Singgasana BTS

Pagi-pagi sekali Regan sudah berada di depan rumah Kannaya, bertengger di atas mobil sportnya.

Setelah pembicaraannya semalam, ia rasa tidak baik membiarkan Kannaya begitu saja.

Mumpung hari ini tanggal merah, ia berencana untuk mengajak Kannaya jalan tanpa memberitahunya terlebih dahulu.

Sementara Kannaya pada saat itu masih pulas tertidur mengingat hari ini hari liburnya.

"Loh, Aden temannya Den Kenzo 'kan?" tanya Bi Soffy.

Beliau baru saja pulang dari pasar, namun sebelum ia memasuki gerbangnya, ia menyadari keberadaan Regan.

"Oh iya, ini Bibi cantik yang masakannya enak itu 'kan?" tanya Regan teringat.

"Ah Aden bisa saja, Kenapa Aden gak langsung masuk aja? Gerbangnya selalu terbuka kok!"

"Malu ah Bi, soalnya ada Tante sama Om, 'kan?" sahut Regan.

"Iya sih tapi gak apa-apa gak usah malu, Tuan sama Nyonya baik kok!"

"Ayo, masuk aja! Den Kenzo sama Non Kannaya ada di dalam!" lanjutnya.

"Baiklah Bi kalo gitu, saya masukin mobilnya ya!" ucap Regan kemudian memasukkan mobilnya ke dalam pekarangan rumah Bardye.

"Ayo Den, masuk!" ajak Bi Soffy.

Dengan ragu Regan melangkahkan kakinya memasuki rumah.

"Siapa yang datang, Bi?" bariton Bardye yang baru turun dari kamarnya.

"Ini Tuan, ini temannya Den Kenzo!" sahut Bi Soffy.

"Pagi, Om!" sapa Regan sopan.

"Duduklah!" pinta Bardye.

Dengan canggung Regan duduk di sofa dan saat ini ia berhadapan langsung dengan pawang Kannaya yang sebenarnya.

Regan merasa grogi sampai telapak tangannya basah dengan keringat. Ia menyadari bahwa Bardye menatapnya dengan intens.

"Bi, tolong buatkan kopi!" perintah Bardye.

"Oh tidak usah Om, saya tidak minum kopi!" tolak Regan halus.

"Itu buat saya" ucap Bardye datar.

Damn! Regan menelan ludahnya kasar. Akhirnya Regan mengetahui sifat siapa yang Kenzo warisi.

"Anak sama bokap sama aja! Emang ya, buah jatuh tak jauh dari pohonnya!" gerutu Regan dalam hati.

"Permisi Tuan, ini kopinya" ucap Bi Soffy menaruh kopinya di hadapan Bardye.

"Makasih, Bi!"

"Ada perlu apa kamu datang sepagi ini?" tanya Bardye tak lepas dari nada tegasnya.

"Saya.."

"Tunggu, biar saya ubah pertanyaannya. Kamu mencari Kenzo atau Kannaya?" sela Bardye memicingkan matanya.

Regan sejenak berhenti bernapas, melihat peringai Bardye seperti itu, Regan mengira jika ia mengatakan yang sejujurnya pasti Bardye tidak akan setuju.

Bardye pasti sangat selektif dalam menentukan pasangan untuk anak-anaknya.

"Saya ada perlu sama Kenzo, Om!" ujar Regan bohong.

"Kamu yakin hanya ingin bertemu dengan Kenzo?" tanya Bardye memicingkan matanya.

"I-iya Om, saya mau bertemu Kenzo!" sahut Regan dengan yakin.

"Sepertinya saya baru lihat anak ini! Apa dia teman barunya Kenzo?" batin Bardye menelaah.

Saat Regan ikut menginap di rumah ini, Bardye tidak menemui teman-teman anaknya karena pada saat itu ia harus pergi pagi-pagi sekali ke Kantor.

"Kenzo masih tidur" ucap Bardye datar.

"Oh begitu ya, Om" balas Regan kikuk.

