Bab 15 : Camping Di Luar Kota?

Aby kembali ke kamar setelah sepupunya berpamitan untuk pulang. Sementara Embun sudah ke kamar lebih dulu beberapa menit lalu. Baru saja Aby membuka pintu, sudah terlihat Embun sedang berdiri di depan lemari sambil merapikan pakaian-pakaian Aby yang berantakan.

 Tidak hanya di dunia nyata, di dunia novel pun lemari pakaian suami pasti berantakan. ^_^ 

Aby memilih menjatuhkan tubuhnya di sofa. Merogoh saku celana dan mengeluarkan ponsel. Mengabaikan beberapa pemberitahuan panggilan tak terjawab dan juga pesan masuk, lalu memilih membuka aplikasi game online. 

Embun melirik suaminya setelah menyelesaikan pekerjaan. Sekarang lemari pakaian suaminya sudah terlihat sangat rapi. Wanita itu merapatkan pintu lemari, lalu duduk di tepi tempat tidur dalam posisi berhadapan dengan suaminya.

Aby terlihat sangat serius dengan game online. 

"Akhir pekan ini aku ada kegiatan di luar kampus," kata Embun. Bermaksud meminta izin kepada suaminya. 

Perhatian Aby sekilas teralihkan kepada Embun, tetapi kedua jari jempolnya masih bermain di layar ponsel.

"Kegiatan apa?" 

"Camping." 

Kedua alis Aby terangkat. Ia melayangkan tatapan penuh tanya kepada istrinya. "Camping dimana?" 

"Di Sukamantri." 

Pikiran Aby langsung terbang ke sebuah tempat yang baru saja disebutkan Embun. Sebuah objek wisata yang cukup terkenal dengan keindahan alamnya. Lokasinya pun terbilang tak begitu jauh dari kota mereka. Jika perjalanan lancar, bisa ditempuh dalam dua jam saja. 

"Tapi di sana itu dingin, Embun." Aby memperingatkan. Dirinya pun pernah melakukan kegiatan serupa di tempat tersebut beberapa tahun lalu saat masih kuliah. Ia tahu betul cuaca di sana. 

"Memang ada daerah pegunungan yang nggak dingin?" 

"Maksud aku ... di sana siapa yang jagain kamu?" 

Embun terkekeh mendengar jawaban Aby yang baginya cukup menggelikan. Jangankan menjaga raganya, menjaga perasaannya sebagai istri pun tidak Aby jalankan.

"Kenapa kamu harus khawatir ada yang jaga aku atau nggak? Kamu suamiku yang memiliki hak sepenuhnya atas diriku, tapi kamu sama sekali nggak menjaga aku." 

Kalimat frontal itu berhasil membungkam Aby. Ia meraba tengkuknya yang terasa meremang. Embun tidak pernah segan untuk mengeluarkan sindiran pedas terhadapnya. 

"Lagi pula aku nggak sendirian di sana. Ada banyak teman-teman lain," sambungnya. 

Hati Aby mencelos. Ia mengangguk pasrah. "Oh, ya udah nggak apa-apa. Tapi kamu harus hati-hati. Di sana banyak jurang." 

"Hem ...." 

Menarik napas dalam, Aby menatap Embun yang kini beranjak dan membuka lemari pakaian, lalu mengeluarkan piyama dress dan masuk ke kamar mandi. Sementara Aby kembali terfokus dengan game online. 

Beberapa menit kemudian, Embun keluar dari kamar mandi dengan piyama dress berbahan sutera. Aby melirik dengan ujung mata. Pakaian dengan panjang setengah paha itu menampilkan bentuk tubuh Embun yang menggoda. 

Wanita itu duduk di depan meja rias dan mulai membersihkan wajah. Rambutnya dicepol tinggi hingga menampilkan leher indah dan punggungnya yang terbalut kulit putih bersih. 

Aby menelan ludah. 

Betapa keindahan yang tersaji di depan mata meruntuhkan benteng kokoh yang ia bangun dengan susah payah. Sebisa mungkin, pria itu menghilangkan pikiran liar dan memilih bersikap santai. Kemudian kembali terfokus dengan layar ponsel. 

Namun, tak berlangsung lama.

Bagai memiliki magnet berdaya tarik tinggi, sorot mata Aby kembali tertuju kepada istrinya yang kini tengah menyisir rambut panjangnya yang hitam dan lurus. Aroma lembut yang berasal dari parfum yang baru saja disemprotkan Embun ke bagian leher membuat Aby kalang kabut.

