BAB 13 - Pemaksa

"Setidaknya izinkan aku melihatmu masuk, itu saja."

Matilah dia, Zia harus bagaimana? Pria itu benar-benar meminta kejelasan dimana dia tinggal. Sementara saat ini dia sengaja turun di tempat yang masih cukup jauh dari kost Erika, tempat dia tinggal sementara.

"Masih jauh, Bapak kan nggak biasa jalan kaki."

Berharap sekali Mikhail akan menyerah duluan setelah mendengar kalimat itu. Sayangnya, yang terjadi justru berbeda. Mikhail menggeleng mantap dan masih tetap berdiri di hadapan Zia.

"Ck, ibu kostnya galak ... yang ada Bapak diusir," ujarnya mengarang bebas demi membuat hati Mikhail tergerak untuk pergi.

"Masih zaman? Memang masih ada yang begitu?"

Kehidupan Mikhail dan Zia memang tidaklah sama, mereka dibesarkan di lingkungan yang berbeda. Hal-hal semacam itu tidak pernah dia alami, selama hidup yang Mikhail dapatkan hanya perlakuan baik dari pihak manapun.

"Masihlah, kost juga ada aturannya, Pak ... dunia tidak sebebas yang Bapak kira."

Dia mengedikkan bahu, sedikit tak peduli dengan ucapan Zia barusan. Dia melangkah maju karena yakin tempat tinggal Zia ada di depan sana.

"Ayo, sebentar lagi ada rapat di kantor."

Sekilas dia melirik pergelangan tangan kirinya, pura-pura sibuk padahal tidak juga. Valenzia menghela napas kasar, sepertinya Mikhail memang pantang ditentang.

Dengan berat hati dia melangkah, karena berdebat tidak akan ada habisnya. Semua rencana Zia bubar kala Mikhail datang menemuinya, hendak ke kafe lebih awal pun tidak bisa karena pria itu tidak mengizinkannya bekerja lebih dulu.

Sengaja menghentakkan kaki berharap Mikhail mengerti jika dirinya tidak suka didampingi. Valenzia mempercepat langkahnya dan diikuti Mikhail dengan wajah bingung di sana.

"Kenapa buru-buru sekali?"

Gadis itu kecil namun jalan cepatnya cukup sulit diimbangi. Meski Mikhail bisa melangkah lebih panjang dari Zia, namun kecepatannya patut diacungi jempol.

"Lebih cepat lebih baik, Anda sibuk kan?"

Menyesal dia mengatakan hal itu tadi, Mikhail tidak sibuk sebenarnya. Hanya saja dia mendesak Valenzia untuk segera melangkah karena penasaran dengan tempat tinggal gadis itu.

"Ya tapi tidak secepat ini juga, kamu mantan pelari, Zia?"

Pertanyaan macam apa itu, jalan yang sedikit menanjak tampaknya membuat Mikhail lelah. Memang benar dia tidak terbiasa, dan jalan menuju tempat tinggal gadis itu benar-benar melelahkan bagi Mikhail.

"Bukan, terasa cepat karena Anda tidak terbiasa."

"Masih jauh?" tanya Mikhail dengan napas yang terdengar sedikit sesak, andai saja itu Zidan mungkin Zia akan melakukan hal manis demi bisa membuatnya kembali bertenaga.

"Hm, ini baru seperempat perjalanan."

"What?! Seperempat perjalanan?" Mata Mikhail membulat sempurna, mendengar hal itu sama halnya dengan mimpi buruk di siang hari baginya.

"Kan sudah saya katakan jauh, salah sendiri tetap ikut," ucapnya dengan sedikit penekanan karena memang kesal sejak tadi.

"Salahmu kenapa tinggal di pedalaman begini, panas, sempit, kumuh lagi." Lengkap sekali bukan, selain mulutnya dipakai untuk memaksa, Mikhail juga menggunakannya untuk menghina.

"Pedalaman? Ini sudut kota!!" sentak Zia menoleh dan menghentikkan langkahnya, wajah Mikhail yang memerah dan keringat bercucuran di keningnya dapat menjelaskan jika pria itu anak manja, wajar saja mulutnya asal bicara, pikir Zia.

"Ck, sama saja."

Mikhail menyeka keringatnya, dia kompeten di segala bidang tapi memang sulit menyesuaikan diri di tempat begini. Dia tidak terbiasa dengan segala sesuatu yang terlalu menguras tenaga seperti ini.

"Bapak kalau capek mending pulang sana, saya nggak terbiasa dihina soalnya."

"Bukan menghina, tapi memang faktanya ini pedalaman mau bagaimana?"

