Ketika mendapat panggillan telepon dari dari rekan kerjanya,Susan pun segera kembali ke perusahaannya tempat ia kerja dan Viany masih duduk di sana sendirian.
"Maafkan saya Gibran,saya harap suatu hari kamu akan bahagia bersama Susan dan anak kalian.Meninggalkanmu bukan saya tidak mencintaimu lagi tetapi saya harap kamu bisa menjadi pria yang bertanggung jawab."Gumam Viany yang masih bisa di dengar oleh Gustian yang juga masih duduk di sana di belakang kursi Viany.
Sebenarnya tadi setelah bertemu dengan rekan bisnisnya Gustian sudah hendak pergi dari sana.Tetapi saat ia hendak pergi dari sana ia mendapati Viany menelepon Susan dan mengatakan ia sudah sampai di sana dan juga sangat kebetulan Viany memilih tempat duduk di belakang kursi Gustian.Oleh karena itu Gustian sengaja duduk di sana dan mendengarkan apa yang akan Viany dan Susan katakan .
Gustian tidak menyangka Viany akan memilih meninggalkan kota ini dan berharap Gibran bisa berbahagia dengan Susan dan anaknya.
Dari sini Gustian merasakan sisi baik Viany tetapi karena ia ingin membalas dendam terhadap ayah Viany , Gustian mengabaikan sisi baik Viany.
Lalu Gustian pun beranjak dari tempat duduknya dan hendak pergi dari sana tetapi saat baru saja hendak melewati tempat duduk Viany.Viany pun kebetulan beranjak dari tempat duduknya dan hendak pergi dari sana lalu Viany tidak sengaja menabrak Gustian dan dengan reflesk satu tangan Gustian menahan pinggang Viany dan menariknya kedalam pelukannya agar Viany tidak terjatuh lalu Viany pun jatuh ke dalam pelukan Gustian dengan satu tangan menempel di bidang dada Gustian dan keningnya menempel di bibir Gustian yang tidak sengaja menempel di kening Viany.
Deggg...
Entah Kenapa tiba-tiba jantung Gustian berdetak dengan cepat saat mencium wangi rambutnya Viany apalagi bibirnya menempel di kening Viany.Ada suatu perasaan yang tak pernah Gustian rasakan tetapi Gustian tidak terlalu memikirkan perasaan itu lalu ia pun mendorong jauh Viany dari pelukannya setelah ia sadar Viany jatuh ke dalam pelukannya.
"Maaf."Ucap Viany lalu ia mendongakkan kepalanya dan menatap Gustian yang berdiri di depannya,begitu juga Gustian pun menatapnya dengan tajam.
"Maaf,saya tidak sengaja,Pak."Ucap Viany lagi dengan menundukkan kepalanya, Viany menundukkan kepalanya bukan karena takut dengan tatapan tajam dari Gustian tetapi itu sebuah sopan santun.
Lalu tanpa menjawab Viany Gustian mengabaikannya permintaan maaf dari Viany dan berlalu dari hadapan Viany lalu pergi dari sana.
Viany melihat Gustian pergi begitu saja ia pun menghelakan napasnya.
.
.
Di dalam mobil Gustian yang duduk di kursi kemudinya memegang dadanya yang masih berdetak dengan cepat tetapi ia tidak mengerti kenapa jantungnya tiba-tiba berdetak begitu cepat dan bibirnya masih merasakan ciuman di kening Viany tadi.
"Ada apa dengan saya, Kenapa jantung saya tiba-tiba berdetak begitu cepat."Gumam Gustian lalu ia pun segera ambil tisu mengelap bibirnya seperti sangat menjijikkan ketika menyentuh Viany.
.
.
Setelah sampai di rumah sakit ,Viany yang hendak masuk ke ruangan prakteknya Gibran memanggilnya dan berjalan mendekatinya.
"Vian."Panggil Gibran dan Viany pun menoleh ke arahnya.
"Kamu dari mana, apakah sudah makan siang."Tanya Gibran kepada Viany dengan kedua tangannya masuk di dalam jas putihnya yaitu Jas Dokter.
"Sudah,tadi saya makan siang bersama Susan."Ucap Viany dan membuat wajah Gibran menjadi berubah.
"Baiklah,kalau begitu saya pergi dulu."Ucap Gibran lalu membalikkan badannya dan hendak pergi dari sana.
"Gi."Panggil Viany dan Gibran pun menghentikan langkahnya tetapi ia tidak membalikkan badannya dan hanya sedikit menoleh ke belakang.
"Perbanyak temani Susan,dia dan anakmu sangat membutuhkanmu."Ucap Viany dan Gibran tidak menjawabnya lalu langsung pergi dari sana.
Viany menghela napasnya melihat Gibran pergi begitu saja.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya,,Dan mohon maaf jika masih terdapat typo yang salah 🤗🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments