Bab 18 : MENYUSUL?

"Kamu sudah nggak waras, By?" lirih Vania. Tanpa dapat dikendalikan kristal bening telah meleleh di pipi. "Jangan bilang kamu memilih perempuan ini!" Menunjuk ke arah belakang punggung Aby. 

"Ini bukan tentang aku memilih siapa, Van. Memang tidak seharusnya kita masih menjalin hubungan. Ini nggak baik untuk kita bertiga." 

Tentu saja Vania tidak akan menerima keputusan sepihak dari Aby. Wanita itu menyeka air mata yang membasahi pipi dengan bonus tatapan yang begitu menuntut kepada Aby. "Jadi kamu mau meninggalkan aku begitu saja?" 

"Maaf, Van. Aku rasa ini keputusan terbaik." 

"Aku nggak terima!" Vania hampir berteriak. 

Sementara Embun yang masih berdiri di belakang punggung menarik tangannya dari genggaman Aby. Ia perlahan mundur. "Kalian selesaikan masalah kalian sendiri. Aku nggak mau ikut campur." 

Tanpa memerdulikan Aby dan Vania, Embun segera beranjak menuju bus meninggalkan pasangan kekasih itu. Untuk sekedar menoleh ke belakang pun sama sekali tidak dilakukannya. 

Embun memilih duduk di salah satu kursi di dekat jendela. Setelah menunggu hampir setengah jam, rombongan mahasiswa itu akhirnya berangkat. Embun merasa beruntung karena tidak perlu satu bus dengan Vania. Setidaknya menghindari masalah baru dengan wanita itu. 

Seharusnya, Embun merasa senang mendengar keputusan Aby tadi. Tetapi, entah mengapa yang ia rasakan tetaplah hampa. Pengkhianatan Aby di malam pertama pernikahan mereka telah menorehkan luka tak berdarah yang menyakitinya lebih dari apapun. 

Luka di fisik mungkin akan sembuh tanpa meninggalkan jejak. Namun, tidak dengan luka hati. 

Embun menyeka kristal bening yang tiba-tiba meleleh di pipi. 

.

.

.

Hari ini Aby memanfaatkan waktu luangnya untuk menyelesaikan beberapa laporan yang tertunda. Setelah mengantar Embun pagi tadi, ia sama sekali belum keluar kamar hingga menjelang siang. Sejenak Aby menyandarkan punggung. Kemudian melirik ke arah tempat tidur.

 "Kok rasanya sepi nggak ada Embun di kamar." 

Aby meninggalkan tempat duduknya. Menuju sisi kiri tempat tidur dan berbaring di tempat biasanya Embun tidur. Ia membenamkan hidungnya di bantal. Aroma lembut dari parfum Embun yang masih tertinggal memanjakan indera penciumannya. Memberikan rasa yang begitu sulit dipahami. Apakah itu bentuk kerinduan? Aby tak tahu.  

"Embun lagi ngapain di sana, ya?" 

Menatap langit-langit kamar, imajinasi Aby sudah terbang jauh. Membayangkan sedang apa istrinya di perkemahan. Apakah sedang menikmati pemandangan indah sambil tertawa dengan teman-temannya, atau ... sedang menghabiskan waktu bersama Dewa. 

"Sialan! Kenapa juga harus ada Dewa di sana?!" 

Ia mendengkus kesal. Tangannya yang lebar mencengkeram bantal guling. Keinginan menggebu untuk menyusul tiba-tiba merasuk tanpa izin. 

"Kalau nyusul pake alasan apa coba?"

Aby benar-benar tidak bisa tenang. Terlebih karena di sana ada Vania.

"Bagaimana kalau Embun diapa-apain sama Vania?"

.

.

.

Di perkemahan. 

Embun sedang bersusah payah mendirikan tenda. Ia tampak kepayahan dengan napas terengah-engah. Udara sejuk pegunungan seakan tak cukup mampu untuk menahan keringat jatuh di kening. Hampir satu jam ia habiskan untuk mendirikan tenda, namun usahanya sia-sia. 

"Mau aku bantu?" Sapaan dari belakang mengalihkan perhatian wanita itu. Ia menoleh. 

"Kak Dewa ... boleh, Kak." 

Ah, akhirnya penolong datang. Embun bangkit dari posisi berjongkok, sehingga Dewa dapat membantu. Mendirikan tenda seorang diri sudah pasti tak dapat Embun lakukan. 

"Buat tenda itu susah juga, ya?" ujar Embun. Sambil membersihkan tangannya dari sisa tanah yang melekat. 

Dewa terkekeh. "Nggak susah kalau kamu sudah terbiasa." 

Embun memperhatikan Dewa yang sangat cekatan melakukan pekerjaan yang baginya sangat sulit. Namun, tentu saja bagi Dewa mendirikan tenda adalah sesuatu yang terlalu mudah. Terbukti, hanya dalam beberapa menit, tenda milik Embun sudah jadi. 

"Wah makasih, Kak." Embun tersenyum cerah. Bantuan dari Dewa sangat menghemat tenaganya. 

"Sama-sama, Embun. Habis ini kumpul, ya. Ada pengumuman." 

"Baik, Kak." Embun mengangguk diiringi senyum. Tanpa disadari olehnya, sepasang mata sejak tadi memperhatikan. 

Vania tersenyum penuh makna, wanita itu mengeluarkan ponsel dari saku jaket dan mengarahkan kamera kepada Embun dan Dewa. Hingga beberapa gambar yang menunjukkan interaksi antara Embun dan Dewa berhasil ia abadikan. 

"Aku akan tunjukkan ini ke Aby. Kita lihat saja bagaimana reaksinya kalau tahu kamu dekat sama laki-laki lain." 

Seraya memulas senyum, wanita yang mendadak culas karena cinta itu membuka galeri ponsel miliknya. Menandai beberapa foto hasil jepretan tadi, lalu mengirimkan kepada Aby melalui aplikasi WhatsApp. 

"Aby pasti akan marah," ujarnya kemudian. 

Di tempat lain, lamunan Aby membuyar tatkala mendengar deringan ponsel yang menandai adanya pesan masuk beruntun. Melawan rasa malas, pria itu bangkit dengan tubuh lemas. Meraih ponsel yang tadi ia tinggalkan di sofa dekat laptop dan menghempas tubuhnya yang hari ini terasa berat. 

Ia memutar bola mata ketika melihat nama yang tertera pada layar. "Apa lagi sih, Van?" gerutunya, sambil membuka pesan yang baru saja dikirim Vania. 

Seketika kelopak mata Aby melebar setelah melihat gambar di layar ponsel. Embun tampak cukup dekat dengan Dewa di samping tenda dan saling melempar senyum. Sebelah tangan Aby sudah terkepal sempurna. Napasnya menjadi lebih cepat. 

"Br3ngsek si Dewa!" 

...........