"Megalodon nggak tahu diri nih. Malah bangun!" 

Ritual menjelang tidur pun selesai. Embun meninggalkan meja rias dan naik ke tempat tidur. Membalut setengah tubuhnya dengan selimut dan berbaring membelakangi sang suami. 

Jari jempol Aby masih bergerak di layar ponsel, tetapi pandangannya tak dapat teralihkan dari punggung istrinya. 

"Ya ampun, halal tapi nggak bisa dimakan." 

.

.

.

Pagi ini Aby berangkat lebih awal karena akan ada rapat pagi. Selain itu ia tidak perlu repot mengantar Embun ataupun Vania pagi ini, sehingga mempersingkat waktu untuk tiba di kantor. 

Aby mempercepat langkahnya menuju sebuah ruangan bersama rekan-rekannya yang lain. Di ruang rapat sudah ada Dewa yang duduk di kursi terdepan. Dewa baru beberapa hari lalu diangkat menjadi kepala divisi produksi. 

"Selamat pagi, semua," sapa Dewa dengan senyum ramah.

"Selamat pagi, Pak!"

Dewa sudah berdiri dengan gagah di depan semua rekannya, termasuk Aby. Rapat pagi itu dimulai oleh Dewa dengan memukau. Ia adalah seseorang yang sangat kreatif dan cerdas. Selain itu Dewa selalu tampak luar biasa tak hanya di mata rekan kerjanya yang lain, tetapi juga di mata atasannya. 

"Saya mau semua laporan untuk proses produksi diselesaikan tepat waktu sebelum akhir pekan ini. Jadi harap kerjasamanya," kata Dewa. 

"Baik, Pak!" sahut beberapa orang. 

"Selain itu, saya akan bagi menjadi beberapa tim untuk mengawasi jalannya proses produksi dan memeriksa mutu bahan utama yang digunakan. Jadi tugas akan dibagi rata." 

Semua mengangguk setuju. Tak terkecuali Aby. 

Rapat pagi itu berlangsung selama dua jam. Aby segera meninggalkan ruang rapat setelah selesai. Pagi ini ia kurang berkonsentrasi. Karena pikirannya terus tertuju kepada Embun yang akan berkemah di luar kota. 

Baru akan memasuki lift, Aby sudah merasakan vibrasi ponsel dalam saku celana. Pria itu dengan cepat mengeluarkan benda pipih itu. Ia menghela napas panjang setelah melihat nama yang tertera pada layar ponsel.

"Ada apa, Van? Aku kan sudah bilang jangan telepon di jam kantor." 

"Iya, aku tahu. Tapi ini penting," ujarnya. "Kamu ada waktu sore ini, nggak?" 

"Memang kenapa?" tanya Aby.

"Aku mau camping akhir pekan ini."  

Dahi Aby berkerut tipis. Ia tak menyangka bahwa Vania juga akan ikut dalam kegiatan tersebut. Sebab setahunya, Vania tidak begitu menyukai kegiatan di alam terbuka.

"Kamu ikut juga?" 

"Iya. Kamu temani aku belanja keperluan, ya?" ajak Vania dengan manja.

"Astaga, Van! Kamu cuma keluar daerah, bukan keluar negeri. Lagi pula sejak kapan kamu tertarik dengan kegiatan alam." 

"Aku tahu, tapi kan aku perlu belanja baju dan sepatu. Di sana itu dingin." 

Aby menghela napas panjang. "Maaf, Van. Aku nggak bisa. Lagi sibuk. Sudah ya."

Tanpa menunggu jawaban Vania, Aby memutus panggilan dan mematikan ponsel. Ia bersandar sejenak. Tiba-tiba, memikirkan istrinya.

"Bagaimana kalau nanti Vania membuat masalah sama Embun di perkemahan? Aku harus mencegah Embun pergi. Tapi alasan apa?"

**** 

Siang hari di jam istirahat, Aby dan seorang teman menghabiskan waktu dengan makan siang di sebuah kafe tepat di samping kantor.

Di meja lain juga tampak Dewa bersama seorang rekan wanitanya.

"Kenapa sih buru-buru? Bukannya waktu kita masih longgar sampai minggu depan, ya?" tanya wanita bernama Tiara itu.

"Memang sih, tapi akhir pekan ini aku ada kegiatan di luar kantor. Jadi sebelum pergi aku harus memastikan semuanya beres."   

"Kegiatan apa, sih?" tanya wanita itu penasaran. Sebab, setahunya Dewa adalah tipe orang yang tidak akan meninggalkan pekerjaan untuk urusan tidak begitu penting. 

"Camping di luar kota."

Aby yang berada tak jauh dari Dewa mengerutkan kening. Tatapannya penuh selidik. 

*** 

Terpopuler

Comments

Leni Suryani

Leni Suryani

skak mat

2024-03-14

0

Leni Suryani

Leni Suryani

mulai perhatian nih babang Aby

2024-03-14

0

Lisa Halik

Lisa Halik

apakah dewa ikut untuk menjaga embun

2024-02-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : EMBUN DAN ABIMAYU
2 Bab 2 : Kamu Akan Luluh Dengan Dia
3 Bab 3 : Salah Atau Benar?
4 Bab 4 : ADA MASALAH APA?
5 BAB 5 : Hanya Ingin Memastikan
6 Bab 6 : Tidak Perlu Malu
7 Bab 7 : Kamu Serakah Juga, Ya?
8 Bab 8 : Kamu Sepeduli Itu Dengan Dia?
9 Bab 9 : Kalau Kamu Tidak Mau ... Maka Aku Yang Akan ....
10 Bab 10 : AYAH SAKIT?
11 Bab 11 : Posesif dan Kekanakan
12 Bab 12 : Tidak Bisa Tidur
13 Bab 13 : Apa-Apaan Ini?
14 Bab 14 : AKU TIDAK BERMAKSUD
15 Bab 15 : Camping Di Luar Kota?
16 Bab 16 : Apa Kamu Pernah Peduli?
17 Bab 17 : Akhiri Saja
18 Bab 18 : MENYUSUL?
19 Bab 19 : HILANG
20 Bab 20 : EMBUN DI MANA?
21 Bab 21 : Tidak Perlu Khawatir
22 Bab 22 : Kamu Lihat Orangnya?
23 Bab 23 : Siapa Pelakunya?
24 Bab 24 : Dia Kembali?
25 My Hot And Sexy Wife
26 Bab 26 : Pembatalan Pernikahan?
27 Bab 27 : Aku Mau Pulang
28 Bab 28 : PERGI ....
29 Visual Tokoh Utama
30 Bab 30 : Kesempatan Terakhir
31 Bab 31 : Bukankah Sudah Jelas?
32 Bab 32 : HANCUR
33 Bab 33 : Memperbaiki Segalanya
34 Bab 34 : Talak Di Malam Pertama
35 Bab 35 : Menagih Janji
36 Bab 36 : Upaya Untuk Rujuk?
37 Bab 37 : Mengakhiri Dengan baik-baik
38 Bab 38 : Meluruskan Kesalahpahaman
39 Bab 39 : Masih Berusaha
40 Bab 40 : Bersamamu
41 Bab 41 : Menikah Ulang?
42 Bab 42 : Terpental Jauh
43 Bab 42 : DEAR EMBUN ....
44 Bab 44 : Dear Mas Aby
45 Bab 45 : MEMBUTUHKAN KAMU
46 Bab 46 : FAKTA MENGEJUTKAN
47 DIBUANG SUAMI DAN DINIKAHI BOSS
48 Bab 48 : KETERLIBATAN VANIA?
49 Bab 49 : Kiriman Foto
50 Bab 50 : Tunggu Aku
51 Bab 51 : Ijab Ulang?
52 Suamiku Om-Om Galak
53 Bab 53 : Bertemu Orang Tua Vania
54 Bab 54 : Rencana Pindah Ke Rumah Baru
55 Bab 55 : Apa Sudah Boleh?
56 Bab 56 : Kehujanan
57 Bab 57 : Misi Berhasil
58 Bab 58 : Sudah Baikan?
59 Bab 59 : TERNYATA KAMU?
60 Bab 60 : PELAKU SEBENARNYA
61 Bab 61 : Tidak Akan Membuatnya Lagi
62 Bab 62 : Aktor Paling Berjasa Di Muka Bumi
63 Bab 63 : Dua Kali Menang
