Bab 15 - Diam-diam Memperhatikan

Naya pun mengikuti permintaan Helen. Ia duduk bersama mereka. Namun, ia sama sekali tidak mengerti apa yang mereka bahas. Akhirnya ia pun bermain dengan Elnan. Bayi kecil itu sudah mulai mengeluarkan suaranya. Naya pun meladeni bayi kecil itu.

Sesekali Naya tertawa karena kelucuan Elnan. Helen pun demikian. Sementara tiga laki-laki tersebut mulai penasaran dan mengesampingkan pembicaraan mereka. Naya jadi begitu menarik untuk dilihat. Pemandangan di depan mata mereka seperti bidadari yang begitu cantik dengan rambut terurai dan tawa kecil manisnya.

Richard terpesona melihatnya. Dari banyaknya wanita yang ia temui, tak pernah sekalipun ia melihat wanita seintens ini menggunakan hatinya.

Tak lama kemudian Elnan menangis, sepertinya ia haus karena keasikan bermain. Naya pun hendak pergi ke kamar Elnan, namun tercegah karena Alex tiba-tiba bertanya padanya.

"Mau kemana Nay?"

"Mau kasih ASI buat baby Elnan," jawab Naya.

"Udah disini aja ngasihnya," celetuk Ethan.

Richard langsung mendelik tajam ke arah Ethan. Ethan pun langsung terdiam.

"Huss! Kalian ini, biarin Naya pergi ke kamar. Sudah Nay pergi aja."

Helen pun akhirnya angkat bicara karena tiga laki-laki itu membuatnya kesal. Naya pun segera meninggalkan ruang keluarga tersebut.

"Kalian ini! Dia itu masih gadis. Mana mau menyusui bayi di depan kalian. Walaupun dia nantinya sudah menikah pun. Pasti dia tidak mungkin mau menyusui anaknya di depan kalian. Pasti di depan suaminya. Ini nih, karena pergaulan kalian bertiga yang suka jajan yang bukan milik sendiri."

"Ih, Tante kalau bicara suka bener deh," jawab Ethan cengengesan. Helen hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Beberapa bulan telah berlalu. Naya pun semakin menyayangi Elnan. Elnan pun sepertinya demikian. Karena ia tak bisa jauh-jauh dari Naya. Ketika tak ada Naya, Elnan selalu menangis dan tak mau dipegang orang lain.

Helen pun merasa heran dengan cucunya tersebut. Padahal Nani dulu sering mengasuhnya, tapi tidak pernah bisa sedekat ini. Apa ini karena Naya memberikan ASI nya untuk Elnan? Helen juga sedikit tertarik dengan kepribadian Naya yang mandiri, penyayang dan ramah. Mengingatkan kembali pada anak perempuannya.

Sementara Richard, ia selalu diam-diam memperhatikan Naya. Sebelum dan selesai kerja. Tentunya ketika pintu kamar Elnan tidak dikunci dan Naya pasti sedang tidur ketika Richard memperhatikannya.

Semakin lama diperhatikan, Richard semakin yakin bahwa ia bukan hanya sekedar terpesona. Tapi sudah jatuh cinta pada ibu susu anaknya itu. Kasih sayang yang ia berikan pada Elnan begitu tulus. Richard bisa melihat semuanya. Namun, semua itu tak pernah ia perlihatkan karena ia tahu, Alex juga menyukai wanita itu.

Ya, Alex juga selama beberapa bulan ini sering main ke rumah Richard dengan alasan rindu pada Elnan, namun di balik semua itu, alasan sebenarnya adalah untuk mendekati Naya dan membuat Naya jatuh cinta padanya. Sayangnya, Naya tidak bisa melihat itu. Naya selalu berpikir jika Alex hanya memperlakukan Naya dengan baik karena ia adalah ibu susu Elnan.

Satu-satunya orang yang mengetahui Richard mulai jatuh cinta pada ibu susunya itu adalah Ethan. Richard ketika sudah jatuh cinta. Pandangannya akan terus tertuju pada wanita itu tanpa memperdulikan yang lain. Tapi, Richard juga orangnya setia kawan. Ia tidak mungkin mengkhianati sahabatnya sendiri. Kecuali sahabatnya itu sudah menyerah. Sampai saat ini belum ada tanda-tanda Alex akan menyerah.

