...Selamat Hari raya Idul Adha...
...Mohon maaf lahir batin 🙏🏻🙏🏻🙏🏻...
Happy Reading 🌹🌹
"Mang Asep, nanti jemput Rose sore saja ya." Ucap Rose dengan membuka pintu mobilnya.
"Asiapp." Jawab Mang Asep.
Rose segera melangkahkan kakinya, terlihat suami idamannya berada tidak jauh dari pintu masuk.
Rose langsung melambaikan tangannya ke arah Dave dengan senyum pepsodent miliknya, tetapi raut wajah Rose berubah ketika melihat Dave menghempaskan sebuah kaleng dari tangannya.
"Kenapa, Pak Dave." Gumam Rose dengan wajah sedih.
Rose menoleh ke arah pandangan Dave, terlihat mobil mewah terparkir tidak jauh dari sana.
Pandangan mata Rose menyipit, dia sangat mengenal wanita yang ada di dalam mobil tersebut.
"Putri." Gumam Rose pelan.
Rose kemudian melebarkan matanya dan menutup mulutnya karena kaget, "Oh my.. oh my... apakah dia suami Putri." Ucap Rose dalam hati.
Segera Rose berlari sebelum kepergok oleh Putri karena melihat adegan tidak senonoh itu.
"Si*al, pagi-pagi mataku tercemar." Runtuk Rose dalam hati.
Tibalah waktu makan siang, dengan segera dosen mengakhiri perkuliahannya hari ini.
"Ibu tutup dulu pertemuan hari ini, sampai jumpa di persentasi berikutnya." Ucap seorang dosen.
"Terima kasih, bu." Jawab seluruh mahasiswa di kelas.
Terlihat Rose dan Putri mengemasi laptop dan alat tulis mereka yang ada di atas meja.
"Ayo Rose, kita kekantin. Aku sudah tidak memiliki tenaga." Ucap Putri dengan wajah memelas.
"Kehabisan tenaga atau kelebihan tenaga?" Jawab Rose dengan nada menggoda.
"Oh Rose, bukan waktunya bercanda. Aku benar-benar lemas." Ucap Putri dengan meletakkan kepalanya di meja.
"Alasan, yasudah ayo. Makanya pagi-pagi jangan ciuman. Membuat tenagamu habis bukan." Kata Rose dengan cekikikan.
Melihat sahabatnya menunjukkan wait wajah kaget semakin membuat Rose tertawa, "Tidak perlu kaget, aku melihatnya ketika akan masuk ke dalam kampus tadi pagi." Lanjut Rose yang sudah berdiri dari duduknya.
Segera Rose memegang pergelangan tangan Putri dan menyeretnya ke luar kelas untuk menuju ke kantin.
Keduanya segera duduk di salah satu meja yang masih kosong dengan membawa semangkuk bakso dan segelas es teh.
Dengan kecepatan gelombang suara, Rose dan Putri sudah menandaskan makanan dan minuman mereka.
"Put, ayo kita beli kopi di cafe yang baru saja buka di dekat kampus." Ajak Rose yang tengah membenarkan lipstiknya.
"Perutku sudah kenyang sekali, Rose." Jawab Putri dengan menepuk perutnya yang tidak buncit.
"Ayolah, hanya minum kopi saja. Waktu istirahatnya juga masih cukup lama, nanti kita akan lembur sampai sore untuk praktik mata kuliah Pak Dave." Rengek Rose dengan menunjukkan wajah memelasnya.
"Baiklah, ayo." Putri segera berdiri dan mengambil tas juga beberapa buku yang dia bawa.
Hanya membutuhkan waktu lima menit untuk mereka berjalan kaki dari kampus menuju cafe yang dimaksud.
"Kamu ingin memesan apa, Put?" Tanya Rosw yang sudah berdiri di depan kasir.
"Ice Americano satu." Jawab Putri.
Segera Rose memesan dua minuman dan satu cake untuk menemani mereka hari ini.
Putri segera menyerahkan kartu kepada kasir cafe.
"Biar aku saja Rose, kita gantian." Ucap Putru yang melihat sahabatnya ingin menolak.
"Baiklah." Jawab Rose yang akhirnya mengalah.
Keduanya menunggu pesanan mereka di siapkan, tidak membutuhkan waktu lama kini giliran mereka mengambil pesanannya.
"Ayo kita duduk di sana saja." Tunjuk Rose ke arah meja yang ada di sudut cafe.
