3. Malam Pertama

Cincin pernikahan hanya sebuah simbol kebahagiaan, tetapi kebahagiaan sesungguhnya ada dalam bahtera rumah tangga.

Pernikahan yang hebat bukanlah ketika pasangan sempurna berkumpul bersama, melainkan ketika pasangan yang tidak sempurna belajar untuk menikmati perbedaan mereka.

Buuuuukkkk!!!

Suara pintu itu tertutup dengan kuatnya seakan-akan tembok yang ada di sekitar pintu itu akan tumbang dan roboh.

Nafeesa terlonjak kaget mendengar dentuman keras pintu kamar mandi yang ditutup oleh suaminya. Dia hanya mengelus dadanya melihat tingkah laku suaminya tersebut.

"Ya Allah sabarkan hati ini."

Dia kembali berusaha untuk membuka gaun pengantinnya, tapi lagi-lagi gagal, padahal sudah sekitar setengah jam yang lalu dia mencoba untuk membukanya.

"Apa aku minta tolong sama Lidya saja? kebetulan dia juga nginap di Hotel yang sama," senyumannya terbit seketika saat mengingat keberadaan Kakak sepupunya itu.

Ia pun mengambil hpnya yang ada di atas meja nakas lalu mencari nomor kontak Lidya.

"Semoga saja Lidya bisa datang.'

Dia segera mencari nomor hp kakak sepupunya di kontak Hpnya. Tidak butuh waktu lama, dia mendapatkan nomor hp Lidya.

"Halo, assalamualaikum," saat sambungan telpon sudah terhubung dengan nomornya Lidya.

"Waalaikum salam, ada apa malam-malam begini menelponku?" tangannya masih setia memberikan pijatan kecil di pahanya dengan cream lotion khusus yang selalu dibelikan oleh Andra.

"Maaf ganggu Kak, Aku mau minta tolong," Nafeesa tersenyum seakan-akan Lidya melihat senyumannya itu.

"Apa!!! minta tolong? emang suami Kamu mana, kok malahan malam pertama Kamu harus repot-repot meneleponku?" dengan seringai liciknya dibalik hpnya.

"Kalau boleh sih, tapi kalau gak bisa nggak apa-apa kok," Nafeesa sedikit berkecil hatinya, mendengar perkataan dari kakak sepupunya itu.

"Boleh kok, tapi Kamu mau minta tolong apa dulu nih? soalnya aku nggak tahu mau tolong Kamu bagaimana?" tanya balik Lidya.

Ia sedang memoles wajah dan seluruh tubuhnya, dia perawatan kulit malam ini khusus untuk menyambut kedatangan suaminya juga.

"Tolong ke kamar aku yah sekarang Kak, soalnya aku tidak bisa membuka kancing resleting gaunku," jelasnya.

Dia masih berusaha untuk melepaskan kancing gaunnya, tapi masih belum berhasil juga.

"Oke tunggu yah, aku akan segera kesana," jawab Lidya.

Dia segera memakai pakaiannya yang tadi hanya memakai bra saja dengan celana yang sangat pendek.

Ia tersenyum licik dan sangat bahagia karena dia mengetahui jika pasti bagas tidak ingin menyentuh si cewek bodoh itu.

Lidya segera berjalan ke arah kamar pengantin Nafeesa. Ia berjalan cukup kencang, karena tidak ingin membuang waktunya.

Lidya sudah berada di depan kamar yang disewa oleh Bapak mertuanya khusus untuk sang pengantin baru.

Lidya masuk ke dalam kamar tersebut, karena kebetulan pintu kamar itu langsung terbuka. Keluarlah Andra dari Kamar itu dan sedikit terkejut saat melihat kedatangan Lidya ke berdiri di depan pintu kamarnya

Mereka saling berpandangan satu sama lainnya. Mereka mengisyaratkan sesuatu yang hanya mereka yang tahu dari maksud tatapan penuh memuja dan mendamba itu. Nafeesa langsung memutuskan kontak mata mereka ketika mendengar suara Nafeesa dari dalam.

Lidya tidak ingin adik sepupunya melihat dirinya saling berpandangan dengan suaminya. Jika ketahuan nantinya bisa berabe, dan Andra tidak akan mendapatkan sedikit pun harta warisan dari ke dua orang tuanya.

Lidya membuka resleting gaun itu tanpa basa-basi lagi. Hanya butuh beberapa detik saja gaunnya Nafeesa sudah terlepas.

"Sudah yah, aku pamit dulu, ada urusan penting soalnya," Lidya melenggang pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari Nafeesa.

"Makasih banyak, sudah dibantuin," teriaknya saat Lidya sudah berada di ujung pintu.

"Aku akan selalu bantuin Kamu kok."

