2. Pernikahan

Hidup penuh misteri tidak ada yang tahu ke depannya akan gimana jadinya. Manusia hanya bisa berencana dan Tuhan lah yang menjadi penentu final dari kehidupan umat manusia.

Beberapa hari kemudian, pernikahan hampir dilaksanakan tersisa dua hari saja dari waktu yang ditentukan, segala persiapan mereka pun sudah di persiapkan dan finishingnya di hari Hnya.

Seluruh anggota keluarga ke dua belah pihak sangat antusias menunggu hari Jumat. Hari Jum'at dipilih dan disepakati oleh mereka karena menurutnya, hari Jumat adalah hari yang sangat baik dan penuh berkah.

Pernikahan mereka digadang-gadang akan sukses dan terlaksana dengan baik. Pernikahan yang paling terbesar dan termegah bulan ini di Kotanya.

Masjid yang didapuk sebagai tempat pelaksanaan acara akad nikah pun sudah di bukim dengan harga yang lumayan mahal.

Maklumlah Masjid tersebut sudah sering dipakai oleh masyarakat sebagai tempat acara akad nikah. Dengan harga sewa yang cukup terbilang tinggi.

Kebahagiaan terpancar dari ke dua keluarga besar Pak Handoko dan Tuan Brawijaya, walaupun mereka tidak tahu apa yang terjadi di belakang mereka dan ke depannya nanti.

Tiada janji terindah yang didengar oleh wanita dari lisan laki-laki, kecuali janji pernikahan.

Hari minggu menjadi hari yang dipilih dan ditentukan oleh ke dua keluarga besar mereka. Hari yang dipilih untuk mengadakan acara akad nikah sekaligus resepsi pernikahan ke dua putra putri mereka.

Pak Penghulu sudah menjabat tangan Andra dan siap menikahkan mereka.

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Andra Liem Maheswara Handoko dengan ananda Nafeesa Bazilah Afreen dengan Mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai," ucap Pak Penghulu dengan tegas.

"Saya terima nikah dan kawinnya Nafeesa Bazilah Afreen dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai karena Allah," ikrar akad nikah itu terucap dengan tegas oleh Andra.

"Bagaimana Saksi?" Pak Penghulu menatap ke seluruh penjuru ruangan.

Beberapa saat kemudian, kata sah menggema di seluruh ruangan Mesjid.

"Seharusnya aku yang berada di sana bukan dia, kenapa meski kakek dan papa harus menikahkan Hyuna dengan Bagas, padahal mereka sudah jelas-jelas tahu kalau bagas itu adalah pacarku," ucap seseorang yang menatap kearah Nafeesa.

Orang itu tidak lain adalah Lidya Adelia Rasya kakak sepupunya Nafeesa. Dia menggenggam ujung gaunnya dengan sekuat tenaga hingga kusut.

Tatapannya dengan penuh amarah dan kebencian yang sudah meletup-letup. Ke dua bola matanya memerah, buku-buku tangannya memutih semua saking besarnya amarahnya. Wanita mana yang akan bahagia dan tersenyum jika sang pujaan hati bersanding dengan wanita lain.

Lidya berusaha menahan gejolak amarahnya, melihat pria yang selama ini menjadi kekasihnya. Kekasih pujaan hatinya, harus menikah dengan wanita lain yang tidak lain adalah saudara sepupu angkatnya sendiri.

Kebahagiaan dari dua pasang anak manusia akan mengikat janji suci dalam tali pernikahan. Tidak ada satu pun yang mengetahui dan menyangka, jika mereka menikah tanpa atas dasar suka sama suka ataupun saling mencintai.

Mereka menikah atas dasar perjodohan, pernikahan sudah lama direncanakan oleh kedua belah pihak keluarga besar mereka.

Mesjid yang di dapuk sebagai tempat pelaksanaan acara akad nikah sudah disulap sedemikian rupa. Pernak-pernik pernikahan pun sudah menghiasi dan mempercantik tampilan Mesjid Chairil Anwar yang dipilih menjadi tempat acara.

Mesjid yang pada umumnya masyarakat biasa pergunakan untuk melaksanakan kewajibannya yaitu salat lima waktu, hari ini disulap dengan berbagai macam dekorasi khusus pernikahan dengan warna gold dipadukan dengan warna kuning shoft.

