Sudah beberapa hari ini Ryo selalu datang ke restoran Rykeu, yang merupakan ibunya Ryo. Ia berharap Kannaya juga menemuinya. Ryo berniat untuk memberikan ponselnya Kannaya yang sudah selesai ia kerjakan.
"Tuh cewek lupa atau gak butuh sih!" gumam Ryo.
"Ryo, kamu nunggu siapa? Akhir-akhir ini Mommy lihat kamu datang kesini setiap hari" tanya Rykeu menghampiri anaknya itu.
"Ini Mom, Ryo nunggu teman. Katanya dia bakal kesini buat ambil ponselnya"
"Teman kamu yang mana? Kenapa gak samperin aja ke rumahnya?" tanya Rykeu.
"Masalahnya Ryo gak tahu rumahnya dimana, namanya juga Ryo gak tahu!" ucap Ryo mengingat ia belum sempat saling berkenalan.
"Pasti anak cewek ya?" tebak Rykeu.
Ryo menatap wajah Rykeu heran "Kok Mommy tahu?"
"Ya tahu dong, soalnya kalo sama teman cowok kamu gak bakal se-effort ini!" ucap Rykeu terkekeh.
Ryo meneguk jus yang ada di hadapannya, kalo soal asmara Rykeu memang ahlinya. Berbeda dengan Byan, ayahnya yang selalu mementingkan nilai pendidikan di atas segalanya.
Terkadang Ryo merasa stres saat Byan banyak menuntut, bahkan Ryo sering di pukul hanya karena nilainya yang tidak memenuhi standard.
"Mommy tinggal dulu ya, Mommy masih harus memberi banyak arahan untuk para karyawan" pamit Rykeu mengingat ia baru saja membuka restoran baru.
Sesekali Ryo mengecek jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangannya, ia sangat menantikan kedatangan Kannaya yang tak kunjung tiba.
"Apa gue cari tahu rumahnya aja lewat teman-temannya?" gumam Ryo menatap ponsel Kannaya.
Setelah membuat keputusan, Ryo membuka ponsel Kannaya yang tidak di kunci. Ia mencari kontak seseorang yang bisa membantunya menemui Kannaya.
"Mr. Posesif? Ah ini pasti saingan gue!" gumamnya percaya diri, mengira nama kontak tersebut adalah pacar Kannaya.
"Nah, ini pasti kakaknya dia nih, gue coba hubungin yang ini ah!"
Ryo memanggil kontak yang bertuliskan 'Kak Regan' . Tak perlu menunggu lama, Regan menerima panggilannya.
"Hallo, Nay! Lo kemana aja? Gue khawatir sama lo. Beberapa hari ini ponsel lo kenapa gak aktif? Sorry juga akhir-akhir ini gue sibuk sama kuliah gue!"
Cerocos Regan panjang kali lebar dalam panggilan tidak memberi kesempatan Ryo berbicara.
"So-sore Kak, kenalin gue Ryo, teman dekatnya.." ucap Ryo menggantung karena tidak tahu nama Kannaya "Temannya Naya!"
Lanjut Ryo asal menyebut nama, berharap ia benar karena tadi ia sempat mendengar nama 'Nay' dari Regan dan Ryo meneruskannya asal.
"Dimana Kannaya?" tanya Regan gusar.
"Oh jadi namanya Kannaya, untung aja gue gak salah sebut nama!" batin Ryo lega.
"Heh, gue tanya dimana Kannaya?!" tanya Regan dengan nada tidak suka.
"Ini Kak, masalahnya ponsel dia rusak. Terus gue benerin dan sekarang udah beres tapi dia gak datang buat ambil, mau gue anter ke rumah cuman gak tahu rumahnya" jelasnya canggung.
"Kannaya bukan orang yang gampang percayaan sama orang yang belum dia kenal, apalagi gue baru denger nama Ryo ini!" batin Regan curiga.
"Yaudah lo dimana sekarang? Biar gue ambil ponselnya!"
"Gak bisa Kak, soalnya gue udah janji sama dia mau kasih langsung ponselnya ke Kannaya." tolak Ryo sesopan mungkin.
"Gimana kalo Kakak kasih tahu alamat Kakak aja? Biar gue anter ke rumah"
Sejenak Regan terdiam mencerna ucapan Ryo, mengingat Ryo ingin langsung memberikan ponselnya ke Kannaya namun Ryo malah menanyakan alamat rumahnya.
Sifat usil Regan bergejolak, ia memberikan alamat rumahnya tanpa bertanya lagi.
Regan sudah tahu kalo Ryo ini mau modus sama gadis kecil pilihan Regan itu.
...----------------...
"Daddy, tolong!" teriak Kannaya berlarian mengelilingi penjuru rumah.
Akibat keusilan Kannaya yang terus menggoda Kenzo sekarang ia kena imbasnya.
Geram dengan godaan Kannaya yang terus membahas kejadian di UKS tadi, Kenzo menggelitik pinggang Kannaya tanpa ampun karena itu kelemahan Kannaya.
