BAB 5 : Hanya Ingin Memastikan

Baik Embun maupun Aby belum dapat mengurai rasa malu dari kejadian mendadak barusan. Ayah dan bunda pasti menyangka yang bukan-bukan tentang mereka berdua. Terlebih mereka menyadari wajah ayah yang mendadak merah dan langsung keluar kamar. Sementara bunda yang jahil memilih tinggal sebentar dan menggoda keduanya. 

Setelah kepergian sang bunda dan pintu kamar tertutup rapat, Aby melirik Embun yang duduk di ranjang dengan berpangku tangan. Kepalanya menunduk. Aby yakin Embun sedang berusaha menutupi rona merah di wajahnya. 

"Maaf, aku nggak bermaksud mengagetkan kamu. Aku cuma mau pindahin kamu ke kasur." Aby menjelaskan lebih dulu, sebelum Embun berpikir yang tidak-tidak. "Aku udah bangunin kamu beberapa kali tapi kamu nggak bangun, jadi aku gendong," jelasnya lagi ketika Embun masih diam. 

Pria itu lantas mendekat dan duduk di tepi ranjang, membuat Embun menggeser posisi sedikit menjauh. Aby yang menyadari reaksi Embun pun mengerti, bahwa wanita yang baru pagi tadi menyandang status sebagai istrinya itu masih marah dengan kejadian di restoran. Akhirnya, Aby menarik sebuah kursi tunggal dan duduk di sana. 

"Aku mau bicara sebentar. Boleh?" Ia menatap Embun yang tampak enggan membalas tatapannya. 

"Mau bicara apa?" sahut Embun singkat, meraih bantal dan meletakkan di pangkuannya. 

Nada bicara Embun yang dingin dan datar membuat Aby merinding. Untuk beberapa saat, Aby terdiam dengan mata tertuju ke lantai, seolah sedang memikirkan pilihan kata yang tepat untuk diutarakan. Jangan sampai apa yang terucap dari bibirnya membuat Embun salah paham. 

"Bagaimana kalau kita buat kesepakatan," tawarnya kemudian. 

Dahi Embun terlihat mengkerut saat mendengar kata kesepakatan. Ia lalu menatap sang suami. "Kesepakatan apa?" tanyanya. 

"Mulai malam ini kita akan tidur sekamar. Tapi kamu tenang aja, aku janji nggak akan ngapa-ngapain kamu." 

Sudut bibir Embun terangkat tipis. Tatapannya sungguh sinis. "Kenapa? Kamu ngapain-ngapain aku juga nggak apa-apa. Itu kan hak kamu." 

Pipi Aby seketika memerah mendengar ucapan Embun. Memang benar, sebagai seorang suami, ia memiliki hak mutlak atas diri Embun. Tetapi, Aby tak ingin memanfaatkan statusnya. 

"Embun ... mulai sekarang kamu akan tidur di ranjang dan aku di sofa. Kamu tenang saja, sampai kita bercerai aku nggak akan menyentuh kamu. Nggak akan ada kontak fisik di antara kita, jadi kamu akan tetap utuh sebagai seorang gadis," terang Aby. 

"Jadi kamu pikir dengan berjanji nggak akan menyentuh aku, maka aku akan senang?" 

Tubuh Aby kembali meremang kala melihat Embun menarik napas dalam. Pria itu seperti kehilangan kata-kata. Hingga akhirnya yang terucap hanya kata, "Maaf. Setidaknya dengan begitu kamu bisa melanjutkan hidup yang lebih baik setelah kita berpisah nanti. Aku juga nggak mau seperti ini." 

"Baik, kalau itu sudah menjadi keputusan kamu." Embun akhirnya setuju. Ia pikir tidak ada gunanya berlama-lama berdebat dengan aby. Toh, hasilnya akan tetap sama saja. Aby tetap akan menceraikan dirinya demi melanjutkan hubungannya dengan Vania. Dan Embun sadar, sesuatu yang dipaksakan tidak akan menuai hasil yang baik. 

"Tapi bunda itu kepo. Kalau besok bunda tanya sama kamu, bilang aja kita udah malam pertama. Kamu ngerti, kan?" 

"Kamu minta aku berbohong, Mas?" 

Lagi-lagi sorot mata tajam Embun membuat Aby bergidik. "Bukan begitu, Embun," jawabnya ragu. "Kamu 'kan tahu masalah Kak Galang sudah cukup membuat ayah sama bunda stres. Aku nggak mau menambah beban pikiran mereka. Apa lagi, belakangan ini kondisi kesehatan ayah agak menurun." 

