Bab 10 : AYAH SAKIT?

Aby hampir tak mempercayai pendengarannya sendiri. Kalimat panjang yang baru saja diucapkan Embun membuatnya terpaku di tempat. Untuk beberapa saat, laki-laki itu seperti kehilangan akal sehatnya. Lidahnya bahkan terasa kaku dan sulit untuk mengucapkan sesuatu. 

"Embun ... tapi—" 

"Keputusanku sudah bulat dan nggak bisa lagi ditawar-tawar!" ucap Embun tegas. 

Aby merasakan tubuhnya lemas saat itu juga. Entah untuk alasan apa, ia merasa tak senang dengan keputusan Embun yang terkesan mendadak dan mengejutkan. 

"Aku nggak mau terus menjadi penonton kemesraan kamu dengan pacar kamu itu. Setelah kita bercerai, kamu bebas melakukan apa saja dengan dia," lanjut Embun.

Aby kembali terdiam. Tak tahu harus berkata apa. Ia sadar, memang masalah ini berakar darinya.

"Aku tidak bisa menghalangi. Itu hak kamu," ujarnya pasrah.

"Makasih kamu mau mengerti keputusanku. Tenang aja, aku nggak akan menuntut apapun dari keluarga kamu. Aku cuma mau kita cerai. Nggak ada gunanya hidup dalam tali pernikahan yang tidak sehat seperti ini. Aku nggak bisa jadi istri pajangan kamu lagi."

Aby mengangguk pasrah. Baru saja akan bangkit dari duduknya untuk pulang ke rumah, suara deringan ponsel sudah terdengar.

Dengan segera, laki-laki itu mengeluarkan ponsel miliknya dari saku celana. Di layar tertera nama bunda, yang membuat Aby segera menggeser simbol hijau agar terhubung. 

"Iya, Bunda." 

"Aby kamu di mana?" Suara bunda terdengar panik dan gelisah. Napasnya terdengar sangat cepat. 

"Aku di rumah Embun, Bunda," jawabnya dengan kerutan di kening. "Bunda kenapa kedengarannya panik?" 

Aby langsung berdiri dari duduknya. hanya dengan mendengar nada bicara bunda, ia sudah menebak terjadi sesuatu yang serius. Melihat raut wajah suaminya yang tiba-tiba serius, Embun pun menatap penuh tanya. 

"Ayah, Aby ... ayah barusan sesak napas dan tiba-tiba nggak sadar. Sekarang sudah di rumah sakit. Kamu ke sini ya, sekarang." 

Isak tangis bunda yang terdengar jelas di ujung telepon membuat Aby merasa lemas pada seluruh tubuhnya. Sejak pagi ayah memang terlihat kurang sehat. 

"Iya, Bunda. Aku ke sana sekarang." 

Panggilan terputus. Aby memasukkan kembali ponsel ke saku celana. 

"Ada apa, Mas?" tanya Embun, yang sudah menebak terjadi sesuatu dengan ayah mertuanya. 

"Ayah dibawa ke rumah sakit. Bunda minta aku ke sana." 

Embun menjadi sangat khawatir mendengar kabar tentang ayah mertuanya. "Aku ikut, Mas!" 

"Ya sudah, kamu cepat ganti baju," pintanya, melihat Embun hanya menggunakan setelan piyama. 

Mobil melesat cepat membelah jalan yang lengang malam itu. Aby mengemudi dengan kecepatan tinggi saking paniknya. 

Sesekali Embun melirik suaminya sambil berpegangan pada jok.

"Pelan sedikit, Mas. Kamu bisa membahayakan kita dan orang lain." Embun memperingatkan, membuat Aby segera tersadar. 

Pria itu pun mengurangi kecepatan berkendara. Panik berakibat pada kemampuannya dalam mengontrol emosi. Yang Aby pikirkan hanyalah secepatnya tiba di rumah sakit dan menemani bunda yang mungkin sedang menangis. 

