Bab 20 : EMBUN DI MANA?

"Apa yang terjadi? Bagaimana Embun bisa hilang?" teriak Aby dengan kedua tangan mencengkram bagian dada jaket parasut yang membalut tubuh Dewa, hingg kusut.

Membuat pria bertubuh jangkung itu terdiam. Bibirnya seperti terkunci. Ia tak tahu jawaban apa yang harus diberikan kepada Aby. Dewa menjadi orang yang paling merasa bersalah atas hilangnya Embun, karena dirinya lah yang memberi tugas untuk mengumpulkan ranting kering untuk membuat api unggun.  

Sedangkan Vania yang berdiri di belakang menatap heran. Rasa tak percaya melihat reaksi Aby yang baginya berlebihan. 

"Sabar, Aby! Ini bukan saatnya untuk menyalahkan siapa-siapa!" Haikal, salah satu pembina yang juga adalah teman lama Aby mencoba menjadi penengah setelah melihat ketegangan antara Aby dan Dewa. "Yang terpenting sekarang adalah mencari dan menemukan Embun. Kita harus berpikir jernih dan jangan panik!" 

Aby tersadar.

Perlahan cengkeramannya merenggang. Pria itu menarik napas dalam-dalam demi mengurai amarah yang tengah menguasai dirinya. 

"Aku minta maaf," ucapnya seraya menarik napas dalam-dalam.

"Sekarang kita harus berpencar mencari." Haikal masih berusaha mengurai suasana tegang. Ia kemudian membagi rombongan dalam beberapa kelompok. Ada yang mencari di atas, dan ada pula yang akan turun untuk menyisir tebing.

Pencarian pun dilanjutkan dengan mengandalkan cahaya dari senter. Aby menyusuri tebing yang curam demi menemukan keberadaan istrinya. Mengabaikan gelap dinginnya malam yang membungkus tubuh. 

"Embun!" teriak Aby untuk yang ke sekian kali. 

Ia hampir menangis. Entah menyesali keputusannya mengizinkan Embun pergi, atau kah menyesal membiarkannya pergi sendiri tanpa dirinya. 

Yang pasti, Aby belum pernah merasakan ketakutan seperti sekarang. Terlebih, setelah melihat kondisi tebing yang curam dan penuh bebatuan. Rerumputan liar yang tinggi turut menyulitkan pencarian. 

"Kamu di mana, Embun!" teriakan Aby menggema di kegelapan malam. Berharap Embun akan menjawab panggilannya. Namun, tak ada jawaban sama sekali. 

Hampir dua jam dihabiskan rombongan itu untuk mencari. Beberapa mahasiswa sudah naik ke atas karena kelelahan. Sebagian yang lain masih terus mencari, termasuk Dewa dan Haikal. Sementara Aby terus mencari tanpa mengenal lelah. Yang ia inginkan sekarang hanya menemukan Embun dan membawanya pulang.

.

.

.

"Embun di mana, ya. Aku udah capek keliling cari," ujar Mega, salah satu dari beberapa mahasiswi yang masih melakukan pencarian.

"Bagaimana kalau terjadi apa-apa sama Embun." Yang lain sudah menerka-nerka apa yang akan terjadi kepada Embun. Apakah ia akan ditemukan dalam keadaan bernyawa atau tidak.

"Eh, Van ... kamu tadi ke mana saat kita cari ranting kayu?" tanya Mega, dengan satu alis terangkat dengan tatapan penuh selidik.

Vania memutar bola mata malas. "Aku kan disuruh Kak Dewa ke air terjun untuk ambil air."

Namun, jawaban yang diberikan Vania tak serta-merta membuat mereka puas. Malah sekarang sudah melayangkan tatapan curiga terhadap wanita itu.

"Bener? Tadi aku lihat kamu sempat ribut dengan Embun! Apa jangan-jangan ...." Mega kembali melayangkan tatapan penuh curiga.

Vania tergugu. Menyorot marah teman-teman yang seperti sedang berusaha menyudutkan dirinya.