Kakak beradik itu berlarian mengelilingi sofa di ruang tengah saling mengejar. Kenzo belum puas membalas Kannaya.
"Ya ampun, Kenzo.. Kannaya.. berhenti. Mommy pusing lihatnya!" pinta Syafira yang tak di hiraukan oleh mereka.
"Kenzo! Kannaya! Dengerin kata Mommy kalian!" bariton Bardye yang berhasil menghentikan mereka.
Kenzo dan Kannaya melemparkan tubuhnya ke sofa dengan nafas yang masih terengah dan kemudian tertawa bersama.
"Dasar anak-anak itu!" gumam Bardye mengulum senyumnya.
"Nay, gue masih belum puas gelitikin lo ya! Awas aja kalo Daddy udah pergi, abis lo!" ancam Kenzo.
"Selama kaki ini masih ada, daku takkan pernah membiarkan pinggang ramping ini di sentuh oleh makhluk sepertimu!" ucap Kannaya puitis.
Kenzo yang mendengar puisi dadakan dari adiknya itu hanya terkekeh.
Sesaat Kenzo merasa bahagia, sesaat kemudian ia selalu merasa sedih. Masih ada yang harus Kenzo katakan namun itu akan menjadi sebuah masalah besar bagi dirinya dan Kannaya.
...----------------...
Dua bulan lalu, saat Kannaya masih terbaring di rumah sakit karena kecelakaan waktu itu. Sejak ia mengetahui bahwa darahnya tidak cocok dengan Kannaya, Kenzo kehilangan kepercayaan diri.
Meskipun sudah dokter jelaskan bahwa hal itu wajar saja bila terjadi, tapi Kenzo tetap ingin membuktikannya sendiri lewat tes DNA.
Dengan kondisi Kannaya yang masih belum sadar, diam-diam Kenzo meminta dokter untuk melakukan tes DNA terhadap Kannaya dan dirinya.
Awalnya dokter tersebut tidak menyetujui permintaan Kenzo karena melakukan hal tersebut membutuhkan persetujuan dari orang tuanya.
Bukan Kenzo namanya kalo tidak teguh, Kenzo berusaha membujuk dokter itu melakukan tes DNA untuk dirinya.
"Ini menyangkut kehidupan saya, Dok. Saya ingin mengetahui jati diri saya sebenarnya. Tolong saya Dok. Atau saya bisa bayar berapapun yang Dokter mau agar saya dan dia bisa tes DNA!"
Begitulah kira-kira ucapan Kenzo kepada dokter hingga akhirnya dokter itu merasa iba dan akhirnya menyetujuinya.
"Maafin gue Nay!" gumam Kenzo.
Kata dokter hasilnya akan keluar dalam waktu dua sampai empat minggu. Selama itu Kenzo menunggu hasilnya dalam gelisah.
Kenzo sangat berharap ia benar-benar kakak kandung dari Kannaya dan kegelisahannya ini hanya sebagian dari rasa penasarannya saja.
Sampai Kannaya sadar, Kenzo belum menerima hasil tesnya. Ia sangat berharap hasilnya tidak mengecewakan.
Beberapa perasaan berkecamuk dalam hatinya saat itu
Selama ini di hadapan Kannaya ia selalu memaksakan senyumnya padahal dalam pikirannya sedang kusut.
Hingga waktu dua minggu itu tiba dan Kenzo menerima kabar dari dokter bahwa hasilnya sudah keluar. Kenzo bergegas ke rumah sakit tanpa satu orang pun mengetahuinya.
Kenzo segera menemui dokter itu dan menerima sebuah map yang berisikan hasil dari tesnya.
Sejenak Kenzo ragu untuk melihatnya, tapi rasa penasarannya lebih besar.
Perlahan Kenzo membuka isi map itu dan..
Degh! jantungnya mencelos, dadanya sakit, tenggorokannya mendadak kering dan kakinya terasa lemas. Tertulis di kertas hasil tes uji DNA tersebut, kecocokan Kenzo dan Kannaya 0%.
Kenzo meremas hasil tes itu dan protes kepada dokter jika hasilnya pasti salah.
Kenzo sangat terpukul pada saat itu ia mengetahui bahwa Kannaya bukan adik kandungnya.
Setelah mengetahui itu, Kenzo berniat untuk menyimpannya sendiri. Jika Kannaya tahu, Kannaya akan merasa sangat sedih melebihi Kenzo.
Selama ini ia berusaha bersikap seperti biasa kepada Kannaya agar Kannaya tidak memilki pikiran apa pun terhadapnya.
Di sisi lain, Kenzo sangat bahagia mempunyai orang tua yang merawatnya selama ini tanpa pamrih dan punya adik seperti Kannaya itu adalah sebuah hal yang sangat membahagiakan.
Namun dalam gelap, di dalam kamarnya Kenzo selalu merenung. Di rumah sebesar ini dengan orang-orang yang sangat baik di sekelilingnya, ia hanyalah orang asing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
adara
sebenarnya siapa yg bukan ank kandung bardye dan syafira kenzo atau justru kannaya🤔🤔🤔
2022-07-10
2