"Sudut kota!! Tolong bedakan." Zia menekan setiap ucapannya, tak peduli saat ini Mikhail terlihat lemas atau bahkan hampir pingsan. Yang jelas dia tidak suka dengan perkataan Mikhail.

"Hm, sudut kota."

Faktor lelah membuatnya mengalah, jika saja bukan di sini mungkin Mikhail akan berusaha sebaik mungkin demi membantah opini Zia.

-

.

.

.

"Kecil," gumamnya pelan namun dapat Zia dengar dengan sangat-sangat jelas.

Padahal napasnya saja belum stabil, wajahnya masih merah akibat paparan sinar matahari. Bisa-bisanya dia mengungkapkan hal itu setelah tiba di kamar kost Erika.

"Kecil begini bayarnya tetap pakai uang, Pak."

BRUGH

Tanpa izin, dia menghempaskan tubuhnya di tempat tidur empuk itu. Sebenarnya cukup luas untuk dihuni satu orang, hanya saja karena mata Mikhail terbiasa dengan kamar mewah dan megah jelas saja kamar ini terasa amat kecil baginya.

Dia terpejam sejenak, kepalanya terasa berdenyut. Valenzia mengambilkan air minum untuk tamu tak diundangnya itu. Meski dia menyebalkan sebisa mungkin Zia tetap bersikap baik.

"Air biasa?"

"Terus Bapak maunya apa? Jangan banyak protes, saya di sini juga numpang."

Benar-benar tidak tahu terima kasih, Valenzia sudah mengizinkannya masuk bahkan sigap menyediakan minum agar tenggorokan pria itu tidak terbakar.

"Numpang? Kenapa begitu?"

Valenzia memang belum mengatakan kronologinya secara detail. Hendak bercerita pada Mikhail dia terlalu malas, pria itu mengembalikan gelas kosong setelah menegak air itu hingga tandas.

"Kost saya habis beberapa hari lalu, jadi sementara dapat tempat baru saya tidur di sini."

Sedikit berbohong demi menutupi rahasianya, tak mungkin dia benar-benar mengatakan jika dia di usir hingga terpaksa tinggal di kost sahabatnya sementara.

"Ehm begitu, cari tempat yang lebih baik dan usahakan jangan di pedalaman seperti ini."

Valenzia menghela napas pelan, mau berapa kali dia mengatakan agar tak menyebutnya pedalaman. Untuk kali ini dia memilih diam, enggan kembali adu mulut.

"Iya."

"Gunakan uangmu dengan baik, jangan cuma untuk beli junk food."

Mikhail membuka jas dan melonggarkan dasinya. Sontak Valenzia membeliak dan bahkan hampir tersedak.

"Bapak mau apa?" tanya Zia sembari menepuk pelan pundaknya, apa yang pria itu lakukan benar-benar membuat otaknya tidak bisa berprasangka baik.

"Panas, memangnya kamu pikir aku mau apa?"

Tidak ada senyuman dan tatapan licik kali ini, pria itu memang benar-benar kepanasan. Tubuhnya berontak kala beberapa lama berada di dalam ruangan tanpa AC itu.

Sial, dia tampan!! Sangat-sangat tampan, mata Zia sebagai wanita tidak bisa dibohongi. Tangan kekarnya berhasil membuat Zia tak berkedip kala Mikhail menggulung kemejanya hingga siku.

Sadar, Zia!! Zidan 100 kali lebih manis dari dia!!

Cepat-cepat Zia mengalihkan pandangan, tak ingin terlalu lama menatapnya. Hingga beberapa detik kemudian dia baru tersadar jika Zidan akan mendatanginya setelah pulang magang, dan itu berarti tidak lama lagi.

"Pak, saya mau istirahat."

"Istirahat saja, aku tidak akan menggangumu." Dia menepuk sisi sampingnya, memang pas jika Valenzia ingin berbaring.

"Maksud saya Bapak pulang sekarang," tutur Zia menepuk keningnya, pria itu benar-benar tidak paham jika tengah diusir atau bagaimana, pikirnya.

"Kamu ngusir?" Sepertinya fakta bahwa Mikhail pintar perlu dipertanyakan, Zia harus mengusirnya dengan cara apa agar mengerti dan bangkit dari tempat tidur milik Erika itu.

"Bukan gitu, Pak ... tapi kan," ucap Zia sesaat kemudian tertahan.

"Iya sudah, selagi aku tidak mengusikmu kenapa harus diminta pergi." Bukannya beranjak dia kembali merebahkan tubuhnya dan atas tempat tidur, menyisakan Valenzia yang ketar-ketir jika nanti Zidan mendatanginya.

Tok tok tok

"Hah?!!"

Tbc

Nanti malam kalau bisa up lagi, Insya Allah ya🤗

Seperti biasa aku mau rekomendasi novel lagi✨

Terpopuler

Comments

Sri Yuli Yanti

Sri Yuli Yanti

zia baru di belah duren ga sakit apa ya itunya,,,, kok jalan bisa maraton gitu 🤔🤔

2024-02-11

2

anita

anita

laaaa wes BAAAR..zidan dtg.bich mikhail sialan

2024-01-30

0

Teh Yen

Teh Yen

Naha loh Zidan datang tuh Zia.😱😱😱

2023-11-21

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Ganti Rugi
2 BAB 02 - Nego
3 BAB 03 - Sisi Gelap Mikhail
4 BAB 04 - Sampai Kapan?
5 BAB 05 - Tidak Mau Diganggu, Kecuali Dia.
6 BAB 06 - Hampir Saja
7 BAB 07 - Jalan Tuhan?
8 BAB 08 - Kau Milikku
9 BAB 09 - Berbeda
10 BAB 10 - Sendiri
11 BAB 11 - Liciknya Mikhail.
12 BAB 12 - Bukan Kausa Halal
13 BAB 13 - Pemaksa
14 BAB 14 - Seperti Simpanan.
15 BAB 15 - Aneh
16 BAB 16 - Penguntit
17 BAB 17 - Pulang (Terpaksa)
18 BAB 18 - Sang Presdir
19 BAB 19 - Khianat Termanis
20 BAB 20 - Tidak Adil.
21 BAB 21 - Salah Prasangka
22 BAB 22 - Ikut!!
23 BAB 23 - Big Bos
24 BAB 24 - Ancaman
25 BAB 25 - Simulasi (Moto-GP)
26 BAB 26 - Goyah (Sejak Awal)
27 BAB 27 - Berakhir
28 BAB 28 - Galau Sekeluarga.
29 BAB 29 - Terlambat
30 BAB 30 - Cari (Zia/Mati)
31 BAB 31 - Kembali Terulang
32 BAB 32 - Tentang Zia
33 BAB 33 - Menginginkan Dia
34 BAB 34 - Ujian/Hukuman?
35 BAB 35 - Harapan
36 BAB 36 - Buang Harapanmu.
37 BAB 37 - Kembali (Lagi)
38 BAB 38 - Titik Temu (Akhir)
39 BAB 39 - Tanggung Jawab
40 BAB 40 - BUY 1 GET 1
41 BAB 41 - Bukan Salah Zia
42 BAB 42 - Mulai Terbatas (Kuasa Calon Mertua)
43 BAB 43 - Malu
44 BAB 44 - Adab Tarzan.
45 BAB 45 - Selesai Meminta
46 BAB 46 - Menuju Sepasang
47 BAB 47 - Resmi Pasangan
48 BAB 48 - Bukan Pertama
49 BAB 49 - Sarapan.
50 BAB 50 - Perusak Suasana
51 BAB 51 - Permintaan
52 BAB 52 - Perang Batin
53 BAB 53 - Cuci Mata Ala Zia
54 BAB 54 - Tidak Menyadari
55 BAB 55 - Kemarahan Mikhail
56 BAB 56 - Jangan Merendah.
57 BAB 57 - Cari Cara Ala Mikhail.
58 BAB 58 - Kacau Semuanya.
59 BAB 59 - Nekat
60 BAB 60 - Berani Berbuat, Terima Akibat.
61 BAB 61 - Pulang Diam-Diam
62 BAB 62 - Izin Suaminya.
63 BAB 63 - Hadiah Pernikahan