"Ayo." Jawab Putri yang mengikuti langkah Rose dengan membawa nampan.
Terlihat Rose dan Putri bercengkrama dengan sesekali tertawa, karena usia keduanya sama sehingga membuat obrolan mereka seputar pria dan masa depan.
Tanpa Rose dan Putri sadari, ada sepasang mata yang mengawasi mereka sejak keluar dari area kampus.
Dengan mata emangnya, Dave mengawasi kedua gadis itu hingga duduk di meja yang ada di sudut cafe.
Dave segera melangkahkan kakinya menuju cafe itu, Dave berjalan masuk yang bersamaan dengan seorang wanita hamil.
Tetapi Dave tidak memperhatikan wanita hamil tersebut, dengan segera Dave memesan kopi yang paling cepat disajikan dan membawanya menuju meja yang di belakang kedua gadis tersebut.
Tengah asiknya Rose bercerita tentang bias barunya kepada Putri, terdebgan suara wedges berhenti di samping meja mereka sehingga membuat kedua gadis tersebut menghentikan suara tawa mereka.
Rose menoleh dan meneliti tampilan wanita yang masih berdiri di samping mejanya, terlihat gaun ketat sehingga meninjolkan perut buncitnya, make up yang tebal, dan gincu merah darah di bibirnya.
"Bisakah aku berbicara denganmu sebentar... Putri." Ucap wanita hamil tersebut karena di hadapannya ada dua gadis.
"Maaf, Anda siapa?" Tanya Putri sopan.
"Aku adalah Grace." Jawab Grace dengan memasang senyum penuh tipu muslihat.
Melihat wajah sahabatnya yang tengah berfikir membuat Rose menyipitkan matanya ke arah Grace dengan penuh curiga.
"Ada perlu apa dengan temanku?" Tanya Rose ketus.
Gare mengalihkan tatapannya ke arah gadis mata kucing yang terlihat siaga tersebut.
"Urusan orang dewasa, kamu gadis kecil tidak perlu tahu." Jawab Grace tidak kalah ketus.
"Aku bukan anak kecil ya, dasar tante girang!" Seru Rosw dengan nada penuh penekanan.
"Ap.. apa? Tante girang." Jawab Grace terbata karena shock.
"Iya, tante girang. Selain usiamu yang sudah tua ternyata telingamu sudah tuli ya." Ucap Rose dengan senyum mengejek.
Grace mendelik kesal terhadap bocah yang ada di depannya.
Melihat Grace ingin memukul Rose membuat Putri bersuara.
"Rose tolong tinggalkan kami." Ucap Putri pelan.
"Aku tidak mau! Pasti tante girang ini ingin berbuat jahat terhadapmu." Jawab Rose yang menatap tajam ke arah Grace.
"Rose, tolonglah." Ucap Putri memohon.
Rose sangat kesal dan berdiri dari duduknya, "Awas jika terjadi sesuatu terhadap temanku, maka kamu akan... kekkk!" Ucap Rose dengan menggerakkan jempol tangannya bergerak seperti memotong leher seseorang.
Sedangkan di perusahaan Gandratama, terlihat Gabriel tengah berlari mengikuti Sky yang sudah berlari jauh di depannya seakan mereka tengah mengikuti lomba lari maraton.
Setelah mendapatkan telfon dari kata-kata keluarga Gandratama, segera saja Briel memberitahukannya kepada Skh tetapi mereka tidak dapat segera berangkat karena ada rapat penting dengan investor luar negeri.
Sesampainya Sky dan Gabriel di basement perusahaan, segera Briel membuka pintu mobil yang di ikuti oleh Sky.
Tanpa iklan go food, segera Briel menancapkan gas mobil yang melaju meninggalkan basement perusahaan.
Dengan kecepatan tinggi, Gabriel mengendarai mobilnya. Bahkan beberapa kali Briel mendapatkan makian dari pengendara lain karena aksinya yang menyetir ugal-ugalan.
Telah sampailah Gabriel dan Sky di depannsebuah cafe, dengan segera keduanya keluar dari dalam mobil dan menuju cafe tersebut.
Briel menyincingkan matanya karena melihat keadaan yang akan semakin memanas karena Grace memeluk tubuh Sjy tepat di hadapan istrinya Putri.
...**...
PROMOSI NOVEL
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Rapa Rasha
lanjut
2022-12-16
0
Roroazzahra
selalu like
2022-09-19
0
Yulia Bunyamin
masih cerita putri dan sky
2022-09-18
1