Lidya menutup pintu dengan senyuman liciknya. Dia meninggalkan kamar pengantin Nafeesa dengan melenggak-lenggok tubuhnya bagaikan seorang model yang berjalan di atas catwalk saja.

Dia berjalan kembali ke kamarnya, karena kekasihnya sedari tadi sudah menunggu kepulangannya.

Pintu kamar hotelnya terbuka, belum sempat selesai mengunci rapat pintunya, tangannya sudah ditarik oleh seseorang yang dia sangat kenal dan tahu siapa si pemilik tangan itu.

Andra menarik tubuh Lidya ke dalam pelukannya. Dia mengecup punggung leher jenjang milik kekasihnya.

"Kamu kok lama banget yah? Aku hampir karatan nungguin Kamu loh," wajahnya masih menempel di lehernya Lidya sambil bersungut-sungut.

Lidya tersenyum bahagia dan menikmati apa yang dilakukan oleh kekasih gelapnya.

"Maaf ya sayang aku nggak sengaja kok, cuma istrimu itu yang terlalu bego," balasnya yang pasrah dengan perlakuan Andra di atas tubuhnya.

"Emangnya itu orang kenapa?" bibirnya masih menjelajahi leher putih mulus itu dan sesekali menyesapnya.

"Masa hanya buka kancing resleting sendiri nggak tahu," jawabnya yang tersenyum geli saat tangan Andra menelusup masuk ke dalam pakainnya.

Lidya terdiam menunggu apa selanjutnya yang dilakukan oleh Andra di atas tubuhnya yang sudah tidak memakai piyama lagi.

Andra adalah kekasih sekaligus pacar gelapnya.

Mereka sudah menjalin hubungan sekitar 4 tahun lamanya. Tapi karena, kedua orang tuanya yang menjodohkan Dia dengan Nafeesa, sehingga terpaksa mereka menjalin hubungan dengan diam-diam hingga mereka merahasiakannya dari semua orang.

Awalnya Dia sangat marah dan tidak menerima kenyataan dan keputusan dari kakeknya yang menjodohkan Nafeesa dengan Andra. Dia sudah terang-terangan menolak dan memperjuangkan cintanya, tapi Kakeknya bersikukuh untuk tetap melanjutkan perjodohan Nafeesa dengan Andra.

Yang notabene adalah kekasihnya, bahkan Lidya semakin bertambah kebenciannya terhadap adik sepupu angkatnya itu. Dia menganggap Nafeesa lah yang telah merebut kekasihnya itu dari pelukannya. Hanya Nafeesa seorang letak kesalahan semua yang telah terjadi.

Hubungan yang terjalin antara Andra dan Lidyaa bahkan sudah seperti suami istri saja. Mereka setiap hari melakukan hubungan intim, setiap kali pertemuan mereka. Mereka melakukan hubungan gelap dan terlarang itu tanpa sepengetahuan dari orang lain.

Andra perlahan melepaskan seluruh pakaian yang dipakai oleh Lidya, begitupun juga sebaliknya. Dia membantu Andra melepas hingga ****** ********. Dengan telaten Lidya berhasil melucuti semua benang yang melilit di tubuhnya Andra.

Mereka sudah sama-sama bertelanjang tanpa sehelai benang pun. Tidak ada sedikitpun rasa malu di antara mereka. Seakan-akan apa yang mereka lakukan adalah hal yang wajar dan sah-sah saja.

Seharusnya mereka tidak lakukan hal tersebut mengingat tidak ikatan resmi diantara mereka. Tapi, godaan pihak ke tiga lebih berkuasa dan dominan dari segalanya hingga terjadi lah penyatuan dua insan anak manusia yang selalu dibuai dalam kenikmatan surga dunia.

Mereka menikmati malam yang seharusnya menjadi malam pertama antara Nafeesa dan Andra.

Akan tetapi mereka berdua yang menikmati malam pertama itu, yang seharusnya milik Andra dan Nafeesa. Sedangkan sang pengantin perempuannya di dalam kamar pengantin, dia dengan sabarnya menunggu hingga harus kedinginan seorang diri tanpa suami.

Tanpa rasa lelah Dia menunggu dan terus menunggu walaupun kepulangan Andra yang tidak pasti.

Nafeesa duduk di sisi ranjang pengantinnya taburan bunga mawar merah yang masih utuh tanpa berubah sedikit pun. Boneka Angsa dua ekor masih setia di tengah ranjang itu.

"Lindungilah Mas Andra di mana pun dia berada, aku sangat khawatir dengan keadaannya ya Allah."

Nafesa menekuk ke dua lututnya, karena menahan dinginnya udara dari mesin pendingin ruangan. Ia segera berdiri dan mencari badcover untuk membantunya menghilangkan rasa dingin yang melandanya.