Wedding Organizer WO yang ditunjuk oleh pihak keluarga berhasil mempercantik dekorasi Mesjid lantai satu.

Sedangkan lantai 2 adalah tempat khusus untuk melaksanakan shalat serta acara keagamaan lainnya. Lantai satu dipakai sebagai tempat untuk melaksanakan akad nikah yang disewakan kepada masyarakat yang menginginkan tempat tersebut.

Kadang masyarakat akan menunggu giliran untuk menyewa gedung mesjid tersebut. Ada juga yang memesan jauh-jauh hari agar memiliki kesempatan untuk menyewanya. Saking banyaknya yang menyukai mesjid tersebut hingga antrian cukup panjang.

Mesjid Chairil Anwar menjadi saksi bisu dua anak manusia mengikat janji dalam ikatan suci pernikahan. Andra harus berpura-pura hidup dan menjalin bahtera rumah tangga selayaknya pasangan pengantin pada umumnya.

Bagi Nafeesa cinta itu bisa datang dengan sendirinya dan dipupuk seiring berjalannya waktu.

Mempelai wanita sangat bahagia karena baginya pernikahan itu bukanlah ajang permainan, walaupun mereka menikah bukan karena suka sama suka.

Nafeesa sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk mengabdikan sepenuh hati dan jiwa raganya untuk suaminya seorang, bahkan ia memutuskan untuk resign dari Perusahaan tempat dia bekerja.

"Ya Allah jadikanlah pernikahanku ini sebagai bakti ku kepada keluargaku dan sebagai ibadahku untuk meraup pundi-pundi pahala dan bekal di akhirat nanti, semoga pernikahanku berjalan lancar, sakinah mawaddah warahmah," doa setulus hati yang dipanjatkan oleh Nafeesa.

Sebelum dia sah dan resmi menjadi istri dari Andra Liem Maheswara Handoko dia memantapkan hatinya. Baginya tanpa cinta diawal pernikahan itu sudah biasa terjadi, karena cinta mudah datang seiring berjalannya waktu dengan intensitas pertemuan mereka benih-benih cinta itu bisa muncul.

Semua mata tertuju kepada sang mempelai dan memandang penuh takjub dengan penampilan pasangan pengantin itu. Baik dari penampilan pengantin pria maupun wanita tak ada satupun dari mereka yang mengatakan bahwa pengantinnya memiliki cacat atau kekurangan.

Bahkan mereka menganggap pasangan pengantin itu adalah pasangan yang terbaik paling serasi dan paling sempurna yang pernah mereka lihat.

Tetapi, mereka tidak mengetahui di balik semua itu, jika tidak ada rasa cinta di antara mereka. Andra tetap tersenyum dan bahagia di balik topeng kepalsuan dan senyuman yang penuh dengan kepura-puraan.

"Kenapa Meski aku harus terjebak dengan pernikahan ini, apa aku harus hidup dengannya untuk selamanya?"

Andra menatap ke arah Istrinya yang baru sekitar tiga jam yang lalu dia nikahi.

"Aku tidak sanggup jika harus hidup seatap dengan perempuan kampungan itu, sungguh malam nasibku, andai saja Ayah dan Ibu merestui hubunganku dengan Lidya, pasti aku sangat bahagia."

Nafeesa tersenyum manis ke arah Andra suaminya, tapi Andra langsung menolehkan wajahnya ke arah tamu undangan yang datang untuk berjabat tangan dengannya.

"Aku harus berakting bahagia di depan mereka dan tidak perlu harus repot repot berpura-pura tersenyum bahagia, kepada setiap tamu undangan yang datang."

Andra sesekali melirik ke arah kedua orangtuanya bergantian dengan istrinya.

Kebahagiaan terpancar juga dari wajah kedua orangtuanya. Mereka bahagia dengan pernikahan putra putrinya yang sudah lama mereka rencanakan akhirnya terlaksana juga.

Para tamu undangan satu persatu naik ke pelaminan untuk memberikan ucapan selamat dan memberikan doa restu setulus hati mereka.

Hingga malam hari, satu persatu tamu undangan yang datang sudah meninggalkan tempat acara kedua mempelai pun sudah berjalan ke dalam kamar pengantin yang sudah disiapkan khusus untuk mereka.

Nafeesa kesulitan berjalan dikarenakan gaun pengantin nya yang terlalu panjang dan berjumbai, sedangkan suaminya yang mengetahui hal tersebut tidak memperdulikannya sama sekali. Andra bahkan tidak perduli dengan kondisinya.

