KISAH CINTA TUAN PUTRI

KISAH CINTA TUAN PUTRI

TINDAKAN

...***...

Kerajaan Suka Damai.

Di desa Damai Setia.

Putri Andhini Andita saat ini sedang mengamati desa tersebut. Ia ingin melakukan sesuatu untuk kerajaan Suka Damai. Ia telah memikirkan apa yang harus ia lakukan setelah melakukan pengembaraan. Rasanya tidak ada alasan lagi untuk melakukan pengembaraan, karena itulah ia memutuskan untuk membantu adiknya. Meskipun pada awalnya mendapatkan penolakan dari adiknya prabu Asmalaraya Arya Ardhana.

Kembali ke hari itu.

Putri Andhini Andita saat ini sedang menuju ke ruang pribadi raja. Langkahnya terlihat sangat yakin, dan tidak ada keraguan lagi.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh rayi Prabu, apakah aku boleh masuk?."

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh, silahkan masuk yunda."

"Terima kasih rayi Prabu."

Putri Andhini Andita masuk, tak lupa senyumannya yang ramah. Ia masih saja perhatian pada adiknya, atau itu adalah sikap seorang kakak pada adiknya?.

"Silahkan duduk duduk yunda."

"Terima kasih rayi."

"Tentunya ada yang ingin yunda sampaikan padaku." Prabu Asmalaraya Arya Ardhana mengamati raut wajah kakaknya. "Sehingga yunda datang ke sini."

"Aku tidak melihat jaya satria berada di istana ini." Jawabnya dengan perasaan aneh. "Apakah ada sesuatu yang sedang terjadi?."

"Sepertinya yunda sangat perhatian sekali." Respon sang Prabu. "Apakah karena itu? Yunda ragu untuk melakukan pengembaraan?."

Putri Andhini Andita terdiam sejenak, meskipun bukan itu alasannya, namun masih ada kaitannya?.

"Aku hanya ingin mengabdikan diriku di istana ini." Jawabnya kesal. "Aku rasa situasi pengembaraan yang aku lakukan, dan yang kau lakukan waktu itu berbeda." Kali ini ia terlihat sangat serius. "Aku telah memikirkannya, bahwa aku akan membantumu." 

"Terima kasih banyak yunda."

"Lantas? Bagaimana dengan jaya satria?." Ia merasa cemas. "Apakah terjadi sesuatu yang aneh? Di kawasan kerajaan suka damai?."

"Memang begitulah yunda." Jawab sang Prabu. "Karena ada energi tidak baik, yang mencoba untuk mengelilingi kerajaan ini." Sang Prabu tampak gelisah. "Sepertinya aku akan berhati-hati, jika ingin melakukan belah raga."

"Sepertinya agak berbahaya." Putri Andhini Andita heran. "Berikan tugas padaku untuk melihat situasinya rayi Prabu."

"Sebaiknya yunda tetap di istana saja."

"Apakah kau tidak percaya padaku rayi Prabu?!."

"Baiklah yunda."

Prabu Asmalaraya Arya Ardhana hanya pasrah saja, tidak ingin melihat kakaknya marah.

...***...

Syekh Asmawan Mulia sedang bersama Raden Jatiya Dewa.

"Sepertinya Raden terlihat murung." Ucapnya terus mengamati raut wajah Raden Jatiya Dewa. "Apakah karena masih belum? Berbaikan dengan Gusti Putri andhini andita?."

Deg!.

Raden Jatiya Dewa tampak terkejut, hingga ia merasakan gugup yang tidak biasa.

"Hahaha!." Spontan Syekh Asmawan Mulia tertawa. "Wanita itu memang sulit untuk ditebak." Ucapnya sambil menahan tawa. "Namun Raden jangan sampai terjebak, bisa bahaya Raden."

"Apakah Syekh guru memiliki saran yang baik untuk saya?." Ia terlihat sedih. "Apakah saya terlalu berlebihan? Dalam mencintai seseorang?."

"Hm?." Responnya sambil mengamati Raden Jatiya Dewa. "Kalau masalah hati memang tidak ada yang bisa menebak." Syekh Asmawan Mulia tampak berpikir. "Kendalikan saja diri Raden, cinta kadang bisa membuat seseorang lupa segala hal."