64 Bab 64 : Ancaman Lagi?
65 Bab 65 : Kamu Sendiri Yang Harus
66 Bab 66 : Kamu Tidak Pernah Sendirian
67 Bab 67 : Memperbaiki Semuanya
68 Bab 68 : Sedang Apa Kamu Di Sini?
69 Bab 69 : Kasihan Embun ....
70 Bab 70 : Sisi Lain Vania
71 Bab 71 : Tetangga Baru
72 Bab 72 : Sebatas Kagum
73 Bab 73 : Makan Siang
74 Bab 74 : HARUS KELUAR KOTA?
75 Bab 75 : Kinder Boy
76 Bab 76 : Jauhi Dia!
77 Silahkan Mampir
78 Bab 78 : Mudah Berubah
79 Bab 79 : Surabaya Atau Bogor?
80 Bab 80 : Memohon Keringanan
81 Bab 81 : Masalah Baru
82 Bab 82 : Keinginan Berlebihan?
83 Bab 83 : Menyembunyikan Air Mata
84 Bab 84 : Mulai Tidak Mengerti Dengan Kamu!
85 Bab 85 : Ada apa ini?
86 Boss Mafia's H0t Girl by Anak Kost
87 Bab 87 : Keadaan Sebenarnya
88 Bab 88 : Saling Terbuka
89 Bab 89 : Kedatangan Wanita Asing
90 Bab 90 : Salah Sasaran!
91 Bab 91 : Atur Damai?
92 Bab 92 : Dipecat?
93 Bab 93 : Kedatangan Ibu Mertua
94 Bab 94 : Hasil Tidak Mengkhianati Usaha!
95 Bab 95 : Kebetulan Menyebalkan!
96 Bab 96 : Maaf, merepotkan kamu.
97 Menjadi Posesif
98 Apakah Sudah Ada Isi?
99 Oma Tidak Suka
100 Belum Ada Tanda
101 Pingsan!
102 Khawatir Semakin Parah
103 Generasi Tuan Krabs!
104 Membawa Pulang Embun
105 Kabar Bahagia Untuk Semua
106 Kamu Sudah Cantik Sejak Masih Berbentuk Zigot!
107 Tidak Suka Cara Oma
108 Menjaga Oma Di Rumah Sakit
109 Catatan Kelam Gadis Malang
110 Tidak Banyak Menantu Seperti Kamu!
111 Yang Tulus, Tapi Mau Enaknya Juga
112 Ulang Tahun Perusahaan
113 Bertemu Sang Pemilik Perusahaan
114 Jurang Pemisah
115 Apa Kamu Pernah Menyesal?
116 FINAL EPISODE
117 Ingat Aku, Suamiku!
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 : EMBUN DAN ABIMAYU
2
Bab 2 : Kamu Akan Luluh Dengan Dia
3
Bab 3 : Salah Atau Benar?
4
Bab 4 : ADA MASALAH APA?
5
BAB 5 : Hanya Ingin Memastikan
6
Bab 6 : Tidak Perlu Malu
7
Bab 7 : Kamu Serakah Juga, Ya?
8
Bab 8 : Kamu Sepeduli Itu Dengan Dia?
9
Bab 9 : Kalau Kamu Tidak Mau ... Maka Aku Yang Akan ....
10
Bab 10 : AYAH SAKIT?
11
Bab 11 : Posesif dan Kekanakan
12
Bab 12 : Tidak Bisa Tidur
13
Bab 13 : Apa-Apaan Ini?
14
Bab 14 : AKU TIDAK BERMAKSUD
15
Bab 15 : Camping Di Luar Kota?
16
Bab 16 : Apa Kamu Pernah Peduli?
17
Bab 17 : Akhiri Saja
18
Bab 18 : MENYUSUL?
19
Bab 19 : HILANG
20
Bab 20 : EMBUN DI MANA?
21
Bab 21 : Tidak Perlu Khawatir
22
Bab 22 : Kamu Lihat Orangnya?
23
Bab 23 : Siapa Pelakunya?
24
Bab 24 : Dia Kembali?
25
My Hot And Sexy Wife
26
Bab 26 : Pembatalan Pernikahan?
27
Bab 27 : Aku Mau Pulang
28
Bab 28 : PERGI ....
29
Visual Tokoh Utama
30
Bab 30 : Kesempatan Terakhir
31
Bab 31 : Bukankah Sudah Jelas?
32
Bab 32 : HANCUR
