Sesuai di isi perjanjian, Adela pagi - pagi berangkat seusai shalat Shubuh. Dengan menaruh seragam dinas nya di dalam tas dan bergegas keluar kamar.
"Kamu mau berangkat? " Tanya Ibu Nuri.
"Iya bu saya berangkat dulu. " Jawab Adela.
"Kamu naik apa kesana? " Tanya Ibu Nuri.
"Kendaraan umum. " Jawab Adela kembali.
"Ini kunci motor, kamu pakailah. " Ibu Nuri memberikan kunci motor pada Adela.
"Itu motor matic milik Raiz, pakailah sesuka hati kamu. " Ucap Ibu Nuri.
"Terima kasih bu, kalau begitu saya pamit. " Ucap Adela mencium punggung tangan Ibu Nuri.
Ibu Nuri menatap bahagia saat melihat Adela pergi dengan motor milik Raiz yang di pakainya.
Hawa dingin menerpa tubuh Adela yang hanya terbalut sebuah kaos panjang, perjalanan yang di tempuh 20 menit sampai pada sebuah bangunan bercat putih dengan halaman luas, terdapat pos penjagaan dan tiang bendera yang berdiri tegak di depan nya.
Saat menoleh ke kanan, Adela melihat di seberang adalah sebuah alun - alun dengan pendopo besar dimana tempat dinas Bupati Pakis.
"Ini kan rumah Dinas, apa saya harus bekerja di rumah Bupati? " Ucap Adela.
Pintu pun terbuka, seorang Satpol PP menghampiri Adela.
"Maaf sedang apa disini? " Tanya Barkah nama Satpol PP tersebut.
"Saya kemarin di suruh sama Raiz, maksudnya saya Mas Raiz. " Jawab Adela.
Barkah melihat Adela dari ujung rambut sampai ujung kaki, dan segera mengambil Talky nya dan menghubungi seseorang.
Setelah menunggu beberapa menit keluar pria yang di kenal oleh Adela.
"Mas Sony. " Panggil Adela.
Sony berjalan mendekati Adela, dan menyuruh Barkah untuk meninggalkan mereka berdua.
"Masuk, siapkan sarapan setelah itu siapakan pakaian dinas. " Ucap Sony langsung berjalan masuk.
"Tunggu, apakah saya akan melayani Bupati Pakis? " Tanya Adela.
"Nanti juga kamu akan tahu. " Jawab Sony.
Adela ikut masuk kedalam rumah Dinas yang sangat begitu besar, dan saat masuk mata Adela membulat saat melihat Raiz mengenakan seragam PDH warna putih.
"Tu - tunggu dulu. " Ucap Adela sambil menatap photo besar yang terpajang di dinding.
"Dia Bupati Pakis? " Tunjuk Adela.
"Iya, pria yang kamu paksa nikah adalah seorang Bupati, saya adalah jubir nya. Apakah kamu nggak tahu wajah Bupati Pakis? Seharusnya kamu tahu wajah nya saat kamu akan di pindah sebagai staf Bupati. Aneh Bupati yang sedang terkenal seperti dia kamu tak tahu. " Ucap Sony.
"Dia baru 1 periode menjabat sebagai Bupati, dan pencalonan berikut nya dia akan mencalonkan kembali karena dukungan Partai dan masyarakat. Saya rasa aneh bila kamu tidak mengenal nya. " Ucap Sony kembali.
"Saya kan memang Dinas di luar pulau dan baru pindah. " Ucap Adela.
"Ya sudah, kamu jalan lurus ke dapur kamu ambil sarapan setelah itu masuk ke kamar Raiz siapkan pakaian Dinas nya. " Ucap Sony.
"Kamar nya dimana? " Tanya Adela.
"Kamu jalan lurus, kamar paling tengah dengan pintu besar itu kamarnya. " Jawab Sony langsung pergi meninggalkan Adela.
Sesuai perintah Sony, Adela pun menuju ke dapur. Terdapat 2 koki yang sedang memasak, 1 koki pria dan 1 koki wanita.
"Pagi Ibu, ini sarapan untuk Pak Raiz. Ibu taruh saja di meja makan disana. " Ucap koki wanita.
"Maaf, Pak Raiz apakah sudah bilang kalau saya akan datang? " Tanya Adela.
"Benar Bu, dan kenala kan saya Asisten koki nama saya Vera dan yang sedang masak itu Harlan koki disini. " Jawab Vera dan di senyumkan oleh Harlan.
Adela menaruh sarapan berupa nasi goreng dan telur ceplok di atasnya serta susu putih. Setelah menaruh sarapan di atas meja makan, Adela menuju kamar Pak Bupati, Adela mencoba mengetuk pintu namun tak di buka. Dengan perlahan membuka pintu kamar tersebut, terlihat kamar yang luas dan terdengar suara alunan musik namun tak ada Raiz di dalam kamar nya.
