Love Story 3 Hati

Love Story 3 Hati

BAB 1 Naif

Halo Hai.. Selamat datang di dunia Hiza

aku kembali nulis dan kali ini adalah spin-off dari Mencintaimu Dalam Diam. fokus ceritanya tentang Azzam kakak Anita ya..

Selamat membaca

jangan lupa dukungan kalian aku nantikan..

****

Surabaya, Kota Pahlawan.

Terik matahari terasa kian menyengat saat Azzam tengah bersiap di rumahnya, padahal hari masih masih terbilang pagi. Sepoi angin pun seolah tak mampu menyejukkan setiap insan di bumi pahlawan itu.

Azzam adalah dosen sekaligus mahasiswa di salah satu universitas swasta di Surabaya. Dia sedang menempuh studi S3 nya sekaligus mengajar sebagai dosen.

Azzam dikenal sebagai dosen yang dingin, angkuh, dan julukan mengerikan lainnya oleh sebagian besar mahasiswanya. Karena ia tak pernah mengulas senyum bahkan sedikit pun kepada mahasiswanya. Wajah tampannya seolah menjadi sia-sia karena sikap dinginnya itu.

Setidaknya itu menurut para mahasiswa di kampus itu.

Azzam sebenarnya sosok yang hangat hanya ia sedikit tidak bisa membuka diri dengan orang lain. Azzam adalah lelaki penuh tekad sesuai namanya, namun tidak untuk urusan asmara.

Baginya menikmati rasa saat jatuh cinta adalah sesuatu yang menyenangkan dan harus berlangsung lama. Tak perlu mengejar, tak perlu terburu mengungkapkan rasa. Seolah-olah Azzam yakin tentang perasaannya bahwa nantinya adalah jodohnya, siapapun wanita yang ia sukai.

Ya ampun, narsis sekali memang.

Azzam saat ini tengah menyukai seorang wanita. Usianya jauh dibawahnya, karena wanita itu adalah mahasiswa semester 4 mungkin umurnya sekitar 20 tahunan. Sedangkan Azzam usianya sudah 29 tahun.

Dan seperti yang sudah diungkap tadi, bahwa ia tak akan mengungkap, tak akan mengejar wanita yang disukainya, ia hanya diam-diam menyimpan rasanya. Berharap besok ada jalan yang sudah terbangun untuk menuju sang pujaan.

Bulshit.

Azzam sangat lugu dan naif. Begitu menurut teman-temannya. Kalau hampir setiap lelaki jika sudah memiliki kemauan pasti dikejar, tapi tidak bagi Azzam.

“halah Zam.. wes to, sana kejar kalau suka. Keburu diduluin orang. Kayaknya juga belum punya pacar tuh..” tukas Dani, teman seperjuangannya dalam Menyusun disertasi.

“belum lah.. nanti saja, dia juga masih semester 4, pasti lagi seneng-senengnya menikmati masa kuliahnya..”

“mana ada seperti itu.. banyak juga mahasiswa disini yang kuliah ternyata juga sudah menikah bahkan ada yang sudah punya anak.. kamu itu jangan terlalu naif. Nggak bakal ketemu jodohmu kalau kamu cuma diam-diam begitu.”

“ya ya ya.. terimakasih masukan mu..”

“susah ngomong sama kamu. Kalau sudah ketikung baru tau rasa kamu..”

Hari terus bergulir dan berlalu.

Azzam masih asyik dengan rasa cinta yang lugu dan naif kepada seorang mahasiswi semester 4 yang entah bagaimana kehidupannya sebenarnya. Azzam hanya diam-diam menyukainya dan sesekali mencuri pandang jika kebetulan bertemu.

Kini 2 bulan telah berlalu.

Masih tidak ada perkembangan apapun tentang kisah cintanya. Sedangkan yang disana, si gadis yang disukainya

itu telah melenggang, berjalan dengan tangan terpaut di genggaman seorang lelaki yang entah siapa.

Azzam membola saat tak sengaja melewati mereka berdua.

“apa mungkin dia kekasihnya?”

“kenapa pak Azzam? Kekasih siapa?” tanya Pak Fajri yang ternyata sudah berada dekat dengannya.

Azzam mendelik, seperti bocah yang ketahuan pacaran diam-diam di belakang orang tuanya.

“itu mahasiswa saya pak. Namanya Windy. Baru saja menikah dua hari yang lalu..” ucap pak Fajri saat melihat Azzam masih mencuri-curi pandang dengan dua pasangan yang telah berlalu itu.

“ah..mahasiswa bapak keren, masih kuliah sudah menikah saja. Suaminya sepertinya juga masih muda..” ucap Azzam, ia tersenyum kecut, meratapi nasibnya seperti jomblo tua.

“banyak mas.. bahkan ada yang sudah memiliki anak. Lebih baik begitu kan, cepat-cepat menikah daripada pacaran tak jelas, nanti kalau terjadi hal buruk orang tuanya juga yang malu.. jadi Pak Azzam sudah memiliki calon atau belum? Belum ada rencana menikah?” ucapan Panjang lebar itu pada akhirnya berbalik padanya. Pada Azzam, lagi-lagi pertanyaan yang sama hingga ia bosan menjawab.

“mohon doanya saja ya Pak. Saya juga masih berusaha mencari.”

“iya mas, saya doakan. Kalau sudah ada incaran ya langsung tembak saja. Siapa tahu memang jodoh, tidak perlu diamati dulu..” Pak fajri terkekeh, sepertinya memang sudah jadi rahasia umum kalau Azzam suka dengan kisah cinta naifnya.

***

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Widianty Rahayu

Widianty Rahayu

Semangat💪💪💪 thor jgn lupa up 🤭🤭🤭🤭

2022-07-03

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!