Malam itu, diiringi rinai hujan, Raya melewati malamnya dengan tangisan. Tidak ada pertengkaran, tidak ada perkataan apa pun dari mulut Raya untuk protes atau menolak, dia hanya menangis, tapi justru itu lah yang membuat hati Dika semakin hancur.
Dika sadar sudah menorehkan rasa luka dan sakit hati yang sangat besar. Tapi dia juga tidak bisa mundur. Dia sendiri tidak bisa menjelaskan tentang perasaannya saat ini. Apakah mungkin satu hati bisa mencintai dua wanita sekaligus?
Pada Raya, dia benar merasakan cinta dan tidak ingin melepas gadis itu. Dia cinta pertamanya. Tapi Dika juga tidak mau menjadi pria munafik. Dia menyukai Lani, menyayangi gadis itu, dan mungkin saja mencintainya juga.
"Raya, aku mohon, bicaralah padaku. Jangan mendiami aku seperti ini," bisik Dika yang kini bersujud di lantai, menghadap Raya yang menangis menutupi wajah dengan tangannya.
"Kenapa, Mas? apa yang kurang dari diriku, hingga Mas memutuskan untuk menikah lagi? Apa salahku sebagai istri? aku pikir, saat kita tidak kunjung diberikan anak, dan mas ingin menceraikan aku, mungkin itu bisa aku pahami. Tapi sekarang? kita akan punya buah hati, Mas?" ucap Raya lirik. Disekanya air mata yang membanjiri pipinya. Memberanikan diri menatap suaminya.
Selama ini, Raya pikir suami yang minta izin untuk menikah lagi itu hanya ada di sinetron azab saja, tapi nyatanya kini dia mengalaminya.
"Maafkan Mas, Ray. Mas juga tidak bisa menjelaskan. Hati Mas jatuh cinta pada Lani. Hanya itu yang Mas bisa jelaskan."
"Kalau begitu, ceraikan saja aku, Mas. Aku minta maaf, aku gak mau dimadu," ucap Raya berusaha tegar. Harga dirinya memang tidak ingin bersama Dika lagi sejak dia tahu pengkhianatan mereka. Dia ikhlas, insyaallah, tapi yang buat dia menangis, memikirkan anaknya yang nanti tidak memiliki ayah lagi. Di saat anak-anak lain bermain bersama ayah mereka, anaknya tidak bisa melakukan hal serupa. Tapi dia tidak punya pilihan, dia harus kuat, menjadi ibu sekaligus ayah untuk anaknya.
"Aku gak mau, Ray. Aku gak bisa melepas mu. Aku mencintaimu, terlebih saat ini kau sedang mengandung anakku, haram hukumnya, kalau kita bercerai," sambar Dika memucat. Dia ingin menikahi Lani, sangat. Tapi dia juga tidak mau kehilangan Raya dan juga berpisah dengan anak mereka.
"Kau jangan egois, Mas. Aku gak mau hidup satu atap tiga hati, seperti novel yang aku baca." (Baca novelku ya, bestiiii, 🙏☺️)
"Aku janji, tidak akan ada penderitaan seperti di novel yang kau baca itu, Ray. Itu hanya authornya saja yang melebih-lebihkan. Aku janji akan adil terhadapmu dan juga Lani. Lagi pula, dalam agama kita tidak ada larangan untuk seorang pria beristri untuk menikah lagi." Dika masih membujuk Raya, berharap wanita itu akan menerima permohonannya.
Raya berpikir sejenak. Benar kata Dika, tidak mungkin mereka bercerai, tapi dia juga tidak bisa menunggu anaknya lahir dengan bersikap menerima begitu saja. Dia harus berpikir cerdas, semua ini demi kesejahteraan anaknya. Dia tidak ingin, saat susah dirinya menemani Dika berjuang, dan setelah Dika meraih kesuksesannya, justru Lani yang menikmati hasilnya.
Dia juga yakin, setelah menjadi istri kedua, Lani akan berusaha menguasai harta dan keuangan Dika. Siapa yang bisa menjamin, kala esok lusa, Dika bisa saja terpengaruh, dan mencampakkannya dan anak mereka tanpa uang sepeser pun.
"Aku hanya takut, Mas. Setelah menikah, kau akan meluapkan aku dan anak kita." Raya tidak lagi menangis, hanya memasang wajah sedih dan juga terluka.
"Aku tidak mungkin melakukannya, Ray. Buang pikiran seperti itu dari kepalamu."
