Tampaknya perjalanan ini sudah terlalu jauh dari perkiraan Vara, karena gadis itu mulai tidak mengenal daerah-daerah yang mereka lalui. Tapi Vara percaya sepenuhnya pada Arya. Kemanapun kekasihnya membawa Vara, tidak mungkin ada niat buruk dalam benak Arya.
Setelah menempuh perjalanan lebih dari setengah jam, Arya dan Vara sampai di perbatasan kota yang sangat ramai. Tampaknya ini arena balapan liar, membuat Vara mengerutkan keningnya penuh tanya.
Kebingungan Vara tidak digubris oleh Arya, dia hanya pergi sebentar dan kembali dengan membawa 1 buah cheese burger dan 1 cup juice strawberry. Sepertinya tidak akan ada makan malam romantis untuk merayakan 6 bulan hubungan Arya dan Vara.
Sementara pikiran Vara melayang kemana-mana, Arya hanya memperhatikan kekasihnya itu sambil tersenyum. Tampaknya Arya tahu apa yang Vara pikirkan.
“Var, ini akan lebih romantis dari sekedar makan malam.” Arya menatap Vara sambil tersenyum lembut. Vara pun tersenyum meskipun masih tidak mengerti dengan perkataan laki-laki yang dicintainya itu.
Arya menyadari bahwa Vara masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Sampai akhirnya Arya menyadarkan Vara dengan sebuah ciuman lembut di kening gadis pujaannya. Vara begitu terkejut dengan apa yang dilakukan Arya, tapi laki-laki itu hanya tersenyum sambil beranjak pergi meninggalkan Vara yang masih memasang ekspresi kebingungan.
Orang-orang mulai membentuk kerumunan yang lebih kecil, balapan ini sepertinya akan dimulai. Arya memasuki lintasan bersama beberapa orang lainnya. Vara masih tidak mengerti apa maksud Arya, dan bertanya-tanya apakah Arya mengikuti balapan liar ini atau tidak.
Vara merasa bingung dengan apa yang harus dia lakukan, Arya kembali tersenyum pada Vara dan mulutnya mengatakan sesuatu dengan tanpa suara. Tapi Vara dengan jelas menangkap apa yang dikatakan oleh Arya.
“I love you”, Vara yakin itu yang Arya katakan. Vara tidak membalas perkataan kekasihnya. Pikirannya mulai sibuk dengan pertanyaan tentang apa yang akan dilakukan oleh Arya. Vara mulai cemas melihat Arya yang sedang bersiap-siap dengan motornya.
Badan Vara lemas seketika, saat Arya mulai memacu motornya sekencang mungkin. Dia begitu khawatir dengan keselamatan Arya. Mata Vara berkunang-kunang tidak mampu melihat Arya bermain-main dengan nyalinya. Vara tidak henti-hentinya berdoa, berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk terhadap kekasihnya.
Terbersit rasa kecewa di hati Vara karena Arya melakukan hal yang tidak pernah Vara duga sebelumnya. Vara tidak ingin melihat balapan ini. Sehingga dia hanya menunduk dengan perasaan yang campur aduk.
Tiba-tiba terdengar bunyi yang sangat keras dan orang-orang berlarian menuju sumber suara. Vara pun berlari dengan menyeret tubuhnya yang bergetar. Vara memaksakan berlari lebih kencang, karena jarak sumber suara yang keras itu cukup jauh dari kerumunan orang.
Seketika badan Vara lemas, saat melihat Arya yang tergeletak dengan darah yang begitu banyak di beberapa bagian tubuhnya. Vara pun mulai tidak sadarkan diri.
Dinding bercat putih yang pertama Vara lihat saat membuka mata. Perlahan dilihatnya Mama Irena dan Papa Devan memandangi Vara dengan tatapan sendu. Sesaat kemudian Vara baru teringat pada keadaan kekasihnya, Arya.
“Mah, Arya mana?” Vara bertanya dengan nada keras, namun Mama Irena hanya diam sambil terisak pelan. Papa Devan juga hanya memandangi Vara dengan tatapan sendu. Sesaat kemudian Reyvan menghampiri Vara perlahan dan memegang bahu Vara dengan lembut.
“Sabar Var, kamu harus kuat. Arya, sudah pergi.”
Vara masih mencerna apa yang dikatakan oleh Reyvan, dan mulai bertanya lagi pada Reyvan dengan tatapan penuh tanya.
“Kak apa maksudnya?”
Tapi Reyvan tidak menjawab apa-apa, dia hanya memeluk Vara dengan erat. Vara masih tidak percaya dan tidak menerima apa yang terjadi. Tubuhnya lunglai, sesaat masih dia rasakan pelukan Reyvan dan Mama Irena yang menahan tubuhnya.
*****************************
Vara berusaha menahan air matanya dengan sekuat tenaga, saat jenazah Arya perlahan dimasukkan ke liang lahat. Tapi air matanya seakan tidak mau berhenti. Vara memeluk Mama Citra dengan erat, meskipun tubuhnya lemas tidak bertenaga. Vara berusaha tegar, terlebih dia harus menenangkan Lana, adik Arya yang beberapa kali histeris dan tidak sadarkan diri.
Reyvan berdiri di belakang Vara untuk berjaga-jaga, karena Vara sudah terlihat lemas dan tatapannya mulai kosong. Reyvan takut Vara sewaktu-waktu bisa pingsan. Mama Irena dan Papa Devan pun menemani Vara dan terlihat meneteskan air mata. Mereka begitu menyayangi Arya yang sudah begitu dekat dengan mereka. Karena itu mereka merasa sangat kehilangan. Mereka pun menyadari, akan ada yang berubah pada diri anak mereka setelah ini. Karena sumber kebahagiaan dan keceriaannya kini sudah tidak ada.
Sahabat-sahabat Vara pun ikut datang. Brandon sesekali mengusap lengan dan punggung Vara untuk menguatkan sahabatnya itu. Begitupun Vanny, Danila juga Samuel yang tidak henti-hentinya memberikan semangat dan support pada Vara.
************************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
🌻Ruby Kejora
like mendarat thor
2021-02-18
1
Lin_nda
hadir dengan like
2021-01-30
1
Sekapuk Berduri
like lagi 💕
2021-01-12
1