"Jadi kamu menjatuhkan seluruh beban keluarga kamu di pundakku, begitu 'kan maksudnya?" 

Aby tak tahu lagi harus berkata apa. Setiap kalimat yang ia ucapkan langsung dibalas Embun dengan telak. "Aku benar-benar minta maaf. Aku juga nggak mau menyakiti siapapun. Kamu, aku dan Vania hanya korban dari pelarian Kak Galang." 

"Ya sudah, terserah kamu saja," ucap Embun pada akhirnya, yang menciptakan sedikit kelegaan bagi Aby. 

"Terima kasih, Embun." 

Embun menganggukkan kepala pelan. Meski ribuan jarum terasa menghunus jantung. Meski rasanya  ingin berteriak atau bahkan menjerit untuk melampiaskan rasa  kecewa dan sakit yang teramat. Tetapi, harus kepada siapa? Ia sendirian. 

Aby meraba saku belakang celana dan mengeluarkan dompet miliknya. Sebuah kartu ATM ia keluarkan dari sana dan ia berikan kepada Embun. "Ini untuk kamu. Pin-nya 721988. Aku akan transfer setiap bulan untuk keperluan kamu." 

Embun bergeming, membuat Aby meletakkan kartu ATM ke tepi ranjang. "Sudah malam, kamu istirahat," ujarnya, Lalu segera beranjak menuju sofa dan membaringkan tubuhnya di sana dengan posisi membelakangi. 

Embun menatap nanar punggung tegap telanj@ng suaminya. Terdiam beberapa saat, kemudian menarik selimut dan ikut berbaring. 

 Baru beberapa menit mata Aby terpejam, suara deringan ponsel sudah kembali terdengar. Tangannya terulur meraba sofa tempatnya tadi meletakkan benda pipih itu. Matanya menyipit menatap layar ponsel. Ada panggilan Video dari Vania. 

"Iya, Van ...," jawab Aby dengan suara serak dan mata sayu. 

"Sayang, kamu sudah tidur?" tanyanya. 

"Hemm ... apa sih kamu malam-malam video call?" 

"Aku cuma mau memastikan kamu nggak tidur sama Embun." 

"Ya ampun, segitunya kamu, Van."

Aby menghembuskan napas kasar. Ia membalikkan tubuhnya menghadap ke ranjang dan mengganti kamera depan ke belakang. Sehingga Vania dapat melihat Embun yang sedang terbaring seorang diri dalam balutan selimut tebal, dengan posisi yang juga membelakangi Aby. 

"Sudah puas?" tanya Aby setelah menunjukkan bahwa dirinya tidur di sofa dan Embun tidur di kasur. 

Vania tersenyum senang. "Ya udah ganti lagi kameranya ke depan. Aku mau lihat muka kamu." 

Aby benar-benar dibuat kerepotan dengan tingkah pacarnya itu. Dalam keadaan menahan kantuk, ia membuka mata dan menekan simbol kamera pada layar ponsel. Vania dapat melihat wajah kekasihnya yang tampak sangat lelah. Aby bahkan terlihat enggan membuka mata. 

"Kok kamu tidur nggak pakai baju?" tanya Vania.

"Gerah, Van! Aku 'kan memang nggak pernah pakai baju kalau tidur." 

"Memang di kamar kamu nggak ada AC?"

"Ya ada, tapi tetap aja aku gerah."

"Tapi sekarang beda, Aby! Di kamar kamu akan selalu ada Embun. Pokoknya aku mau kamu pakai baju," ujar Vania menekan. 

"Apaan sih kamu, Van! Segini jauhnya posisi aku sama Embun. Aku juga tidur di sofa, kok." 

"Tapi, Aby ...." 

"Udah ah, Van. Aku malas!" Aby mulai kehilangan kesabaran.

"Ya udah," potong Vania cepat, ketika mendengar nada kesal Aby. "Tapi kamu harus tetap ingat sama aku." 

"Iya iya .. sudah ya, aku ngantuk." 

"Iya, Sayang. Selamat tidur." 

"Hemm ...." 

Panggilan terputus. Aby meletakkan kembali ponsel ke sofa dan memejamkan mata. Tanpa sepengetahuan Aby, Embun sejak tadi belum tidur dan mendengar pembicaraan mereka.