64 BAB 64 - Tempat Sama, Orang Yang Berbeda.
65 BAB 65 - Mikhail VS Mama
66 BAB 66 - Real Kualat?
67 BAB 67 - Rumah Sakit
68 BAB 68 - Jodoh Masa Lalu.
69 BAB 69 - Kanibal.
70 BAB 70 - Jahatnya Hati Manusia
71 BAB 71 - Marah Sekeluarga.
72 BAB 72 - Secuil Amarah
73 BAB 73 - Salah Curiga
74 BAB 74 - Kita Pindah!!
75 BAB 75 - Pindah Sungguhan!!
76 BAB 76 - Mikhail VS Zia
77 BAB 77 - Paniknya Kanaya.
78 BAB 78 - Bukan Grebek Biasa.
79 BAB 79 - Sisi Lain Keturunan Ibra.
80 BAB 80 - Sama Saja
81 BAB 81 - Menyesal Memang Belakangan.
82 BAB 82 - Melihat Bidadari
83 BAB 83 - Apapun, kecuali mendua.
84 BAB 84 - Real Benalu
85 BAB 85 - Takut Tentang Zia.
86 BAB 86 - Suami Serba Guna.
87 BAB 87 - Penebus Rasa Bersalah.
88 BAB 88 - Jenguk Bayi
89 BAB 89 - Cari Obat Lain.
90 BAB 90 - Karma Malam-Malam
91 BAB 91 - Temui Dia
92 BAB 92 - Terjerat Sebelum Dijala.
93 BAB 93 - Mengalah (Mikhail)
94 BAB 94 - Pesan Terakhir
95 BAB 95 - Tanggung Jawab
96 BAB 96 - Memang Malaikat
97 BAB 97 - Quality Time (Zi-Mi)
98 BAB 98 - You Are Different
99 BAB 99 - Iblis Sesungguhnya.
100 BAB 100 - Mengganggu.
101 BAB 101 - Salah Taktik
102 BAB 102 - Tanggung Jawab!!
103 BAB 103 - Panik Mode On
104 BAB 104 - Bukan Pengusik Biasa.
105 BAB 105 - Bukan Sembarang Donat
106 BAB 106 - Permintaan Jenny
107 BAB 107 - Usai
108 BAB 108 - Obat Yang Lain
109 BAB 109 - Welcome Baby Girl
110 BAB 110 - Perkara Azan
111 BAB 111 - Mikhayla Qianzy
112 BELENGGU CINTA PRIA BAYARAN - DESY PUSPITA
113 BAB 112 - Suamiable Sejati.
114 BAB 113 - Gusarnya Mikhail
115 BAB 114 - Pengasuh (Anak/Istri)
116 Promo Karya Baru (Tawanan Cinta Pria Dewasa) - Desy Puspita
117 BAB 115 - Takdir Cinta
118 BAB 116 - Kerinduan
119 BAB 117 - Sakit (Mikhail)
120 BAB 118 - Mama Anak Dua
121 BAB 119 - Pertemuan (END)
122 BONUS CHAPTER
123 BONUS CHAPTER II
124 Promo Karya Baru - My Possessive Billionaire Desy Puspita
125 BONUS CHAPTER III
126 BONUS CHAPTER IV
127 BONUS CHAPTER V
128 BONUS CHAPTER VI
129 BONUS CHAPTER VII
130 BONUS CHAPTER VIII
131 BONUS CHAPTER IX
132 THE LAST BONUS
133 Promo Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Dewasa (Mikhayla) - Desy Puspita
Episodes

