Matahari sudah berganti menjadi bulan. Saat ini pukul 21.00 wib, Alma sudah bersiap untuk terbang ke alam mimpi.
"Hoam... Ngantuk banget, capek badan, lelah pikiran.." ujar Alma sambil berbaring di kasur dan menarik selimut agar menutupi tubuhnya.
Alma mematikan saklar lampu tidur, dan dia memejamkan matanya. Namun, baru saja mata itu ingin terpejam, ponsel milik Alma bergetar.
Drtt drtt
Alma membuka matanya kembali.
"Siapa sih yang malam-malam begini menelepon.." Alma bergumam kesal sambil membuka selimut dan bangkit dari kasur nya berjalan menuju meja rias.
Alma segera mengambil ponsel miliknya.
"Nomor baru?" Alma berbicara setelah melihat layar ponselnya.
Alma ingin menelepon nomor itu lagi, akan tetapi sebelum Alma menghubungi, nomor tersebut sudah menelepon Alma dahulu.
"Halo selamat malam. Dengan Husna Almaida di sini, ada yang bisa saya bantu?" sapa Alma saat panggilan sudah terhubung.
📲"Halo, Alma! Ini saya, Romi. Manager di tempat kamu bekerja," sahut orang di sebrang telepon.
Alma menjauhkan dan menutupi loudspeaker ponselnya.
"Romi? Mau apa sih Manager kepo ini menelepon ku?" Alma bergumam pelan, lalu dia kembali menempelkan ponselnya di telinga.
"Iya, Pak Romi. Ada yang bisa saya bantu?" Alma berbicara dengan sopan, sebenarnya dia malas sekali berbicara dengan Manager kepo itu.
📲"Maaf ya, Alma. Malam-malam begini saya menghubungi kamu," sahut Romi dengan berkata lembut.
"Tidak masalah, Pak." ujar Alma masih dengan nada sopan.
"Begini, bagaimana pekerjaan yang saya berikan tentang permintaan pengiriman contoh handphone keluaran terbaru, yang diminta oleh perusahaan luar negeri kemarin?"
"Semua sudah berjalan lancar, Pak. Anggota saya juga sudah melaksanakan semuanya, sesuai dengan yang bapak ucapkan waktu itu," sahut Alma
"Bagus, saya percaya dengan kerja kamu," Romi masih berbicara lembut. "Kenapa jam segini kamu belum tidur?" tanya Romi pada Alma.
"Tadi sebenarnya saya sudah mau tidur, tapi bapak menelepon dan menganggu rencana tidur saya." sahut Alma mulai memperlihatkan sikap cuek nya.
"Baiklah, maafkan saya karena sudah menganggu rencana tidur kamu,"
"Jika bapak hanya ingin bertanya tentang masalah pengiriman itu saja, seharusnya besok di kantor juga bisa Pak. Tidak perlu menganggu orang malam-malam begini.." Alma sudah mulai muak pada Manager barunya itu. Padahal dulu saat dengan pak Tomi, Alma tidak seperti ini.
"Maafkan saya sekali, Alma. Saya hanya takut kamu tidak mengerjakan apa yang saya perintah, dan tidak menjalankan tugas dengan teliti," ucap Romi tenang.
"Saya akan menjalankan tugas dengan teliti sesuai kemampuan saya, wahai Bapak Romi yang terhormat. Jika bapak masih meragukan potensi kerja saya, bapak bisa menetapkan jabatan saya sebagai staf biasa. Tidak masalah jika saya tidak jadi naik jabatan," ucap Alma kesal dengan perkataan Romi.
"Maafkan saya Alma, saya tidak-" ucapan Romi terpotong sebab Alma dengan cepat menyelanya.
"Pak Romi hanya menanyakan masalah itu saja kan? Ya sudah. Saya sudah menjawabnya. Baik! Selamat malam!" Alma langsung mematikan sambungan telepon.
Alma menghela nafas kasar.
"Huft! Dasar Manager kurang kerjaan, malam-malam menelepon hanya ingin bertanya masalah itu saja?" Alma meletakkan ponselnya di meja kembali, lalu dia beranjak naik ke ranjang, dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
"Kenapa aku sangat membenci manager itu ya? Hah.. Sudahlah, tidak penting memikirkan dia," Alma segera memejamkan mata dan tertidur.
Di sebrang sana, Romi tersenyum sendiri menatap layar ponselnya.
"Husna Almaida.. Aku pasti bisa mendapatkan mu. Gadis yang jutek, namun sepertinya mempunyai hati yang baik," ucap Romi meletakkan ponselnya di meja lampu. Dia beranjak naik ke ranjang, dan mulai memejamkan matanya.
***
**Alma 😍😍
...
Happy Reading..
See you next part 🤗
Jangan lupa tinggalkan jejak dan dukungannya😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments