KEDATANGAN YANG TIDAK DIDUGA

...***...

Di istana Suka Damai, kaputren.

Saat itu Ratu Dewi Anindyaswari dan Ratu Sawitri Dewi duduk bersama.

"Sebentar lagi kedua putri kita." Ucapnya. "Akan meninggalkan istana ini yunda."

"Mereka sudah besar rayi." Balasnya. "Kita tidak bisa mengekang mereka lagi." Lanjutnya. "Hanya saja aku cemas pada ananda andhini andita."

"Apa yang yunda cemaskan dari ananda andhini andita?."

"Perasaannya terhadap nanda Prabu."

"Maksud yunda?."

"Kau sendiri mengetahuinya rayi." Ia menghela nafas panjang. "Jika ananda putri andhini andita, ia masih memiliki perasaan cinta pada nanda Prabu."

"Yunda tenang saja." Ia tersenyum kecil. "Ananda putri andhini andita, ia pasti mampu mengatasi masalah itu." Lanjutnya. "Jangan terlalu membebani pikiran yunda."

"Masalahnya, dia itu keras kepala." Ia menghela nafas. "Bukankah? Nanda Prabu telah berkata." Lanjutnya. "Ketika kembali ke istana ini, ia menggunakan wujud jaya satria." Jelasnya. "Nanda Prabu tidak menduga, jika ananda putri andhini andita? Malah suka padanya?."

"Hm." Ratu Dewi Anindyaswari menghela nafas pelan. "Semoga saja bisa diatasi yunda."

"Aku akan selalu berdoa seperti itu rayi."

"Kalau begitu, kita juga ikut membantu." Ucapnya dengan senyuman kecil. "Supaya ananda putri andhini andita, mampu melewati itu semua." Lanjutnya. "Hingga ia bisa menikah dengan nanda jatiya dewa."

"Tentu saja rayi."

Mereka hanya cemas, jika perasaan Putri Andhini Andita akan berubah haluan nantinya.

...***...

Masih di lingkungan kerajaan Istana Kerajaan Suka Damai.

Deg!.

Prabu Asmalaraya Arya Ardhana seperti kehilangan kata-kata, melihat sosok yang tidak biasa.

"Jangan memasang raut wajah terkejut seperti itu nanda prabu."

Meskipun wajah itu terlihat sangat pucat, namun ia masih memiliki perasaan?.

"Aku tahu, aku sudah lama tiada di dunia ini." Sorot matanya tampak sedih. "Tapi aku tidak menyangka, akan menampakkan diri di hadapan orang yang sangat aku benci semasa hidup ku."

"Maafkan nanda, ibunda." Sang Prabu memberi hormat. "Bukan seperti maksud nanda." Hati sang Prabu sedih. "Hanya saja nanda sangat terkejut sekali, dengan kedatangan ibunda." Ungkap sang Prabu. "Pasti ada sesuatu yang ingin ibunda sampaikan pada nanda."

"Kau sangat peka sekali cakara casugraha." Ucapnya. "Luar biasa sekali perasa yang kau miliki."

"Ibunda." Prabu Asmalaraya Arya Ardhana sedih. "Apa yang sedang mengganjal di hati ibunda?." Sang Prabu mencoba kuat. "Katakan saja pada nanda, semoga nanda bisa membantu."

Belum ada tanggapan darinya, pikirannya seakan-akan sedang melayang menuju ingatan masa lalu.

...***...

Masih di lingkungan Istana Kerajaan Suka Damai.

Putri Andhini Andita yang melakukan tantangan dengan Raden Jatiya Dewa telah sampai duluan. Tentunya ia sangat senang, sedangkan Raden Jatiya Dewa sangat kesal. Bagaimana ia tidak kesal dengan sikap curang yang ditunjukkan oleh Putri Andhini Andita padanya?. Bagaimana mungkin seorang wanita terhormat melakukan hal curang seperti itu?. Ah!. Ia sangat lupa, jika wanita terhormat itu Putri Andhini Andita yang terkesan dingin dan tidak punya perasaan padanya sama sekali. Raden Jatiya Dewa mencoba melapangkan dadanya agar tidak mengeluh saat itu juga.

"Kau sangat lambat sekali jatiya dewa." Ucapnya. "Menyedihkan sekali." Putri Andhini Andita mengejek Raden Jatiya Dewa.

"Kau sangat curang sekali andhini andita!." Suaranya keras. "Jadi? Kau tidak berhak berkata seperti itu padaku." Raden Jatiya Dewa sangat kesal, dan ia tidak dapat menahan amarahnya.