Terpopuler

Comments

Lisa Halik

Lisa Halik

teruskan saja embun

2024-02-06

0

Ukhty Nur Siahaan

Ukhty Nur Siahaan

Cemburu

2024-01-28

0

Enung Samsiah

Enung Samsiah

asyiikkk, sidewa kebakaran,,,, embun lanjutkan judesmu sm suami jhtmu,,,

2024-01-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : EMBUN DAN ABIMAYU
2 Bab 2 : Kamu Akan Luluh Dengan Dia
3 Bab 3 : Salah Atau Benar?
4 Bab 4 : ADA MASALAH APA?
5 BAB 5 : Hanya Ingin Memastikan
6 Bab 6 : Tidak Perlu Malu
7 Bab 7 : Kamu Serakah Juga, Ya?
8 Bab 8 : Kamu Sepeduli Itu Dengan Dia?
9 Bab 9 : Kalau Kamu Tidak Mau ... Maka Aku Yang Akan ....
10 Bab 10 : AYAH SAKIT?
11 Bab 11 : Posesif dan Kekanakan
12 Bab 12 : Tidak Bisa Tidur
13 Bab 13 : Apa-Apaan Ini?
14 Bab 14 : AKU TIDAK BERMAKSUD
15 Bab 15 : Camping Di Luar Kota?
16 Bab 16 : Apa Kamu Pernah Peduli?
17 Bab 17 : Akhiri Saja
18 Bab 18 : MENYUSUL?
19 Bab 19 : HILANG
20 Bab 20 : EMBUN DI MANA?
21 Bab 21 : Tidak Perlu Khawatir
22 Bab 22 : Kamu Lihat Orangnya?
23 Bab 23 : Siapa Pelakunya?
24 Bab 24 : Dia Kembali?
25 My Hot And Sexy Wife
26 Bab 26 : Pembatalan Pernikahan?
27 Bab 27 : Aku Mau Pulang
28 Bab 28 : PERGI ....
29 Visual Tokoh Utama
30 Bab 30 : Kesempatan Terakhir
31 Bab 31 : Bukankah Sudah Jelas?
32 Bab 32 : HANCUR
33 Bab 33 : Memperbaiki Segalanya
34 Bab 34 : Talak Di Malam Pertama
35 Bab 35 : Menagih Janji
36 Bab 36 : Upaya Untuk Rujuk?
37 Bab 37 : Mengakhiri Dengan baik-baik
38 Bab 38 : Meluruskan Kesalahpahaman
39 Bab 39 : Masih Berusaha
40 Bab 40 : Bersamamu
41 Bab 41 : Menikah Ulang?
42 Bab 42 : Terpental Jauh
43 Bab 42 : DEAR EMBUN ....
44 Bab 44 : Dear Mas Aby
45 Bab 45 : MEMBUTUHKAN KAMU
46 Bab 46 : FAKTA MENGEJUTKAN
47 DIBUANG SUAMI DAN DINIKAHI BOSS
48 Bab 48 : KETERLIBATAN VANIA?
49 Bab 49 : Kiriman Foto
50 Bab 50 : Tunggu Aku
51 Bab 51 : Ijab Ulang?
52 Suamiku Om-Om Galak
53 Bab 53 : Bertemu Orang Tua Vania
54 Bab 54 : Rencana Pindah Ke Rumah Baru
55 Bab 55 : Apa Sudah Boleh?
56 Bab 56 : Kehujanan
57 Bab 57 : Misi Berhasil
58 Bab 58 : Sudah Baikan?
59 Bab 59 : TERNYATA KAMU?
60 Bab 60 : PELAKU SEBENARNYA
61 Bab 61 : Tidak Akan Membuatnya Lagi
62 Bab 62 : Aktor Paling Berjasa Di Muka Bumi
63 Bab 63 : Dua Kali Menang
64 Bab 64 : Ancaman Lagi?
65 Bab 65 : Kamu Sendiri Yang Harus
66 Bab 66 : Kamu Tidak Pernah Sendirian
67 Bab 67 : Memperbaiki Semuanya
68 Bab 68 : Sedang Apa Kamu Di Sini?
69 Bab 69 : Kasihan Embun ....
70 Bab 70 : Sisi Lain Vania
71 Bab 71 : Tetangga Baru