"Aku tidak mau ambil resiko, Mas. Kalau kau menikah, aku mohon, berikan hak kami untuk menjamin kelangsungan hidup kami." Raya menatap Dika dengan lembut, menyentuh relung hati pria itu yang terdalam.
"Lantas, kau mau aku bagaimana? Kalau itu yang kau inginkan demi ketenanganmu, demi menghilangkan rasa khawatirmu, akan aku lakukan, Sayang." Dika bangkit, duduk kembali di samping Raya, tubuh wanita itu masuk dalam pelukannya.
"Aku mau, tanah dan juga rumah yang daerah Jakarta Barat, diubah atas namaku. Yang nanti akan aku pergunakan untuk mengurus anak kita."
"Tapi, Ray, hanya itu tinggal harta kita. Dan itu jumlahnya sangat besar," potong Dika tidak menyangka permintaan Raya sangat besar demi menyetujui dia menikah lagi.
"Mas masih punya rumah ini dan juga perusahaan. Aku gak mungkin tinggal di sini lagi Mas saat kalian sudah menikah nanti. Lani tidak akan suka, dan aku pun tidak akan nyaman. Aku perlu ketenangan dalam mengurus anakku. Mas tahu sendiri, dokter bilang, masa kehamilan ini, aku harus tenang, tidak boleh stres karena kandunganku yang begitu lemah."
Dika diam sesaat. Memikirkan permintaan Raya. Walau berat, tapi toh ini demi dia mendapatkan izin. Lagi pula, walau harta itu atas nama Raya, dia toh masih istrinya, setelah menikah, Dika bisa minta untuk dipakai buat modal jika suatu waktu perlu. Untuk sekarang yang penting, Raya mengizinkannya menikahi Lani!
"Baiklah, aku akan membuat surat balik nama atas tanah dan rumah itu." Dika mengecup kening Raya.
"Terima kasih, Mas, atas kemurahan hatimu," ucap Raya muak. Dia terpaksa mengangkat Dika agar pria itu mau mengabulkan keinginannya. "Tapi aku kenal, Lani. Dia tidak akan setuju kalau mas mengubah atas namaku. Jadi aku mohon, secepatnya kita ubah, dan jangan sampai dia tahu, Mas. Aku gak mau, Lani memarahiku." Tangan Raya membelai dada Dika, dia tahu, itu adalah bagian sensitif di tubuh Dika.
"Iya, Sayang. Mas janji, besok kita langsung ke notaris." Dika melerai pelukan mereka, mengangkat dagu Raya dan menyapukan bibirnya pada Raya. Ada rasa rindu tiba-tiba menyerang Dika. Dia ingin bersama Raya malam ini.
Hidup selama dua tahun bersama Dika tentu saja Raya mengenal gelagat suaminya. "Mas, jangan dulu malam ini ya, perutku keram. Takut dedek bayinya kenapa-kenapa. Maaf ya, Mas."
Walau sedikit kecewa, Dika mengangguk. Dalam pikirannya, tidak apalah jika sekarang dia tidak bisa bersama Raya, besok lusa, baik Raya dan Lani, akan dia dapatkan kapan pun dia mau.
Dalam pikirannya, Dika bahkan sudah membagi, jatah kedua istrinya. Senin hingga Rabu, dia akan tidur bersama Raya, karena dia adalah istri tertua, Kamis hingga Sabtu, dia akan bersama si seksi dan si luar Lani, dan hari minggu, mungkin bisa dimanfaatkan Dika untuk mengembalikan staminanya, atau kalau mau, mereka bisa main bertiga, seperti yang selama ini kerap dia khayalkan selepas menonton film dewasa. Ah, kenikmatan beristri dua sudah bisa dia bayangkan. Dia adalah pria yang paling bahagia di muka bumi ini.
***
Hai, terima kasih sudah mampir. Jijik ya, lihat Dika, pengen aku remas rambutnya. Jangan lupa tetap dukung aku ya. Oh, iya, jangan lupa baca novelku yang lain, dan mampir di novel teman mu juga.. (Author banyak maunya☺️)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
lumikha
mimpi u dika,raya mana sudi...cih
2023-07-15
0
Bukiyem Bukiyem
geregetan lg kl lihat rani heeh
2023-03-09
0
Siti Aisyah
sukaaaa bangeet dgn otak nya raya yg cerdas...mengamankan aset harta nya...pendosa jgn dikasih peluang..biarkan mati perlahan..menang berujung derita hahahahhaa...love u raya..cerdaaass..👍👍❤️❤️🤩🤩
2023-02-11
0