"Hahaha!." Putri Andhini Andita malah tertawa.

"Kau ini ternyata jahat juga andhini andita." Rengeknya. "Jangan seenaknya saja melakukan tindakan yang tidak masuk akal!."

Putri Andhini Andita malah semakin tertawa keras mendengarkan keluhan Raden Jatiya Dewa. "Hahaha!." Ia semakin tertawa. "Kau harus mengetahui selain sikap baikku-."

Deg!.

Putri Andhini Andita merasakan hawa yang tidak biasa.

"Ada apa ini?." Dalam hatinya memperhatikan keadaan sekitarnya.

"Bukalah mata batinmu andhini andita."

Sukma Dewi Suarabumi memberikan peringatan pada Putri Andhini Andita.

"Baik Gusti Putri."

Ia mencoba fokus, namun saat itu matanya menangkap dua sosok yang sudah sangat lama hampir terlupakan dalam dirinya.

"Raka?-."

Mulutnya benar-benar terasa terkunci saat melihat kedua sosok itu. Sosok yang hampir saja ia terlupakan?.

"Raka? Siapa?."

Raden Jatiya Dewa merasa heran dengan apa yang dikatakan oleh Putri Andhini Andita. Sorot matanya itu melihat sangat lekat ke arah depannya.

"Apa yang kau lihat andhini andita?." Raden Jatiya Dewa sangat penasaran sekali. Karena tidak ada siapa-siapa di taman istana.

"Raka-."

Putri Andhini Andita mendekati kedua sosok itu. Sungguh, ia ingin mengetahui mengapa ada dua sosok itu saat ini?.

"Andhini Andita?."

Raden Jatiya Dewa mengikuti langkah Putri Andhini Andita. Ia juga ingin mengetahui mengapa Putri Andhini Andita mendadak seperti itu. Apakah ada hal yang gaib yang tidak bisa ia lihat?. Sama seperti Prabu Asmalaraya Arya Ardhana yang memiliki kemampuan melihat hal yang gaib tanpa harus memasuki alam sukma.

"Raka ganendra garjitha? Raka gentala giandra?." Putri Andhini Andita tidak menyangka akan melihat dua sosok kakak tirinya itu?.

"Sepertinya kau memang bisa melihat kami rayi andhini andita." Raden Gentala Giandra tersenyum kaku.

"Baguslah, kalau kau memang bisa melihat kami." Raden Ganendra Garjitha merasa sangat lega.

"Apa yang raka berdua inginkan?." Ucapnya aneh. "Sehingga raka berdua datang menemuiku?."

Rasa penasaran yang tidak biasa, karena kedua kakaknya ini sudah lama meninggal bukan?. Apakah ada hal penting yang ingin mereka sampaikan?.

"Apakah karena kami telah meninggal? Kami tidak boleh bertemu denganmu rayi?." Raut wajahnya terlihat sangat kecewa, juga ada kesedihan dari hatinya?.

"Cukup lama bagi kami bisa datang ke sini andhini andita." Hatinya terasa sakit. "Jika kau tidak ingin melihat kami? Maka kami akan pergi dari sini." Begitu juga Raden Gentala Giandra.

"Bukan seperti itu raka." Ia merasa bersalah. "Maafkan aku." Ia memberi hormat. "Sungguh! Aku tidak bermaksud membuat kalian berdua sedih."

Sedangkan Raden Jatiya Dewa merasa bingung dengan apa yang ia lihat saat ini. Putri Andhini Andita sedang berbicara dengan siapa?.

"Raka?." Dalam hatinya. "Apakah andhini andita memiliki kakak laki-laki lain? Selain raden hadyan hastata?."

Dalam hatinya bertanya-tanya. Tapi ia tidak bisa melihat seperti apa sosok itu. Ia tidak memiliki kemampuan melihat hal yang gaib.

"Mungkin aku akan bertanya padanya nantinya."

Dalam hati Raden Jatiya Dewa merasa sangat penasaran. Ia tidak mau mengganggu Putri Andhini Andita, itulah kenapa iya hanya diam sambil menyimak apa yang Putri Andhini Andita katakan.

...***...

Tempat persembunyian.

"Bagaimana menurut kalian?."

Pangeran Abinaya Bena telah memperlihatkan rancangannya untuk menyerang Istana Suka Damai.

"Sangat bagus sekali Gusti."

"Sempurna, dan hebat sekali."