Walaupun sudah kesusahan berjalan hingga hampir terjunkal dan nyungsep dikarenakan menginjak kaki ujung gaunnya, Andra hanya melirik sekilas dan sesaat saja tanpa berbicara sepatah kata pun.

Andra semakin mempercepat langkahnya saja tanpa berniat sedikit pun untuk menolong Nafeesa.

Nafeesa pun tidak ingin meminta tolong kepada suaminya yang baru dalam hitungan jam menjadi suami sahnya itu resmi di mata negara dan sah di mata Tuhan dan agama.

Nafeesa hampir terjatuh saat ingin masuk kedalam kamarnya, karena tidak sengaja menginjak kaki ujung gaunnya saat melangkahkan kakinya ke dalam kamar hotel.

"Kalau jalan itu dipakai dong matanya, jangan matanya ditaruh di dengkul," tegur Andra yang membuat nyali Nafeesa mencelos seketika itu juga.

Nafeesa tersenyum bahagia dan kagum melihat kamar tersebut. Kamar hotel itu sudah dihiasi dengan bunga mawar merah. Bukan hanya mawar merah saja, tapi juga penuh dengan hiasan yang sangat indah yang cocok dengan pengantin yang akan melewati malam pertamanya.

Sedangkan di atas ranjang king size itu sudah disulap dan dipenuhi dengan bunga mawar merah yang berbentuk hati dan di tengahnya ada sepasang angsa putih yang memadu kasih.

Andra masuk ke dalam kamar mandi tanpa memperdulikan keadaan Hyuna yang hanya mematung di tempatnya dan berusaha untuk menahan buliran bening dari kelompok matanya.

"Aku harus kuat, hanya dengan perkataan seperti itu saja sudah membuat aku kecewa dan sedih go, Kamu pasti bisa menjadi istri idaman dan solehah yang bisa membanggakan suami Kamu," ucapnya yang menyemangati dirinya sendiri.

Andra yang tidak sengaja mendengar perkataan dari Nafeesa hanya tersenyum meremehkan.

"Berharap saja hingga kiamat pun aku tidak akan sudi menjadi suami Kamu."

Gaun pengantinnya membalut tubuh indahnya itu sangat cocok dan menambah kecantikannya. Tidak dipungkiri jika gadis yang kesehariannya hanya berpakaian biasa dan berpenampilan sangat sederhana dalam kesehariannya, hari ini menjadi Cinderella sehari.

Berkat make up dari Moa terkenal membuat penampilan Nafeesa langsung berubah menjadi sangat cantik. Tapi, tidak membuat Andra menatapnya dengan penuh cinta. Dia hanya melirik sekilas dengan tatapan kebencian. Tidak seperti layaknya kebanyakan pengantin pria yang melihat wajah istrinya dengan penuh memuja.

Nafeesa membuka gaun pengantinnya, tapi kesulitan saat membuka kancing resleting gaunnya. Dia terpaksa meminta tolong kepada suaminya agar segera membantunya. Bukannya membantu sang istri malahan melontarkan kata-kata yang tidak seharusnya Nafeesa dengar.

"Apa Kamu tidak punya tangan hah!! aku ini bukan pelayan Kamu yang harus membantumu setiap saat, jika kamu membutuhkan bantuan panggil pelayanmu kesini." sarkas Andra.

Nafeesa terkejut dengan perkataan yang cukup kasar yang dilontarkan oleh Andra di hadapannya.

"Masa hal mudah seperti itu saja tidak becus," teriak Andra dengan wajah yang memerah menahan amarahnya saking jengkelnya dengan sikap istri barunya.

Andra segera mengambil pakaiannya yang tersimpan rapi di atas ranjang pengantin nya, lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk berganti pakaian.

Bagas menutup pintu kamar mandi dengan sangat kuat.

Pintu itu tertutup dengan sangat keras sehingga menimbulkan suara yang cukup nyaring.

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

andra ini panggilanny bagias y thor???

2024-10-31

0

martina melati

martina melati

typo y thor hyuna bukanny nafeesa

2024-10-31

0

martina melati

martina melati

asal bukan mimpi y...

2024-10-31

0

lihat semua
Episodes
1 1. Rencana
2 2. Pernikahan
3 3. Malam Pertama
4 4. Sendiri di Malam Pertama
5 5. Hari Pertama Jadi Istri
6 6. Tak Berperasaan
7 7. Kedatangan Mertua
8 8. Belum Saatnya
9 9. Hampir Saja Ketahuan
10 10. Taktik Ibu Anna
11 11. Sukses
12 12. Mabuk
13 13. Kewajiban Suami Istri
14 14. Terpesona
15 15. Kemarahan Lidya
16 16. Harapan Nafeesa
17 17. Taktik Lidya
18 18. Godaan Lidya
19 19. Tuduhan
20 20. Keputusan Andra
21 21. Pulang Ke Jakarta
22 22. Kesedihan
23 23. Pilihan Lidya
24 24. Berjalan Kaki
25 25. Pilihan Yang Sulit
26 26. Melamar Pekerjaan
27 27. Hasil Tes
28 28. Perdebatan Nyonya Dea Dengan Cucunya
29 29. Sebuah Map
30 30. Kenyataan itu Fakta
31 31. Pingsan
32 32. Permintaan Yang Tidak Mudah
33 33. Akting Nyonya Dea
34 34. Yes or No
35 35. Kepergian Lidya, Papayo
36 36. Akad Nikah Yang Kedua
37 37. Kebahagiaan Sakti
38 38. Usaha Andra
39 39. Kehancuran Andra
40 40. Kesedihan dan Penyesalan Andra
41 41. Dua Sisi Hidup Yang Berbeda
42 Bab. 42. Keinginan Yang Tidak Terpenuhi
43 43. Penyakit Sakti
44 44. Penyesalan Nafeesa
45 45. Menjalankan Rencana
46 46. Taktik Jahat Lusia Gagal
47 47. Permohonan Lusia
48 48. Kecemasan Sakti
49 49. Kecemburuan Nafeesa
50 50. Kemarahan Nafeesa Yang Awet
51 51. Kekaguman Para Maid
52 52. Nafeesa Tidak Sadarkan Diri
53 53. Dokter Kandungan Baru
54 54. Kondisi Mental Andra
55 55. Kegagalan Lagi
56 56. Sebuah Mimpi
57 57. Secercah Harapan
58 58. Kebahagiaan
59 59. Harapan Ibu Anna
60 60. Pertemuan Dengan Kawan Lama
61 61. Berangsur Membaik
62 62. Akan Melahirkan
63 63. Kelahiran Anak Kembar
64 64. Baby Ara dan Daren
65 65. Acara Aqiqahan Baby Twins D
66 66. Penyakit Lama
67 67. Permintaan Sakti
68 68. Kesedihan Nafeesa
69 68. Kesedihan Sakti
70 70. Menyelami Rasa Yang Ada
71 71. Pulang Ke Rumah Baru
72 72. Sikap dan Perlakuan Yang Berbeda
73 73. Fakta is Real
74 74. Ancaman
75 75. Rahasia Prita
76 76. Fakta Baru
77 77. Kenyataan Pahit
78 78. Insiden Maut
79 79. Firasat
80 80. Ketakutan Nafeesa
81 81. Kesedihan dan Harapan
82 82. Nafeesa Tak Sadarkan Diri
83 83. Kepergian Sakti Untuk Selamanya
84 84. Selamat Jalan Sakti
85 85. Nafeesa Terguncang
86 86. Kesedihan Daffa
87 87. Kepergian Nyonya Dea
88 88. Kemunafikan dan Kelicikan
89 89. Kemenangan Dari Nyonya Dea
90 80. Feeling Daffin
91 81. Rencana Kepulangan Nafeesa dari RS
92 82. Pilihan Nafeesa
93 83. Kembali ke Rumah Bu Laila
94 94. Permohonan Nafeesa
95 95. Kebaikan Bu Laila
96 96. Kesedihan Ara
97 97. Rencana Pindah Sekolah
98 98. Otw Sekolah
99 99. Pertemuan Pertama
100 100. Mencari Kerjaan
101 101. Perasaan Aneh
102 102. Bekal Makanan Untuk Ara
103 103. Kebahagiaan Dilara Aysila Aireen
104 104. Rem Blong
105 105. Permintaan Nafeesa
106 106. Sepatu Spesial
107 107. Menyembunyikan Kebenaran
108 108. Tidak Mungkin
109 109. Akhir kisah Mereka
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Rencana
