Membuka Rekening Sekuritas

Keesokan harinya, setelah sarapan pagi, Tan pergi ke salah satu cabang Bank NI yang terdekat dengan rumahnya. Dia harus menggunakan taksi online karena motor maticnya masih berada di bengkel dan besok baru bisa diambil.

Biaya perbaikan motornya pun sudah ditangani oleh perusahaan tempat Ayunindya, sang dermawannya bekerja yang juga perusahaan keluarganya perempuan cantik itu.

Dia sangat berterima kasih atas kebaikan dermawan cantiknya itu karena sudah melakukan perbuatan baik untuk dirinya. Padahal yang salah dalam kecelakaan itu adalah dirinya yang tidak hati-hati bukan Ayunindya.

Sesampai di Bank NI, Tan disambut oleh satpam bank tersebut dengan cara yang hampir sama dengan saat dirinya datang ke Bank Pusat Asia (BPS).

"Saya ingin melakukan pembayaran pinjaman dan transfer." Kata Tan pada satpam tersebut.

Satpam tersebut mengerti dan kemudian dia menyerahkan sebuah nomor antrian yang ditujukan ke teller.

Tan datang saat cabang bank tersebut baru buka 30 menit yang lalu sehingga masih sepi dan nomor antriannya masih diangka sepuluh kebawah. Dia mendapatkan nomor antrian 6 dan harus menunggu tiga antrian lagi.

Dalam keadaan menunggu sampai nomor antriannya dipanggil, dia mengisi beberapa slip kertas untuk melakukan transaksi transfer ke rekening milik tiga pinjaman online yang dia ambil.

Dia memasukkan nomor rekening perusahaan yang tercantum dalam aplikasi pinjaman online tersebut.

Sebenarnya dia bisa melalukan pembayaran pinjaman online tersebut dengan cara lebih mudah yakni melalui mobile banking Bank NI dengan memasuki virtual account dari masing-masing tiga pinjaman online itu.

Tapi saat ini dia melakukan cara yang sedikit ribet karena rekeningnya hanya tersisa saldo awal yang tidak bisa dia ambil atau melakukan transaksi.

Saat dirinya sudah selesai mengisi nomor rekening dan juga nama penerima transfer dari masing-masing tiga pinjol itu, pada saat itu juga nomor antriannya telah dipanggil oleh suara monolog sistem nomor antrian yang terpasang dalam bank tersebut.

"Selamat dengan saya Mekido, ada ya bisa saya bantu, tuan ... ?" Tanya petugas teller itu.

"Tanaka, aku ingin melakukan pembayaran angsuran pinjaman dan melakukan transfer." Jawab Tan sambil menyerahkan kertas slip untuk transaksi transfer secara manual.

"Baik, bisa tolong berikan kartu identitas tuan Tanaka dan juga buku rekeningnya?" Tanya Mekido dengan sopan dan ramah.

Tan memberikan E-KTP dan buku rekeningnya pada teller tersebut yang kemudian melakukan proses transaksi. Hal yang dilakukan pertama kali adalah pembayaran angsuran pinjaman.

Tan mengambil pinjaman sebesar 40 juta dengan angsuran 24 bulan di Bank NI syariah, namun pada bulan ke 8, dia tidak bisa lagi melakukan pembayaran angsuran karena tidak ada pendapatan yang masuk dari usaha onlinenya sehingga dia terpaksa melakukan pinjaman online untuk menambah modal usaha onlinenya juga menutupi angsuran pinjaman tersebut.

Akan tetapi, hal inilah yang menjadi pemicu permasalahan yang terjadi pada Tan selama ini.

Usaha onlinenya tidak sukses, mengalami kegagalan karena tidak ada kemampuan untuk melakukan penjualan dan dia kemudian mengambil pinjaman online yang membuatnya menderita karena ada bunga dan denda keterlambatan yang terus naik setiap bulannya bila tidak membayar.

"Tuan Tanaka sudah membayar angsuran pinjaman sampai saat ini adalah angsuran ke 12, jadi tuan Tanaka mau membayar angsuran sampai bulan ke berapa?" Tanya teller tersebut.

"Bila aku membayar 9 juta, jadi sampai angsuran ke berapa itu?" Tanya Tan.

Mekido langsung memproses data dan hanya dalam hitungan detik dia sudah menemukan jumlahnya.

"Bila tuan membayar sebanyak 9 juta maka itu hanya sampai pada angsuran ke 17." Jawab teller itu.

