Sepulang sekolah, Syafira mengajak Kannaya untuk menemaninya menghadiri undangan peresmian sebuah restoran yang di kelola oleh teman lamanya nanti malam.
"Kenapa gak sama Daddy saja, Mom?" tanya Kannaya yang sebenarnya malas untuk pergi ke acara seperti itu.
"Daddy juga ada acara sama rekan bisnisnya nanti malam jadi gak bisa, sayang" sahut Syafira lembut.
Tidak ada pilihan lain, terpaksa Kannaya menemani Syafira ke acara tersebut. Mereka di antar sopir untuk pergi ke acaranya.
Kannaya sangat canggung disana, karena kebanyakan tamunya adalah orang-orang yang sebaya dengan Syafira.
"Syafira!" panggil Rykeu, orang yang mempunyai acara.
"Hay jeng, apa kabar?" sahut Syafira sembari melakukan cepika cepiki.
"Selamat ya atas pembukaan restoran baru kamu!" lanjutnya.
"Iya, makasih ya udah repot-repot datang ke sini!"
"Oh ini anak bungsu kamu, kan?" tanya Rykeu saat melihat Kannaya.
"Oh iya, ini Kannaya anak kedua aku!" jelas Rykeu.
"Hallo, tante!" sapa Kannaya tersenyum ramah.
"Hallo, ya ampun kamu cantik banget!" sahut Rykeu membelai pundak Kannaya.
"Makasih tante, tante juga terlihat sangat anggun malam ini!" puji Kannaya balik berusaha mencairkan suasana canggungnya.
"Ah kamu bisa saja. Sya, apa dia udah tahu?" tanya Rykeu tiba-tiba.
Syafira terperangah tidak menyangka Rykeu akan menanyakan hal itu di depan Kannaya. Syafira segera memberi kode kepada Rykeu untuk tidak membahasnya sekarang.
Sejenak Rykeu menyernyit tidak mengerti.
"Oh ya aku kesana dulu ya, mau nyapa tamu yang lain!" pamit Rykeu sudah mengerti.
"Oh ya, silahkan!" sahut Syafira.
"Maksud pertanyaan tante Rykeu tadi apa, Mom?" tanya Kannaya penasaran.
"Oh itu bukan apa-apa, gak usah dipikirin!" sahut Syafira tergagap.
Tidak terlalu mempedulikannya, Kannaya pamit kepada Syafira untu pergi ke toilet.
Kannaya menatap pantulan bayangannya pada cermin besar yang berada di toilet.
Ia membasuh tangannya dan mencipratkan sedikit air pada wajahnya agar kantuknya hilang karena acara yang menurutnya membosankan, kemudian ia merapikan riasannya kembali.
Setelah selesai dengan urusannya, Kannaya keluar dari sana dan hendak menghampiri Syafira kembali. Namun pada saat ia akan menghampiri ibunya itu, Kannaya merogoh ponselnya yang berdering di dalam tas yang ia bawa.
Brak! tiba-tiba seseorang menyenggol tangannya dan ponsel yang ada di genggamannya pun terjatuh.
Dan..
Krek! Orang lain menginjak ponsel Kannaya hingga retak.
"Oh my God!" ucap Kannaya syok "Ponsel gue!" gumamnya geram.
"Sorry, gue gak sengaja!" ucap Ryo, pria yang menginjak ponsel Kannaya sampai retak.
Ryo mengambil ponsel Kannaya dan memberikan kepadanya.
"Lo kalo jalan lihat-lihat!" sahut Kannaya kesal.
"Ya ampun.. Ini ponsel edisi terbaru yang dikasih sama Daddy, marah gak ya kalo Daddy tahu?" monolog Kannaya dalam hati sembari mengecek keadaan ponsel yang baru saja di belikan oleh Bardye.
"Menarik!" batin Ryo, ia memperhatikan Kannaya dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Gue minta maaf ya, gue gak sengaja!"
"Maaf maaf, maaf aja gak cukup buat ganti ini ponsel!" ucap Kannaya marah.
"Ya udah, sini biar gue benerin!" ucap Ryo mengambil ponselnya dari tangan Kannaya.
"Eh mau lo apain ponsel gue?" tanya Kannaya gusar.
"Biar gue benerin, ini sih kayaknya gampang. Satu atau dua hari juga ponsel lo bisa jalan lagi" ucap Ryo percaya diri yang tinggi.
"Ah pasti lo mau nipu gue, sini balikin ponsel gue!" sarkasnya.
"What? Apa muka gue kayak penipu ya?" batin Ryo.
"Lo gak percaya? Yaudah sebagai rasa permintaan maaf gue sama lo, gue benerin ponsel lo ini plus lo bisa makan sepuasnya di restoran ini secara gratis dalam satu bulan, gimana?" sahut Ryo sombong.
"Gak, gue gak percaya sama lo. Cepet sini balikin ponsel gue!" pinta Kannaya geram.
"Gue gak mau nipu lo, asal lo tahu gue adalah anak dari pemilik restoran ini!" tegas Ryo.
Kannaya mematung di tempatnya, melihat dari penampilannya yang berantakan Ryo tidak seperti orang kaya. Kannaya pikir Ryo hanya pegawai disana.
"Gimana? Lo masih gak percaya?" tanya Ryo.
Sesaat Kannaya berpikir untuk mempercayainya, ia juga sudah kelewat malu karena sudah menganggap Ryo rendah.
"Sebulan makan disini gratis ya?" tanya Kannaya asal.
"Yaps!"