"Ah!." Tepisnya cepat. "Rasanya saya memang tidak bisa lepas lagi darinya Syekh guru." Keluhnya. "Saya rasa ini kutukan cinta."

"Hahaha!." Syekh Asmawan Mulia semakin tertawa. "Raden ini bicara apa?."

"Habisnya?." Raden Jatiya Dewa merajuk. "Ketika saya bertemu dengan Gusti Putri pertama kalinya?." Ungkapnya. "Saya sangat meremehkannya, hanya karena ia berpenampilan seperti orang biasa." Bahkan kali ini suaranya terdengar seperti orang sedang merengek. "Rasanya saya sangat menyesal, karena telah melewati hari itu dengan kesan yang buruk padanya."

"Hahaha! Hahaha!." Syekh Asmawan Mulia tidak dapat menahan tawa. "Raden ini ada-ada saja, pantas saja Gusti Putri andhini andita kesal pada Raden."

"Berikan saya saran Syekh guru." Hatinya semakin tidak tenang. "Jangan tertawa seperti itu, rasanya saya sangat malu sekali."

Siapa tidak tertawa keras melihat raut wajah Raden Jatiya Dewa yang seperti itu, memelas?. Minta dikasihani?. Raden Jatiya Dewa sedang gelisah karena hubungannya dengan Putri Andhini Andita agak aneh. Kadang baik?. Ya?. Kadang seperti itulah. Lantas apa yang akan dilakukan Raden Jatiya Dewa?. Apakah akan bertahan?. Simak dengan baik kisahnya.

...***...

Di sebuah tempat.

Terlihat sangat jelas bagaimana matanya memandangi perbatasan wilayah kerajaan Suka Damai.

"Kerajaan ini akan menjadi bagian dari kerajaanku." Ada ambisi yang terpancar di matanya. "Aku telah memasang hawa kegelapan di tempat ini." Ia tersenyum lebar. "Akan aku teluh wilayah kerajaan ini dengan kegelapan." Ia merasa senang. "Sama halnya dengan wilayah yang pernah kami taklukkan."

Suasana hatinya sedang bahagia karena sedang membayangkan apa yang akan ia lakukan. Apa lagi saat itu ia bertemu dengan seseorang yang cukup mencurigakan menurutnya berada di wilayah kerajaan Suka Damai.

Kembali satu hari yang lalu.

Jaya Satria saat itu sedang mengitari wilayah yang sangat aneh menurutnya.

"Hawa kegelapan apa ini?." Dalam hatinya bingung.  "Bagaimana mungkin? Ada seseorang sedang menanamkan rajah kegelapan di wilayah ini?."

Jaya Satria dapat melihat bagaimana kegelapan itu seperti hendak menelan sekitarnya.

"Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja."

Jaya Satria segera bertindak, akan berbahaya jika tidak dihentikan. Dengan konsentrasi yang sangat tinggi, dan menggunakan tenaga dalamnya Jaya Satria mencoba untuk menghancurkan rajah kegelapan itu.

"Tunggu!."

Jaya Satria menghentikan apa yang ia lakukan saat itu, karena ia mendengarkan suara seseorang yang seperti menegurnya.

"Apa yang kau lakukan?." Baginya terasa panas.  "Apakah kau hendak menghancurkan rajah kegelapan itu?."

"Tentu saja."

"Kenapa?."

"Karena rajah kegelapan itu sangat mengganggu."

"Kau tidak akan aku biarkan melakukan itu."

"Kenapa?." Responnya. "Apakah kau yang menanamkan rajah kegelapan itu?."

"Tentu saja aku yang melakukan."

Jaya Satria tidak menduga jika orang itu akan mengakuinya?.

"Kalau begitu? Kau yang akan tangkap."

"Menangkap aku?." Responnya heran. "Apa peduli mu pada wilayah ini?."

"Aku sangat peduli!." Jawabnya penuh ketegasan. "Karena wilayah ini adalah tanah kelahiran ku." Jaya Satria siap-siap untuk menyerang orang asing itu. "Siapapun yang mengganggu tanah kelahiran ku? Maka dia akan aku usir."

Setelah berkata seperti itu Jaya Satria langsung menyerang orang itu, hingga terjadi pertarungan diantara keduanya.