"Kita harus mampu menyelesaikan tugas ini." Ia percaya diri. "Luasnya kerajaan, ada pada tangan kita."

"Gusti tenang saja." Ia memberi hormat. "Kami tidak akan mengecewakan Gusti."

"Kami pasti akan mampu melakukannya Gusti."

"Aku percaya pada kalian."

Suasana hatinya saat itu sangat bagus, sambil membayangkan semua masalah berjalan dengan baik.

"Bagaimana dengan kalian? Apakah berjalan dengan lancar?."

"Semua berjalan sesuai dengan rencana." Jawabnya. "Gusti tenang saja."

"Kami telah memastikan, bahwa orang bertopeng itu." Jelasnya. "Tidak akan ikut campur."

"Kalian memang bisa diandalkan."

Suasana hatinya benar-benar senang.

"Aku juga tidak akan kalah dari mereka." Dalam hatinya sedang bersemangat. "Ayahanda Prabu, pasti akan bangga padaku."

Pangeran Abinaya Bena telah memikirkan semua rencana itu, ia membayangkan keberhasilan yang akan dicapai nantinya.

...***...

Istana Kerajaan Derajat Jati.

Jaya Satria turun dari punggung Naga Bumi.

"Terima kasih sukma naga bumi."

"Sama-sama Gusti Prabu."

Setelah itu ia segera menghilang.

"Kita sudah sampai, di wilayah derajat jali."

Raden Rajaswa Pranawa memberi hormat. "Mari masuk Gusti."

"Mari."

Jaya Satria dan Raden Rajaswa Pranawa memasuki gerbang Istana.

"Selamat datang kembali Raden."

Kedua prajurit yang menjaga gerbang menyambut kedatangan mereka.

Di dalam Istana.

Seorang prajurit bergegas menuju ruangan utama Istana.

"Hamba menghadap Gusti Prabu."

"Katakan."

"Gusti Raden rajaswa pranawa telah kembali."

"Putraku telah kembali?."

"Benar Gusti."

Dengan langkah yang cepat Prabu Nitisara Pranawa meninggalkan ruangan utama Istana. Sementara itu Jaya Satria telah berganti pakaian, ia mengenakan pakaian biasa, hanya saja tanpa mengenakan mahkota layaknya seorang Raja.

"Ayahanda Prabu?." Raden Rajaswa Pranawa langsung memeluk Prabu Nitisara Pranawa.

"Syukurlah, kau telah kembali anakku." Hati sang Prabu merasa lega.

"Nanda kembali ayahanda."

Prabu Nitisara Pranawa melihat ke arah Raden Cakara Casugraha, atau Prabu Asmalaraya Arya Ardhana, langsung melepaskan pelukan.

"Nanda Prabu."

"Hormat saya paman Prabu." Prabu Asmalaraya Arya Ardhana memberi hormat.

"Selamat datang di istana derajat jati." Balas Prabu Nitisara Pranawa. "Mari masuk dulu." Sang Prabu tersenyum ramah. "Pasti kalian lelah, setelah melakukan perjalanan jauh."

"Mari Gusti Prabu."

Mereka masuk ke dalam istana, Raden Rajaswa Pranawa bermaksud menyampaikan bahwa mereka datang dengan cara yang luar biasa, tapi sepertinya Prabu Asmalaraya Arya Ardhana memberi kode padanya, agar tidak mengatakan kebenaran itu.

"Mari duduk nanda Prabu."

"Terima kasih paman Prabu."

"Bagaimana keadaan keluarga istana suka damai?." Sang Prabu sedikit berbasa-basi. "Semoga saja dalam keadaan baik-baik saja."

"Alhamdulillah hirobbil'alamiin, keluarga istana dalam keadaan baik-baik saja paman Prabu."

"Syukurlah kalau begitu." Respon sang Prabu dengan baik. "Senang sekali mendengarnya."

"Paman Prabu sendiri bagaimana?." Prabu Asmalaraya Arya Ardhana tersenyum kecil. "Apakah paman Prabu baik-baik saja?."

"Seperti yang terlihat." Prabu Nitisara Pranawa tampak semangat. "Saya baik-baik saja nanda Prabu."

"Alhamdulillah hirobbil'alamiin, syukurlah kalau begitu paman Prabu."

"Maaf ayahanda." Raden Rajaswa Pranawa memberi hormat. "Kami datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu."

"Yang penting, kalian datang dengan selamat." Balas Prabu Nitisara Pranawa. "Ayahanda takut, terjadi sesuatu pada kalian."

