Firda tersenyum lega karena akhirnya ia bisa melarikan diri dari para bodyguard nya , Wanita itu meraih hendphone nya untuk menghubungi satu satunya sahabat karib nya .
" Halo sela , bisa tidak kita ketemu .Aku mau kamu membawa hasil karya ku untuk di lelang . " Ucap Firda saat telpon itu telah tersambung .
" Bisa dong , kita ketemu di cafe mentari saja . Aku tunggu kamu di sana ya . " Ucap sela membuat Firda tersenyum . Wanita itu senang karena sebentar lagi dia bisa menjual karya lukis nya .
" Oke .. Ya sudah nanti aku hubungi lagi . Aku masih di jalan . " ucap Firda mengakhiri telpon tersebut .
Sementara itu di lain sisi 2 pria berbadan tinggi tegap tengah kebingungan . Mereka berjalan mondar mandir di depan pintu gerbang rumah orang tua Firda .
" Bagiamana ini , cepat hubungi pak Brian . " ucap salah satu di antara mereka kepada rekan nya .
" Kamu gila ya Fer , kalau pak Brian marah bagaimana . Kita bisa di bunuh karena telah teledor menjaga nyonya Firda . " Ucap Burhan kesal . Laki laki itu juga bingung harus mencari Firda kemana karena mereka kehilangan jejak nya .
" Mau bagaimana lagi , kita tak punya pilihan lain selain mengubungi tuan. Dia bisa marah besar kalau sampai nyonya tidak kunjung ketemu. " Ucap Ferdi membuat Burhan tak punya pilihan lain . Akhirnya mereka memutuskan untuk menghubungi Brian .
" Ada apa , apa ada masalah ?." tanya Brian saat telfon itu tersambung .
" Maafkan kami tuan , nyonya kabur entah kemana . " Ucap Burhan membuat Brian mengepalkan tangan nya erat .
" Kalian bodoh sekali , Menjaga seorang wanita saja tidak pecus . Percuma saja saya membayar kalian mahal mahal . " Ucap Brian marah , laki laki itu langsung mematikan telvon nya .
Brian mengusap rambut nya kasar . Ia ingin tau ke mana istrinya itu pergi , rasa takut mulai menjalar ke hatinya . Ia takut Firda pergi meninggalkan nya , memikirkan hal itu membuat Brian semakin gelisah .
Ia pun kembali melihat ponsel di tangan nya dengan pandangan nanar . Laki laki itu mencari aplikasi yang sering ia gunakan untuk melacak keberadaan istrinya .
Dan tentu saja itu berhasil , Brian berhasil menemukan keberadaan sang istri . Senyum terukir di bibir tipisnya , tanpa membuang waktu lagi . Brian segera meraih jas nya dan pergi dari kantor . Ia akan menyusul istrinya .
..
..
..
Suasana cafe mentari tampak ramai , banyak pengunjung yang datang untuk makan siang . Firda melangkah kan kaki nya menuju sebuah bangku di mana sahabatnya sudah menunggu dirinya .
Wanita itu menenteng sebuah kertas besar yang akan ia tunjukan kepada Sila .
" Maaf ya sil aku terlambat , macet banget soalnya tadi . " Ucap Firda langsung duduk di hadapan seorang perempuan cantik yang tengah duduk pula .
" Tak apa , kamu tambah cantik saja ." Puji sila setelah pandangan mereka bertemu . Firda tersenyum samar . Setidaknya wanita itu bisa melupakan masalah nya sejenak dengan bertemu teman lama nya kembali .
" Kamu juga tambah cantik kok bahkan seperti nya tubuh mu agak kurusan . " Ucap Firda setelah memperhatikan penampilan sahabatnya itu .
" Aku sedang menjalankan program diet . Biar tambah cantik dan seksi hehehe , Kamu sendiri kenapa kurusan sekarang gak kayak dulu ?" Tanya sila penasaran. Pasal nya wajah sahabatnya nampak pucat dan tubuh nya juga agak kurus . Ya meskipun sahabatnya itu tetap cantik .
Firda hanya diam saja , bukannya ia tak mau menceritakan masalah nya pada sila . Ia hanya tak ingin mengumbar aib sang suami .
" Apa kamu sedang sakit ?" tanya sila khawatir . Firda tersenyum mendengar itu , ia senang sahabatnya masih khawatir kepada dirinya .
" Tidak , aku hanya kelelahan mungkin karena menyelesaikan lukisan ini . " Dusta Firda yang menutupi permasalahan nya dengan sang suami .