Tan menganggukkan kepalanya dan meminta untuk memprosesnya. Dia mengeluarkan amplop yang tertuliskan bayar pinjaman.

Dia mengeluarkan beberapa lembar uang 100 ribu rupiah dengan total nominal 9 juta yang kemudian diserahkan pada teller itu.

Mekido dengan cepat memasukan ke dalam mesin penghitung uang yang berada di dekatnya dan tertera dalam mesin hitung uang itu ada 90 lembar uang 100 ribu.

Setelah memastikan jumlah nominalnya, dia langsung memproses pembayaran angsuran pinjaman tersebut sampai ke angsuran ke 17.

Tan merasa lega karena untuk beberapa bulan dia tidak akan ditagih angsuran pinjaman lagi oleh bank dan uang rekeningnya tidak akan diambil secara otomatis oleh bank untuk pembayaran angsuran pinjaman saat jatuh tempo karena dia sudah membayar untuk beberapa bulan ke depan.

Setelah selesai dengan pembayaran pinjaman bank, dia menyerahkan tiga slip transfer ke tiga perusahaan pinjaman online.

Sisa uangnya untuk bayar pinjaman tinggal 6 juta rupiah, dia langsung membagi menjadi 2 juta untuk di transfer ke tiga pinjaman online tersebut.

Pinjaman online yang diambilnya adalah 10 juta di setiap tiga perusahaan pinjaman online tersebut dengan angsuran 24 bulan sama dengan angsuran bank, namun karena terdapat bunga sebesar 2-3 persen setiap bulanya dan denda keterlambatan yang terus naik setiap bulannya membuat pinjaman onlinenya membengkak, dari awal 10 juta menjadi 15 juta lebih yang harus dia bayar pada tiga pinjaman online tersebut.

Selama 2 jam lebih Tan berada di bank NI untuk mengurus pembayaran semua pinjamannya termasuk memasukan uang ke rekening yang akan dia gunakan untuk hidupnya.

Dia memegang beberapa lembar uang 100 untuk membayar tagihan air yang sudah terlambat membayar beberapa bulan.

"Sekarang pergi ke perusahan air untuk bayar tagihan sekaligus penghentian langganan, lalu menuju ke bank sekuritas BPS untuk membuka akun sekuritas agar aku bisa melakukan transaksi saham di Bursa Efek Indonesia."

Dia segera memesan taksi online daripada memesan ojek online yang harganya lebih murah karena punggungnya masih sakit dan butuh senderan.

Tidak butuh waktu lama dia sudah berada di perusahan Air. Dengan cepat dia masuk untuk menyelesaikan urusannya di perusahaan air itu yang kebetulan tidak terlalu ramai sehingga penyelesaiannya lebih cepat.

Saat Tan ingin mengajukan penghentian langganan,q pihak perusahaan air membujuk Tan untuk berpikir ulang hal tersebut.

Bagi mereka kehilangan pelanggan yang bisa membayar adalah sebuah kerugian besar daripada kehilangan pelanggan karena tidak bisa membayar sehingga mereka mengambil tindakan tegas untuk menghentikan pemutusan pelanggan secara sepihak oleh mereka.

Akan tetapi, Tan tetap pada pendiriannya, dia tetap berhenti menjadi pelanggan karena merasa dirumahnya ada air sumur dan air dari perusahaan air tidak terlalu dibutuhkannya untuk saat ini.

Selain itu juga, dia tidak rugi lagi karena harus membayar tagihan perawatan sedangkan dirinya sangat jarang memakai air dari perusahaan air itu.

Setelah selesai urusannya di perusahaan Air, Tan pergi ke BPS, tempat yang sama saat dia mencairkan cek 25 juta kemarin karena hanya cabang bank itulah yang melayani pembukaan rekening sekuritas.

Dia memesan taksi online lagi untuk membawanya ke BPS.

"Sungguh hari yang sangat sibuk, sudah berapa lama aku tidak memiliki kesibukan seperti ini? Aku harus berada di luar rumah dalam waktu yang cukup lama?" Tanya Tan pada dirinya sendiri.

Dia teringat, dirinya memiliki kesibukan dan harus berada di luar rumah dalam waktu lama hanya pada saat dirinya masih menjadi mahasiswa.

Saat itu dia harus keluar rumah dalam waktu lama demi mengerjakan tugas kelompok, praktek, kunjungan ke pengadilan untuk melihat secara langsung proses persidangan yang terjadi dan hal lainnya yang berhubungan dengan akademik kuliahnya.

