Bab 2 : Kamu Akan Luluh Dengan Dia

Pembicaraan antara Aby dan Vania benar-benar mengoyak hati Embun. Aby yang seharusnya menjadi tempat bersandar bagi Embun malah memilih menjadi tumpuan bagi wanita lain. Terlebih, ia berjanji kepada kekasihnya akan menceraikan dirinya hanya dalam enam bulan. 

Embun merasa dadanya sesak bagai dihimpit bongkahan batu besar. Udara dalam ruangan luas itu seolah tak cukup baginya untuk bernapas. Tak tahan rasanya, Embun memilih keluar. Meninggalkan hidangan spesial yang telah dipesan khusus oleh Aby untuknya, tanpa menikmati sesuap pun. 

Wanita itu memilih berjalan-jalan di taman sekitar restoran. Kemudian duduk di sebuah kursi kayu dengan pandangan mengarah pada keramaian jalan. Sesekali, Embun menyeka air mata yang sialnya terus mengalir tanpa dapat dihentikan.

Belum kering luka hatinya atas kepergian sang ayah dan Galang yang menghilang secara tiba-tiba, kini Aby dengan mudahnya menggoreskan luka yang baru.

Sakit tak berdarah dirasakan Embun.  

"Embun?" Sapaan yang terdengar familiar itu membuat Embun terlonjak. Buru-buru ia menyeka air mata agar seseorang yang baru saja menyapa dirinya tak melihat cairan bening yang meleleh.

"Kak Dewa?" Ia menatap lelaki yang sedang berdiri tak jauh darinya. Kemudian menundukkan kepala demi menyamarkan kesedihan di wajahnya.

Dewa Irawan, seorang pria berusia 28 tahun yang merupakan tetangga sebelah rumahnya. Keduanya sudah dekat sejak kecil layaknya adik dan kakak. 

"Kamu ngapain di sini sendirian, Embun?" tanyanya heran dengan tatapan berkeliling ke sekitar taman. Mencari seseorang yang mungkin datang bersama wanita itu. "Bukannya tadi siang resepsi pernikahan kamu?" 

"Aku ... cuma mau duduk di sini sambil cari udara segar, Kak." Embun tersenyum, tetapi tak dapat menyembunyikan perasaan yang sebenarnya. Tentu saja jawaban aneh yang ia berikan membuat kening Dewa berkerut. 

"Terus kamu ke sini sama siapa? Suami kamu di mana?" 

"Dia ...." Ucapan Embun menggantung di udara. Pipinya yang semula sudah mengering kembali basah oleh air mata. Rasa sakit itu menjalar semakin dalam, dan hanya dalam hitungan detik sudah terdengar isak tangis. 

Melihat itu, Dewa segera duduk di sisinya. Walaupun sedikit menjaga jarak, mengingat wanita di sebelahnya sudah menjadi istri orang. 

"Kamu kenapa, Dek? Kok nangis?" tanyanya, seketika terlihat bingung.

Embun tak kuasa menjawab. Hingga beberapa menit tangisan itu mulai mereda, namun menyisakan suara sesegukan. Dewa yang duduk di sisinya tak dapat berbuat apa-apa selain menemani duduk. Mengusap kepala seperti yang kerap ia lakukan untuk menghibur pun, tak dapat ia lakukan sekarang.

"Kamu kenapa sih? Kok sedih begini?" Dewa mengulang pertanyaan.

Embun menyeka sisa air mata. Menarik napas dalam-dalam demi menetralkan perasaan.

"Nggak apa-apa, Kak. Cuma lagi sedih ingat ayah." 

"Oh ... ya sudah, tapi jangan berlarut-larut. Kamu juga harus ingat orang-orang di sekitar kamu. Apa lagi kamu baru menikah tadi pagi." 

Tak ingin Dewa mengetahui aib dalam rumah tangganya, Embun hanya menganggukkan kepala. Jika Dewa tahu, ia bisa saja memberitahu ibunya. Sementara Embun tak ingin sang ibu terbebani dengan masalah ini, apa lagi kepergian ayahnya yang sangat mendadak masih menyisakan luka. 

"Sudah ya, jangan nangis lagi." Ia menyodorkan sapu tangan miliknya, yang kemudian digunakan Embun untuk menyeka air mata.

"Makasih, Kak."

.

.

.

Sementara itu di dalam restoran ....

