Happy Reading 🌹🌹
Alarm HP berdering hingga suaranya memenuhi kamar, membuat penghuni kamar tersebut menggeliat dan mengerjakan matanya dengan malas.
Tangannya terulur mengambil HP yang ada di atas nakas dengan mulut yang tengah menguap.
Terlihat waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi. Orang itu menyebabkan selimut tebalnya dan merapikan sebentar tempat tidur dimana tempatnya melepaskan rasa lelahnya.
Gabriel melangkahkan kakinya menuju wastafel yang ada di dalam kamar mandi, tangannya langsung menghidupkan kran dan menengadahkan kedua tangannya agar terisi air.
Terlihat percokan air yang dia basuhkan di wajah tampannya, Gabriel membersihkan wajah, hidung, dan telinganya.
"Segarnya." Ucap Gabriel.
Sikat gigi Gabriel ambil dari tempatnya, segera Briel masukkan pada lubang sebuah alat dimana pasta gigi otomatis tedtuang di atas sikat giginya.
Setelah melakukan rutinitas paginya didalam kamar mandi, Briel keluar dengan memegang handuk kecil dan menepuk-nepuk bagian wajah beserta lehernya yang basah.
Dimasukkannya handuk basah itu di dalam keranjang baju kotor yang terletak di pojok lemari.
Begitu juga kaos dan celana yang Briel kenakannuntuk tidur malam tadi.
Suara geseran pintu lemari terdengar nyaring, dengan cepat Briel mengambil satu stel baju olahraga didalam lemari dan segera mengenakannya.
Setelah selesai mengenakan baju olahraga segera Briel melihat penampilannya hari ini didepan cermin panjang yang ada di sisi lemarinya.
"Perfect." Ucap Briel dengan mengguyar rambutnya ke belakang.
Briel berjalan keluar dari dalamnkamarnya menuju dapur minimalis yang ada di dalam apartemennya.
Terdapat nampan berisi satu teko air putih dan beberapa gelas bening disana, Briel mengambil teko tersebut dan menuangkan air ke dalam gelas yang sudah dia siapkan.
Diteguknya air putih itu hngga membuat jakunnya bergerak indah. Setelah menandaskan air putih segera Briel berjalan menuju pintu keluar apartemen.
Didudukannya pantat Gabriel di lantai sedangkan tangan kanannya menggapai sepatu olahraga yang ada di dalam rak sepatu.
Setelah selesai menali sepatu dengan kuat, segera Briel berdiri dari duduknya dan siap memulai olahraga paginya.
Gabriel berjalan menuju lift untuk mengantarkannya ke lantai basement, hari ini Gabriel berencana berolahraga di taman kota.
Tidak membutuhkan waktu lama, Briel telah sampai dilantai basement dengan segera Briel melangkahkan kakinya menuju mobil miliknya yang terparkir rapi disana.
Setelah memanaskan mesin mobilnya sebentar, Briel menginjak gas secara perlahan hingga membuat mobil itu bergerak meninggalkan lantai basement yang panas itu.
Hanya membutuhkan waktu kurang lebih limabelas menit dengan berkendara menggunakan mobil, kini Briel telah sampai di taman kota.
Sudah terlihat banyak orang disana, banyak yang berolahraga ataupun sekedar berjalan-jalan saja.
Briel keluar dari dalam mobil setelah memarkirkan mobilnya. Banyak wanita yang terpesona oleh Briel, bahkan ada yang mencoba mendekatinya tetapi Briel berlalu dengan wajah datarnya.
Sebelum memulai olahraganya, Briel melakukan pemanasan atau peregangan otot terlebih dahulu.
Hari ini Briel ingin berlari mengelilingi taman kota yang cukup besar itu.
Gabriel berlari melewati jalan setapak yang ada di taman tersebut, Briel berlari beberapa putaran terlihat dari pelipisnya yang sudah berkeringat sangat banyak hingga menetes menuruni pipi dan lehernya.
(Author bayangin kek hotss banget bunda 🤣😁)
Hingga ayunan kakinya terhenti karena sesuatu, pandangan Briel menatap lurus kedepan.
Terlihat sosok gadis yang bergelayut manja dilengan pria paruh baya dengan sangat mesra, bahkan mencium pipi pria itu dengan senang hati saat pedagang bubur ayam menghampiri mereka.
"Apakah, dia sugar baby? Pria itu terlalu tua untuk menjadi kekasihnya bukan." Gumam Briel dalam hati.
Briel terus memandangi aktivitas keduanya, hingga pandangannya bersibobrok dengan pria yang ada di samping gadis tersebut.
Pria paruh baya itu menatap tajam ke arah Briel seperti busur panas yang seakan mengirimkan sinyal bahaya.
"Jaga pandanganmu!"
Gabriel yang mendapatkan tatapan tajam itu seakan menjadi kikuk, bola matanya liar menatap kekiri dan kekanan. Hingga akhirnya Briel memutuskan untuk pergi dari sana.
"Ayah, lihat siapa?" Tanya Rose kepada Ayah Handoko.
Ya, gadis yang dilihat Briel adalah Rose dan Ayah Handoko. Karena pekerjaan Ayah Handoko tidak terlalu banyak hari ini, memutuskan mengajak Rose untuk mencari sarapan diluar.
"Hanya serangga pengganggu saja." Jawab Ayah Handoko yang tersenyum ke arah Rose.
"Serangga?" Beo Rose.
"Iya, tapi sudah Ayah usir sehingga tidak jadi mendekat kearah kita." Ucap Ayah Handoko pelan.
"Apa kita perlu memanggil pembersih serangga Ayah, agar taman ini tidak banyak serangga?" Tanya Rose polos dengan memakan buburnya.
"Untuk saat ini sepertinya tidak perlu sayang, jika berbahaya Ayah yang akan membersihkan sendiri serangganya." Jawab Ayah Nugrohi dengan tertawa pelan.
Rose yang mendengarkan penuturan Ayahnya juga hanya ikut tertawa, didalam bayangan Rose melihat Ayahnya menggunakan seragam kebersihan dan sebuah alat penyemprot hama.
Sedangkan didalam pikiran Ayah Nugroho, dia akan menyingkirkan para pria yang mencoba mendekati Rose.
Sedangkan kini Gabriel sudah masuk di dalam mobilnya, setelah melihat Rose dan mendapatkan tatapan tajam dari pria paruh baya tadi.
"Apa dia benar sugar baby? Si*al, aku harus cepat mencari tahu tentang Rose. Tidak mungkinkan seleranya bapak-bapak?" Gumam Briel dengan mengetuk-ngetuk jari di setir mobilnya.
Lamunan Briel pecah, saat mendengar sering telfon dari HP miliknya. Terlihat di layar HP miliknya tertera nomor salah satu anak buahnya.
Gabriel segera mengangkat panggilanbtersebut dan mendengarkan segera anak buahnya yang ada disebrang telfon melaporkan semua hal yang mereka dapatkan.
Setelah panggilan telfon itu berakhir, Briel segera menelfon kedua asisten Rudi dan Doni secara bergantian.
Hingga akhirnya Briel memutuskan melaporkan semuanya kepada Sky, agar secepatnya masalah ini selesai dan Briel dapat fokus dengan gadis pendek itu.
"Halo, Tuan." Ucap Briel ketika panggilannya langsung diangkat oleh Sky.
"Halo, ada apa Briel?" Tanya Sky di sebrang telfon.
"Saya ingin melaporkan tentang Grace dan Intan." Jawab Briel.
"Sebentar." Ucap Sky.
"Katakan Briel." Lanjut Sky.
Gabriel segera melaporkan seluruh hasil pengamatan dan penyelidikan yang dilakukan oleh anak buahnya selama ini kepada Sky.
"Segera susuk rencana dengan matang, kita akan melihat sejauh mana mereka bermain-main." Jawab Sky setelah mendengar penjelasan dari Gabriel.
"Baik." Ucao Briek yang langsung memutuskan sambungan telfonnya tanpa menunggu jawaban dari Sky.
Sedangkan Sky yang kini berada di depan mansion Wiratama tengah merasa sangat kesal, "Dasar, asisten tidak ada sopan. Seharusnya aku yang mematikan telfonnya." Sungut Sky.
Dengan segera Sky menghubungi Gabriel kembali dengan cepat, karena Sky tidak terima.
"Ada apa Tuan?" Tanya Gabriel yang langsung mengangkat panggilan dari Sky.
"Tidak ada." Jawab Sky yang langsung mematikan sambungan telfonnya seperti yang dilakukan oleh Gabriel tadi.
Sky tertawa sangat puas di sana, "Rasakan! Kamu pasti sangat kesal karena aku mematikan telfonnya lebih dahulukan." Ucap Sky yang memandang layar HP miliknya.
Sedangkan Briel terlihat bersin dan masih duduk setia di dalam mobil hanya mengucek hidungnya yang serasa gatal.
"Apa Sky gila?" Ucap Briel yang langsung meletakkan HP di kursi sampingnya.
...**...
PROMOSI NOVEL
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Rapa Rasha
kak orang tua gabrile itu siapa sih kak lanjut
2022-12-16
0
Yulia Bunyamin
lanjut thor
2022-09-17
1
Dewi
kapan Thor cerita Ros dan brieel nya 😔😔😔
2022-09-11
1