Sesampai di BPS, Tan langsung berjalan menuju ke pintu masuk utama dan disambut oleh satpam yang berbeda dengan yang kemarin saat dirinya datang.

Meskipun begitu, satpam itu tetap menjalankan SOP nya, yakni ramah dan sopan pada semua pengunjung yang datang, tidak peduli apakah pakaian yang dikenakan murahan atau branded, memakan kendaraan atau berjalan kaki, dan lainnya, semuanya diperlakukan sama, kecuali ada pengunjung VIP yang datang, tentu akan menjadi berbeda tindakannya.

Berhubung Tan hanya pengunjung biasa, sehingga perlakuannya sama seperti para pengunjung lainnya.

Seperti kemarin, Tan ditanyakan keperluannya oleh satpam itu dan dia memberitahu tentang keinginannya akan membuka akun rekening sekuritas BPS.

Satpam itu langsung mengarahkan ke ruangan khusus, tempat costumer service sekuritas berada sambil menyerahkan sebuah kertas yang harus diisi oleh Tan dan nomor antrian 4.

Saat memasuki tempat tersebut, hanya ada tiga orang di tempat itu, dua orang sedang dilayani costumer service dan satu orang sedang menunggu di sofa.

Ruangan itu juga memiliki sebuah layar tv yang cukup besar yang menampilkan index saham BEI sehingga pengunjung yang datang bisa melihat perkembangan saham yang terjadi di BEI secara langsung.

Pada saat Tan duduk di sofa tanpa penahan punggung yang membuatnya sedikit tersiksa, dia melihat layar tv besar itu dan kemudian dalam pikirannya muncul penglihatan tentang perkembangan yang terjadi pada harga saham-saham itu sampai penutupan BEI.

Dalam layar tersebut warna merah, putih dan hijau terlihat hampir sama jumlahnya, namun untuk 30 menit kemudian akan banyak warna merah daripada dua warna lainnya dan tidak ada perubahan yang banyak sampai BEI ditutup jam lima sore.

Tan sudah mengerti arti warna-warna tersebut, merah berarti sahamnya jatuh harganya, saat inilah para pemburu saham (panggilan Tan pada orang yang melakukan perdagangan saham) akan menentukan pilihan apakah menjual sahamnya agar tidak mendapatkan kerugian lebih besar atau menahan karena percaya harga sahamnya akan naik berdasarkan perhitungan dan perencanaannya.

Warna putih menandakan stabil, tidak ada kenaikan atau penurunan, dan warna hijau menandakan kenaikan harga saham yang membuat para pemburu saham merasa senang karena mendapatkan keuntungan besar.

"Hmm ... 30 menit lagi akan membuat banyak pemburu saham menjadi gila, karena banyak harga saham jatuh seperti air terjun." Ucap Tan dalam dirinya.

Tan melihat ke arah kanannya yang ada seorang gadis yang terlihat sudah melewati masa paling jayanya sebagai seorang perempuan yakni umur 28-30 tahun sedang sibuk dengan ponsel pintarnya.

Perempuan itu masih memperlihatkan kecantikannya meskipun sudah ditutupi dengan banyak kosmetik daripada kecantikan yang natural.

"Permisi, Mbak ... " sapa Tan dengan sopan dan gugup karena dia sebelumnya telah mengumpulkan keberanian untuk membuka obrolan dengan perempuan itu.

Sebagai pengidap penyakit psikologis introvert stadium empat, Tan harus mengumpulkan lebih banyak keberanian untuk memulai berbicara dengan orang lain yang tidak dia kenal atau baru dikenalnya daripada yang sudah dikenalnya cukup lama. Apalagi lawan bicaranya perempuan.

"Ya?" Jawab perempuan itu dengan ramah.

"Mbaknya investor saham baru atau lama? Maaf kalau pertanyaan aku aneh, tapi ini pertama kalinya aku melakukan perdagangan saham, jadi belum banyak yang aku ketahui, kalau mbaknya investor lama, aku ingin tanya beberapa hal." Kata Tan dengan perasaan yang sangat gugup sampai dia mengeluarkan keringat dingin hanya untuk berbicara dengan perempuan itu.

Dia merasa gugup bukan menyukai atau memiliki perasaan dengan perempuan itu, hanya saja dirinya sudah mengidap penyakit psikologis introvert stadium empat yang hampir mustahil dihilangkan dari dirinya.