"Kami akan baik-baik saja paman Prabu."

"Itu kabar yang menggembirakan sekali." Hati sang Prabu semakin lega. "Bagaimana dengan acara itu?." Ucap sang Prabu. "Apakah masih ditunda?."

"Rakanda rajaswa telah belajar dengan baik." Ucap Prabu Asmalaraya Arya Ardhana. "Satu purnama lagi, paman bisa datang ke istana suka damai." Sang Prabu tersenyum kecil. "Semoga persiapan satu purnama ke depan, bisa dilaksanakan dengan baik."

"Bagaimana pendapatmu anakku?."

"Tentu saja bisa ayahanda Prabu." Ia memberi hormat. "Nanda akan berusaha dengan baik."

"Bagaimana menurut nanda Prabu?."

"Saya akan menunggu kabar baiknya paman Prabu." Prabu Asmalaraya Arya Ardhana memberi hormat. "Yunda agniasari ariani, juga perlu persiapan." Jelas Prabu Asmalaraya Arya Ardhana. "Tentunya menyambut kedatangan calon suaminya dengan wajah yang anggun."

"Hahaha!."

Seketika tawa mereka pecah begitu saja.

"Nanda Prabu bisa saja." Prabu Nitisara Pranawa tertawa keras.

"Bukankah seperti itu rakanda rajaswa?."

"Benar dinda Prabu." Ia memberi hormat.

"Jika sudah siap? Nanti kirim saja surat ke suka damai." Prabu Asmalaraya Arya Ardhana tersenyum kecil. "Kami akan menjemput Gusti Prabu, beserta keluarga."

"Terima kasih atas perhatiannya nanda Prabu."

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Apakah masalah mereka masih belum selesai?. Temukan jawabannya.

...***...

Episodes
1 TINDAKAN
2 MENCURIGAKAN
3 TETAP WASPADA
4 TUJUAN
5 KEDATANGAN YANG TIDAK DIDUGA
6 PESAN KESEDIHAN
7 KEINGINAN
8 AMBISI DAN RENCANA
9 TELAH DIMULAI
10 KEMARAHAN?.
11 AKHIR?
12 PERASAAN DAN SUASANA HATINYA
13 KEDATANGAN DAN PESAN?.
14 BERITA
15 KENAPA BISA SEPERTI ITU?
16 SANTET?
17 PERNYATAAN DAN SUASANA HATI
18 PERASAAN HATI DAN TAKDIR
19 APA ARTINYA INI?
20 SANGAT TIDAK SOPAN
21 AGAK BINGUNG MENJELASKANNYA
22 SIAPA YANG MEMULAINYA?
23 KEJADIAN YANG MENGEJUTKAN
24 SIKAP TIDAK BAIK?.
25 KEPASTIAN HATI
26 KATAKAN SAJA YANG TERJADI.
27 JANGAN SALAH MENDUGA
28 SEBAB DAN AKIBAT
29 MEMBUJUK
30 APA YANG TERJADI SEBENARNYA?
31 ADA HARAPAN?
32 ITULAH ALASANNYA
33 COBA DENGARKAN SEBENTAR SAJA
34 DIBALIK ALASAN
35 ADA HAL YANG TIDAK BISA DIKATAKAN
36 SUASANA HATI
37 INGIN MENGETAHUI KEBENARANNYA
38 YANG DIRASAKAN SEBENARNYA
39 PERMINTAAN
40 KISAH YANG ANEH
41 KEMARAHAN
42 HARUS BAGAIMANA?.
43 PENGAKUAN
44 KABAR?
45 BEBARKAH ITU?
46 KISAH YANG SEBENARNYA?.
47 KEPUTUSAN
48 MERESAHKAN
49 PERTARUNGAN
50 SITUASI DAN KECURANGAN
51 KESAKITAN
52 KEBAIKAN? HATI?
53 PERTEMUAN?.
54 SANGAT ANEH?.
55 KELUARGA ISTANA BUANA DEWA
56 MUSUH YANG KUAT
57 SERANGAN MEMATIKAN
58 KEMARAHAN PUTRI ANDHINI ANDITA
59 KEJADIAN PADA HARI ITU
60 APA YANG HARUS DILAKUKAN
61 RENCANA JAHAT
62 ALASAN SAJA?.
63 KEADAAN MEREKA
64 BIMBANG
65 PERTANYAAN
66 STATEMENT
67 PERASAAN HATI
68 HEART FEELINGS
69 PERASAAN HATI PUTRI DIANTI CAKRAWATI
70 PUTRI ANDHINI ANDITA TEH FEELING
71 PERNYATAAN PUTRI DIANTI CAKRAWATI
72 STATEMENT OF PUTRI DIANTI CAKRAWATI
73 KETEGUHAN HATI
74 KETEGUHAN HATI (ENG)
75 INGATAN
76 APA YANG TERJADI?.
77 KENAPA BISA TERJADI?
78 KEADAAN PUTRI ANDHINI ANDITA
79 PERASAAN ANEH
80 KISAH CINTA?.
81 KENAPA TIDAK BISA?.
82 KENAPA TIDAK BISA?.
83 SANGAT MEMBINGUNGKAN
84 HARUS BAGAIMANA?.
85 RADEN JATIYA DEWA
86 PERASAAN HATI YANG KACAU
Episodes