72 Bab 72 : Sebatas Kagum
73 Bab 73 : Makan Siang
74 Bab 74 : HARUS KELUAR KOTA?
75 Bab 75 : Kinder Boy
76 Bab 76 : Jauhi Dia!
77 Silahkan Mampir
78 Bab 78 : Mudah Berubah
79 Bab 79 : Surabaya Atau Bogor?
80 Bab 80 : Memohon Keringanan
81 Bab 81 : Masalah Baru
82 Bab 82 : Keinginan Berlebihan?
83 Bab 83 : Menyembunyikan Air Mata
84 Bab 84 : Mulai Tidak Mengerti Dengan Kamu!
85 Bab 85 : Ada apa ini?
86 Boss Mafia's H0t Girl by Anak Kost
87 Bab 87 : Keadaan Sebenarnya
88 Bab 88 : Saling Terbuka
89 Bab 89 : Kedatangan Wanita Asing
90 Bab 90 : Salah Sasaran!
91 Bab 91 : Atur Damai?
92 Bab 92 : Dipecat?
93 Bab 93 : Kedatangan Ibu Mertua
94 Bab 94 : Hasil Tidak Mengkhianati Usaha!
95 Bab 95 : Kebetulan Menyebalkan!
96 Bab 96 : Maaf, merepotkan kamu.
97 Menjadi Posesif
98 Apakah Sudah Ada Isi?
99 Oma Tidak Suka
100 Belum Ada Tanda
101 Pingsan!
102 Khawatir Semakin Parah
103 Generasi Tuan Krabs!
104 Membawa Pulang Embun
105 Kabar Bahagia Untuk Semua
106 Kamu Sudah Cantik Sejak Masih Berbentuk Zigot!
107 Tidak Suka Cara Oma
108 Menjaga Oma Di Rumah Sakit
109 Catatan Kelam Gadis Malang
110 Tidak Banyak Menantu Seperti Kamu!
111 Yang Tulus, Tapi Mau Enaknya Juga
112 Ulang Tahun Perusahaan
113 Bertemu Sang Pemilik Perusahaan
114 Jurang Pemisah
115 Apa Kamu Pernah Menyesal?
116 FINAL EPISODE
117 Ingat Aku, Suamiku!
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 : EMBUN DAN ABIMAYU
2
Bab 2 : Kamu Akan Luluh Dengan Dia
3
Bab 3 : Salah Atau Benar?
4
Bab 4 : ADA MASALAH APA?
5
BAB 5 : Hanya Ingin Memastikan
6
Bab 6 : Tidak Perlu Malu
7
Bab 7 : Kamu Serakah Juga, Ya?
8
Bab 8 : Kamu Sepeduli Itu Dengan Dia?
9
Bab 9 : Kalau Kamu Tidak Mau ... Maka Aku Yang Akan ....
10
Bab 10 : AYAH SAKIT?
11
Bab 11 : Posesif dan Kekanakan
12
Bab 12 : Tidak Bisa Tidur
13
Bab 13 : Apa-Apaan Ini?
14
Bab 14 : AKU TIDAK BERMAKSUD
15
Bab 15 : Camping Di Luar Kota?
16
Bab 16 : Apa Kamu Pernah Peduli?
17
Bab 17 : Akhiri Saja
18
Bab 18 : MENYUSUL?
19
Bab 19 : HILANG
20
Bab 20 : EMBUN DI MANA?
21
Bab 21 : Tidak Perlu Khawatir
22
Bab 22 : Kamu Lihat Orangnya?
23
Bab 23 : Siapa Pelakunya?
24
Bab 24 : Dia Kembali?
25
My Hot And Sexy Wife
26
Bab 26 : Pembatalan Pernikahan?
27
Bab 27 : Aku Mau Pulang
28
Bab 28 : PERGI ....
29
Visual Tokoh Utama
30
Bab 30 : Kesempatan Terakhir
31
Bab 31 : Bukankah Sudah Jelas?
32
Bab 32 : HANCUR
33
Bab 33 : Memperbaiki Segalanya
34
Bab 34 : Talak Di Malam Pertama
35
Bab 35 : Menagih Janji
36
Bab 36 : Upaya Untuk Rujuk?