Perempuan itu tersenyum dan memberitahu kalau dia seorang investor lama. Mendengar itu membuat Tan merasa senang. Dia kemudian bertanya berbagai hal tentang saham yang tidak dia mengerti, meskipun sudah sudah membaca atau mencarinya tahu secara online tetap tidak mengerti.

Selama lima menit Tan mendapatkan ilmu tambahan tentang saham dari perempuan itu dan harus berhenti karena nomor antrian perempuan itu sudah dipanggil.

Sebagai ucapan terima kasih, Tan ingin memberikan keuntungan pada perempuan itu dengan memberitahu padanya untuk segera menjual sahamnya yang dia miliki saat ini dan mengganti dengan saham perusahaan yang akan terus naik harga sahamnya dalam waktu 15 menit lagi sampai penutupan BEI.

Tentu saja perempuan itu tidak terlalu menanggapi saran dari Tan karena bagaimanapun pria yang baru ditemuinya itu adalah pria yang akan baru memulai trading.

Bila saja Tan seorang trader veteran maka sarannya itu akan sangat dipertimbangkan.

Sementara itu Tan tidak terlalu kepikiran apakah perempuan itu akan mengikuti sarannya atau tidak. Dia sudah membalas kebaikan perempuan itu dengan memberitahu hal tersebut.

Mau mengikuti atau tidak sarannya, itu terserah perempuan itu. Tan tidak ada hak untuk memaksa perempuan itu harus melakukan apa yang dikatakannya.

Lima menit kemudian, nomor antrian Tan sudah dipanggil sehingga pria itu langsung menuju ke costumer service yang bersebelahan dengan costumer service yang melayani perempuan itu.

Hanya sekat plastik yang memisahkannya.

Tan langsung mengutarakan tujuannya datang ke tempat itu pada petugas costumer service yang melayaninya. Dia juga memberikan berkas yang sudah diisinya pada petugas itu.

"Tuan Tanaka belum memiliki NPWP?" Tanya petugas itu untuk memastikan berkas yang diisi oleh Tan.

Tan menganggukkan kepalanya daripada menjawab pertanyaan itu.

"Untuk membuka rekening sekuritas memang tidak mewajibkan adanya NPWP, tapi untuk penarikan dana dibutuhkan adanya NPWP, selama tuan Tanaka tidak memiliki NPWP, maka tidak bisa melakukan penarikan dana." Jelas petugas itu.

Tan menganggukkan kepalanya lagi daripada menjawabnya. Dia berpikir akan ada kesibukan tambahan lagi setelah selesai di BPS, dia harus ke kantor pajak untuk membuat NPWP.

Dia tidak membuat NPWP karena dia merasa tidak perlu untuk membuatnya saat ini.

Dia belum bekerja dan pendapatannya juga dibawah tidak sampai 5 juta perbulan dari usaha onlinenya, paling banyak 1-2 juta. Itu pun tidak tidak tentu alias tidak stabil.

Setelah itu tidak ada hal yang ditanyakan lagi oleh petugas itu. Saat proses pembuatan rekening sekuritas hampir selesai, Tan mendengar suara jeritan dari samping.

"Ya Tuhan! Kenapa tiba-tiba harga sahamnya banyak yang jatuh, aku harus menjual secepat mungkin!"

"Sepertinya sudah dimulai?" Pikir Tan sambil tersenyum.

Terpopuler

Comments

Yuda Pratama

Yuda Pratama

satu"nya cita" ku adalah bisa bermain saham

2022-10-06

0

Ertuqi Gaga

Ertuqi Gaga

sebenarnya ini mc tolol apa bego dah tau pinjol itu ada bunganya walaupun kecil tapi tetab bunga yang mengarah kepada riba tapi tetap dilakukan percuma aja dong kalo gitumah sholatnya udah rajin tapi tetep ngeriba

2022-08-13

2

ketombee

ketombee

kandani ra percoyo...

2022-07-20

1

lihat semua
Episodes
1 Pria Pengidap Psikologis Introvert Stadium Empat
2 Kompensasi 25 juta
3 Datangnya Keajaiban
4 Penglihatan 24 Jam
5 Membuka Rekening Sekuritas
6 Memulai Investasi Saham
7 Uang Datang Menghampiri Tan
8 Kaya Raya Belum Tentu Miliader
9 Bertemu Mantan Pacar
10 Aku Bisa Bayar Sendiri
11 Mendaftar Sekolah Mengemudi mobil
12 Membeli Mobil 1,32 Miliar Tunai
13 Memberikan Tip 500 Ribu Lagi
14 Mantan Pacar Mengajak Bertemu
15 Undangan Pernikahan
16 Membeli Pakaian Branded
17 Menghabiskan Uang 40 Juta Dalam 8 jam
18 Menghadiri Pernikahan Mantan Pacar
19 Bertemu Lagi Dengan Ayunindya
20 Ayunindya Tertarik Pada Tan
21 Pergi ke Jakarta
22 Menginap Di Kamar Presidential Suite
23 Jangan Menilai Orang Dari Penampilan
24 Memberikan Kejutan
25 Happy shopping!
26 Happy Shoping (2)
27 Bertemu Dengan Teman SMA
28 Reuni kelas 12-1 IPS (1)
29 Reuni kelas 12-1 IPS (2)
30 Reuni Sekolah Itu, Acaranya Pamer Kekayaan
31 Biar Aku Yang Bayar
32 Tidak Perlu Dikembalikan
33 Kencan Buta
34 Bertemu Lagi
35 Menjadi Anjing Penurut
36 Ajakan Ayunindya
37 Rasa Canggung
38 Cari Pekerjaan Hanya Untuk Hilangkan Kebosanan
39 Plin Plan
40 Menjual Motor
41 Buat ojek online, motor mana yang nyaman?
42 Dompet Buncit
43 Costumer Perempuan Cantik
44 Mendengar Curhatan Perempuan Cantik (Part 1)
45 Mendengar curhatan perempuan cantik (part 2/akhir)
46 Memberikan pelajaran pada pria Br*ngs*k (part 1)
47 Memberikan Pelajaran Pada Pria Br*ngs*k (part 2/akhir)
48 Apa Kamu Ingin Buat Perusahaan?
49 Fantastis Investment
50 Ke Jakarta Lagi
51 Bertemu lagi
52 Dipermalukan
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Pria Pengidap Psikologis Introvert Stadium Empat
2
Kompensasi 25 juta
3
Datangnya Keajaiban
4
Penglihatan 24 Jam
5
Membuka Rekening Sekuritas
6
Memulai Investasi Saham
7
Uang Datang Menghampiri Tan
8
Kaya Raya Belum Tentu Miliader
9
Bertemu Mantan Pacar
10
Aku Bisa Bayar Sendiri
11
Mendaftar Sekolah Mengemudi mobil
12
Membeli Mobil 1,32 Miliar Tunai
13
Memberikan Tip 500 Ribu Lagi
14
Mantan Pacar Mengajak Bertemu
15
Undangan Pernikahan
16
Membeli Pakaian Branded
17
Menghabiskan Uang 40 Juta Dalam 8 jam
18
Menghadiri Pernikahan Mantan Pacar
19
Bertemu Lagi Dengan Ayunindya
20
Ayunindya Tertarik Pada Tan
21
Pergi ke Jakarta
22
Menginap Di Kamar Presidential Suite
23
Jangan Menilai Orang Dari Penampilan
24
Memberikan Kejutan
25
Happy shopping!
26
Happy Shoping (2)
27
Bertemu Dengan Teman SMA
28
Reuni kelas 12-1 IPS (1)
29
Reuni kelas 12-1 IPS (2)
30
Reuni Sekolah Itu, Acaranya Pamer Kekayaan
31
Biar Aku Yang Bayar
32
Tidak Perlu Dikembalikan
33
Kencan Buta
34
Bertemu Lagi
35
Menjadi Anjing Penurut
36
Ajakan Ayunindya
37
Rasa Canggung
38
Cari Pekerjaan Hanya Untuk Hilangkan Kebosanan
39
Plin Plan
40
Menjual Motor
41
Buat ojek online, motor mana yang nyaman?
42
Dompet Buncit
43
Costumer Perempuan Cantik
44
Mendengar Curhatan Perempuan Cantik (Part 1)
45
Mendengar curhatan perempuan cantik (part 2/akhir)
46
Memberikan pelajaran pada pria Br*ngs*k (part 1)
47
Memberikan Pelajaran Pada Pria Br*ngs*k (part 2/akhir)
48
Apa Kamu Ingin Buat Perusahaan?
49
Fantastis Investment
50
Ke Jakarta Lagi
51
Bertemu lagi
52
Dipermalukan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!