#3

Ini hanyalah cerita fiksi. Tidak ada unsur menyinggung atau merugikan pihak manapun. Dan cerita ini tidak diambil dari kisah nyata.

Selamat berfantasi 😍😍

🌷🌷🌷🌷🌷

"Makasih Ar... Mmm... Jujur Lili sebenarnya senang dengan niat keluarga papi Haris. Lili mau kok menerima lamaran Ardi, Pi" (wajah Lilia sudah blushing tingkat dewa).

"Alhamdulillah... Akhirnya Lili beneran bakal jadi anak mami. Terima kasih ya sayang". Farah menyambut haru jawaban Lilia.

"Makasih ya Allah... Engkau telah mengabulkan doa hambamu untuk bersatu dengan orang yang hamba cintai", batin Ardian menahan haru yang bahagia.

"Kalau gitu kapan kita akan meresmikan secara SAH penyatuan keluarga kita ini Dan?" (elaaah.. Papinya si Ardian udah balik ke mode santuy aja ngomongnya...🤣🤣)

"Bukankah lebih cepat lebih baik? Gue udah pingin nimang bayik ini. Masak umur udah kepala 4 belum punya cucu... Ya kaaan.." Dinda begitu antusias dengan rencana berikutnya.

"Bener banget Din, gue juga udah pingin unyel-uyel anak bayik niiih. Tau sendiri kan lo, itu emak-emak kalo pada kumpul arisan selalu bahas cucu mereka mulu. Kesel kan kitanya mau pamer tapi belum ada oroknya". Jawaban ala emak-emak komplek sudah dilontarkan Farah.

Padahal awal tadi sudah bagus saling panggil 'jeng'. Sekarang balik lagi ke mode sahabat.

Lilia yang sempat melotot karena syok dengan kata-kata para tetua barusan. Dia melirik kearah Ardian yang nampak tenang-tenang saja dengan keputusan 2 orang tua itu.

"Ardi kok diem aja ya? Kok kayaknya dia santuy aja sama keputusan Mami dan Mama ya? Apa jangan-jangan....", batin Lilia

"Kalau gitu gimana kalau 2 minggu lagi kita gelar acara nikahannya?" Fardan mengusulkan.

Sungguh jantung Lilia serasa ingin lepas dari raganya. Dia kaget terheran-heran melihat keputusan para orang tua ini. Baru saja dirinya syok dengan pembahasan duo emak, sekarang ingin pingsan rasanya dengan omongan duo bapak itu.

Dia sangat tau bagaimana keluarganya dan keluarga Ardi yang mode santuy nya keterlaluan. Tapi ini kan menyangkut masa depan anaknya. Seakan-akan mereka sedang diskusi kerja kelompok saat masih sekolah. "Tuhan... Kenapa ada keluarga model beginian", batin Lilia merutuki 2 keluarga ini.

"Oke gue setuju! Kalo akadnya besok juga gue udah siap Dan. Gimana mi, Din?" Celetuk Haris.

"Gila lo Ris!! Gak mau lah gue kalo besok akadnya. Kita kan belum nyiapin apa-apa. Walaupun kita belum bisa menggelar resepsi Lili-Ardi dengan mewah nantinya, seenggaknya kita kan harus ngundang keluarga besar kita. Kali keluarga besar kita dikit, rumah ini aja gk mungkin bisa nampung keluarga besar gue. Apalagi kalo ditambahin keluarga lo Ris". Dinda sedikit keberatan.

"Benar yang Dinda bilang pi. Kita harus buat pesta kecil-kecilan untuk menyambut calon anak mantu kita. Gue setuju Din... 2 minggu lagi kita nikahkan anak-anak kita sekalian kita gelar syukuran sekalian kumpul 2 keluarga besar. Nanti kalo Lili sama Ardi udah lulus, resepsi megahnya kita atur segera gimana?" Farah menengahi.

"Oke... Nanti gue cari tempat buat tempatnya!" Fardan dengan entengnya sudah membuat planningnya.

"Oke..fix ya. Gue juga bakal kasih kabar keluarga besar gue mulai besok", Haris setuju.

"Eh... Pi, kita pamit yuk. Sudah jam 10 nih pi. Kasihan anak-anak harus istirahat". Ajakan Farah diangguki oleh suaminya.

"Li, gue pamit pulang dulu ya. Lusa kita ketemu di sekolah sambil bahas dikit-dikit keperluan untuk kita nanti". Ardian menutup percakapan mereka.

"Iya Ar... Hati-hati ya!"

"Iya tuan putri".

Ardian menyusul orang tuanya menuju mobil sambil tersenyum malu, karena dia sempat melihat raut blushing Lilia yang menambah rasa cintanya.

"Sepertinya gue gak mencintai orang yang salah, tadi itu ekspresi Lili juga cinta gue kan ya... Semoga..." gumam Ardi.

🌷🌷🌷🌷🌷

🌬️ BERSAMBUNG.....

Support aku dengan like dan vote kalian sayang 😘😘😘

❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***