"Kalian kenapa liatin aku begitu? Jangan pikir yang macam-macam, ya! Aku memang nggak suka sama Embun, tapi untuk apa aku dorong dia ke jurang?"

Wanita itu mendengus marah. Lalu meninggalkan teman-teman wanitanya untuk bergabung dengan rombongan yang lain.

Sementara Mega melirik Vania dengan tatapan penuh makna.

.

.

.

"Aby ... Embun ketemu!" Teriakan Dewa menggema, membuat Aby segera berlari ke sumber suara. Ketakutan itu semakin nyata ketika dari kejauhan, ia melihat sosok yang diyakininya adalah Dewa dan haikal yang berlari cepat menuruni tebing dengan senter menyorot ke arah jurang yang terjal. 

Dari tempatnya berada, ia dapat melihat sosok yang terbaring di antara rerumputan. Melihat dari warna jaket saja, Aby sudah meyakini kalau sosok tersebut memang adalah istrinya. 

Tanpa memerdulikan medan yang berbahaya, Aby berlari. Tubuhnya harus beberapa kali terpeleset saat kehilangan keseimbangan. 

"Embun!"

Aby meraih tubuh Embun dari pangkuan Dewa. Mendekapnya erat ketika merasakan tubuh Embun yang menggigil. Dan itu membuatnya semakin disergap rasa takut.

"Bangun, Mbun!" ujarnya seraya menepuk pipi berulang-ulang. Kemudian kembali memeluk seerat-eratnya. 

Namun, wanita itu masih terpejam. Sebagian pakaiannya sudah basah. Aby membuka jaket miliknya dan melingkarkan ke tubuh Embun.

"Kita gantian aja gendong Embun ke atas," tawar Haikal, membuat Dewa mengangguk setuju.

"Benar. Aby nggak mungkin bisa sendirian bawa Embun ke atas." 

Ketiga pria itu akhirnya saling bergantian membawa Embun ke atas. Embun terperosok ke dalam tebing yang cukup dalam. Butuh hampir 30 menit untuk bisa membawanya ke atas.

Semua terlihat panik dan ketakutan, tak terkecuali Vania. Namun, sejak tadi Vania hanya terfokus kepada Aby, yang kini tengah memangku tubuh Embun sambil melepas letih. Pria itu bahkan sudah beberapa kali terlihat menciumi kening istrinya.

Tak ada luka serius di tubuh Embun. Hanya beberapa lecet yang diyakini akibat kulitnya bergesekan dengan bebatuan. Selain itu, beberapa saat lalu, ia sempat membuka mata, sebelum akhirnya kembali tertidur dalam dekapan suaminya.

"Aby, kita bawa Embun ke tenda saja," ujar Haikal, setelah mampu mengatur napas yang memburu. "Kita nggak mungkin bawa Embun turun sekarang. Dia cuma kedinginan, di badannya juga nggak ada luka serius."

Aby mengangguk setuju, dengan tangan masih melingkari tubuh istrinya.

"Bajunya juga basah. Mungkin kamu bisa gantiin di tenda nanti," tambah Haikal.

Membuat Vania yang berdiri di belakang meremas ujung pakaiannya.  

*** 

Terpopuler

Comments

Lisa Halik

Lisa Halik

pasti kerja vania ni

2024-02-06

0

Shepty Ani

Shepty Ani

buahahaha yakin pasti vania yg jorokin mampus sekarang senjata makan tuan aby malah makin deket sama embun wkwkwk

