didepannya.
Tiba-tiba seseorang menyodorkan 1 cup coffee tepat didepan Vara. Laki-laki itu lagi, Bryllian. Sejujurnya Vara merasa risih dengan sikap Bryllian yang selalu sok akrab padanya. Vara merasa entah kenapa mereka sering sekali bertemu secara kebetulan. Apa memang benar suatu kebetulan? Karena Vara yakin sekali Bryllian bukan mahasiswa di kampus itu.
"Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Vara dengan nada serius. Vara benar-benar tidak habis pikir dengan tingkah Bryllian yang semakin lama semakin mencurigakan.
"Hanya ingin melihat keadaannmu" jawab Bryllian disertai senyum tipis, yang jujur Vara akui menambah kadar ketampanannya.
"Kenapa? Untuk apa?" Lagi-lagi Vara bertanya dengan nada ketus sambil mengerutkan keningnya. Bryllian sedikit memajukan badannya ke arah Vara, meskipun terhalang meja yang sedikit lebar.
"Kenapa kamu selalu menghindariku? Aku hanya ingin berteman denganmu." Pertanyaan Bryllian membuat Vara kembali mengerutkan keningnya.
"Kenapa aku harus berteman denganmu?" tanya Vara tidak mengerti.
Bryllian menggigit bibirnya, kemudian menghela nafasnya dengan sedikit kasar.
"Aku hanya ingin berteman denganmu, tidak ada alasan khusus." Bryllian menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dan Vara hanya memainkan ballpoint yang sejak tadi dipegangnya. Seolah sedang menimbang-nimbang jawaban apa yang harus dia berikan.
"Aku ingin menjadi temanmu." Kata Bry dengan nada memelas sambil memegang tangan Vara. Namun Vara melepaskan tangannya dan semakin menegakkan tubuhnya menjaga jarak dari laki-laki itu.
"Aku tidak tahu kenapa aku harus menjadi temanmu. Aku tidak mengerti alasanmu terus-terusan mengikutiku."
Bryllian lagi-lagi menghela nafasnya menanggapi sikap Vara yang sangat waspada.
"Maka bertemanlah denganku, mungkin kamu akan menemukan jawabannya." Bry menatap Vara dengan wajah sendunya. Vara masih belum mengerti dengan sikap Bryllian. Dia mencoba menelaah maksud laki-laki itu yang sesungguhnya. Tapi Vara tetap tidak menemukan jawabnnya.
Hanya saja sikap Bryllian selama ini tidak jahat atau menyebalkan, sehingga akhirnya Vara menjawab sesuai keinginan laki-laki itu. Meskipun Vara masih sangat penasaran dengan alasan Bryllian sesungguhnya.
"Okay, kita berteman." Jawaban Vara membuat wajah Bryllian berubah sumringah, tatapan matanya berbinar menatap Vara.
"Terima kasih Var.."
Bry kembali memegang tangan Vara. Namun kali ini Vara tidak menolak dan hanya membiarkannya saja.
***********************
Sejak hari itu, hampir setiap hari setelah kuliah siang atau sore, Bry selalu menunggu Vara di tempat parkir kampus. Vara pikir Bry sepertinya mengetahui jadwal kuliah Vara, karena dia selalu tepat waktu saat menunggui Vara.
Berbeda dengan terakhir kali bertemu di arena balap liar dimana Bry mengendarai motor sport, sekarang Bry selalu mengendarai mobil sport berwarna biru metalic setiap kali datang ke kampus Vara. Dia sering kali bersandar di mobilnya saat menunggui Vara pulang kuliah, membuat banyak mata menatap kearahnya.
Tentu saja wajahnya yang tampan, alisnya yang tebal dan penampilannya mudah sekali menarik perhatian. Ekspresinya selalu terlihat senang saat Vara keluar dari kelas dan menuju parkiran. Bry memang selalu sengaja memarkirkan mobilnya didekat mobil sport merah Vara. Dia bahkan tidak peduli keberadaan mobilnya mengambil lahan untuk mahasiswa kampus ini memarkirkan mobilnya.
Bry tahu Vara akan selalu menolaknya untuk mengantar Vara pulang dengan alasan Vara juga membawa mobil sendiri. Maka dari itu Bry selalu mencari cara agar dia bisa mengajak Vara jalan-jalan atau makan di restaurant yang berbeda-beda sebelum pulang kerumah.
Seperti hari-hari sebelumnya, hari ini pun Bry kembali mengajak Vara makan di restaurant sepulang kuliah.
"Var, ada restaurant yang baru buka. Tempatnya bagus, kita kesana dulu ya."
"Ok.. kita pakai mobil kita masing-masing ya."
Vara hendak memasuki mobilnya, tapi tangan Bry menahan langkahnya.
"Kali ini mau kan pakai mobilku saja. Nanti kita kesini lagi untuk mengambil mobil kamu."
Vara berpikir sejenak, lalu menganggukan kepalanya dengan pelan. Bry tersenyum dan langsung membukakan pintu mobilnya agar Vara segera masuk.
Setelah Vara masuk, Bry pun masuk dan duduk di belakang kemudi, sambil menatap Vara dengan senyuman. Vara hendak memakai seatbelt, namun Bry langsung mengambil alih dengan memasangkannya. Posisinya sangat dekat, Vara bertanya-tanya dalam hati, kenapa memasangkan seatbelt saja terasa lama, membuat dadanya entah kenapa berdetak lebih cepat. Wangi tubuh Bry juga selalu menenangkan Vara, membuatnya merasa nyaman setiap kali berdekatan dengan Bry.
Sesaat mata Bry dan Vara bertemu, Vara sempat terpana dengan mata hitam Bry yang tajam. Bry lebih mendekatkan wajahnya ke wajah Vara, namun Vara langsung berdehem pelan agar Bry menjauh darinya. Bry seperti tersadar dan langsung menarik mundur wajahnya, lalu duduk dengan baik dan menjalankan mobil sportnya menuju restaurant.
**********************************
Image Source : Instagram (Edited)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Dyah Mbeluk's
suka
2021-03-11
1
Sekapuk Berduri
like like
2021-01-12
1
Daratullaila🍒
Hai author aku mampir lagi membawa like, semangat up nya💪
Jangan lupa baca episode baru CIC
Salam dari Calon Istri Ceo☺💖
2020-12-27
1