"Maaf, sudah membuat kamu takut. Aku panik."

Ponsel milik Aby kembali berdering. Dengan gerakan cepat, pria itu meraih benda pipih itu dari dashboard dan segera menggeser simbol hijau tanpa melihat nama pemanggil. 

"Iya, Bunda," jawab Aby dengan sebelah tangan meletakkan ponsel pada daun telinga, sementara tangan satunya memegang setir. 

"Bunda? Ini aku, Aby!"

Aby menghembuskan napas panjang setelah mengenali suara wanita di ujung telepon. Ia pikir bunda yang melakukan panggilan, yang ternyata adalah Vania. 

"Maaf, Van. Aku sedang buru-buru. Bicaranya lanjut nanti aja."  

"Memang kamu mau ke mana?" tanya Vania cepat, sebelum Aby memutus panggilan.

"Ayah masuk rumah sakit. Aku sedang di jalan ke sana."

"Ayah kamu sakit?" Suara Vania terdengar terkejut.

"Iya. Sudah ya. Aku buru-buru."

Tanpa menunggu balasan dari Vania, Aby memutus panggilan dan meletakkan kembali ponsel. 

Setibanya di rumah sakit, Aby dan Embun saling berkejaran melewati lorong-lorong sunyi malam itu. Langkah keduanya terhenti tepat di depan sebuah unit di mana ayah mendapat penanganan dari dokter. Tak jauh dari sana terlihat bunda yang tampak sedang duduk di sebuah kursi panjang sambil menangis. 

Embun segera mendekati sang mertua dan duduk si sisinya. Bunda yang masih terus terisak menjatuhkan tubuhnya di pelukan sang menantu. 

"Ayah, Embun ...," lirih wanita paruh baya itu.

Embun hanya dapat memeluk dan mengusap punggung ibu mertuanya. "Bunda sabar, ya. Ayah pasti kuat. Kita berdoa sama-sama buat ayah." 

Bunda menyahut dengan anggukan kepala, membuat Aby segera berjongkok di hadapannya. 

"Ayah sebenarnya kenapa, Bunda?" 

"Bunda juga nggak tahu. Mungkin ayah kepikiran sama galang yang sampai sekarang belum ada kabar. Tiba-tiba ayah ngeluh sesak dan dadanya sakit. Untung Mang Dadang masih ada di rumah, jadi bunda minta tolong di antar ke rumah sakit."

Meskipun bunda menjelaskan dengan suara yang tersendat-sendat karena suaranya bercampur isak tangis, namun masih terdengar jelas oleh Aby dan Embun. 

"Tenang, Bunda. Dokter pasti berusaha memberikan yang terbaik untuk ayah," bujuk Embun.

Aby terdiam di tempat. Kelembutan dan ketulusan Embun terhadap bunda menciptakan rasa yang sulit ia pahami.

...........