2024-01-19

0

IbuNaGara

IbuNaGara

sukurin

2023-12-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : EMBUN DAN ABIMAYU
2 Bab 2 : Kamu Akan Luluh Dengan Dia
3 Bab 3 : Salah Atau Benar?
4 Bab 4 : ADA MASALAH APA?
5 BAB 5 : Hanya Ingin Memastikan
6 Bab 6 : Tidak Perlu Malu
7 Bab 7 : Kamu Serakah Juga, Ya?
8 Bab 8 : Kamu Sepeduli Itu Dengan Dia?
9 Bab 9 : Kalau Kamu Tidak Mau ... Maka Aku Yang Akan ....
10 Bab 10 : AYAH SAKIT?
11 Bab 11 : Posesif dan Kekanakan
12 Bab 12 : Tidak Bisa Tidur
13 Bab 13 : Apa-Apaan Ini?
14 Bab 14 : AKU TIDAK BERMAKSUD
15 Bab 15 : Camping Di Luar Kota?
16 Bab 16 : Apa Kamu Pernah Peduli?
17 Bab 17 : Akhiri Saja
18 Bab 18 : MENYUSUL?
19 Bab 19 : HILANG
20 Bab 20 : EMBUN DI MANA?
21 Bab 21 : Tidak Perlu Khawatir
22 Bab 22 : Kamu Lihat Orangnya?
23 Bab 23 : Siapa Pelakunya?
24 Bab 24 : Dia Kembali?
25 My Hot And Sexy Wife
26 Bab 26 : Pembatalan Pernikahan?
27 Bab 27 : Aku Mau Pulang
28 Bab 28 : PERGI ....
29 Visual Tokoh Utama
30 Bab 30 : Kesempatan Terakhir
31 Bab 31 : Bukankah Sudah Jelas?
32 Bab 32 : HANCUR
33 Bab 33 : Memperbaiki Segalanya
34 Bab 34 : Talak Di Malam Pertama
35 Bab 35 : Menagih Janji
36 Bab 36 : Upaya Untuk Rujuk?
37 Bab 37 : Mengakhiri Dengan baik-baik
38 Bab 38 : Meluruskan Kesalahpahaman
39 Bab 39 : Masih Berusaha
40 Bab 40 : Bersamamu
41 Bab 41 : Menikah Ulang?
42 Bab 42 : Terpental Jauh
43 Bab 42 : DEAR EMBUN ....
44 Bab 44 : Dear Mas Aby
45 Bab 45 : MEMBUTUHKAN KAMU
46 Bab 46 : FAKTA MENGEJUTKAN
47 DIBUANG SUAMI DAN DINIKAHI BOSS
48 Bab 48 : KETERLIBATAN VANIA?
49 Bab 49 : Kiriman Foto
50 Bab 50 : Tunggu Aku
51 Bab 51 : Ijab Ulang?
52 Suamiku Om-Om Galak
53 Bab 53 : Bertemu Orang Tua Vania
54 Bab 54 : Rencana Pindah Ke Rumah Baru
55 Bab 55 : Apa Sudah Boleh?
56 Bab 56 : Kehujanan
57 Bab 57 : Misi Berhasil
58 Bab 58 : Sudah Baikan?
59 Bab 59 : TERNYATA KAMU?
60 Bab 60 : PELAKU SEBENARNYA
61 Bab 61 : Tidak Akan Membuatnya Lagi
62 Bab 62 : Aktor Paling Berjasa Di Muka Bumi
63 Bab 63 : Dua Kali Menang
64 Bab 64 : Ancaman Lagi?
65 Bab 65 : Kamu Sendiri Yang Harus
66 Bab 66 : Kamu Tidak Pernah Sendirian
67 Bab 67 : Memperbaiki Semuanya
68 Bab 68 : Sedang Apa Kamu Di Sini?
69 Bab 69 : Kasihan Embun ....
70 Bab 70 : Sisi Lain Vania
71 Bab 71 : Tetangga Baru
72 Bab 72 : Sebatas Kagum
73 Bab 73 : Makan Siang
74 Bab 74 : HARUS KELUAR KOTA?
75 Bab 75 : Kinder Boy
76 Bab 76 : Jauhi Dia!