"Jadi kamu akan sekamar sama dia?" Pertanyaan bernada menuntut itu membuat Aby menghela napas panjang. Ia menatap kekasihnya dalam.

"Terpaksa begitu, Van. Aku dan Embun tidak mungkin tidur di kamar terpisah, apa kata ayah sama bunda nanti." 

Bibir wanita itu berkerucut. Raut tak suka tergambar jelas di wajahnya. "Kalau kamu sama dia sekamar, lama-lama kamu juga akan luluh sama dia. Kamu itu laki-laki normal, Aby. Laki-laki mana yang bisa tahan dengan godaan perempuan."

"Van ... aku janji nggak akan seranjang dengan Embun. Aku akan tidur di sofa."

"Buls*hit!" Vania membuang muka dengan marah. 

Aby menarik napas dalam. Sedikit frustrasi menghadapi kekasihnya itu. Ia yang sudah satu tahun berpacaran dengan Vania sudah hafal betul dengan sifat kekasihnya itu. Terkadang dirinya pun menjadi sasaran kemarahan Vania. 

"Aku janji sama kamu, Van." Aby masih berusaha meyakinkan keraguan Vania.

"Janji aja nggak cukup. Aku perlu bukti. Aku nggak mau sampai dengar kabar kalau Embun hamil nantinya." 

Semakin frustrasi saja Aby mendengar tudingan kekasihnya itu. Padahal belum satu malam Aby dan Embun menikah.

"Okey. Aku akan buktikan antara aku dan Embun tidak akan terjadi apa-apa." 

Keduanya terdiam beberapa saat. Aby melirik arah jarum jam di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjuk di angka 21:30. Laki-laki itu sedikit terkejut. 

"Kita pulang sekarang ya, sudah malam." 

Vania mengangguk pasrah. Menyematkan tali tas di bahu dan berdiri dari duduknya. Aby pun beranjak ke meja sebelah, namun sudah tak terlihat Embun di sana. Hidangan di meja juga masih utuh. 

 "Embun ke mana?" Pandangan Aby menyapu sekeliling restoran, namun tak juga terlihat sosok istrinya. 

"Mungkin ke toilet." 

"Ya sudah, kita tunggu dulu." 

Keduanya pun duduk kembali menunggu. Namun, hingga beberapa menit Embun tak kunjung kembali. Aby meminta Vania untuk melihat ke toilet.

Meskipun tampak enggan, Vania tetap menuruti kekasihnya itu. Tetapi, saat tiba di toilet, Embun juga tak terlihat. 

"Istri kamu nggak ada di toilet. Mungkin sudah pulang duluan?" sangka Vania.

"Nggak mungkin, Van. Kan tadi aku minta dia tunggu." 

"Coba kamu telepon."

Aby menepuk jidat. "Aku belum sempat tukaran nomor sama Embun."

Vania mendengkus kesal. "Istri kamu itu ngerepotin juga, ya."

"Van, tolong jangan bilang begitu. Embun juga nggak salah dalam hal ini." Ia menjeda ucapannya dengan Hela napas. "Aku mau cari Embun di taman depan. Kamu mau ikut?"

Vania mengangguk setuju. Keduanya pun meninggalkan restoran setelah Aby melakukan pembayaran di kasir. Kemudian mencari keberadaan Embun di sekitar taman restoran. 

"Bukannya itu Embun, ya? Dia sama siapa di sana?" Vania menunjuk ke arah kursi taman di mana terlihat seorang wanita duduk dengan posisi membelakang.

Melihat dari rambut dan warna pakaian, Aby pun meyakini jika wanita itu memang istrinya. "Iya, itu Embun."

Terlihat kerutan tipis di dahi Aby. Pertanyaan hinggap di benaknya tentang siapa yang sedang duduk bersama istrinya dalam posisi yang terbilang cukup dekat.

Dengan segera keduanya menghampiri Embun. Seolah ingin menunjukkan bahwa Aby adalah miliknya, Vania melingkarkan tangan di lengan kekasihnya itu. 

"Embun!" panggil Aby, membuat Embun dan Dewa menoleh ke sumber suara.

Namun, apa yang ditemukan Aby membuatnya lebih terkejut. Ternyata Embun sedang duduk bersama seorang pria yang cukup di kenalnya. Dewa adalah rekan sekantor Aby. Bahkan mereka satu divisi. 

Dewa pun terlihat cukup terkejut melihat Aby datang bersama seorang wanita yang menggandeng lengannya mesra. Menyadari tatapan curiga Dewa, Aby langsung melepas genggaman Vania di lengannya. 