Adela berjalan masuk kedalam kamar, dan dengan segera membuka lemari pakaian Raiz dan mengambil pakaian Dinas yang diminta.
Adela menoleh ke kanan dan ke kiri namun tak ada, saat itu Adela berjalan ke arah jendela dan terdapat pintu kaca yang sangat besar terlihat halaman belakang kamar yang di kelilingi pagar yang di tumbuh dedaunan yang sangat tinggi seukuran tinggi pagar tembok.
Terlihat Raiz sedang berolah raga kecil dengan merenggang kan dan menggerakkan tubuhnya.
Adela tersenyum saat melihat Raiz dengan kaos lengan pendek dan celana training nya, sehingga memperlihatkan otot - otot nya.
Raiz menoleh saat merasakan dirinya tengah di tatap Adela, dan dengan segera Adela beranjak pergi.
"Hey. . tunggu panggil Raiz. "
Adela menoleh dan mendekati Raiz.
"Maaf Pak, tadi kan Bapak menyuruh saya menyiapkan seragam Dinas, dan sarapan pun sudah siap. Sekarang giliran saya untuk bersiap - siap untuk berangkat ke kantor. " Ucap Adela.
"Temani saya sarapan. " Ucap Raiz yang langsung berjalan ke arah pintu kamar.
"Ta - tapi maaf, saya sarapan sendiri saja. " Ucap Adela.
"Kamu itu seorang istri atau bukan sih? " Tanya Raiz dengan nada tinggi.
"Saya kan statusnya istri kontrak. " Jawab Adela.
"Istri kontrak juga harus seperti istri pada umum nya, pernikahan kita juga terdaftar. " Ucap Raiz.
"Iya." Ucap Adela lalu mengikuti langkah Raiz dari belakang.
Sesampainya di meja makan, Raiz memakan sarapan nya sedangkan Adela hanya diam sambil menundukkan wajahnya.
"Kamu kenapa nggak sarapan? " Tanya Raiz.
"Nanti saja kalau semua nya sudah selesai. " Jawab Adela.
"Ehm... kenapa dari awal Pak Raiz nggak jujur sama saya, kalau Bapak adalah Bupati Pakis." Ucap Adela.
"Bagaimana mau jujur kamu memaksa saya. " Ucap Raiz masih tetap fokus dengan sarapan nya.
"Tapi kan saat itu Bapak bisa jujur dan saya melepas kan Bapak. "
"Kamu menyesal menikah sama Bupati? Bukan nya suatu rejeki buat kamu. "
"Maaf kalau saya nggak sopan, dan Bapak. boleh mutasi saya. "
Raiz meletakkan sendok nya dengan kasar diatas piring, dan menatap tajam ke arah Adela.
"Mutasi? Kamu pikir saya akan beri ijin kamu Mutasi hah..? Ingat hutang kamu 350 juta sama saya. 2 tahun harus lunas. "
"Insya Allah Pak. "
"Dan satu hal kalau sedang berdua jangan panggil Pak, panggil Mas saja seperti pertama kita bertemu, dan di luar kamu panggil saya Bapak. "
"Baik Mas. "
"Sekarang kamu siap - siap ke kantor, perwakilan instansi akan ikut Upacara di alun - alun saya yang akan jadi pembina upacara nya. Kamu harus ikut upacara. "
"Baik Mas, kalau begitu saya pamit. "
*****
"Dia sebagai Staf di kantor Bupati . " Ucap Sony di ruang kerja Raiz.
"Tolong kamu suruh buat SK nya, Adela menjadi Ajudan saya. Ajudan yang lama akan pindah tugas, jadi Adela yang akan menggantikan nya. " Ucap Raiz.
"Baik saya akan minta suruh buat SK nya segera. " Ucap Sony.
"Sony, saya minta tolong jangan ada yang tahu siapa Adela, dan rahasiakan juga pada kedua orang tua saya dan Anita. "
"Anita akan kecewa bila tahu. " Ucap Sony.
"Hanya 2 tahun. " Ucap Raiz.
"Semoga Anita tidak tahu akan hal ini." Ucap Sony.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
sari emilia
td bc novel sebelah nm ibu nya jg nuri...knp cm bupati ga gubernur aja sekalian kn lbh keren 😄
2023-05-21
1
Devi Handayani
waduuhh???? 😳😓😒
2022-11-06
1
Baihaqi Sabani
aduh.....blm ap2 dh ad rival....anita....pcry kah????....mkin seru....semoga pak bupati raiz yg duluan jtuh cnta🤣🤣🤣🤣
2022-07-29
1