Cairan bening pun mengalir di ujung mata, kartu ATM pemberian Aby ia remas hingga patah menjadi dua bagian.  

...........

Terpopuler

Comments

Lisa Halik

Lisa Halik

bersabar embun

2024-02-06

0

Ukhty Nur Siahaan

Ukhty Nur Siahaan

Sggh lbh sakit nnt hati org tua aby
klu tau dari org lain bahwa rmh tangga aby g baik baik sj
aplg faktor dari kesalahan Aby semuany

2024-01-28

0

Shepty Ani

Shepty Ani

dih klo aku mah udh nggak peduli apa lagi enak aja keluarga lu yg nabrak bapak gw sampe meninggal calon laki kabur diganti laki" modelan aby tiap hari mesti liat kemesraan suami amanpacar mending udahan ngapain mesti jaga perasaan orang" yg udh ngancurin hidup lu dih klo aku sih ogah amat untung dimeraka rusak di lu hancur sendirian

2024-01-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : EMBUN DAN ABIMAYU
2 Bab 2 : Kamu Akan Luluh Dengan Dia
3 Bab 3 : Salah Atau Benar?
4 Bab 4 : ADA MASALAH APA?
5 BAB 5 : Hanya Ingin Memastikan
6 Bab 6 : Tidak Perlu Malu
7 Bab 7 : Kamu Serakah Juga, Ya?
8 Bab 8 : Kamu Sepeduli Itu Dengan Dia?
9 Bab 9 : Kalau Kamu Tidak Mau ... Maka Aku Yang Akan ....
10 Bab 10 : AYAH SAKIT?
11 Bab 11 : Posesif dan Kekanakan
12 Bab 12 : Tidak Bisa Tidur
13 Bab 13 : Apa-Apaan Ini?
14 Bab 14 : AKU TIDAK BERMAKSUD
15 Bab 15 : Camping Di Luar Kota?
16 Bab 16 : Apa Kamu Pernah Peduli?
17 Bab 17 : Akhiri Saja
18 Bab 18 : MENYUSUL?
19 Bab 19 : HILANG
20 Bab 20 : EMBUN DI MANA?
21 Bab 21 : Tidak Perlu Khawatir
22 Bab 22 : Kamu Lihat Orangnya?
23 Bab 23 : Siapa Pelakunya?
24 Bab 24 : Dia Kembali?
25 My Hot And Sexy Wife
26 Bab 26 : Pembatalan Pernikahan?
27 Bab 27 : Aku Mau Pulang
28 Bab 28 : PERGI ....
29 Visual Tokoh Utama
30 Bab 30 : Kesempatan Terakhir
31 Bab 31 : Bukankah Sudah Jelas?
32 Bab 32 : HANCUR
33 Bab 33 : Memperbaiki Segalanya
34 Bab 34 : Talak Di Malam Pertama
35 Bab 35 : Menagih Janji
36 Bab 36 : Upaya Untuk Rujuk?
37 Bab 37 : Mengakhiri Dengan baik-baik
38 Bab 38 : Meluruskan Kesalahpahaman
39 Bab 39 : Masih Berusaha
40 Bab 40 : Bersamamu
41 Bab 41 : Menikah Ulang?
42 Bab 42 : Terpental Jauh
43 Bab 42 : DEAR EMBUN ....
44 Bab 44 : Dear Mas Aby
45 Bab 45 : MEMBUTUHKAN KAMU
46 Bab 46 : FAKTA MENGEJUTKAN
47 DIBUANG SUAMI DAN DINIKAHI BOSS
48 Bab 48 : KETERLIBATAN VANIA?
49 Bab 49 : Kiriman Foto
50 Bab 50 : Tunggu Aku
51 Bab 51 : Ijab Ulang?
52 Suamiku Om-Om Galak
53 Bab 53 : Bertemu Orang Tua Vania
54 Bab 54 : Rencana Pindah Ke Rumah Baru
55 Bab 55 : Apa Sudah Boleh?
56 Bab 56 : Kehujanan
57 Bab 57 : Misi Berhasil
58 Bab 58 : Sudah Baikan?
59 Bab 59 : TERNYATA KAMU?
60 Bab 60 : PELAKU SEBENARNYA
61 Bab 61 : Tidak Akan Membuatnya Lagi