Updated 86 Episodes

1
TINDAKAN
2
MENCURIGAKAN
3
TETAP WASPADA
4
TUJUAN
5
KEDATANGAN YANG TIDAK DIDUGA
6
PESAN KESEDIHAN
7
KEINGINAN
8
AMBISI DAN RENCANA
9
TELAH DIMULAI
10
KEMARAHAN?.
11
AKHIR?
12
PERASAAN DAN SUASANA HATINYA
13
KEDATANGAN DAN PESAN?.
14
BERITA
15
KENAPA BISA SEPERTI ITU?
16
SANTET?
17
PERNYATAAN DAN SUASANA HATI
18
PERASAAN HATI DAN TAKDIR
19
APA ARTINYA INI?
20
SANGAT TIDAK SOPAN
21
AGAK BINGUNG MENJELASKANNYA
22
SIAPA YANG MEMULAINYA?
23
KEJADIAN YANG MENGEJUTKAN
24
SIKAP TIDAK BAIK?.
25
KEPASTIAN HATI
26
KATAKAN SAJA YANG TERJADI.
27
JANGAN SALAH MENDUGA
28
SEBAB DAN AKIBAT
29
MEMBUJUK
30
APA YANG TERJADI SEBENARNYA?
31
ADA HARAPAN?
32
ITULAH ALASANNYA
33
COBA DENGARKAN SEBENTAR SAJA
34
DIBALIK ALASAN
35
ADA HAL YANG TIDAK BISA DIKATAKAN
36
SUASANA HATI
37
INGIN MENGETAHUI KEBENARANNYA
38
YANG DIRASAKAN SEBENARNYA
39
PERMINTAAN
40
KISAH YANG ANEH
41
KEMARAHAN
42
HARUS BAGAIMANA?.
43
PENGAKUAN
44
KABAR?
45
BEBARKAH ITU?
46
KISAH YANG SEBENARNYA?.
47
KEPUTUSAN
48
MERESAHKAN
49
PERTARUNGAN
50
SITUASI DAN KECURANGAN
51
KESAKITAN
52
KEBAIKAN? HATI?
53
PERTEMUAN?.
54
SANGAT ANEH?.
55
KELUARGA ISTANA BUANA DEWA
56
MUSUH YANG KUAT
57
SERANGAN MEMATIKAN
58
KEMARAHAN PUTRI ANDHINI ANDITA
59
KEJADIAN PADA HARI ITU
60
APA YANG HARUS DILAKUKAN
61
RENCANA JAHAT
62
ALASAN SAJA?.
63
KEADAAN MEREKA
64
BIMBANG
65
PERTANYAAN
66
STATEMENT
67
PERASAAN HATI
68
HEART FEELINGS
69
PERASAAN HATI PUTRI DIANTI CAKRAWATI
70
PUTRI ANDHINI ANDITA TEH FEELING
71
PERNYATAAN PUTRI DIANTI CAKRAWATI
72
STATEMENT OF PUTRI DIANTI CAKRAWATI
73
KETEGUHAN HATI
74
KETEGUHAN HATI (ENG)
75
INGATAN
76
APA YANG TERJADI?.
77
KENAPA BISA TERJADI?
78
KEADAAN PUTRI ANDHINI ANDITA
79
PERASAAN ANEH
80
KISAH CINTA?.
81
KENAPA TIDAK BISA?.
82
KENAPA TIDAK BISA?.
83
SANGAT MEMBINGUNGKAN
84
HARUS BAGAIMANA?.
85
RADEN JATIYA DEWA
86
PERASAAN HATI YANG KACAU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!