Terpopuler

Comments

Ney maniez

Ney maniez

, 🥺🥺

2023-12-27

0

Ida Ulfiana

Ida Ulfiana

dasat aby d kasih berlian malah milih batu kali

2023-07-09

0

Isma Wati

Isma Wati

thor embun jgn sama aby y gk mau Q, laki" gk punya pendirian kog

2023-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : EMBUN DAN ABIMAYU
2 Bab 2 : Kamu Akan Luluh Dengan Dia
3 Bab 3 : Salah Atau Benar?
4 Bab 4 : ADA MASALAH APA?
5 BAB 5 : Hanya Ingin Memastikan
6 Bab 6 : Tidak Perlu Malu
7 Bab 7 : Kamu Serakah Juga, Ya?
8 Bab 8 : Kamu Sepeduli Itu Dengan Dia?
9 Bab 9 : Kalau Kamu Tidak Mau ... Maka Aku Yang Akan ....
10 Bab 10 : AYAH SAKIT?
11 Bab 11 : Posesif dan Kekanakan
12 Bab 12 : Tidak Bisa Tidur
13 Bab 13 : Apa-Apaan Ini?
14 Bab 14 : AKU TIDAK BERMAKSUD
15 Bab 15 : Camping Di Luar Kota?
16 Bab 16 : Apa Kamu Pernah Peduli?
17 Bab 17 : Akhiri Saja
18 Bab 18 : MENYUSUL?
19 Bab 19 : HILANG
20 Bab 20 : EMBUN DI MANA?
21 Bab 21 : Tidak Perlu Khawatir
22 Bab 22 : Kamu Lihat Orangnya?
23 Bab 23 : Siapa Pelakunya?
24 Bab 24 : Dia Kembali?
25 My Hot And Sexy Wife
26 Bab 26 : Pembatalan Pernikahan?
27 Bab 27 : Aku Mau Pulang
28 Bab 28 : PERGI ....
29 Visual Tokoh Utama
30 Bab 30 : Kesempatan Terakhir
31 Bab 31 : Bukankah Sudah Jelas?
32 Bab 32 : HANCUR
33 Bab 33 : Memperbaiki Segalanya
34 Bab 34 : Talak Di Malam Pertama
35 Bab 35 : Menagih Janji
36 Bab 36 : Upaya Untuk Rujuk?
37 Bab 37 : Mengakhiri Dengan baik-baik
38 Bab 38 : Meluruskan Kesalahpahaman
39 Bab 39 : Masih Berusaha
40 Bab 40 : Bersamamu
41 Bab 41 : Menikah Ulang?
42 Bab 42 : Terpental Jauh
43 Bab 42 : DEAR EMBUN ....
44 Bab 44 : Dear Mas Aby
45 Bab 45 : MEMBUTUHKAN KAMU
46 Bab 46 : FAKTA MENGEJUTKAN
47 DIBUANG SUAMI DAN DINIKAHI BOSS
48 Bab 48 : KETERLIBATAN VANIA?
49 Bab 49 : Kiriman Foto
50 Bab 50 : Tunggu Aku
51 Bab 51 : Ijab Ulang?
52 Suamiku Om-Om Galak
53 Bab 53 : Bertemu Orang Tua Vania
54 Bab 54 : Rencana Pindah Ke Rumah Baru
55 Bab 55 : Apa Sudah Boleh?
56 Bab 56 : Kehujanan
57 Bab 57 : Misi Berhasil
58 Bab 58 : Sudah Baikan?
59 Bab 59 : TERNYATA KAMU?
60 Bab 60 : PELAKU SEBENARNYA
61 Bab 61 : Tidak Akan Membuatnya Lagi
62 Bab 62 : Aktor Paling Berjasa Di Muka Bumi
63 Bab 63 : Dua Kali Menang
64 Bab 64 : Ancaman Lagi?
65 Bab 65 : Kamu Sendiri Yang Harus
66 Bab 66 : Kamu Tidak Pernah Sendirian
67 Bab 67 : Memperbaiki Semuanya
68 Bab 68 : Sedang Apa Kamu Di Sini?
69 Bab 69 : Kasihan Embun ....
70 Bab 70 : Sisi Lain Vania
71 Bab 71 : Tetangga Baru