62 Bab 62 : Aktor Paling Berjasa Di Muka Bumi
63 Bab 63 : Dua Kali Menang
64 Bab 64 : Ancaman Lagi?
65 Bab 65 : Kamu Sendiri Yang Harus
66 Bab 66 : Kamu Tidak Pernah Sendirian
67 Bab 67 : Memperbaiki Semuanya
68 Bab 68 : Sedang Apa Kamu Di Sini?
69 Bab 69 : Kasihan Embun ....
70 Bab 70 : Sisi Lain Vania
71 Bab 71 : Tetangga Baru
72 Bab 72 : Sebatas Kagum
73 Bab 73 : Makan Siang
74 Bab 74 : HARUS KELUAR KOTA?
75 Bab 75 : Kinder Boy
76 Bab 76 : Jauhi Dia!
77 Silahkan Mampir
78 Bab 78 : Mudah Berubah
79 Bab 79 : Surabaya Atau Bogor?
80 Bab 80 : Memohon Keringanan
81 Bab 81 : Masalah Baru
82 Bab 82 : Keinginan Berlebihan?
83 Bab 83 : Menyembunyikan Air Mata
84 Bab 84 : Mulai Tidak Mengerti Dengan Kamu!
85 Bab 85 : Ada apa ini?
86 Boss Mafia's H0t Girl by Anak Kost
87 Bab 87 : Keadaan Sebenarnya
88 Bab 88 : Saling Terbuka
89 Bab 89 : Kedatangan Wanita Asing
90 Bab 90 : Salah Sasaran!
91 Bab 91 : Atur Damai?
92 Bab 92 : Dipecat?
93 Bab 93 : Kedatangan Ibu Mertua
94 Bab 94 : Hasil Tidak Mengkhianati Usaha!
95 Bab 95 : Kebetulan Menyebalkan!
96 Bab 96 : Maaf, merepotkan kamu.
97 Menjadi Posesif
98 Apakah Sudah Ada Isi?
99 Oma Tidak Suka
100 Belum Ada Tanda
101 Pingsan!
102 Khawatir Semakin Parah
103 Generasi Tuan Krabs!
104 Membawa Pulang Embun
105 Kabar Bahagia Untuk Semua
106 Kamu Sudah Cantik Sejak Masih Berbentuk Zigot!
107 Tidak Suka Cara Oma
108 Menjaga Oma Di Rumah Sakit
109 Catatan Kelam Gadis Malang
110 Tidak Banyak Menantu Seperti Kamu!
111 Yang Tulus, Tapi Mau Enaknya Juga
112 Ulang Tahun Perusahaan
113 Bertemu Sang Pemilik Perusahaan
114 Jurang Pemisah
115 Apa Kamu Pernah Menyesal?
116 FINAL EPISODE
117 Ingat Aku, Suamiku!
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 : EMBUN DAN ABIMAYU
2
Bab 2 : Kamu Akan Luluh Dengan Dia
3
Bab 3 : Salah Atau Benar?
4
Bab 4 : ADA MASALAH APA?
5
BAB 5 : Hanya Ingin Memastikan
6
Bab 6 : Tidak Perlu Malu
7
Bab 7 : Kamu Serakah Juga, Ya?
8
Bab 8 : Kamu Sepeduli Itu Dengan Dia?
9
Bab 9 : Kalau Kamu Tidak Mau ... Maka Aku Yang Akan ....
10
Bab 10 : AYAH SAKIT?
11
Bab 11 : Posesif dan Kekanakan
12
Bab 12 : Tidak Bisa Tidur
13
Bab 13 : Apa-Apaan Ini?
14
Bab 14 : AKU TIDAK BERMAKSUD
15
Bab 15 : Camping Di Luar Kota?
16
Bab 16 : Apa Kamu Pernah Peduli?
17
Bab 17 : Akhiri Saja
18
Bab 18 : MENYUSUL?
19
Bab 19 : HILANG
20
Bab 20 : EMBUN DI MANA?
21
Bab 21 : Tidak Perlu Khawatir
22
Bab 22 : Kamu Lihat Orangnya?
23
Bab 23 : Siapa Pelakunya?
24
Bab 24 : Dia Kembali?
25
My Hot And Sexy Wife
26
Bab 26 : Pembatalan Pernikahan?
27
Bab 27 : Aku Mau Pulang
28
Bab 28 : PERGI ....
29
Visual Tokoh Utama
30
Bab 30 : Kesempatan Terakhir
31
