Beberapa bulan kemudian.
Setelah pertunangan sudah diresmikan, Romi pun dengan tidak sabarnya meminang Alma.
Saat ini tengah ramai di kediaman Alma.
Ayu yang kala itu menemani Alma, langsung menggoda sang sahabatnya tersebut.
"Cie... Yang sebentar lagi bakalan resmi jadi istri sang Manager. Dulu lo bilang gak mau berjodoh sama dia, pakai amit-amit lagi," Ayu menatap wajah cantik Alma melalui cermin.
"Sst! Udah akh, Yu.. Kenapa kamu malah membahas masalah itu sih?" gumam Alma kesal.
"Dia malu ye..." ledek Ayu kepada Alma.
Alma hanya menunduk malu.
Ceklek
Pintu kamar di buka oleh Mama Ani.
"Sayang, kamu udah siapkan? Ayo turun, Romi dan seluruh keluarganya sudah sampai," ujar Ani sambil berjalan mendekat ke arah meja rias.
"Ma.. Al gugup," gumam Alma pelan.
Ani hanya tersenyum ke arah Alma.
"Sayang.. Ayo senyum, kenapa kamu harus gugup? Santai saja.." Ani menatap wajah Alma yang sudah di poles oleh make up.
"Udah yuk, Tan. Nanti mereka semua menunggu Alma lagi." Ayu memegangi gaun pengantin Alma, yang sedikit menjuntai ke lantai.
"Pelan-pelan Yu.." ucap Alma takut terjatuh.
"Tenang aja, gue ngerti kok." Ayu tersenyum tipis ke arah Alma.
Mereka semua keluar dari dalam kamar.
Semua mata tertuju ke arah Alma. Ya, Alma sangat cantik dengan menggunakan gaun pengantin berwarna putih. Alma juga terlihat berbeda sebab sudah di poles oleh make up, intinya, Alma sangatlah cantik.
"Gak nyangka ya, Alma yang sering kita ledek perawan tua bisa mendapatkan suami Manager begini.." Ibu-ibu yang Alma lewati berbisik-bisik membicarakan Alma.
Alma dan sang Mama hanya tersenyum saja.
Setelah sampai di meja ijab kabul, Alma langsung di dudukkan di sebelah Romi.
"Hai, sayang.. Kamu cantik sekali," ujar Romi pelan, menggoda Alma.
"Sudahlah, Mas. Jangan menggombal ku di sini," Alma tersipu malu.
"Bagaimana, apa kedua mempelai sudah siap?" Penghulu bertanya kepada Alma dan Romi.
"Siap Pak," sahut Romi dan Alma bersamaan.
"Baiklah, Nak Romi bisa menjabat tangan saya," Penghulu mengulurkan tangan sebelah kanannya, dan Romi pun menerima uluran tangan penghulu itu.
"Kita mulai acara ijab kabulnya, dengan saya, yang akan menjadi wali hakim untuk mempelai wanita."
"Saudara Romi Alatas, saya nikahkan Husna Almaida binti Susanto dengan engkau, yang mana walinya telah mewakilkan kepada saya dan engkau membayar mahar sebuah rumah dan seperangkat alat sholat di bayar TUNAI!" ujar sang penghulu dengan lantang.
"Saya terima nikah dan kawinnya Husna Almaida binti Susanto dengan mas kawin tersebut tunai!" balas Romi dengan satu kali tarikan nafas.
"Bagaimana para saksi, Sah??" tanya penghulu tersebut kepada semua saksi.
Sah
Sah
Sah
Suara sah memenuhi isi rumah sederhana milik Alma.
Penghulu melepaskan jabatan tangan.
"Alhamdulillah.."
Mereka melanjutkan membaca doa.
Setelah itu, Romi menyematkan cincin di jari manis milik Alma. Alma mencium punggung tangan Romi, dan Romi membalas dengan mencium kening Alma.
"Semoga kalian berdua menjadi pasangan yang sakinah, mawaddah, warahmah.." ujar penghulu sambil memberikan buku nikah Romi dan Alma.
"Aminn.." sahut Romi dan Alma bersamaan.
Mereka melanjutkan sesi berfoto, dengan memamerkan buku nikah dan cincin perkawinan. Terlihat senyum bahagia terbit di kedua bibir pasangan pengantin baru itu.
Alma tidak menyangka, seorang manager yang dia bilang kepo dan sering dia cuekin, akhirnya menjadi suaminya. Memang jodoh tidak ada yang tahu, selain Allah.
****
**Konflik akan segera dimulai 🙈.
Happy Reading Guys..
See you next part bye bye..
Jangan lupa tinggalkan jejak dan dukungannya untuk menyemangati othor agar up 😘**.
..
Bila berkenan mampir ke karya temen Mom juga yuk 🤗.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Fitrizar Dalimunthe
seluruh pembaca akan di buat tegang di mulai dari bab ini
2022-08-06
0
Haidar Almairi
lanjut
2022-07-15
1
juriah mahakam
Asik smngt up lg kk smngt alma smoga bahagia walaupun badai akan menerjang
2022-07-15
1