72 Bab 72 : Sebatas Kagum
73 Bab 73 : Makan Siang
74 Bab 74 : HARUS KELUAR KOTA?
75 Bab 75 : Kinder Boy
76 Bab 76 : Jauhi Dia!
77 Silahkan Mampir
78 Bab 78 : Mudah Berubah
79 Bab 79 : Surabaya Atau Bogor?
80 Bab 80 : Memohon Keringanan
81 Bab 81 : Masalah Baru
82 Bab 82 : Keinginan Berlebihan?
83 Bab 83 : Menyembunyikan Air Mata
84 Bab 84 : Mulai Tidak Mengerti Dengan Kamu!
85 Bab 85 : Ada apa ini?
86 Boss Mafia's H0t Girl by Anak Kost
87 Bab 87 : Keadaan Sebenarnya
88 Bab 88 : Saling Terbuka
89 Bab 89 : Kedatangan Wanita Asing
90 Bab 90 : Salah Sasaran!
91 Bab 91 : Atur Damai?
92 Bab 92 : Dipecat?
93 Bab 93 : Kedatangan Ibu Mertua
94 Bab 94 : Hasil Tidak Mengkhianati Usaha!
95 Bab 95 : Kebetulan Menyebalkan!
96 Bab 96 : Maaf, merepotkan kamu.
97 Menjadi Posesif
98 Apakah Sudah Ada Isi?
99 Oma Tidak Suka
100 Belum Ada Tanda
101 Pingsan!
102 Khawatir Semakin Parah
103 Generasi Tuan Krabs!
104 Membawa Pulang Embun
105 Kabar Bahagia Untuk Semua
106 Kamu Sudah Cantik Sejak Masih Berbentuk Zigot!
107 Tidak Suka Cara Oma
108 Menjaga Oma Di Rumah Sakit
109 Catatan Kelam Gadis Malang
110 Tidak Banyak Menantu Seperti Kamu!
111 Yang Tulus, Tapi Mau Enaknya Juga
112 Ulang Tahun Perusahaan
113 Bertemu Sang Pemilik Perusahaan
114 Jurang Pemisah
115 Apa Kamu Pernah Menyesal?
116 FINAL EPISODE
117 Ingat Aku, Suamiku!
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 : EMBUN DAN ABIMAYU
2
Bab 2 : Kamu Akan Luluh Dengan Dia
3
Bab 3 : Salah Atau Benar?
4
Bab 4 : ADA MASALAH APA?
5
BAB 5 : Hanya Ingin Memastikan
6
Bab 6 : Tidak Perlu Malu
7
Bab 7 : Kamu Serakah Juga, Ya?
8
Bab 8 : Kamu Sepeduli Itu Dengan Dia?
9
Bab 9 : Kalau Kamu Tidak Mau ... Maka Aku Yang Akan ....
10
Bab 10 : AYAH SAKIT?
11
Bab 11 : Posesif dan Kekanakan
12
Bab 12 : Tidak Bisa Tidur
13
Bab 13 : Apa-Apaan Ini?
14
Bab 14 : AKU TIDAK BERMAKSUD
15
Bab 15 : Camping Di Luar Kota?
16
Bab 16 : Apa Kamu Pernah Peduli?
17
Bab 17 : Akhiri Saja
18
Bab 18 : MENYUSUL?
19
Bab 19 : HILANG
20
Bab 20 : EMBUN DI MANA?
21
Bab 21 : Tidak Perlu Khawatir
22
Bab 22 : Kamu Lihat Orangnya?
23
Bab 23 : Siapa Pelakunya?
24
Bab 24 : Dia Kembali?
25
My Hot And Sexy Wife
26
Bab 26 : Pembatalan Pernikahan?
27
Bab 27 : Aku Mau Pulang
28
Bab 28 : PERGI ....
29
Visual Tokoh Utama
30
Bab 30 : Kesempatan Terakhir
31
Bab 31 : Bukankah Sudah Jelas?
32
Bab 32 : HANCUR
33
Bab 33 : Memperbaiki Segalanya
34
Bab 34 : Talak Di Malam Pertama
35
Bab 35 : Menagih Janji
36
Bab 36 : Upaya Untuk Rujuk?