77 Silahkan Mampir
78 Bab 78 : Mudah Berubah
79 Bab 79 : Surabaya Atau Bogor?
80 Bab 80 : Memohon Keringanan
81 Bab 81 : Masalah Baru
82 Bab 82 : Keinginan Berlebihan?
83 Bab 83 : Menyembunyikan Air Mata
84 Bab 84 : Mulai Tidak Mengerti Dengan Kamu!
85 Bab 85 : Ada apa ini?
86 Boss Mafia's H0t Girl by Anak Kost
87 Bab 87 : Keadaan Sebenarnya
88 Bab 88 : Saling Terbuka
89 Bab 89 : Kedatangan Wanita Asing
90 Bab 90 : Salah Sasaran!
91 Bab 91 : Atur Damai?
92 Bab 92 : Dipecat?
93 Bab 93 : Kedatangan Ibu Mertua
94 Bab 94 : Hasil Tidak Mengkhianati Usaha!
95 Bab 95 : Kebetulan Menyebalkan!
96 Bab 96 : Maaf, merepotkan kamu.
97 Menjadi Posesif
98 Apakah Sudah Ada Isi?
99 Oma Tidak Suka
100 Belum Ada Tanda
101 Pingsan!
102 Khawatir Semakin Parah
103 Generasi Tuan Krabs!
104 Membawa Pulang Embun
105 Kabar Bahagia Untuk Semua
106 Kamu Sudah Cantik Sejak Masih Berbentuk Zigot!
107 Tidak Suka Cara Oma
108 Menjaga Oma Di Rumah Sakit
109 Catatan Kelam Gadis Malang
110 Tidak Banyak Menantu Seperti Kamu!
111 Yang Tulus, Tapi Mau Enaknya Juga
112 Ulang Tahun Perusahaan
113 Bertemu Sang Pemilik Perusahaan
114 Jurang Pemisah
115 Apa Kamu Pernah Menyesal?
116 FINAL EPISODE
117 Ingat Aku, Suamiku!
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 : EMBUN DAN ABIMAYU
2
Bab 2 : Kamu Akan Luluh Dengan Dia
3
Bab 3 : Salah Atau Benar?
4
Bab 4 : ADA MASALAH APA?
5
BAB 5 : Hanya Ingin Memastikan
6
Bab 6 : Tidak Perlu Malu
7
Bab 7 : Kamu Serakah Juga, Ya?
8
Bab 8 : Kamu Sepeduli Itu Dengan Dia?
9
Bab 9 : Kalau Kamu Tidak Mau ... Maka Aku Yang Akan ....
10
Bab 10 : AYAH SAKIT?
11
Bab 11 : Posesif dan Kekanakan
12
Bab 12 : Tidak Bisa Tidur
13
Bab 13 : Apa-Apaan Ini?
14
Bab 14 : AKU TIDAK BERMAKSUD
15
Bab 15 : Camping Di Luar Kota?
16
Bab 16 : Apa Kamu Pernah Peduli?
17
Bab 17 : Akhiri Saja
18
Bab 18 : MENYUSUL?
19
Bab 19 : HILANG
20
Bab 20 : EMBUN DI MANA?
21
Bab 21 : Tidak Perlu Khawatir
22
Bab 22 : Kamu Lihat Orangnya?
23
Bab 23 : Siapa Pelakunya?
24
Bab 24 : Dia Kembali?
25
My Hot And Sexy Wife
26
Bab 26 : Pembatalan Pernikahan?
27
Bab 27 : Aku Mau Pulang
28
Bab 28 : PERGI ....
29
Visual Tokoh Utama
30
Bab 30 : Kesempatan Terakhir
31
Bab 31 : Bukankah Sudah Jelas?
32
Bab 32 : HANCUR
33
Bab 33 : Memperbaiki Segalanya
34
Bab 34 : Talak Di Malam Pertama
35
Bab 35 : Menagih Janji
36
Bab 36 : Upaya Untuk Rujuk?
37
Bab 37 : Mengakhiri Dengan baik-baik
38
Bab 38 : Meluruskan Kesalahpahaman
