Mobil Romi sudah sampai di sebuah Restauran yang minimalis, namun terlihat sangat mewah.
"Pak! Apa benar ini Restauran nya?" Alma menatap heran ke sekeliling restauran.
"Benar. Apa ada yang aneh?" Romi sebenarnya mengerti arti kebingungan Alma. Akan tetapi, dia harus pura-pura tidak tahu.
"Kenapa sepi banget ya? Kayak Restauran yang gak terpakai gini," Alma menjadi heran sendiri.
"Udah.. Kamu jangan takut, saya gak akan berbuat jahat terhadap kamu. Kita turun yuk?" Romi membuka sabuk pengamannya, dan turun dari mobil.
Alma menyusul Romi turun dari mobil. Dia berdiri di samping mobil, dan matanya terus menyusuri setiap sekitaran Restauran.
"Pak. Aneh banget deh emang, kok beneran sepi ya?" Alma tidak melihat satu orang pun di sana. Restauran memang seperti sangat terurus, tapi mobil ataupun motor tidak ada terparkir di sana.
"Kamu jangan takut. Ada saya," Romi berkata lembut dan menghampiri Alma.
Romi berdiri di hadapan Alma.
"Bapak mau ngapain?" tanya Alma gugup.
"Al.. Tenanglah, saya tidak akan berbuat jahat padamu. Sudah saya bilang kan? Tenanglah. Saya hanya ingin, menutup mata kamu menggunakan ini," Romi mengeluarkan penutup mata berwarna hitam dari kantong celananya.
"Untuk apa? Kenapa mata saya harus di tutup?" Alma menjadi takut.
"Nanti kamu juga tahu. Intinya, jangan berpikiran negatif tentang saya," Romi menatap manik mata Alma, yang terlihat waspada.
"Janji jangan macam-macam dengan saya ya pak? Jika bapak berani macam-macam, saya akan memenggal kepala bapak!" ancaman dari Alma untuk Romi.
Romi tertawa terbahak-bahak.
"Iya saya janji,"
Alma mengangguk, dan Romi mulai menutup mata Alma menggunakan kain penutup mata.
"Ayo jalan. ikuti saya," Romi menggenggam tangan Alma. Dia menuntun Alma, agar mengikuti langkahnya.
Mereka berdua berjalan masuk ke dalam Restauran.
"Masih lama gak pak? Mata saya sakit ini," Alma menggerutu.
"Sebentar lagi," sahut Romi tenang. Alma sangatlah cerewet, tetapi Romi menyukai hal itu.
Mereka telah sampai. Romi menghentikan langkahnya, dia juga melepaskan genggaman tangannya pada tangan Alma.
"Satu.. Dua... Tiga..."Romi melepaskan penutup mata, lalu..
Dor dor...
Suara petasan terdengar sangat kuat di sekitar Alma.
Alma terkejut, dia mengerjapkan mata dan memegangi dadanya sendiri. Alma menatap langit, berapa indahnya di atas sana. Sudah tertulis nama ALMA juga bacaan WILL YOU MARRY ME? .
Alma terkesima, dia menatap kagum ke arah langit, kemudian menatap Romi yang berada di sebelahnya.
"Pak, ini..." Alma tidak meneruskan ucapannya. Dia yakin, bahwa Romi sudah mengerti maksudnya.
"Iya.. ini saya siapkan untuk kamu. Husna Almaida..." Romi berlutut di hadapan Alma.
"Maukah kamu menikah denganku? Dan menjadi Ibu dari anak-anakku kelak?" Romi berbicara lembut kepada Alma dengan membuka sebuah kotak cincin beludru.
Alma terdiam mematung menatap cincin bermata berlian itu. Dia sebenarnya juga sudah tertarik pada Romi. Tapi, dia memikirkan Mamanya lagi. Dia tidak tega, jika menikah nanti, harus meninggalkan sang Mama dan tinggal bersama suaminya.
"Alma.." Romi terus berlutut, dan menatap wajah Alma. "Kenapa kamu diam saja? Apa kamu tidak ingin menerima ku? Jika benar, tidak masalah. Aku mengerti akan perasaan mu padaku," ucap Romi tulus.
"Bukan begitu, Pak. Saya hanya memikirkan Mama saya nantinya bagaimana, jika saya menikah dan tinggal bersama suami saya," ujar Alma mengeluarkan unek-unek nya.
Romi terdiam. Perlahan, Romi berdiri tegak menghadap Alma.
"Al.. Itu masalah gampang, Mama kamu bisa tinggal bersama kita, jika kamu menerima pinangan ku ini. Kita bisa bicarakan masalah ini nanti. Yang terpenting..." Romi menjeda ucapannya, dan menarik lembut tangan sebelah kiri Alma. "Kamu mau atau tidak menerima ku?" lanjut Romi lagi.
Alma berpikir. Tak lama.kemudian, dia menganggukkan kepala tanda 'iya'.
"Al.. Arti anggukan itu, apa kamu menerima ku?" Romi bertanya dengan antusias.
"Saya menerima bapak, untuk menjadi suami saya," ucap Alma di selingi senyum manis.
Romi langsung menyematkan cincin bermata berlian di jari manis Alma. Lalu, mencium punggung tangan Alma dengan lembut. Kemudian, karena senang, dia memeluk tubuh Alma.
"Terimakasih Alma terimakasih..." Romi berbicara dengan nada bahagia.
"Sama-sama.." Alma membalas pelukan Romi. Dia akhirnya memutuskan untuk menikah, dan pilihannya jatuh kepada Romi.
•
•
Happy Reading Guys..
See you next part..
Jangan lupa tinggalkan jejak dan dukungannya🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Teh Yen
yeeeyy d terima......🤗🤗🤗 jadi nikah dong yah
2022-09-13
0
Kaisar Tampan
Kak aku udah mampir ni.
bantu dukung karyaku juga ia
simpanan brondong tampan
terima kasih
2022-07-10
2