Membuat Vania menatap kesal. 

**** 

Hai teman-teman mohon dukungan dengan like dan komen yaaa.

Btw Ini dia teman kita yang ada di 5 pemberi komentar pertama dan masing-masing akan mendapatkan pulsa 25k.

Mia Pratiwi

Neng Lusi

Umi Hanik

Shakayla Lashira Rahman

Nang Amira ♥️

Kepada pemilik nama di atas, boleh gabung ke Grup Chat kolom langit yang ada di aplikasi. Atau DM di IG kolom langit juga boleh.

Yang belum beruntung, Insyaa Allah akan beruntung di give Away selanjutnya.

Terima kasih 🥰🥰

  

Terpopuler

Comments

Leni Suryani

Leni Suryani

udah nyesek aja ini baru mulai

2024-03-14

0

Ukhty Nur Siahaan

Ukhty Nur Siahaan

Dewa curiga pernikahan g normal

2024-01-28

0

Ney maniez

Ney maniez

kasian embun

2023-12-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : EMBUN DAN ABIMAYU
2 Bab 2 : Kamu Akan Luluh Dengan Dia
3 Bab 3 : Salah Atau Benar?
4 Bab 4 : ADA MASALAH APA?
5 BAB 5 : Hanya Ingin Memastikan
6 Bab 6 : Tidak Perlu Malu
7 Bab 7 : Kamu Serakah Juga, Ya?
8 Bab 8 : Kamu Sepeduli Itu Dengan Dia?
9 Bab 9 : Kalau Kamu Tidak Mau ... Maka Aku Yang Akan ....
10 Bab 10 : AYAH SAKIT?
11 Bab 11 : Posesif dan Kekanakan
12 Bab 12 : Tidak Bisa Tidur
13 Bab 13 : Apa-Apaan Ini?
14 Bab 14 : AKU TIDAK BERMAKSUD
15 Bab 15 : Camping Di Luar Kota?
16 Bab 16 : Apa Kamu Pernah Peduli?
17 Bab 17 : Akhiri Saja
18 Bab 18 : MENYUSUL?
19 Bab 19 : HILANG
20 Bab 20 : EMBUN DI MANA?
21 Bab 21 : Tidak Perlu Khawatir
22 Bab 22 : Kamu Lihat Orangnya?
23 Bab 23 : Siapa Pelakunya?
24 Bab 24 : Dia Kembali?
25 My Hot And Sexy Wife
26 Bab 26 : Pembatalan Pernikahan?
27 Bab 27 : Aku Mau Pulang
28 Bab 28 : PERGI ....
29 Visual Tokoh Utama
30 Bab 30 : Kesempatan Terakhir
31 Bab 31 : Bukankah Sudah Jelas?
32 Bab 32 : HANCUR
33 Bab 33 : Memperbaiki Segalanya
34 Bab 34 : Talak Di Malam Pertama
35 Bab 35 : Menagih Janji
36 Bab 36 : Upaya Untuk Rujuk?
37 Bab 37 : Mengakhiri Dengan baik-baik
38 Bab 38 : Meluruskan Kesalahpahaman
39 Bab 39 : Masih Berusaha
40 Bab 40 : Bersamamu
41 Bab 41 : Menikah Ulang?
42 Bab 42 : Terpental Jauh
43 Bab 42 : DEAR EMBUN ....
44 Bab 44 : Dear Mas Aby
45 Bab 45 : MEMBUTUHKAN KAMU
46 Bab 46 : FAKTA MENGEJUTKAN
47 DIBUANG SUAMI DAN DINIKAHI BOSS
48 Bab 48 : KETERLIBATAN VANIA?
49 Bab 49 : Kiriman Foto
50 Bab 50 : Tunggu Aku
51 Bab 51 : Ijab Ulang?
52 Suamiku Om-Om Galak
53 Bab 53 : Bertemu Orang Tua Vania
54 Bab 54 : Rencana Pindah Ke Rumah Baru
55 Bab 55 : Apa Sudah Boleh?
56 Bab 56 : Kehujanan
57 Bab 57 : Misi Berhasil
58 Bab 58 : Sudah Baikan?
59 Bab 59 : TERNYATA KAMU?
60 Bab 60 : PELAKU SEBENARNYA
61 Bab 61 : Tidak Akan Membuatnya Lagi