33
Bab 33 : Memperbaiki Segalanya
34
Bab 34 : Talak Di Malam Pertama
35
Bab 35 : Menagih Janji
36
Bab 36 : Upaya Untuk Rujuk?
37
Bab 37 : Mengakhiri Dengan baik-baik
38
Bab 38 : Meluruskan Kesalahpahaman
39
Bab 39 : Masih Berusaha
40
Bab 40 : Bersamamu
41
Bab 41 : Menikah Ulang?
42
Bab 42 : Terpental Jauh
43
Bab 42 : DEAR EMBUN ....
44
Bab 44 : Dear Mas Aby
45
Bab 45 : MEMBUTUHKAN KAMU
46
Bab 46 : FAKTA MENGEJUTKAN
47
DIBUANG SUAMI DAN DINIKAHI BOSS
48
Bab 48 : KETERLIBATAN VANIA?
49
Bab 49 : Kiriman Foto
50
Bab 50 : Tunggu Aku
51
Bab 51 : Ijab Ulang?
52
Suamiku Om-Om Galak
53
Bab 53 : Bertemu Orang Tua Vania
54
Bab 54 : Rencana Pindah Ke Rumah Baru
55
Bab 55 : Apa Sudah Boleh?
56
Bab 56 : Kehujanan
57
Bab 57 : Misi Berhasil
58
Bab 58 : Sudah Baikan?
59
Bab 59 : TERNYATA KAMU?
60
Bab 60 : PELAKU SEBENARNYA
61
Bab 61 : Tidak Akan Membuatnya Lagi
62
Bab 62 : Aktor Paling Berjasa Di Muka Bumi
63
Bab 63 : Dua Kali Menang
64
Bab 64 : Ancaman Lagi?
65
Bab 65 : Kamu Sendiri Yang Harus
66
Bab 66 : Kamu Tidak Pernah Sendirian
67
Bab 67 : Memperbaiki Semuanya
68
Bab 68 : Sedang Apa Kamu Di Sini?
69
Bab 69 : Kasihan Embun ....
70
Bab 70 : Sisi Lain Vania
71
Bab 71 : Tetangga Baru
72
Bab 72 : Sebatas Kagum
73
Bab 73 : Makan Siang
74
Bab 74 : HARUS KELUAR KOTA?
75
Bab 75 : Kinder Boy
76
Bab 76 : Jauhi Dia!
77
Silahkan Mampir
78
Bab 78 : Mudah Berubah
79
Bab 79 : Surabaya Atau Bogor?
80
Bab 80 : Memohon Keringanan
81
Bab 81 : Masalah Baru
82
Bab 82 : Keinginan Berlebihan?
83
Bab 83 : Menyembunyikan Air Mata
84
Bab 84 : Mulai Tidak Mengerti Dengan Kamu!
85
Bab 85 : Ada apa ini?
86
Boss Mafia's H0t Girl by Anak Kost
87
Bab 87 : Keadaan Sebenarnya
88
Bab 88 : Saling Terbuka
89
Bab 89 : Kedatangan Wanita Asing
90
Bab 90 : Salah Sasaran!
91
Bab 91 : Atur Damai?
92
Bab 92 : Dipecat?
93
Bab 93 : Kedatangan Ibu Mertua
94
Bab 94 : Hasil Tidak Mengkhianati Usaha!
95
Bab 95 : Kebetulan Menyebalkan!
96
Bab 96 : Maaf, merepotkan kamu.
97
Menjadi Posesif
98
Apakah Sudah Ada Isi?
99
Oma Tidak Suka
100
Belum Ada Tanda
101
Pingsan!
102
Khawatir Semakin Parah
103
Generasi Tuan Krabs!
104
Membawa Pulang Embun
105
Kabar Bahagia Untuk Semua
106
Kamu Sudah Cantik Sejak Masih Berbentuk Zigot!
107
Tidak Suka Cara Oma
108
Menjaga Oma Di Rumah Sakit
109
Catatan Kelam Gadis Malang
110
Tidak Banyak Menantu Seperti Kamu!
111
Yang Tulus, Tapi Mau Enaknya Juga
112
Ulang Tahun Perusahaan
113
Bertemu Sang Pemilik Perusahaan
114
Jurang Pemisah
115
Apa Kamu Pernah Menyesal?
116
FINAL EPISODE
117
Ingat Aku, Suamiku!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!