39
Bab 39 : Masih Berusaha
40
Bab 40 : Bersamamu
41
Bab 41 : Menikah Ulang?
42
Bab 42 : Terpental Jauh
43
Bab 42 : DEAR EMBUN ....
44
Bab 44 : Dear Mas Aby
45
Bab 45 : MEMBUTUHKAN KAMU
46
Bab 46 : FAKTA MENGEJUTKAN
47
DIBUANG SUAMI DAN DINIKAHI BOSS
48
Bab 48 : KETERLIBATAN VANIA?
49
Bab 49 : Kiriman Foto
50
Bab 50 : Tunggu Aku
51
Bab 51 : Ijab Ulang?
52
Suamiku Om-Om Galak
53
Bab 53 : Bertemu Orang Tua Vania
54
Bab 54 : Rencana Pindah Ke Rumah Baru
55
Bab 55 : Apa Sudah Boleh?
56
Bab 56 : Kehujanan
57
Bab 57 : Misi Berhasil
58
Bab 58 : Sudah Baikan?
59
Bab 59 : TERNYATA KAMU?
60
Bab 60 : PELAKU SEBENARNYA
61
Bab 61 : Tidak Akan Membuatnya Lagi
62
Bab 62 : Aktor Paling Berjasa Di Muka Bumi
63
Bab 63 : Dua Kali Menang
64
Bab 64 : Ancaman Lagi?
65
Bab 65 : Kamu Sendiri Yang Harus
66
Bab 66 : Kamu Tidak Pernah Sendirian
67
Bab 67 : Memperbaiki Semuanya
68
Bab 68 : Sedang Apa Kamu Di Sini?
69
Bab 69 : Kasihan Embun ....
70
Bab 70 : Sisi Lain Vania
71
Bab 71 : Tetangga Baru
72
Bab 72 : Sebatas Kagum
73
Bab 73 : Makan Siang
74
Bab 74 : HARUS KELUAR KOTA?
75
Bab 75 : Kinder Boy
76
Bab 76 : Jauhi Dia!
77
Silahkan Mampir
78
Bab 78 : Mudah Berubah
79
Bab 79 : Surabaya Atau Bogor?
80
Bab 80 : Memohon Keringanan
81
Bab 81 : Masalah Baru
82
Bab 82 : Keinginan Berlebihan?
83
Bab 83 : Menyembunyikan Air Mata
84
Bab 84 : Mulai Tidak Mengerti Dengan Kamu!
85
Bab 85 : Ada apa ini?
86
Boss Mafia's H0t Girl by Anak Kost
87
Bab 87 : Keadaan Sebenarnya
88
Bab 88 : Saling Terbuka
89
Bab 89 : Kedatangan Wanita Asing
90
Bab 90 : Salah Sasaran!
91
Bab 91 : Atur Damai?
92
Bab 92 : Dipecat?
93
Bab 93 : Kedatangan Ibu Mertua
94
Bab 94 : Hasil Tidak Mengkhianati Usaha!
95
Bab 95 : Kebetulan Menyebalkan!
96
Bab 96 : Maaf, merepotkan kamu.
97
Menjadi Posesif
98
Apakah Sudah Ada Isi?
99
Oma Tidak Suka
100
Belum Ada Tanda
101
Pingsan!
102
Khawatir Semakin Parah
103
Generasi Tuan Krabs!
104
Membawa Pulang Embun
105
Kabar Bahagia Untuk Semua
106
Kamu Sudah Cantik Sejak Masih Berbentuk Zigot!
107
Tidak Suka Cara Oma
108
Menjaga Oma Di Rumah Sakit
109
Catatan Kelam Gadis Malang
110
Tidak Banyak Menantu Seperti Kamu!
111
Yang Tulus, Tapi Mau Enaknya Juga
112
Ulang Tahun Perusahaan
113
Bertemu Sang Pemilik Perusahaan
114
Jurang Pemisah
115
Apa Kamu Pernah Menyesal?
116
FINAL EPISODE
117
Ingat Aku, Suamiku!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!