Ethan hanya bisa menggelengkan kepalanya ketika ia, Richard, Alex dan Naya ada di satu ruangan yang sama. Alex selalu memberi perhatian kecil pada Naya. Sementara Richard yang melihatnya sudah mulai kesal dan jengah. Ethan sebagai penonton pun selalu asik menikmatinya. Terkadang ia malah mengambil alih Naya dan Elnan untuk mendekat padanya.

Di sore itu, Naya sedang berada di taman rumah Richard. Ia menyirami tanaman-tanaman yang tumbuh disana. Richard mendekati Naya. Ia ingin mengejutkan Naya, namun siapa sangka malah ia yang dikejutkan dengan semprotan air yang mengarah padanya.

"Stop... stop...." perintah Richard.

"Ma-af Tuan saya tidak sengaja. Lagian ngapain juga tuan ngagetin saya. Saya kan reflek jadinya."

Richard hanya mendengus sebal. Kaosnya sudah basah dan memperlihatkan otot kekar miliknya. Naya yang melihat itu sedikit gugup. Ia baru pertama kali melihat tubuh laki-laki dewasa di hadapannya yang memiliki otot kekar. Naya pun membalikan badannya dan langsung melanjutkan aktivitasnya kembali.

Richard dibuat terbengong dengan tingkah Naya. Bukannya meminta maaf, Naya malah tidak memperdulikannya.

Wanita ini selalu saja berhasil membuat aku bingung dengan tingkah lakunya.

Naya terus melanjutkan menyirami tanaman. Ia berpikir bahwa Richard sudah ke kamar dan mengganti bajunya. Ia pun menoleh ke belakang. Ternyata Richard masih pada posisinya.

Kenapa tuan Richard tidak ganti baju? Apa dia tidak kedinginan dengan baju basah seperti itu? Huh!

"Tuan, kenapa Anda masih disini?" tanya Naya tetapi tidak sambil melihat ke arah Richard.

"Menurutmu kenapa aku masih disini?" Richard malah balik bertanya.

"Entah. Jika tuan tetap berada disini dalam keadaan baju basah seperti itu. Nanti bisa sakit."

"Wah, kau mengkhawatirkan aku rupanya. Tidak apa-apa jika aku sakit, asalkan kau yang merawatnya. Sekalian beri aku pelayanan lain," ucap Richard dengan senyum iblis nya.

"Hhhh!" Naya menghela napas pelan. Ia mematikan kran air dan berjalan melewati Richard begitu saja.

"Susah sekali untuk meluluhkan hatinya."

Sore itu, Helen mengajak Naya pergi ke mall. Mereka akan membeli baju bayi untuk Elnan serta keperluan lainnya untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan Elnan.

Beberapa baju sudah dipilih oleh Helen untuk cucunya. Tak lupa ia juga membelikan baju untuk Naya sebagai hadiah atas kerja kerasnya menjaga Elnan dengan penuh kasih sayang. Helen bahkan telah menganggap Naya sebagai anaknya sendiri tanpa Naya ketahui. Kehadiran Naya, mampu mengisi kekosongan hatinya yang ditinggalkan oleh anak perempuannya.

Setelah mereka selesai berbelanja, mereka mampir untuk makan di salah satu restoran yang ada di sana. Selesai itu, mereka kembali ke rumah.

Rupanya Alex dan Ethan mengunjungi kediaman Kavindra. Namun, tidak ada wanita yang dicari oleh Alex.

"Lex, apa kau benar-benar jatuh cinta pada Naya?" tanya Ethan.

"Iya, aku tidak pernah seperti ini pada wanita. Pertama kali melihatnya, aku sudah mulai tertarik," jawab Alex dengan jujur.

"Tapi, kenapa kau tidak langsung tembak saja dia? Daripada nunggu lama-lama begini."

"Bagaimana mau ditembak, Naya saja tida peka kalau aku suka padanya. Dia itu tipe wanita yang susah didapat. Harus butuh perjuangan untuk mendapatkan berlian seperti itu. Jadi, tidak perlu terburu-buru. Pelan tapi pasti."