Falling in Love

Pagi hari yang cerah dengan udara yang masih segar. Kini akhirnya Kannaya bisa bernafas dengan lega setelah menjalani berbagai kejadian buruk yang menimpanya sebelumnya.

Kannaya berdiri di depan rumah menunggu Regan yang berjanji akan mengantarnya pergi sekolah.

"Nay! Gue duluan ya!" pamit Kenzo dengan motornya.

"Iya Kak, hati-hati ya!"

Berbarengan dengan itu, Regan pun tiba dengan mobil sportnya.

"Are you ready?" tanyanya

Kannaya mengangguk dengan mengulum senyumnya kemudian naik ke mobil Regan.

"Lo udah sarapan?" tanya Regan.

"Udah, Kak" balas Kannaya kikuk.

Cekit! Regan mendadak menghentikan mobilnya.

"Apa? Lo manggil gue apa barusan?" tanya Regan tidak percaya.

"K..Kak!"

Regan terkekeh karena sangat aneh Kannaya memanggilnya 'kakak'. Ia pun kembali melajukan mobilnya perlahan.

"Lo gak sakit kan, Nay?" tanya Regan menempelkan punggung tangannya ke dahi Kannaya.

"Enggak lah Kak, ini sebagai bentuk terima kasih gue aja sama lo udah bantu gue selama ini!" jelasnya.

Regan melengkungkan senyum di wajahnya, Regan senang di panggil kakak oleh Kannaya apalagi kalo di panggil ayang.

"Atau lo mau gue panggil oppa aja?" tanya Kannaya mencairkan suasana.

"Oppa? Ogah ah, gue belum beruban, Kannaya!" tolak Regan.

Kannaya terkekeh "Maksud gue bukan oppa kakek-kakek.."

"Terus apa?" tanya Regan penasaran.

"Itu loh kayak orang-orang Korea gitu, manggil pacarnya oppa, oppa gitu!" jelas Kannaya bersemangat tanpa menyaring ucapannya.

Regan yang mendengarnya tersedak oleh ludahnya sendiri. Sontak Kannaya membukakan botol minum dan memberikannya kepada Regan.

Kannaya yang baru menyadari ucapannya merasa sangat malu dan wajahnya sudah seperti kepiting rebus saat ini.

"Ya ampun, ni mulut gak bisa di rem apa?" gerutunya dalam hati sambil menggigit bibir bawahnya.

"Wah, kayaknya gue dapat lampu hijau nih!" batin Regan kegirangan.

Karena dari saat pertama Regan melihat Kannaya, ia sudah tertarik kepadanya di tambah dengan beberapa kejadian membuat mereka menjadi dekat. Yang akhirnya Regan semakin yakin bahwa dirinya ingin memiliki Kannaya dan ingin melindunginya.

Sepanjang perjalanan mereka saling diam canggung.

...----------------...

"Gue mau dong!" seru Gabriel merebut sepotong sandwich dari tangan Velly yang hendak ia masukkan ke mulutnya.

"Ish, Kak balikin gak? Gue belum sarapan dari rumah!" ucap Velly gusar.

"Gue juga sama Vel, belum sarapan!" balas Gabriel dengan santainya memakan sandwich Velly.

"Cih, nyebelin banget sih!" decih Velly kesal.

"Kenapa Vell?" tanya Kenzo yang baru datang bergabung.

"Itu tuh Kak, sarapan gue di ambil sama Kak Gabriel!" ucap Velly mengadu.

Kenzo pun memasang mata tajamnya kepada Gabriel seperti harimau yang siap menerkam mangsanya.

Gabriel menelan makanan yang ada di mulutnya dengan susah payah.

"Gak kok Ken, beneran deh. Ini dia sendiri yang ngasih!" sahut Gabriel berbohong.

"Lo jangan gitu! Itu makanan orang! Bisa-bisanya lo makan seenaknya!" balas Kenzo marah.

Gabriel meringis karena Kenzo beberapa kali memukul lengannya.

"Yaudah Vel, lo sarapan bareng gue aja di kantin! Gue juga belum sarapan, ayo!" ucap Kenzo meraih tangan Velly dan menariknya ke Kantin.

Gabriel yang menyaksikan kejadian langka seperti itu hampir saja menjatuhkan sisa potongan sandwich yang ada di tangannya.

"Itu beneran Kenzo, kan? Kayaknya pangeran es yang selama ini bersemayam di tubuh dia udah keluar!" Gabriel bermonolog keheranan.

...----------------...

Kannaya memasuki kelasnya dengan menundukkan kepalanya dan duduk di bangkunya.

Ia memegangi pipinya yang masih terasa panas.

"Nay! kenapa muka lo merah padam gitu?" tanya Laura yang ada disana.

"Ah enggak apa-apa kok, gue lupa pake sunscreen kesini jadi kepanasan deh!" balas Kannaya mencari alasan.

"Ini masih pagi Nay, di luar kayaknya belum terlalu panas deh!" sahut Laura melihat keluar jendela kelasnya.

"Gue..."

Ucapan Kannaya menggantung karena bel masuk berbunyi berbarengan dengan itu semua murid mulai memasuki kelasnya.

"Hay guys!" sapa Velly yang baru masuk kelas.

"Hay, dari mana aja lo?" tanya Laura.

"Gue habis sarapan dari kantin!" jawabnya dengan riang gembira.

"Tumben lo gak ngajak kita berdua!" sindir Laura.

"Itu.. Gue di ajak sama Kak Kenzo" jawab Velly ragu.

Kannaya dan Laura yang mendengarnya seketika ternganga.

"Serius lo Vel?" tanya Kannaya tidak percaya.