2
2. Pernikahan
3
3. Malam Pertama
4
4. Sendiri di Malam Pertama
5
5. Hari Pertama Jadi Istri
6
6. Tak Berperasaan
7
7. Kedatangan Mertua
8
8. Belum Saatnya
9
9. Hampir Saja Ketahuan
10
10. Taktik Ibu Anna
11
11. Sukses
12
12. Mabuk
13
13. Kewajiban Suami Istri
14
14. Terpesona
15
15. Kemarahan Lidya
16
16. Harapan Nafeesa
17
17. Taktik Lidya
18
18. Godaan Lidya
19
19. Tuduhan
20
20. Keputusan Andra
21
21. Pulang Ke Jakarta
22
22. Kesedihan
23
23. Pilihan Lidya
24
24. Berjalan Kaki
25
25. Pilihan Yang Sulit
26
26. Melamar Pekerjaan
27
27. Hasil Tes
28
28. Perdebatan Nyonya Dea Dengan Cucunya
29
29. Sebuah Map
30
30. Kenyataan itu Fakta
31
31. Pingsan
32
32. Permintaan Yang Tidak Mudah
33
33. Akting Nyonya Dea
34
34. Yes or No
35
35. Kepergian Lidya, Papayo
36
36. Akad Nikah Yang Kedua
37
37. Kebahagiaan Sakti
38
38. Usaha Andra
39
39. Kehancuran Andra
40
40. Kesedihan dan Penyesalan Andra
41
41. Dua Sisi Hidup Yang Berbeda
42
Bab. 42. Keinginan Yang Tidak Terpenuhi
43
43. Penyakit Sakti
44
44. Penyesalan Nafeesa
45
45. Menjalankan Rencana
46
46. Taktik Jahat Lusia Gagal
47
47. Permohonan Lusia
48
48. Kecemasan Sakti
49
49. Kecemburuan Nafeesa
50
50. Kemarahan Nafeesa Yang Awet
51
51. Kekaguman Para Maid
52
52. Nafeesa Tidak Sadarkan Diri
53
53. Dokter Kandungan Baru
54
54. Kondisi Mental Andra
55
55. Kegagalan Lagi
56
56. Sebuah Mimpi
57
57. Secercah Harapan
58
58. Kebahagiaan
59
59. Harapan Ibu Anna
60
60. Pertemuan Dengan Kawan Lama
61
61. Berangsur Membaik
62
62. Akan Melahirkan
63
63. Kelahiran Anak Kembar
64
64. Baby Ara dan Daren
65
65. Acara Aqiqahan Baby Twins D
66
66. Penyakit Lama
67
67. Permintaan Sakti
68
68. Kesedihan Nafeesa
69
68. Kesedihan Sakti
70
70. Menyelami Rasa Yang Ada
71
71. Pulang Ke Rumah Baru
72
72. Sikap dan Perlakuan Yang Berbeda
73
73. Fakta is Real
74
74. Ancaman
75
75. Rahasia Prita
76
76. Fakta Baru
77
77. Kenyataan Pahit
78
78. Insiden Maut
79
79. Firasat
80
80. Ketakutan Nafeesa
81
81. Kesedihan dan Harapan
82
82. Nafeesa Tak Sadarkan Diri
83
83. Kepergian Sakti Untuk Selamanya
84
84. Selamat Jalan Sakti
85
85. Nafeesa Terguncang
86
86. Kesedihan Daffa
87
87. Kepergian Nyonya Dea
88
88. Kemunafikan dan Kelicikan
89
89. Kemenangan Dari Nyonya Dea
90
80. Feeling Daffin
91
81. Rencana Kepulangan Nafeesa dari RS
92
82. Pilihan Nafeesa
93
83. Kembali ke Rumah Bu Laila
94
94. Permohonan Nafeesa
95
95. Kebaikan Bu Laila
96
96. Kesedihan Ara
97
97. Rencana Pindah Sekolah
98
98. Otw Sekolah
99
99. Pertemuan Pertama
100
100. Mencari Kerjaan
101
101. Perasaan Aneh
102
102. Bekal Makanan Untuk Ara
103
103. Kebahagiaan Dilara Aysila Aireen
104
104. Rem Blong
105
105. Permintaan Nafeesa
106
106. Sepatu Spesial
107
107. Menyembunyikan Kebenaran
108
108. Tidak Mungkin
109
109. Akhir kisah Mereka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!