37
Bab 37 : Mengakhiri Dengan baik-baik
38
Bab 38 : Meluruskan Kesalahpahaman
39
Bab 39 : Masih Berusaha
40
Bab 40 : Bersamamu
41
Bab 41 : Menikah Ulang?
42
Bab 42 : Terpental Jauh
43
Bab 42 : DEAR EMBUN ....
44
Bab 44 : Dear Mas Aby
45
Bab 45 : MEMBUTUHKAN KAMU
46
Bab 46 : FAKTA MENGEJUTKAN
47
DIBUANG SUAMI DAN DINIKAHI BOSS
48
Bab 48 : KETERLIBATAN VANIA?
49
Bab 49 : Kiriman Foto
50
Bab 50 : Tunggu Aku
51
Bab 51 : Ijab Ulang?
52
Suamiku Om-Om Galak
53
Bab 53 : Bertemu Orang Tua Vania
54
Bab 54 : Rencana Pindah Ke Rumah Baru
55
Bab 55 : Apa Sudah Boleh?
56
Bab 56 : Kehujanan
57
Bab 57 : Misi Berhasil
58
Bab 58 : Sudah Baikan?
59
Bab 59 : TERNYATA KAMU?
60
Bab 60 : PELAKU SEBENARNYA
61
Bab 61 : Tidak Akan Membuatnya Lagi
62
Bab 62 : Aktor Paling Berjasa Di Muka Bumi
63
Bab 63 : Dua Kali Menang
64
Bab 64 : Ancaman Lagi?
65
Bab 65 : Kamu Sendiri Yang Harus
66
Bab 66 : Kamu Tidak Pernah Sendirian
67
Bab 67 : Memperbaiki Semuanya
68
Bab 68 : Sedang Apa Kamu Di Sini?
69
Bab 69 : Kasihan Embun ....
70
Bab 70 : Sisi Lain Vania
71
Bab 71 : Tetangga Baru
72
Bab 72 : Sebatas Kagum
73
Bab 73 : Makan Siang
74
Bab 74 : HARUS KELUAR KOTA?
75
Bab 75 : Kinder Boy
76
Bab 76 : Jauhi Dia!
77
Silahkan Mampir
78
Bab 78 : Mudah Berubah
79
Bab 79 : Surabaya Atau Bogor?
80
Bab 80 : Memohon Keringanan
81
Bab 81 : Masalah Baru
82
Bab 82 : Keinginan Berlebihan?
83
Bab 83 : Menyembunyikan Air Mata
84
Bab 84 : Mulai Tidak Mengerti Dengan Kamu!
85
Bab 85 : Ada apa ini?
86
Boss Mafia's H0t Girl by Anak Kost
87
Bab 87 : Keadaan Sebenarnya
88
Bab 88 : Saling Terbuka
89
Bab 89 : Kedatangan Wanita Asing
90
Bab 90 : Salah Sasaran!
91
Bab 91 : Atur Damai?
92
Bab 92 : Dipecat?
93
Bab 93 : Kedatangan Ibu Mertua
94
Bab 94 : Hasil Tidak Mengkhianati Usaha!
95
Bab 95 : Kebetulan Menyebalkan!
96
Bab 96 : Maaf, merepotkan kamu.
97
Menjadi Posesif
98
Apakah Sudah Ada Isi?
99
Oma Tidak Suka
100
Belum Ada Tanda
101
Pingsan!
102
Khawatir Semakin Parah
103
Generasi Tuan Krabs!
104
Membawa Pulang Embun
105
Kabar Bahagia Untuk Semua
106
Kamu Sudah Cantik Sejak Masih Berbentuk Zigot!
107
Tidak Suka Cara Oma
108
Menjaga Oma Di Rumah Sakit
109
Catatan Kelam Gadis Malang
110
Tidak Banyak Menantu Seperti Kamu!
111
Yang Tulus, Tapi Mau Enaknya Juga
112
Ulang Tahun Perusahaan
113
Bertemu Sang Pemilik Perusahaan
114
Jurang Pemisah
115
Apa Kamu Pernah Menyesal?
116
FINAL EPISODE
117
Ingat Aku, Suamiku!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!