Updated 133 Episodes

1
BAB 01 - Ganti Rugi
2
BAB 02 - Nego
3
BAB 03 - Sisi Gelap Mikhail
4
BAB 04 - Sampai Kapan?
5
BAB 05 - Tidak Mau Diganggu, Kecuali Dia.
6
BAB 06 - Hampir Saja
7
BAB 07 - Jalan Tuhan?
8
BAB 08 - Kau Milikku
9
BAB 09 - Berbeda
10
BAB 10 - Sendiri
11
BAB 11 - Liciknya Mikhail.
12
BAB 12 - Bukan Kausa Halal
13
BAB 13 - Pemaksa
14
BAB 14 - Seperti Simpanan.
15
BAB 15 - Aneh
16
BAB 16 - Penguntit
17
BAB 17 - Pulang (Terpaksa)
18
BAB 18 - Sang Presdir
19
BAB 19 - Khianat Termanis
20
BAB 20 - Tidak Adil.
21
BAB 21 - Salah Prasangka
22
BAB 22 - Ikut!!
23
BAB 23 - Big Bos
24
BAB 24 - Ancaman
25
BAB 25 - Simulasi (Moto-GP)
26
BAB 26 - Goyah (Sejak Awal)
27
BAB 27 - Berakhir
28
BAB 28 - Galau Sekeluarga.
29
BAB 29 - Terlambat
30
BAB 30 - Cari (Zia/Mati)
31
BAB 31 - Kembali Terulang
32
BAB 32 - Tentang Zia
33
BAB 33 - Menginginkan Dia
34
BAB 34 - Ujian/Hukuman?
35
BAB 35 - Harapan
36
BAB 36 - Buang Harapanmu.
37
BAB 37 - Kembali (Lagi)
38
BAB 38 - Titik Temu (Akhir)
39
BAB 39 - Tanggung Jawab
40
BAB 40 - BUY 1 GET 1
41
BAB 41 - Bukan Salah Zia
42
BAB 42 - Mulai Terbatas (Kuasa Calon Mertua)
43
BAB 43 - Malu
44
BAB 44 - Adab Tarzan.
45
BAB 45 - Selesai Meminta
46
BAB 46 - Menuju Sepasang
47
BAB 47 - Resmi Pasangan
48
BAB 48 - Bukan Pertama
49
BAB 49 - Sarapan.
50
BAB 50 - Perusak Suasana
51
BAB 51 - Permintaan
52
BAB 52 - Perang Batin
53
BAB 53 - Cuci Mata Ala Zia
54
BAB 54 - Tidak Menyadari
55
BAB 55 - Kemarahan Mikhail
56
BAB 56 - Jangan Merendah.
57
BAB 57 - Cari Cara Ala Mikhail.
58
BAB 58 - Kacau Semuanya.
59
BAB 59 - Nekat
60
BAB 60 - Berani Berbuat, Terima Akibat.
61
BAB 61 - Pulang Diam-Diam
62
BAB 62 - Izin Suaminya.
63
BAB 63 - Hadiah Pernikahan
64
BAB 64 - Tempat Sama, Orang Yang Berbeda.
65
BAB 65 - Mikhail VS Mama
66
BAB 66 - Real Kualat?
67
BAB 67 - Rumah Sakit
68
BAB 68 - Jodoh Masa Lalu.
69
BAB 69 - Kanibal.
70
BAB 70 - Jahatnya Hati Manusia
71
BAB 71 - Marah Sekeluarga.
72
BAB 72 - Secuil Amarah
73
BAB 73 - Salah Curiga
74
BAB 74 - Kita Pindah!!
75
BAB 75 - Pindah Sungguhan!!
76
BAB 76 - Mikhail VS Zia
77
BAB 77 - Paniknya Kanaya.
78
BAB 78 - Bukan Grebek Biasa.
79
BAB 79 - Sisi Lain Keturunan Ibra.
80
BAB 80 - Sama Saja
81
BAB 81 - Menyesal Memang Belakangan.
82
BAB 82 - Melihat Bidadari
83
BAB 83 - Apapun, kecuali mendua.
84
BAB 84 - Real Benalu
85
BAB 85 - Takut Tentang Zia.
86
BAB 86 - Suami Serba Guna.
87
BAB 87 - Penebus Rasa Bersalah.
88
BAB 88 - Jenguk Bayi
89
BAB 89 - Cari Obat Lain.
90
BAB 90 - Karma Malam-Malam
91
BAB 91 - Temui Dia
92
BAB 92 - Terjerat Sebelum Dijala.
93
BAB 93 - Mengalah (Mikhail)
94
BAB 94 - Pesan Terakhir
95
BAB 95 - Tanggung Jawab
96
BAB 96 - Memang Malaikat
97
BAB 97 - Quality Time (Zi-Mi)
98
BAB 98 - You Are Different
99
BAB 99 - Iblis Sesungguhnya.
100
BAB 100 - Mengganggu.
101
BAB 101 - Salah Taktik
102
BAB 102 - Tanggung Jawab!!
103
BAB 103 - Panik Mode On
104
BAB 104 - Bukan Pengusik Biasa.
105
BAB 105 - Bukan Sembarang Donat
106
BAB 106 - Permintaan Jenny
107
BAB 107 - Usai
108
BAB 108 - Obat Yang Lain
109
BAB 109 - Welcome Baby Girl
110
BAB 110 - Perkara Azan
111
BAB 111 - Mikhayla Qianzy
112
BELENGGU CINTA PRIA BAYARAN - DESY PUSPITA
113
BAB 112 - Suamiable Sejati.
114
BAB 113 - Gusarnya Mikhail
115
BAB 114 - Pengasuh (Anak/Istri)
116
Promo Karya Baru (Tawanan Cinta Pria Dewasa) - Desy Puspita
117
BAB 115 - Takdir Cinta
118
BAB 116 - Kerinduan
119
BAB 117 - Sakit (Mikhail)
120
BAB 118 - Mama Anak Dua
121
BAB 119 - Pertemuan (END)
122
BONUS CHAPTER
123
BONUS CHAPTER II
124
Promo Karya Baru - My Possessive Billionaire Desy Puspita
125
BONUS CHAPTER III
126
BONUS CHAPTER IV
127
BONUS CHAPTER V
128
BONUS CHAPTER VI
129
BONUS CHAPTER VII
130
BONUS CHAPTER VIII
131
BONUS CHAPTER IX
132
THE LAST BONUS
133
Promo Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Dewasa (Mikhayla) - Desy Puspita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!