"Oke, gue setuju tapi awas aja lo jual ponsel gue!" ucap Kannaya memberi peringatan.
"Ya elah, duit gue banyak kali!" sahut Ryo lagi-lagi sombong.
"Kalo gitu, lo harus ke restoran ini setiap hari dan gue kasih ponsel lo nanti di restoran ini juga!"
"Oke" Kannaya meninggalkan Ryo dan bergabung kembali dengan Syafira yang sedang berbincang dengan Rykeu.
...----------------...
"Kannaya lagi ngapain ya? Kok nomornya gak aktif?" gumam Regan.
"Regan!" panggil seseorang.
"Eh, Mer!" sahut Regan kembali menatap ponselnya.
Saat ini Regan sedang berada di sirkuit, Selain suka balapan motor, sekarang Regan mempunyai hobi baru yaitu drift mobil.
Merry adalah teman latihan Regan disana, kebetulan mereka juga satu kampus namun berbeda fakultas.
"Lo coba hubungin siapa? Dari tadi gue liat lo gelisah banget kayaknya!" tanya Merry.
"Nggak ada apa-apa, ayo lanjut aja latihan!"
Keduanya pun memasuki mobilnya masing-masing dan mulai berlatih.
Regan sangat lihai memainkan mobilnya meskipun ia masih terbilang pemula dalam hal ini.
"Good job!" seru Merry.
"Regan, lo boleh juga ternyata!" gumam Merry percaya diri.
Melihat Regan sudah selesai latihan, Merry segera mengambil sebotol air untuk diberikan kepada Regan.
"Nih, buat lo!"
"Thanks! Gue balik duluan ya!" pamit Regan namun langkahnya terhenti saat Merry memegang lengannya.
"Jalan pulang kita kan searah, gue nebeng sama lo ya?" pinta Merry memelas.
"Lo gak bawa mobil?"
"Gue tadi di anter sopir, cuman jam segini udah bukan lagi jam kerja dia jadi gue gak enak mau suruh jemput gue!" ucap Merry meyakinkan.
"Yaudah, ayo!" ucap Regan datar.
Merry tersenyum kegirangan karena satu langkah buat deketin Regan berhasil. Merry bersorak ria dalam hatinya.
Regan menaiki motornya begitu pun dengan Merry, tanpa ragu Merry langsung saja melingkarkan tangannya pada pinggang Regan.
"Dih, gak usah peluk-peluk juga kali!" protes Regan tidak nyaman.
"Gue takut jatuh, Regan!" sahut Merry mendekatkan bibirnya ke telinga Regan yang semakin membuatnya risih.
"Lepasin atau lo turun dari motor gue!" ucap Regan geram.
"Iya iya deh, gue lepas nih!"
Regan pun mulai memutar gas motornya, namun di tengah perjalanan Merry kembali memeluk tubuhnya dari belakang. Tidak mau ambil pusing, Regan semakin kencang memutar gas motornya, bersamaan dengan itu semakin erat juga pelukan Merry.
"Regan, ternyata lo modus juga ya!" batin Merry girang.
...----------------...
Sementara itu Kannaya dan Syafira sedang dalam perjalanan pulang. Kannaya menatap ke arah luar jendela mobil, rasanya sangat lelah menghadiri acara yang menurutnya membosankan. Ia tidak bisa menjadi dirinya sendiri disana.
Bosan rasanya ia tidak memegang ponsel ditambah perjalanan yang cukup lama karena lampu merah yang tak kunjung bergerak hijau.
Sebuah motor besar berhenti tepat di samping mobilnya, Kannaya merasa familiar dengan seseorang yang mengendarainya.
"Kak Regan!" gumam Kannaya.
Sedetik Kannaya merasa senang karena melihat Regan, namun kemudian hatinya sakit saat melihat seorang perempuan memeluk tubuh Regan dari belakang.
Tak ia duga ternyata Regan playboy juga, Kannaya merasa sangat kesal pada saat itu. Rasanya ia ingin mencabik-cabik pasangan sejoli itu sekarang juga. Kannaya meremas ujung gaunnya kesal.
Lampu lalu lintas sudah berubah hijau, kendaraan pun melaju kembali.
Sepasang mata menatap tajam mengikuti kepergian Regan dan Merry.
"Wah, ada yang udah seneng-seneng nih kayaknya!" ucap Kenzo saat Kannaya dan Syafira tiba di rumahnya.
"Kamu sih malah main jadi gak ke ajak kan?" sahut Syafira.
"Namanya juga anak muda, Mom!" elak Kenzo
Kannaya langsung pergi ke kamarnya tanpa mengatakan apapun.
"Nay kenapa, Mom?" tanya Kenzo.
"Mungkin adik kamu lelah, jangan gangguin dia dulu!" jawab Syafira pengertian.
Bagi Kenzo, larangan adalah perintah. sisi usil Kenzo mendominasi. Segera Kenzo berlari mengikuti Kannaya ke kamarnya.
"Ken.. Awas kamu jangan macam-macam!" pinta Syafira lembut.
"Huh anak itu!"
"Kamu udah pulang, sayang?" tanya Bardye yang baru keluar dari ruang kerjanya.
"Iya sayang, maaf ya aku kelamaan perginya!"
"Iya nih, aku udah gak sabar banget!" goda Bardye yang kemudian menggendong istrinya ala bridal.
"Sayang! Anak-anak belum tidur!" protes Syafira khawatir.
"Aku gak peduli" sahut Bardye nakal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
...
hayoo Lo..🤣
2022-08-02
0