"Bi, tolong bangunin Kenzo!" bariton Bardye memberi perintah.

"Tunggu Om, biar saya saja yang bangunin. Boleh 'kan Om?" ucap Regan mencari celah untuk menghindar dari hadapan Bardye.

"Boleh saja, kamarnya ada di lantai dua, pintu warna ungu muda!" jelasnya.

"Oh iya Om, terima kasih. Saya ke atas dulu ya, Om!" pamit Regan segera.

Regan melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju kamar Kenzo.

"Pintu warna ungu muda? Gue gak nyangka Kenzo punya sisi lain dari peringainya!" gumamnya.

Matanya berputar mencari pintu ungu muda itu.

"Nah kayaknya itu!" ucapnya setelah menemukan.

Tok, tok, tok! Regan mengetuk pintu tersebut.

"Ken, lo ada di dalam 'kan?"

Kembali Regan mengetuk pintu kamarnya yang tak kunjung di buka oleh Sang Pemilik.

"Siapa itu?" tanya Kannaya yang baru keluar dari kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Kenzo.

Kannaya masih menggunakan piyama tidurnya dan rambut yang masih berantakan.

Regan membalikkan tubuhnya dan berhadapan dengan Kannaya, sontak saja Kannaya terperanjat tidak menyangka itu adalah Regan.

"Kannaya!"

Langsung saja Kannaya berlari kembali memasuki kamarnya karena malu dengan penampilannya saat ini.

"Mati gue, ini jam berapa? Kenapa Kak Regan ada di sini pagi-pagi begini?" gerutu Kannaya.

Langsung saja Kannaya bergegas untuk mandi dan berhias diri.

Sementara itu Regan memasuki kamar Kenzo karena tidak di kunci. Regan terpekik saat melihat ke dalam kamar Kenzo.

"Gila, ungu mudanya sampai dalem-dalem lagi! Apa ini jati diri Kenzo yang sebenarnya?" gumamnya.

Regan memindai kamar Kenzo yang seluruh temboknya di warnai dengan warna ungu muda.

"Ken, Kenzo! Bangun!" ucap Regan membangunkan Kenzo yang masih meringkuk di atas kasur.

"Kenzo, bangun!"

Regan menggoyangkan bahu Kenzo yang berhasil membuatnya terbangun.

"Masih pagi, Dad.." parau Kenzo.

"Gue Regan, Ken!"

"Ada apa lo kesini pagi gini?" tanya Kenzo dengan masih memejamkan matanya.

"Gue kesini mau ajak jalan Kannaya, tapi gue ketemu Daddy lo. Terpaksa gue bilang mau nemuin lo!" jelasnya yang tidak di dengar oleh Kenzo yang kembali tertidur.

"Ish, Kenzo bangun gak! Atau gue ungkap ke semua orang siapa lo sebenarnya!" ancam Regan.

Kenzo yang samar mendengar dalam tidurnya dengan sekejap langsung duduk terbangun.

"Emangnya lo tahu siapa gue sebenarnya?" tanya Kenzo memastikan.

"Jelas dong, sekarang gue tahu tentang lo, Kenzo!" ucap Regan penuh penekanan.

"Regan, lo harus janji sama gue. Lo gak akan bilang soal ini ke Kannaya!"

Kenzo mengira Regan mengetahui tentang masalah dirinya dan Kannaya. Tanpa berpikir jernih Kenzo memercayai ucapan Regan.

"Kak Kenzo!" seru Kannaya masuk ke kamar Kenzo.

Kenzo terkesiap dengan kedatangan Kannaya.

"Hay, Nay!" sapa Regan tersenyum.

"Hay, Kak!" balas Kannaya kikuk.

"Kak Ken, sebaiknya lo buruan mandi gih!"

"Males ah, gue juga gak mau kemana-mana hari ini!"

Kenzo kembali menarik selimut dan merebahkan tubuhnya.

"Velly sebentar lagi nyampe sini!"