"Astaghfirullah hal'azim ya Allah." Dalam hatinya. "Siapa orang ini sebenarnya? Dia memiliki jurus yang aneh." Dalam hati Jaya Satria sedikit kewalahan.

Pertarungan itu membuat Jaya Satria kebingungan, pemuda itu tampak seperti angin yang bergerak tanpa suara.

Kembali ke masa ini.

Pemuda itu masih ingat bagaimana pertarungannya dengan Jaya Satria?.

"Tunggu saja pada saat itu tiba." Senyuman lebar terpampang sangat jelas di wajah rupawannya, ia sedang memikirkan hal yang unik yang akan ia lakukan.

...****...

Istana Kerajaan Suka Damai.

Prabu Asmalaraya Arya Ardhana sedang bersama Raden Hadyan Hastanta.

"Mungkin aku akan meminta bantuan pada raka." Ucap Prabu Asmalaraya Arya Ardhana. "Untuk menjaga wilayah kota Raja." Sang Prabu sangat cemas. "Sebab aku telah meminta bantuan pada Senopati mandaka sakuta, agar terus memantau wilayah lainnya." Lanjut sang Prabu. "Mohon bantuannya raka."

"Sandika rayi Prabu."

"Terima kasih banyak raka." Sang Prabu tersenyum kecil. "Maaf jika aku meminta bantuan padamu, di saat yunda bestari dhatu sedang kewalahan menjaga nanda sahardaya raksa sedang rewel."

"Tidak apa-apa rayi Prabu." Balasnya. "Ini semua demi keselamatan kita." Raden Hadyan Hastanta tentu saja memahami situasi yang terjadi. "Lagi pula ada ibunda kita yang sedang menikmati kebersamaan dengan cucu pertama di istana ini." Kali ini terlihat raut wajah dipenuhi kebahagiaan.

"Raka benar." Respon sang Prabu. "Ibunda Ratu dewi, ibunda Ratu Gendhis memang tampak lebih bahagia, saat bersama nanda sahardaya raksa." Prabu Asmalaraya Arya Ardhana tentu saja dapat merasakan itu. "Kalau begitu mari kita lakukan ini semua dengan hati-hati raka." Ucap sang Prabu penuh harapan. "Mari kita lindungi kebahagiaan rakyat suka damai."

"Tentu saja rayi Prabu." Ia memberi hormat pada adiknya. "Kebahagiaan rakyat suka damai adalah hal yang paling utama."

Ya, Prabu Asmalaraya Arya Ardhana pasti akan melindungi kebahagiaan itu dengan penuh kasih sayang. Tapi apakah bisa melakukannya?. Simak dengan baik kisahnya.

...***...

Sementara itu Putri Agniasari Ariani dan Raden Rajaswa Pranwa sedang berjalan-jalan di sekitar Kota Raja. Tentu saja hubungan keduanya semakin maju, dukungan dari pihak keluarga tidak diragukan lagi.

"Sepertinya Gusti Putri sangat terkenal sekali." Ucapnya penuh kekaguman. "Begitu banyak rakyat yang menyapa dengan ramah."

"Alhamdulillah hirobbil'alamin Raden."

Namun saat itu ada seseorang yang berjalan mendekati mereka, tatapan mata itu dipenuhi dengan kerinduan yang sangat dalam.

"Nimas cempaka putih?."

Putri Agniasari Ariani dan Raden Rajaswa Pranwa saling bertatapan.

"Apakah nimas lupa padaku?."

Deg!.

"Tuan bayangkari sermana aji?."

Hanya itu yang diingat oleh Putri Agniasari Ariani.

"Apakah Gusti Putri mengenalinya?." Terlihat sangat jelas ada kecemasan yang ia rasakan saat itu.

"Hanya kenal sebentar saja-."

Deg!.

Keduanya sangat terkejut ketika Bayangkari Sermana Aji memeluk Putri Agniasari Ariani?.

"Aku sangat merindukanmu nimas." Ia mengungkapkan perasaan itu, ia tidak dapat menahan kerinduan itu. Pelukan itu adalah bukti bahwa ia sangat ingin bertemu dengan Putri Agniasari Ariani, hingga ia tidak dapat menahan dirinya agar tidak memeluk pujaan hatinya?.

"Astaghfirullah hal'azim ya Allah."

Deg!.

Kali ini Bayangkari Sermana Aji yang terkejut karena mendapatkan dorongan dari Putri Agniasari Ariani dan Raden Rajaswa Pranwa?.

"Maaf tuan." Ucapnya dengan perasaan bergemuruh. "Jangan lancang seperti itu memeluk Gusti Putri." Ia tidak suka. "Apakah tuan ingin memberikan kesan yang buruk? Untuk Gusti Putri agniasari ariani pada rakyat yang menyaksikan perbuatan tuan?." Raden Rajaswa Pranwa terlihat sangat marah.

"Oh? Maafkan aku." Balasnya. "Aku hanya rindu pada nimas cempaka putih."

"Nimas cempaka putih?." Matanya melihat ke arah Putri Agniasari Ariani.

"Tenanglah Raden." Putri Agniasari Ariani cemas. "Pasti ada penjelasannya, saya tidak seperti itu."

Raden Rajaswa Pranwa menghela nafasnya dengan pelan. "Maaf tuan, jangan lancang pada istri saya."

Deg!.

Bagaikan tersambar petir yang sangat dahsyat, Bayangkari Sermana Aji terdiam di tempat.

"Mungkin masa lalu tuan begitu kagum pada sosok istri saya." Hatinya sangat tidak suka. "Namun maaf? Kami telah menikah!." Ucapnya dengan penuh ketegasan. "Dan saya harap! Tuan jangan sembarangan dalam bertindak!." Tatapan matanya terlihat sangat menusuk.

"Apakah itu benar nimas? Itu tidak mungkin, kan?." Bayangkari Sermana Aji sangat tidak percaya itu.

"Ya Allah? Apa yang harus aku jawab?." Dalam hati Putri Agniasari Ariani sangat bimbang.

"Katakan padaku jika itu bohong nimas!." Hatinya terasa berat. "Aku datang ke sini karena ingin bertemu denganmu." Hatinya terasa sakit?. "Setelah mengetahui tentang jati dirimu? Aku langsung bergegas dayang ke sini!." Ungkapnya. "Aku ingin mempersunting dirimu nimas." Dadanya terasa sangat sesak.

"Maaf tuan bayangkari." Ucapnya sambil menggandeng lengan Raden Rajaswa Pranawa. "Sepertinya saya memang tidak bisa menerima tuan." Ucapnya. "Karena kami telah berjanji akan selalu bersama." Putri Agniasari Ariani mengatakan isi hatinya?. "Saya telah dipersunting oleh Raden rajaswa pranawa."

"Oh? Rasanya sangat sia-sia sekali aku datang ke sini." Ingin rasanya ia menangis saat itu juga, ia tidak menduga ini akan terjadi?.

"Maaf saja tuan, sepertinya tuan datang di saat yang tidak tepat."

Tidak ada tanggapan dari Bayangkari Sermana Aji, hatinya terlanjur hancur setelah mengetahui?. Jika orang yang sangat ingin ia persunting?. Ternyata telah memiliki suami?.

"Maafkan, kami terpaksa berbohong." Dalam hati Putri Agniasari Ariani dan Raden Rajaswa Pranwa merasa bersalah, namun hubungan keduanya tidak akan terganggu sedikitpun. Lantas apa yang akan dilakukan Bayangkari Sermana Aji?. Simak dengan baik kisahnya.

...***...

Putri Andhini Andita saat ini sedang menyamar, dan ia mengamati mereka semua. Para bangsawan yang katanya saat ini sedang dalam pelarian?. Entah itu benar atau tidak, namun mereka meminta izin pada Prabu Asmalaraya Arya Ardhana untuk tinggal sementara waktu di kerajaan Suka Damai. Putri Andhini Andita saat itu yang menemukan mereka, kebetulan ia sedang bosan saat itu, hngga sang Putri berjalan-jalan mengitari kerajaan Suka Damai.

Kembali ke masa itu.

Putri Andhini Andita telah sampai di desa Damai Setia. Ia hanya ingin melihat keadaan negeri ini. Negeri yang kini dipimpin oleh adiknya Prabu Asmalaraya Arya Ardhana.

"Kau tidak pergi mengembara lagi andhini andita?." Sukma Dewi Suarabumi sepertinya masih bersama Putri Andhini Andita.

"Hamba rasa tidak." Jawabannya dengan lembut. "Hamba akan menduga mengabdi pada negeri sendiri." Lanjutnya. "Hamba akan mengabdikan diri, dibalik topeng." Jelasnya. "Seperti yang dilakukan oleh rayi cakara casugraha selama ini."

"Jadi kau ingin melihat inti dari kerajaan?." Responnya. "Yang telah dijaga oleh mendiang gusti prabu bahuwirya jayantaka byakta? Dengan menggabungkan kekuatan kami?."

"Ya, hamba berniat seperti itu." Jawabnya. "Tapi apakah boleh? Hamba ingin mendengar cerita?." Ucapnya sedikit takut. "Bagaimana Gusti Putri bisa? d

Dimasukkan ke dalam pedang panggilan jiwa? Oleh mendiang eyang buyut Prabu?."

Namun, saat itu ia melihat ada banyak orang yang berlarian karena ketakutan. Mereka ketakutan karena ada sekelompok orang yang ingin menyerang mereka?. Apakah memang seperti itu yang terjadi?.

"Sepertinya tidak untuk saat ini andhini andita, kau memiliki masalah yang harus kau tangani." Sukma Dewi Suarabumi merasakan hal tidak baik sedang terjadi.

Putri Andhini Andita langsung melihat apa yang terjadi, ia melihat ada beberapa orang yang mengejar warga desa Damai Setia. Putri Andhini Andita terpaksa menggunakan tenaga dalamnya untuk menghentikan mereka.

Duakh!!!

Kedua orang itu terjajar karena menerima serangan dari Putri Andhini Andita. Mereka segera bangkit, sementara itu warga desa telah melarikan diri mencari tempat yang aman.

"Kurang ajar!." Umpatnya penuh amarah. "Siapa kau?! Berani sekali kau menyerang kami!." Laki-laki bertubuh kekar itu membentak Putri Andhini Andita dengan suara yang cukup keras.

Tapi ia terlihat meringis kesakitan, serangan yang ia terima tadi sepertinya cukup menyakitkan baginya.

"Kalian yang siapa?!." Balasnya penuh amarah. "Berani sekali kalian menyerang penduduk desa damai setia!." Hatinya semakin panas. "Apa yang kalian lakukan di desa ini?." Tatapan mata itu sangat tajam, serta hatinya yang bergemuruh menahan amarah.

"Mereka telah berani memasuki kawasan." Jawabnya. "Tempat persembunyian pangeran kami." Ucapnya tidak suka. "Meskipun ini desa damai setia? Tapi kami saat ini sedang melarikan diri."

"Bisa jadi mereka memberikan informasi itu pada orang lain." Ucapnya kesal. "Dan itu akan membahayakan pangeran kami!."

"Sungguh tidak sopan sama sekali." Amarahnya keluar begitu saja mendengarkan apa yang mereka katakan padanya. "Kalian lah yang tidak sopan! Masuk ke wilayah orang lain!." Suaranya terdengar tinggi. "Dan malah membuat kerusuhan?! Lancang sekali rupanya kalian ini ya?." Putri Andhini Andita mengeluarkan pedang panggilan jiwa, membuat keduanya terkejut.

Deg!.

Kedua pemuda itu terkejut melihat pamor yang dipancarkan oleh pedang Pembangkit Raga Sukma Dewi Suarabumi.

"Aku akan mengusir kalian! Yang telah bersikap kurang ajar!." Hawa pedang itu seperti mengikuti kemarahan yang dirasakan oleh Putri Andhini Andita.

"Pedang itu bukan pedang biasa." Hatinya merasakan firasat buruk. "Sepertinya wanita ini bukan wanita biasa." Dalam hati laki-laki berbadan kekar itu merasakan hawa yang sangat kuat dari pedang itu.

"Sepertinya kita harus mengalah." Bisiknya. "Jangan sampai kita terluka hanya karena melawan wanita itu."

"Baiklah, maafkan kami." Ia memberi hormat. "Kami yang salah, kami minta maaf."

"Tapi kami mohon izin." Ucapnya ramah. "Untuk bersembunyi di wilayah ini untuk sementara waktu."

Putri Andhini Andita mencoba menangkan amarahnya. "Kalau begitu temui Gusti Prabu asmalaraya arya ardhana." Ucapnya. "Ini adalah wilayah kekuasaannya!." Tegasnya. "Mungkin kalian akan diberi perlindungan oleh beliau, jika memang kalian mengalami kesulitan."

"Terima kasih atas saran baiknya nini."

"Kami akan segera menemui Gusti Prabu yang menguasai kerajaan ini."

"Tampaknya mereka bukan orang jahat?." Dalam hati Putri Andhini Andita. "Tapi aku harus tetap waspada."

Entahlah, belum mengetahui bagaimana mereka yang sebenarnya. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Apakah mereka orang baik, atau ada maksud lain yang tersembunyi?. Simak ceritanya dengan baik, next.

...***...

Terpopuler

Comments

AGhanteng

AGhanteng

Iseng2 cek karyanya author, pilih2 mn yg menarik, bc sinopsisnya.
Eh ada kisah putri andhini..
Langsung ya saya unduh sebyk2nya dan ramein kolom komentarnya.

2022-07-26

1

lihat semua
Episodes
1 TINDAKAN
2 MENCURIGAKAN
3 TETAP WASPADA
4 TUJUAN
5 KEDATANGAN YANG TIDAK DIDUGA
6 PESAN KESEDIHAN
7 KEINGINAN
8 AMBISI DAN RENCANA
9 TELAH DIMULAI
10 KEMARAHAN?.
11 AKHIR?
12 PERASAAN DAN SUASANA HATINYA
13 KEDATANGAN DAN PESAN?.
14 BERITA
15 KENAPA BISA SEPERTI ITU?
16 SANTET?
17 PERNYATAAN DAN SUASANA HATI
18 PERASAAN HATI DAN TAKDIR
19 APA ARTINYA INI?
20 SANGAT TIDAK SOPAN
21 AGAK BINGUNG MENJELASKANNYA
22 SIAPA YANG MEMULAINYA?
23 KEJADIAN YANG MENGEJUTKAN
24 SIKAP TIDAK BAIK?.
25 KEPASTIAN HATI
26 KATAKAN SAJA YANG TERJADI.
27 JANGAN SALAH MENDUGA
28 SEBAB DAN AKIBAT
29 MEMBUJUK
30 APA YANG TERJADI SEBENARNYA?
31 ADA HARAPAN?
32 ITULAH ALASANNYA
33 COBA DENGARKAN SEBENTAR SAJA
34 DIBALIK ALASAN
35 ADA HAL YANG TIDAK BISA DIKATAKAN
36 SUASANA HATI
37 INGIN MENGETAHUI KEBENARANNYA
38 YANG DIRASAKAN SEBENARNYA
39 PERMINTAAN
40 KISAH YANG ANEH
41 KEMARAHAN
42 HARUS BAGAIMANA?.
43 PENGAKUAN
44 KABAR?
45 BEBARKAH ITU?
46 KISAH YANG SEBENARNYA?.
47 KEPUTUSAN
48 MERESAHKAN
49 PERTARUNGAN
50 SITUASI DAN KECURANGAN
51 KESAKITAN
52 KEBAIKAN? HATI?
53 PERTEMUAN?.
54 SANGAT ANEH?.
55 KELUARGA ISTANA BUANA DEWA
56 MUSUH YANG KUAT
57 SERANGAN MEMATIKAN
58 KEMARAHAN PUTRI ANDHINI ANDITA
59 KEJADIAN PADA HARI ITU
60 APA YANG HARUS DILAKUKAN
61 RENCANA JAHAT
62 ALASAN SAJA?.
63 KEADAAN MEREKA
64 BIMBANG
65 PERTANYAAN
66 STATEMENT
67 PERASAAN HATI
68 HEART FEELINGS
69 PERASAAN HATI PUTRI DIANTI CAKRAWATI
70 PUTRI ANDHINI ANDITA TEH FEELING
71 PERNYATAAN PUTRI DIANTI CAKRAWATI
72 STATEMENT OF PUTRI DIANTI CAKRAWATI
73 KETEGUHAN HATI
74 KETEGUHAN HATI (ENG)
75 INGATAN
76 APA YANG TERJADI?.
77 KENAPA BISA TERJADI?
78 KEADAAN PUTRI ANDHINI ANDITA
79 PERASAAN ANEH
80 KISAH CINTA?.
81 KENAPA TIDAK BISA?.
82 KENAPA TIDAK BISA?.
83 SANGAT MEMBINGUNGKAN
84 HARUS BAGAIMANA?.
85 RADEN JATIYA DEWA
86 PERASAAN HATI YANG KACAU
Episodes

Updated 86 Episodes

1
TINDAKAN
2
MENCURIGAKAN
3
TETAP WASPADA
4
TUJUAN
5
KEDATANGAN YANG TIDAK DIDUGA
6
PESAN KESEDIHAN
7
KEINGINAN
8
AMBISI DAN RENCANA
9
TELAH DIMULAI
10
KEMARAHAN?.
11
AKHIR?
12
PERASAAN DAN SUASANA HATINYA
13
KEDATANGAN DAN PESAN?.
14
BERITA
15
KENAPA BISA SEPERTI ITU?
16
SANTET?
17
PERNYATAAN DAN SUASANA HATI
18
PERASAAN HATI DAN TAKDIR
19
APA ARTINYA INI?
20
SANGAT TIDAK SOPAN
21
AGAK BINGUNG MENJELASKANNYA
22
SIAPA YANG MEMULAINYA?
23
KEJADIAN YANG MENGEJUTKAN
24
SIKAP TIDAK BAIK?.
25
KEPASTIAN HATI
26
KATAKAN SAJA YANG TERJADI.
27
JANGAN SALAH MENDUGA
28
SEBAB DAN AKIBAT
29
MEMBUJUK
30
APA YANG TERJADI SEBENARNYA?
31
ADA HARAPAN?
32
ITULAH ALASANNYA
33
COBA DENGARKAN SEBENTAR SAJA
34
DIBALIK ALASAN
35
ADA HAL YANG TIDAK BISA DIKATAKAN
36
SUASANA HATI
37
INGIN MENGETAHUI KEBENARANNYA
38
YANG DIRASAKAN SEBENARNYA
39
PERMINTAAN
40
KISAH YANG ANEH
41
KEMARAHAN
42
HARUS BAGAIMANA?.
43
PENGAKUAN
44
KABAR?
45
BEBARKAH ITU?
46
KISAH YANG SEBENARNYA?.
47
KEPUTUSAN
48
MERESAHKAN
49
PERTARUNGAN
50
SITUASI DAN KECURANGAN
51
KESAKITAN
52
KEBAIKAN? HATI?
53
PERTEMUAN?.
54
SANGAT ANEH?.
55
KELUARGA ISTANA BUANA DEWA
56
MUSUH YANG KUAT
57
SERANGAN MEMATIKAN
58
KEMARAHAN PUTRI ANDHINI ANDITA
59
KEJADIAN PADA HARI ITU
60
APA YANG HARUS DILAKUKAN
61
RENCANA JAHAT
62
ALASAN SAJA?.
63
KEADAAN MEREKA
64
BIMBANG
65
PERTANYAAN
66
STATEMENT
67
PERASAAN HATI
68
HEART FEELINGS
69
PERASAAN HATI PUTRI DIANTI CAKRAWATI
70
PUTRI ANDHINI ANDITA TEH FEELING
71
PERNYATAAN PUTRI DIANTI CAKRAWATI
72
STATEMENT OF PUTRI DIANTI CAKRAWATI
73
KETEGUHAN HATI
74
KETEGUHAN HATI (ENG)
75
INGATAN
76
APA YANG TERJADI?.
77
KENAPA BISA TERJADI?
78
KEADAAN PUTRI ANDHINI ANDITA
79
PERASAAN ANEH
80
KISAH CINTA?.
81
KENAPA TIDAK BISA?.
82
KENAPA TIDAK BISA?.
83
SANGAT MEMBINGUNGKAN
84
HARUS BAGAIMANA?.
85
RADEN JATIYA DEWA
86
PERASAAN HATI YANG KACAU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!