Tidak biasanya seorang Kenzo yang terkenal dinginnya sarapan sama cewek, berduaan lagi. Ya meskipun di kantin sekolah yang tentunya ada orang lain juga disana. Tapi ini rasanya bukan Kenzo banget.

"Wah wah wah, kayaknya lo sama Kak Kenzo ada apa-apa nih!" sahut Laura sok tau.

"Lo pacaran sama Kakak gue? tapi kok Kak Kenzo gak bilang apa-apa sama gue?" cercarnya.

"Apaan si, lo berdua gak jelas banget deh! Gue sama Kak Kenzo gak ada apa-apa!" ucap Velly menegaskan.

Kannaya dan Laura hanya menatap dalam Velly dan itu membuat Velly tidak nyaman. Untungnya guru mata pelajaran masuk ke kelasnya dan pembelajaran segera di mulai.

...----------------...

Saat ini Kannaya menatap tajam Kenzo yang sedang bermain Play Station di sampingnya.

"Mati lo pada mati semua, mati!" ucap Kenzo bermonolog sambil fokus dengan gamenya.

"Yes! Gue menang!" seru Kenzo bersemangat sampai ia menaiki sandaran sofa dan berteriak atas kemenangannya.

Kannaya yang menyaksikannya semakin heran dengan kelakuan kakaknya itu karena sebelumnya Kenzo tidak akan segirang itu saat memenangkan permainan.

"Ya ampun, Ken. Turun nanti jatuh!" ucap Syafira khawatir.

"Mom, akhirnya aku memenangkan gamenya!" sahut Kenzo berlari ke arah Syafira dan menciumi sekeliling wajahnya.

"Iya, iya sayang iya, kamu memang hebat!" puji Syafira.

"Iyuuhhh.. Kak Ken lebay banget si! Ketimbang menang game doang sampe segitunya!" sindir Kannaya.

"Jangan iri jangan iri, jangan iri dengki!"

"Sudah, ayok sini makan malam dulu!" ajak Syafira kepada anak-anaknya.

"Daddy belum pulang, Mom?" tanya Kannaya.

"Daddy bilang ada meeting malam ini"

"Bahkan malem pun Daddy meeting?" tanya Kannaya tidak percaya.

"Ya begitulah Daddy kalian yang gila kerja itu, padahal udah ada orang yang urus perusahaan tapi masih aja Daddy rasa harus turun tangan" jelas Syafira.

"Tapi kalian tahu, ini semua juga Daddy lakukan buat kalian juga kan?" lanjutnya memberi pengertian.

"Ya, Mom!"

...----------------...

Sementara itu, ada Regan yang berguling kesana kemari di atas kasur besarnya. Bayangan Kannaya menari-nari dalam pikirannya sehingga Regan sulit untuk tertidur.

"Ck, Nay lo pergi dulu ya dalam pikiran gue. Gue mau tidur nyenyak malam ini!" monolog Regan.

Ia menatap langit-langit kamarnya dan mencoba membayangkan sedang menghitung domba yang masuk ke kandang, berharap itu akan membantunya untuk tidur.

"1.. 2.. 3.. ....19.." mata Regan hampir terlelap

"Kannaya.." gumamnya saat melihat Kannaya yang ikut masuk ke kandang domba dalam bayangannya.

"Regan, ada apa sama lo?" gerutunya kembali terbangun.

"Lo harus hubungi Kannaya, Regan!" bisikan halus kepada Regan.

Regan mengambil ponselnya dan memutuskan untuk menghubungi Kannaya saja lewat video call.

Tak perlu menunggu lama, Kannaya menerima panggilannya. layar ponsel Regan menampilkan wajah cantik Kannaya yang polos.

"Hay, Nay!!" sapa Regan canggung sambil melambaikan tangannya ke layar ponsel.

"Hay, Kak. Ada apa?" tanya Kannaya dalam panggilan.

Regan kesulitan menjawab, karena kali ini ia menghubungi Kannaya benar-benar tak beralasan.

Regan berpikir sejenak sebelum memberi jawaban "Gue kira lo udah tidur, Nay"

"Belum, Kak. Makhluk ini ganggu tidur gue!" Kannaya menunjukkan keberadaan Kenzo.

"Hay, Bro!" sapa Kenzo sembari mengaplikasikan masker pada wajahnya.

"Wah, ternyata seorang Kenzo suka perawatan juga ya!" sahut Regan.

"Tau nih Kak Ken tumben-tumbenan pake masker wajah gitu, mintanya maksa lagi!" sahut Kannaya mengadu.

"Ya gak masalah dong ya kan, Gan? Namanya juga perawatan!" timpal Kenzo mencari pembelaan.

"Perawatan sih perawatan, tapi modal juga kali!" sindir Kannaya.

"Udah selesai, thanks ya!" ucap Kenzo mencium pipi Kannaya dan berlalu pergi meninggalkan kamar adiknya itu.

"Ish, nyebelin banget sih, jadi kena maskernya kan ke muka gue!" Kannaya mengusap pipinya yang terkena masker dari Kenzo.

Regan yang menyaksikannya hanya terkekeh atas kelakuan kakak beradik itu.

"Oh iya, ada apa Kak?" tanya Kannaya tiba-tiba membuyarkan suasana Regan.

"Oh itu Nay, gue cuman mau ucapin.. Selamat Malam, Kannaya!" ucapnya dan langsung mematikan panggilannya sepihak.

Sementara Kannaya hanya ternganga tidak percaya "Tengilnya Kak Regan kayaknya udah balik!"

Meskipun tengil, tapi itu berhasil membuat Kannaya tersipu dan warna merah mulai terpancar dari wajahnya yang putih.

"Huh, sekarang gue bisa tidur nyenyak!" gumam Regan lega.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!