"Sayang jadi kan besok kita nikah sirinya? aku enggak apa-apa kok yang penting Kamu halalin aku dulu, nanti setelah Nafeesa Kamu ceraikan baru lah aku yang jadi istri sahmu," dengan tangannya yang membelai dada Andra penuh dengan kemesraan.

Mereka kembali melakukan tugasnya saling memuaskan setelah menjelang pagi. Setelah itu barulah Andra pulang kembali ke kamar pengantinnya.

Terpopuler

Comments

Aish mun

Aish mun

mereka sungguh tidak punya hati

2022-09-03

0

Chaca Lee💗

Chaca Lee💗

semoga Andra dapat hidayah y
untuk berubah

2022-09-03

0

Z1e

Z1e

suami jelek

2022-08-23

0

lihat semua
Episodes
1 1. Rencana
2 2. Pernikahan
3 3. Malam Pertama
4 4. Sendiri di Malam Pertama
5 5. Hari Pertama Jadi Istri
6 6. Tak Berperasaan
7 7. Kedatangan Mertua
8 8. Belum Saatnya
9 9. Hampir Saja Ketahuan
10 10. Taktik Ibu Anna
11 11. Sukses
12 12. Mabuk
13 13. Kewajiban Suami Istri
14 14. Terpesona
15 15. Kemarahan Lidya
16 16. Harapan Nafeesa
17 17. Taktik Lidya
18 18. Godaan Lidya
19 19. Tuduhan
20 20. Keputusan Andra
21 21. Pulang Ke Jakarta
22 22. Kesedihan
23 23. Pilihan Lidya
24 24. Berjalan Kaki
25 25. Pilihan Yang Sulit
26 26. Melamar Pekerjaan
27 27. Hasil Tes
28 28. Perdebatan Nyonya Dea Dengan Cucunya
29 29. Sebuah Map
30 30. Kenyataan itu Fakta
31 31. Pingsan
32 32. Permintaan Yang Tidak Mudah
33 33. Akting Nyonya Dea
34 34. Yes or No
35 35. Kepergian Lidya, Papayo
36 36. Akad Nikah Yang Kedua
37 37. Kebahagiaan Sakti
38 38. Usaha Andra
39 39. Kehancuran Andra
40 40. Kesedihan dan Penyesalan Andra
41 41. Dua Sisi Hidup Yang Berbeda
42 Bab. 42. Keinginan Yang Tidak Terpenuhi
43 43. Penyakit Sakti
44 44. Penyesalan Nafeesa
45 45. Menjalankan Rencana
46 46. Taktik Jahat Lusia Gagal
47 47. Permohonan Lusia
48 48. Kecemasan Sakti
49 49. Kecemburuan Nafeesa
50 50. Kemarahan Nafeesa Yang Awet
51 51. Kekaguman Para Maid
52 52. Nafeesa Tidak Sadarkan Diri
53 53. Dokter Kandungan Baru
54 54. Kondisi Mental Andra
55 55. Kegagalan Lagi
56 56. Sebuah Mimpi
57 57. Secercah Harapan
58 58. Kebahagiaan
59 59. Harapan Ibu Anna
60 60. Pertemuan Dengan Kawan Lama
61 61. Berangsur Membaik
62 62. Akan Melahirkan
63 63. Kelahiran Anak Kembar
64 64. Baby Ara dan Daren
65 65. Acara Aqiqahan Baby Twins D
66 66. Penyakit Lama
67 67. Permintaan Sakti
68 68. Kesedihan Nafeesa
69 68. Kesedihan Sakti
70 70. Menyelami Rasa Yang Ada
71 71. Pulang Ke Rumah Baru
72 72. Sikap dan Perlakuan Yang Berbeda
73 73. Fakta is Real
74 74. Ancaman
75 75. Rahasia Prita
76 76. Fakta Baru
77 77. Kenyataan Pahit
78 78. Insiden Maut
79 79. Firasat
80 80. Ketakutan Nafeesa
81 81. Kesedihan dan Harapan
82 82. Nafeesa Tak Sadarkan Diri
83 83. Kepergian Sakti Untuk Selamanya
84 84. Selamat Jalan Sakti
85 85. Nafeesa Terguncang
86 86. Kesedihan Daffa
87 87. Kepergian Nyonya Dea
88 88. Kemunafikan dan Kelicikan
89 89. Kemenangan Dari Nyonya Dea
90 80. Feeling Daffin
91 81. Rencana Kepulangan Nafeesa dari RS
92 82. Pilihan Nafeesa
93 83. Kembali ke Rumah Bu Laila
94 94. Permohonan Nafeesa
95 95. Kebaikan Bu Laila
96 96. Kesedihan Ara
97 97. Rencana Pindah Sekolah
98 98. Otw Sekolah
99 99. Pertemuan Pertama
100 100. Mencari Kerjaan