Bab 31 : Bukankah Sudah Jelas?
32
Bab 32 : HANCUR
33
Bab 33 : Memperbaiki Segalanya
34
Bab 34 : Talak Di Malam Pertama
35
Bab 35 : Menagih Janji
36
Bab 36 : Upaya Untuk Rujuk?
37
Bab 37 : Mengakhiri Dengan baik-baik
38
Bab 38 : Meluruskan Kesalahpahaman
39
Bab 39 : Masih Berusaha
40
Bab 40 : Bersamamu
41
Bab 41 : Menikah Ulang?
42
Bab 42 : Terpental Jauh
43
Bab 42 : DEAR EMBUN ....
44
Bab 44 : Dear Mas Aby
45
Bab 45 : MEMBUTUHKAN KAMU
46
Bab 46 : FAKTA MENGEJUTKAN
47
DIBUANG SUAMI DAN DINIKAHI BOSS
48
Bab 48 : KETERLIBATAN VANIA?
49
Bab 49 : Kiriman Foto
50
Bab 50 : Tunggu Aku
51
Bab 51 : Ijab Ulang?
52
Suamiku Om-Om Galak
53
Bab 53 : Bertemu Orang Tua Vania
54
Bab 54 : Rencana Pindah Ke Rumah Baru
55
Bab 55 : Apa Sudah Boleh?
56
Bab 56 : Kehujanan
57
Bab 57 : Misi Berhasil
58
Bab 58 : Sudah Baikan?
59
Bab 59 : TERNYATA KAMU?
60
Bab 60 : PELAKU SEBENARNYA
61
Bab 61 : Tidak Akan Membuatnya Lagi
62
Bab 62 : Aktor Paling Berjasa Di Muka Bumi
63
Bab 63 : Dua Kali Menang
64
Bab 64 : Ancaman Lagi?
65
Bab 65 : Kamu Sendiri Yang Harus
66
Bab 66 : Kamu Tidak Pernah Sendirian
67
Bab 67 : Memperbaiki Semuanya
68
Bab 68 : Sedang Apa Kamu Di Sini?
69
Bab 69 : Kasihan Embun ....
70
Bab 70 : Sisi Lain Vania
71
Bab 71 : Tetangga Baru
72
Bab 72 : Sebatas Kagum
73
Bab 73 : Makan Siang
74
Bab 74 : HARUS KELUAR KOTA?
75
Bab 75 : Kinder Boy
76
Bab 76 : Jauhi Dia!
77
Silahkan Mampir
78
Bab 78 : Mudah Berubah
79
Bab 79 : Surabaya Atau Bogor?
80
Bab 80 : Memohon Keringanan
81
Bab 81 : Masalah Baru
82
Bab 82 : Keinginan Berlebihan?
83
Bab 83 : Menyembunyikan Air Mata
84
Bab 84 : Mulai Tidak Mengerti Dengan Kamu!
85
Bab 85 : Ada apa ini?
86
Boss Mafia's H0t Girl by Anak Kost
87
Bab 87 : Keadaan Sebenarnya
88
Bab 88 : Saling Terbuka
89
Bab 89 : Kedatangan Wanita Asing
90
Bab 90 : Salah Sasaran!
91
Bab 91 : Atur Damai?
92
Bab 92 : Dipecat?
93
Bab 93 : Kedatangan Ibu Mertua
94
Bab 94 : Hasil Tidak Mengkhianati Usaha!
95
Bab 95 : Kebetulan Menyebalkan!
96
Bab 96 : Maaf, merepotkan kamu.
97
Menjadi Posesif
98
Apakah Sudah Ada Isi?
99
Oma Tidak Suka
100
Belum Ada Tanda
101
Pingsan!
102
Khawatir Semakin Parah
103
Generasi Tuan Krabs!
104
Membawa Pulang Embun
105
Kabar Bahagia Untuk Semua
106
Kamu Sudah Cantik Sejak Masih Berbentuk Zigot!
107
Tidak Suka Cara Oma
108
Menjaga Oma Di Rumah Sakit
109
Catatan Kelam Gadis Malang
110
Tidak Banyak Menantu Seperti Kamu!
111
Yang Tulus, Tapi Mau Enaknya Juga
112
Ulang Tahun Perusahaan
113
Bertemu Sang Pemilik Perusahaan
114
Jurang Pemisah
115
Apa Kamu Pernah Menyesal?
116
FINAL EPISODE
117
Ingat Aku, Suamiku!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!