62 Bab 62 : Aktor Paling Berjasa Di Muka Bumi
63 Bab 63 : Dua Kali Menang
64 Bab 64 : Ancaman Lagi?
65 Bab 65 : Kamu Sendiri Yang Harus
66 Bab 66 : Kamu Tidak Pernah Sendirian
67 Bab 67 : Memperbaiki Semuanya
68 Bab 68 : Sedang Apa Kamu Di Sini?
69 Bab 69 : Kasihan Embun ....
70 Bab 70 : Sisi Lain Vania
71 Bab 71 : Tetangga Baru
72 Bab 72 : Sebatas Kagum
73 Bab 73 : Makan Siang
74 Bab 74 : HARUS KELUAR KOTA?
75 Bab 75 : Kinder Boy
76 Bab 76 : Jauhi Dia!
77 Silahkan Mampir
78 Bab 78 : Mudah Berubah
79 Bab 79 : Surabaya Atau Bogor?
80 Bab 80 : Memohon Keringanan
81 Bab 81 : Masalah Baru
82 Bab 82 : Keinginan Berlebihan?
83 Bab 83 : Menyembunyikan Air Mata
84 Bab 84 : Mulai Tidak Mengerti Dengan Kamu!
85 Bab 85 : Ada apa ini?
86 Boss Mafia's H0t Girl by Anak Kost
87 Bab 87 : Keadaan Sebenarnya
88 Bab 88 : Saling Terbuka
89 Bab 89 : Kedatangan Wanita Asing
90 Bab 90 : Salah Sasaran!
91 Bab 91 : Atur Damai?
92 Bab 92 : Dipecat?
93 Bab 93 : Kedatangan Ibu Mertua
94 Bab 94 : Hasil Tidak Mengkhianati Usaha!
95 Bab 95 : Kebetulan Menyebalkan!
96 Bab 96 : Maaf, merepotkan kamu.
97 Menjadi Posesif
98 Apakah Sudah Ada Isi?
99 Oma Tidak Suka
100 Belum Ada Tanda
101 Pingsan!
102 Khawatir Semakin Parah
103 Generasi Tuan Krabs!
104 Membawa Pulang Embun
105 Kabar Bahagia Untuk Semua
106 Kamu Sudah Cantik Sejak Masih Berbentuk Zigot!
107 Tidak Suka Cara Oma
108 Menjaga Oma Di Rumah Sakit
109 Catatan Kelam Gadis Malang
110 Tidak Banyak Menantu Seperti Kamu!
111 Yang Tulus, Tapi Mau Enaknya Juga
112 Ulang Tahun Perusahaan
113 Bertemu Sang Pemilik Perusahaan
114 Jurang Pemisah
115 Apa Kamu Pernah Menyesal?
116 FINAL EPISODE
117 Ingat Aku, Suamiku!
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 : EMBUN DAN ABIMAYU
2
Bab 2 : Kamu Akan Luluh Dengan Dia
3
Bab 3 : Salah Atau Benar?
4
Bab 4 : ADA MASALAH APA?
5
BAB 5 : Hanya Ingin Memastikan
6
Bab 6 : Tidak Perlu Malu
7
Bab 7 : Kamu Serakah Juga, Ya?
8
Bab 8 : Kamu Sepeduli Itu Dengan Dia?
9
Bab 9 : Kalau Kamu Tidak Mau ... Maka Aku Yang Akan ....
10
Bab 10 : AYAH SAKIT?
11
Bab 11 : Posesif dan Kekanakan
12
Bab 12 : Tidak Bisa Tidur
13
Bab 13 : Apa-Apaan Ini?
14
Bab 14 : AKU TIDAK BERMAKSUD
15
Bab 15 : Camping Di Luar Kota?
16
Bab 16 : Apa Kamu Pernah Peduli?
17
Bab 17 : Akhiri Saja
18
Bab 18 : MENYUSUL?
19
Bab 19 : HILANG
20
Bab 20 : EMBUN DI MANA?
21
Bab 21 : Tidak Perlu Khawatir
22
Bab 22 : Kamu Lihat Orangnya?
23
Bab 23 : Siapa Pelakunya?
24
Bab 24 : Dia Kembali?
25
My Hot And Sexy Wife
26
Bab 26 : Pembatalan Pernikahan?
27
Bab 27 : Aku Mau Pulang
28
Bab 28 : PERGI ....
29
Visual Tokoh Utama
30
Bab 30 : Kesempatan Terakhir
31