101 101. Perasaan Aneh
102 102. Bekal Makanan Untuk Ara
103 103. Kebahagiaan Dilara Aysila Aireen
104 104. Rem Blong
105 105. Permintaan Nafeesa
106 106. Sepatu Spesial
107 107. Menyembunyikan Kebenaran
108 108. Tidak Mungkin
109 109. Akhir kisah Mereka
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Rencana
2
2. Pernikahan
3
3. Malam Pertama
4
4. Sendiri di Malam Pertama
5
5. Hari Pertama Jadi Istri
6
6. Tak Berperasaan
7
7. Kedatangan Mertua
8
8. Belum Saatnya
9
9. Hampir Saja Ketahuan
10
10. Taktik Ibu Anna
11
11. Sukses
12
12. Mabuk
13
13. Kewajiban Suami Istri
14
14. Terpesona
15
15. Kemarahan Lidya
16
16. Harapan Nafeesa
17
17. Taktik Lidya
18
18. Godaan Lidya
19
19. Tuduhan
20
20. Keputusan Andra
21
21. Pulang Ke Jakarta
22
22. Kesedihan
23
23. Pilihan Lidya
24
24. Berjalan Kaki
25
25. Pilihan Yang Sulit
26
26. Melamar Pekerjaan
27
27. Hasil Tes
28
28. Perdebatan Nyonya Dea Dengan Cucunya
29
29. Sebuah Map
30
30. Kenyataan itu Fakta
31
31. Pingsan
32
32. Permintaan Yang Tidak Mudah
33
33. Akting Nyonya Dea
34
34. Yes or No
35
35. Kepergian Lidya, Papayo
36
36. Akad Nikah Yang Kedua
37
37. Kebahagiaan Sakti
38
38. Usaha Andra
39
39. Kehancuran Andra
40
40. Kesedihan dan Penyesalan Andra
41
41. Dua Sisi Hidup Yang Berbeda
42
Bab. 42. Keinginan Yang Tidak Terpenuhi
43
43. Penyakit Sakti
44
44. Penyesalan Nafeesa
45
45. Menjalankan Rencana
46
46. Taktik Jahat Lusia Gagal
47
47. Permohonan Lusia
48
48. Kecemasan Sakti
49
49. Kecemburuan Nafeesa
50
50. Kemarahan Nafeesa Yang Awet
51
51. Kekaguman Para Maid
52
52. Nafeesa Tidak Sadarkan Diri
53
53. Dokter Kandungan Baru
54
54. Kondisi Mental Andra
55
55. Kegagalan Lagi
56
56. Sebuah Mimpi
57
57. Secercah Harapan
58
58. Kebahagiaan
59
59. Harapan Ibu Anna
60
60. Pertemuan Dengan Kawan Lama
61
61. Berangsur Membaik
62
62. Akan Melahirkan
63
63. Kelahiran Anak Kembar
64
64. Baby Ara dan Daren
65
65. Acara Aqiqahan Baby Twins D
66
66. Penyakit Lama
67
67. Permintaan Sakti
68
68. Kesedihan Nafeesa
69
68. Kesedihan Sakti
70
70. Menyelami Rasa Yang Ada
71
71. Pulang Ke Rumah Baru
72
72. Sikap dan Perlakuan Yang Berbeda
73
73. Fakta is Real
74
74. Ancaman
75
75. Rahasia Prita
76
76. Fakta Baru
77
77. Kenyataan Pahit
78
78. Insiden Maut
79
79. Firasat
80
80. Ketakutan Nafeesa
81
81. Kesedihan dan Harapan
82
82. Nafeesa Tak Sadarkan Diri
83
83. Kepergian Sakti Untuk Selamanya
84
84. Selamat Jalan Sakti
85
85. Nafeesa Terguncang
86
86. Kesedihan Daffa
87
87. Kepergian Nyonya Dea
88
88. Kemunafikan dan Kelicikan
89
89. Kemenangan Dari Nyonya Dea
90
80. Feeling Daffin
91
81. Rencana Kepulangan Nafeesa dari RS
92
82. Pilihan Nafeesa
93
83. Kembali ke Rumah Bu Laila
94
94. Permohonan Nafeesa
95
95. Kebaikan Bu Laila
96
96. Kesedihan Ara
97
97. Rencana Pindah Sekolah
98
98. Otw Sekolah
99
99. Pertemuan Pertama
100
100. Mencari Kerjaan
101
101. Perasaan Aneh
102
102. Bekal Makanan Untuk Ara
103
103. Kebahagiaan Dilara Aysila Aireen
104
104. Rem Blong
105
105. Permintaan Nafeesa
106
106. Sepatu Spesial
107
107. Menyembunyikan Kebenaran
108
108. Tidak Mungkin
109
109. Akhir kisah Mereka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!