" Boleh aku lihat lukisan nya ?" Tanya sila meminta izin sahabatnya .
" Tentu saja , aku membawanya agar kamu bisa melihatnya . "
Setelah mengatakan hal itu , Firda langsung membuka penutup kertas yang menghalangi lukisan nya .
" Wow ... ini indah sekali .... " Ucap sila langsung merebut lukisan itu dari tangan wanita di hadapannya . Firda hanya diam , lukisan itu memang indah namun tersirat kesedihan di dalam nya .
" Tapi kenapa bunga secantik ini harus terkurung dalam sangkar emas ?" Tanya sila menatap sahabatnya itu sendu . Sila bukan orang yang tak paham dengan lukisan . Ia mengerti dan paham jika lukisan di tangan nya memiliki arti kesedihan yang terpendam .
" Karena takdir bunga itu memang seperti itu. " Ucap Firda pelan , kepala wanita itu menunduk dan tak mau menatap mata sahabatnya yang tengah menatap nya dengan rasa iba .
" Kamu kalau ada masalah jangan di pendam sendiri Fir , kamu bisa cerita sama aku . Aku kan sahabat mu , aku siap kok mendengar cerita mu kapan saja . " Ucap sila mengusap punggung tangan sahabatnya itu perlahan .
" Memang nya istriku punya masalah apa hingga kamu mau istriku menceritakan nya . " Tanya seseorang yang tiba tiba datang dan duduk di samping Firda . Tubuh Firda langsung menegang , ia tak berani mengangkat wajah nya untuk menatap orang di samping nya itu .
Tangan Firda mulai bergetar , wanita itu sungguh ketakutan .
" Kamu ada masalah apa , ayo ceritakan saja pada ku . Aku akan bantu kamu menyelesaikan nya , tak perlu melibatkan sahabat mu. " Ucap Brian dengan nada dingin nya , matanya menatap sila tak suka . Sementara tangan nya sudah mencengkram tangan Firda erat di bawah meja .
Firda meringis menerima genggaman tangan yang terasa akan mematahkan telapak tangan nya itu . Sila yang melihat perubahan di wajah sahabatnya pun menjadi curiga .
" Kamu tak apa kan Firda ?" tanya sila khawatir ,sesaat ia menatap Brian yang masih memandang nya dengan pandangan tak suka .
" Sayang kamu di tanya sama sila , kenapa kamu malah diam saja ?" Tanya Brian dengan berbisik di telinga istrinya itu , Firda seketika merinding .
Dengan menahan sakit di tangan nya ia berusaha tersenyum di hadapan sila . Ia tak mau sila tau kelakuan suaminya dan membuat sila dalam bahaya .
" Tak apa sil , aku hanya sedikit tak enak badan . " ucap Firda pelan .
" Kamu dengar sendiri kan , istri ku baik baik saja . Ia hanya sedang tak enak badan jadi aku akan membawanya pulang ke rumah . " Ucap Brian tegas . Ia menatap Firda tajam kemudian ia menarik tangan istrinya agar istrinya itu berdiri dari tempat duduk nya .
" Oh iya , mana tadi lukisan istri ku . Dia tak jadi menjual nya padamu karena aku akan membeli nya lebih dulu . " Ucap Brian menarik dengan kasar kertas dari tangan sila . Setelah mendapat kan lukisan itu Brian pun menarik istrinya keluar dari sana .
Sila hanya bisa mengikhlaskan kepergian sahabatnya. Ia tak bisa ikut campur karena sahabatnya sendiri pun tak berusaha melawan suaminya . Yang ia bisa lakukan hanya berdoa semoga sahabatnya itu baik baik saja.
Bruk ..
Tubuh Firda terjatuh keatas kursi jok penumpang yang di kendarai suaminya , wanita itu terlihat meringis namun kemudian ia membenarkan posisi duduk nya setelah Brian masuk kedalam mobil .
" Bagus sekali kamu , bagus sekali . " Ucap Brian pelan setelah itu ia mencap gas nya dengan sangat kencang untuk melampiaskan emosi nya . Laki laki itu ingin segera sampai di rumah nya untuk menghukum istri tercinta nya itu .
Firda hanya bisa diam , ia tau apa yang akan terjadi nanti . Ia hanya bisa pasrah dengan apa yang akan Brian lakukan nanti .
.
..
..
Jangan lupa like komen vaf dan hadiah .
Dukungan kalian sangat berarti untuk kami para author .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments