Happy Reading 🌹🌹
Hari menjelang malam, terlihat sang surya kembali pada muaranya.
Terdengar suara gaduh di ruang tengah, Ambar dan Agung segera bangun dari tidurnya.
"Ayah, cepat bangun. Membuat upah apalagi Gabriel." Ucap Ambar kepada suaminya.
"Ayo, Ma." Jawab Agung yang segera berjalan cepat menuju sumber suara.
Terlihat Gabriel memeluk kaki penjaga mansion dengan menangis.
"Jangan tinggalkan El." Ucap Briel
"Tuan, ya ampun. Tolong lepaskan." Ucap sang penjaga yang berusaha melepaskan belitan tangan dan kakinya.
Gabriel menggeleng cepat, "Tidak, jangan tinggalkan El." Ucap Gabriel lagi.
Melihat kedua majikannya mendekat, sang penjaga memohon agar membantu melepaskan Gabriel.
"Tuan... Nyonya, maaf mengganggu waktu istirahat Anda." Jawab penjaga dengan sopan.
"Tidak apa-apa Pak, Ayah cepat lepaskan Gabriel." Ucap Ambar kepada penjaga dan Agung.
Segera Agung menarik tubuh Gabriel agar melepaskan kaki sang penjaga mansion, "Briel, lepaskan." Ucap Agung dengan menarik tubuh Gabriel.
"No.. no.. no." Jawab Gabriel yang semakin mengeratkan pegangannya.
Ambar mendekat dan berjongkok di dekat Gabriel, "Briel, sayang. Lepaskan Nak." Ucap Ambar pelan.
Gabriel antara sadar dan tidak sadar menurut ucapan Ambar, segera didirnya melepaskan kaki sang penjaga dan memeluk Ambar.
"El, kangen." Ucap Gabriel pelan.
Ambar mengelus punggung pria matang tersebut pelan, dan menyuruh sang penjaga untuk pergi.
"Ayo Ma, kita antar Gabriel pergi ke kamar." Ucap Agung yang membantu Gabriel untuk berdiri.
Selama menaiki tangga, Gabriel bernyanyi dan berteriak seakan dirinya berada di tengah hutan belantara tak berpenghuni.
"Yah, apa kita siram saja agar Gabriel cepat sadar?" Ucap Ambar yang membantu memegang sisi lainnya.
"Tadi Gabriel mandi juga tidak berefek Ma." Jawab Agung sesuai fakta.
"Mandi dan di siram beda dong Pa, kita siram saja di bawah shower siapa tahu tengah malam seperti ini Gabriel cepat pulih." Ucap Ambar dengan pikirannya.
"Yasudah, ayo Ma. Kita bawa saja ke kamar mandi langsung." Jawab Agung setuju dengan ide gila istrinya.
Dengan susah payah keduanya membawa Gabriel ke lantai dua dan memasukkannya di kamar mandi.
Segera Ambar menyalakan shower dengan air dingin, "Briel... briell.. sadar Nak." Ucap Ambar dengan menepuk-nepuk pipi Gabriel.
Gabriel tetap mengoceh tidak jelas, bahkan terkadang Gabriel tertawa, menangis, dan bernyanyi.
"Sudah cukup Ma, nanti Briel masuk angin." Ucap Agung mematikan shower.
"Tapi Yah," Jawaban Ambar terpotong karena Agung menyela.
"Yang penting, Gabriel malam ini tidur Ma." Ucap Agung.
Keduanya menggandeng Gabriel dan Ambar segera menggantikan pakaian dan celana Gabriel dengan cepat.
Naas, ekspektasi terbanding terbalik dengan realita. Realitanya Gabriel tetap sadar dan melakukan hal-hal konyol di dalam kamarnya sehingga membuat Ambar dan Agung begadang.
Entah kapan ketiga orang itu tertidur di satu kasur besar milik Gabriel, hingga ketukan pintu membuat Ambar menggeliat dalam tidurnya.
"Sebentar." Jawab Ambar dari dalam kamar.
Segera Ambar bangun dan melangkahkan kakinya menuju pintu dengan malas.
"Ada apa, Bi?" Ucap Ambar kepada maidnya.
"Sarapan sudah siap, Nyonya." Jawab maid sopan.
"Memang sekarang jam berapa?" Tanya Ambar kepada maid.
"Pukul tujuh lebih Nyah." Jawab Maid cepat.
Ambar langsung membuka kedua matanya dengan sempurna, "Apa." Seru Ambar yang kemudian menutup pintu dan membangunkan suaminya.
Dengan kecepatan siput, akhirnya Ambar, Agung, dan Gabriel telah duduk di depan meja makan.
Terlihat wajah lelah dan kantung mata yang bergelayut manja.
"Ayah tidak perlu kerja hari ini." Ucap Ambar yang mengambilkan sarapan untuk suaminya.
"Tidak bisa Ma, Mama tau sendiri. Kedua putra kita sedang mabuk kecubung." Jawab Agung memberikan pengertian.
Tiba-tiba Gabriel tertawa.
"Hihihi, Haloo... siapa kamu?" Ucap Gabriel yang menunduk di bawah meja makan.
"Itu siapa Yah, kapan aku punya adik?" Tanya Gabriel lagi yang menunjuk ke arah kaki Agung.
Agung, Ambar, dan beberapa maid melihat ke arah yang di tunjuk oleh Gabriel.
"Mama jadi merinding." Ucap Ambar yang berpindah tempat duduk dekat Gabriel.
"Ma, jangan gitu dong. Masih pagi ini, jangan nakut-nakutin." Jawab Agung kepada istrinya.
Sedangkan di kediaman Wiratama.
Terlihat suara tangisan yang menyayat hati, seakan tengah di siksa.
"Huaaa... jangan potong ayamnya. Kasihan." Ucap Sky dengan memeluk ayam goreng.
"Mas, ini untuk lauk. Sudah di potong ayamnya." Jawab Putri mencoba mengambil piring yang di bawa Sky.
"Kamu jahat, ayo cici kita pergi. Aku akan memberimu makanan yang enak biar cepat besar." Ucap Sky yang berlari meninggalkan meja makan.
Semua orang yang ada di sana menghela nafasnya panjang.
"Sudah, kita sarapan dulu baru mengurusi Sky." Putus Doni kepada keluarganya.
Seluruh keluarga Wiratama akhirnya tetap melanjutkan sarapan mereka meskipun tanpa ayam goreng yang selalu ada di atas meja.
...**...
PROMOSI NOVEL
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Rapa Rasha
gk kebayang kak gimana Gabriel sama sky mabok kecubung lanjut
2022-12-16
0
Farida Wahyuni
ini kok kebanyakan cerita sky dan gabriel.
2022-11-09
0
Yulia Bunyamin
wkwkwk😂😂
2022-09-20
1