Bab 31 : Bukankah Sudah Jelas?
32
Bab 32 : HANCUR
33
Bab 33 : Memperbaiki Segalanya
34
Bab 34 : Talak Di Malam Pertama
35
Bab 35 : Menagih Janji
36
Bab 36 : Upaya Untuk Rujuk?
37
Bab 37 : Mengakhiri Dengan baik-baik
38
Bab 38 : Meluruskan Kesalahpahaman
39
Bab 39 : Masih Berusaha
40
Bab 40 : Bersamamu
41
Bab 41 : Menikah Ulang?
42
Bab 42 : Terpental Jauh
43
Bab 42 : DEAR EMBUN ....
44
Bab 44 : Dear Mas Aby
45
Bab 45 : MEMBUTUHKAN KAMU
46
Bab 46 : FAKTA MENGEJUTKAN
47
DIBUANG SUAMI DAN DINIKAHI BOSS
48
Bab 48 : KETERLIBATAN VANIA?
49
Bab 49 : Kiriman Foto
50
Bab 50 : Tunggu Aku
51
Bab 51 : Ijab Ulang?
52
Suamiku Om-Om Galak
53
Bab 53 : Bertemu Orang Tua Vania
54
Bab 54 : Rencana Pindah Ke Rumah Baru
55
Bab 55 : Apa Sudah Boleh?
56
Bab 56 : Kehujanan
57
Bab 57 : Misi Berhasil
58
Bab 58 : Sudah Baikan?
59
Bab 59 : TERNYATA KAMU?
60
Bab 60 : PELAKU SEBENARNYA
61
Bab 61 : Tidak Akan Membuatnya Lagi
62
Bab 62 : Aktor Paling Berjasa Di Muka Bumi
63
Bab 63 : Dua Kali Menang
64
Bab 64 : Ancaman Lagi?
65
Bab 65 : Kamu Sendiri Yang Harus
66
Bab 66 : Kamu Tidak Pernah Sendirian
67
Bab 67 : Memperbaiki Semuanya
68
Bab 68 : Sedang Apa Kamu Di Sini?
69
Bab 69 : Kasihan Embun ....
70
Bab 70 : Sisi Lain Vania
71
Bab 71 : Tetangga Baru
72
Bab 72 : Sebatas Kagum
73
Bab 73 : Makan Siang
74
Bab 74 : HARUS KELUAR KOTA?
75
Bab 75 : Kinder Boy
76
Bab 76 : Jauhi Dia!
77
Silahkan Mampir
78
Bab 78 : Mudah Berubah
79
Bab 79 : Surabaya Atau Bogor?
80
Bab 80 : Memohon Keringanan
81
Bab 81 : Masalah Baru
82
Bab 82 : Keinginan Berlebihan?
83
Bab 83 : Menyembunyikan Air Mata
84
Bab 84 : Mulai Tidak Mengerti Dengan Kamu!
85
Bab 85 : Ada apa ini?
86
Boss Mafia's H0t Girl by Anak Kost
87
Bab 87 : Keadaan Sebenarnya
88
Bab 88 : Saling Terbuka
89
Bab 89 : Kedatangan Wanita Asing
90
Bab 90 : Salah Sasaran!
91
Bab 91 : Atur Damai?
92
Bab 92 : Dipecat?
93
Bab 93 : Kedatangan Ibu Mertua
94
Bab 94 : Hasil Tidak Mengkhianati Usaha!
95
Bab 95 : Kebetulan Menyebalkan!
96
Bab 96 : Maaf, merepotkan kamu.
97
Menjadi Posesif
98
Apakah Sudah Ada Isi?
99
Oma Tidak Suka
100
Belum Ada Tanda
101
Pingsan!
102
Khawatir Semakin Parah
103
Generasi Tuan Krabs!
104
Membawa Pulang Embun
105
Kabar Bahagia Untuk Semua
106
Kamu Sudah Cantik Sejak Masih Berbentuk Zigot!
107
Tidak Suka Cara Oma
108
Menjaga Oma Di Rumah Sakit
109
Catatan Kelam Gadis Malang
110
Tidak Banyak Menantu Seperti Kamu!
111
Yang Tulus, Tapi Mau Enaknya Juga
112
Ulang Tahun Perusahaan
113
Bertemu Sang Pemilik Perusahaan
114
Jurang Pemisah
115
Apa Kamu Pernah Menyesal?
116
FINAL EPISODE
117
Ingat Aku, Suamiku!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!