Ucapan Kannaya berhasil membuat Kenzo langsung terbangun kembali. Tanpa basa-basi, Kenzo segera memasuki kamar mandi dan melakukan ritualnya.

Tinggal Regan dan Kannaya disana sembari saling mengulum senyumnya canggung.

"Gue.." ucap keduanya bersamaan.

"Lo duluan!" ucapnya kembali bersamaan

Mereka pun tertawa bersama.

"Lo duluan, Kak!"

"Gimana kalo kita jalan?" ajak Regan kikuk.

"Sekarang?" tanya Kannaya memastikan.

"Tahun depan, Kannaya"

"Cih, ngajaknya awal banget!" decih Kannaya.

"Ya sekarang dong, sweetie!" balas Regan nakal.

Kannaya tersipu malu di buatnya.

"Haish, telinga gue sakit banget dengernya!" sahut Kenzo baru selesai mandi.

"Tumben lo gak sampe lumutan mandinya?" sindir Kannaya.

"Apaan si, Nay. Sebaiknya lo pergi sana! Ada yang mau jalan sama lo tuh!" balas Kenzo sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Tanpa di suruh pun dengan senang hati saya akan segera meninggalkan singgasana BTS ini!" ucap Kannaya lagi-lagi puitis.

"Berisik lo, ini juga hasil rengekan lo sama Daddy buat tuker kamar!" sahut Kenzo kesal.

"Oh jadi begitu kejadiannya" batin Regan.

"Kita pergi sekarang, Nay?" tanya Regan.

"Ayo, bye Kak Kenzo, tunggu aja Velly nya nanti juga kesini kok!" goda Kannaya.

Keduanya pun keluar dari kamar Kenzo. Regan dan Kannaya saling melirik dan kemudian tersenyum.

"Bentar ya Kak, gue bawa dulu tas di kamar" pamit Kannaya memasuki kamarnya.

"Kamu.. Regan, 'kan?" tanya Syafira yang entah dari mana asalnya.

"Eh Tante!" sahut Regan.

Sebelumnya Syafira dan Regan sudah saling mengenal, waktu itu Syafira yang membantu Bi Soffy menyiapkan sarapan untuk teman-teman anaknya menginap.

"Kamu ngapain diam disitu?" tanya Syafira.

"Pagi Mommy!" sahut Kannaya yang keluar dari kamarnya.

"Eh anak Mommy!"

Syafira memindai penampilan Kannaya yang sudah rapi dan sepertinya akan pergi.

"Kalian.. mau pergi?" tanya Syafira mengerti.

"I-iya Mom, boleh 'kan?" tanya Kannaya mengharap persetujuan.

"Ya boleh dong, tapi jangan berisik ya. Mumpung Daddy kamu lagi olahraga di tempat gym, jadi Daddy gak akan tahu!" bisik Syafira mendukung.

"Oke Mom, kalo gitu aku pergi dulu ya!"

"Saya jalan dulu ya, Tan!" pamit Regan.

"Jangan pulang terlalu malam ya, nanti Daddy nya marah!" ucap Syafira mengingatkan.

"Baik Tante!"

Kannaya dan Regan pun turun dari lantai dua dan keluar dan rumahnya. Regan membukakan pintu mobilnya untuk Kannaya.

"Silahkan, sweetie!"

Kannaya pun tersenyum sembari memasuki mobil sport Regan yang lagi-lagi baru.

"Yang punya dealer emang beda!" ucap Kannaya.

Regan terkekeh mengerti maksud ucapan Kannaya "Biasa aja, Nay!"

"Oh iya Kak, gue mau bawa ponsel gue dulu boleh?" pinta Regan.

"Ponsel lo yang rusak itu?" tanya Regan memastikan.

"Iya Kak"

"Ya sudah, dimana tempatnya?"

Kannaya pun memberi tahu tempat dimana dirinya akan membawa ponselnya dari Ryo.

Regan menyetujuinya meskipun kesal karena sudah tahu Kannaya akan menemui Ryo.

Terpopuler

Comments

adara

adara

next ka ...semangat buat up.lgi

2022-07-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!