37
Bab 37 : Mengakhiri Dengan baik-baik
38
Bab 38 : Meluruskan Kesalahpahaman
39
Bab 39 : Masih Berusaha
40
Bab 40 : Bersamamu
41
Bab 41 : Menikah Ulang?
42
Bab 42 : Terpental Jauh
43
Bab 42 : DEAR EMBUN ....
44
Bab 44 : Dear Mas Aby
45
Bab 45 : MEMBUTUHKAN KAMU
46
Bab 46 : FAKTA MENGEJUTKAN
47
DIBUANG SUAMI DAN DINIKAHI BOSS
48
Bab 48 : KETERLIBATAN VANIA?
49
Bab 49 : Kiriman Foto
50
Bab 50 : Tunggu Aku
51
Bab 51 : Ijab Ulang?
52
Suamiku Om-Om Galak
53
Bab 53 : Bertemu Orang Tua Vania
54
Bab 54 : Rencana Pindah Ke Rumah Baru
55
Bab 55 : Apa Sudah Boleh?
56
Bab 56 : Kehujanan
57
Bab 57 : Misi Berhasil
58
Bab 58 : Sudah Baikan?
59
Bab 59 : TERNYATA KAMU?
60
Bab 60 : PELAKU SEBENARNYA
61
Bab 61 : Tidak Akan Membuatnya Lagi
62
Bab 62 : Aktor Paling Berjasa Di Muka Bumi
63
Bab 63 : Dua Kali Menang
64
Bab 64 : Ancaman Lagi?
65
Bab 65 : Kamu Sendiri Yang Harus
66
Bab 66 : Kamu Tidak Pernah Sendirian
67
Bab 67 : Memperbaiki Semuanya
68
Bab 68 : Sedang Apa Kamu Di Sini?
69
Bab 69 : Kasihan Embun ....
70
Bab 70 : Sisi Lain Vania
71
Bab 71 : Tetangga Baru
72
Bab 72 : Sebatas Kagum
73
Bab 73 : Makan Siang
74
Bab 74 : HARUS KELUAR KOTA?
75
Bab 75 : Kinder Boy
76
Bab 76 : Jauhi Dia!
77
Silahkan Mampir
78
Bab 78 : Mudah Berubah
79
Bab 79 : Surabaya Atau Bogor?
80
Bab 80 : Memohon Keringanan
81
Bab 81 : Masalah Baru
82
Bab 82 : Keinginan Berlebihan?
83
Bab 83 : Menyembunyikan Air Mata
84
Bab 84 : Mulai Tidak Mengerti Dengan Kamu!
85
Bab 85 : Ada apa ini?
86
Boss Mafia's H0t Girl by Anak Kost
87
Bab 87 : Keadaan Sebenarnya
88
Bab 88 : Saling Terbuka
89
Bab 89 : Kedatangan Wanita Asing
90
Bab 90 : Salah Sasaran!
91
Bab 91 : Atur Damai?
92
Bab 92 : Dipecat?
93
Bab 93 : Kedatangan Ibu Mertua
94
Bab 94 : Hasil Tidak Mengkhianati Usaha!
95
Bab 95 : Kebetulan Menyebalkan!
96
Bab 96 : Maaf, merepotkan kamu.
97
Menjadi Posesif
98
Apakah Sudah Ada Isi?
99
Oma Tidak Suka
100
Belum Ada Tanda
101
Pingsan!
102
Khawatir Semakin Parah
103
Generasi Tuan Krabs!
104
Membawa Pulang Embun
105
Kabar Bahagia Untuk Semua
106
Kamu Sudah Cantik Sejak Masih Berbentuk Zigot!
107
Tidak Suka Cara Oma
108
Menjaga Oma Di Rumah Sakit
109
Catatan Kelam Gadis Malang
110
Tidak Banyak Menantu Seperti Kamu!
111
Yang Tulus, Tapi Mau Enaknya Juga
112
Ulang Tahun Perusahaan
113
Bertemu Sang Pemilik Perusahaan
114
Jurang Pemisah
115
Apa Kamu Pernah Menyesal?
116
FINAL EPISODE
117
Ingat Aku, Suamiku!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!