Happy Reading 🌹🌹
Selama dalam perjalanan Rose mendengarkan cerita dari Putri dengan seksama, hingga mobil yang membawa mereka telah sampai di kediaman Wiratama.
Segera keduanya keluar dari mobil dan berjalan untuk masuk kedalam mansion Wiratama.
Rose berdecak kagum melihat bangunan yang ada di depannya, bahkan tubuh kecilnya sampai memutar untuk melihat semua yang ada di luar sana.
Meskipun perusahaan Ayahnya menduduki peringkat ketujuh, tetapi mansion keluarga Amanda tidak sebesar mansion Wiratama.
"Ayo, Rose." Ucap Putri dengan segera memegang pergelangan tangan sahabatnya agar berjalan lebih cepat.
Tidak membutuhkan waktu lama, kini kedua gadis tersebut sudah berada di depan pintu berwarna emas. Dengan segera Putri membuka pintu yang tidak terkunci itu.
Rose masih setia berjalan di belakang sahabatnya, karena jika berjalan beriringan lebar pintu tersebut tidak muat membawa mereka berdua masuk secara bersamaan.
Pandangan Rose terkunci pada sosok gadis yang terbaring di atas kasur besar itu, terlihat kamar yang tirainya masih tertutup dengan rapat.
Rose dan Putri berjalan mendekat dengan perlahan, "Bintang." Panggil Putri pelan.
Gadis yang dipanggil namanya hanya membuka matanya sebentar dan kembali terpejam.
Rose manatap prihatin ke arah saudara Putri, terlihat rambut yang acak-acakan, mata sembab, wajah pucat, dan kedua tangan yang memeluk perut yang sudah cukup buncit itu.
Hingga keduanya di alihkan pada suara lembut yang datang ke kamar itu, "Kamu sudah datang sayang." Ucap wanita yang sudah tidak muda lagi namun masih nampak kecantikannya.
Rose memberi salah dan di balas oleh wanita yang tidak lain adalah Mamanya Putri yang bernama Bulan.
Di kamar yang temaram itu, Rose hanya senantiasa mendengarkan percakapan kedua wanita berbeda usia itu. Tetapi pandangan Rose masih tertuju pada gadis yang tertidur.
"Oh iya, ajak Rose makan siang dulu. Ini sudah waktunya untuk makan siang." Ucap Bulan pelan dan kemudian menatap lembut ke arah Rose.
"Eh, tidak perlu Tante. Saya masih kenyang." Jawab Rose pelan.
"Tidak apa-apa, ayo cepat segera turun ke ruang makan." Ucap Bulan tidak menerima penolakan.
Rose hanya menggaruk pipinya yang tidak gatal, Putri dan Bulan sudah meninggalkan kamar Bintang terlebih dahulu dan Rose mengikuti keduanya di belakang.
Tetapi bari di ambang pintu, Rose menghentikan langkahnya dan segera memutar tubuhnya dengan kesal.
Sejak tadi didalam hati dan pikirannya tengan bertarung untuk memberikan bukti-bukti kepada Bintang atau tidak.
"Sangat menyebalkan." Gerutu Rose dengan menghentakkan kakinya dan segera berjalan menuju ranjang Bintang lagi.
Kini Rose telah sampai di hadapan Bintang yang masih setia memejamkan matanya, terlihat HP yang tergeletak di atas nakas. Dengan cepat Rose mengambilnya.
"Buka pin Hpmu." Ucap Rose menyodorkan HP Bintang dengan menggoyangkan pundaknya.
Tidak ada jawaban dari Bintang, Bintang hanya membuka matanya saja.
"Cepat, aku sedang menjadi malaikatmu dan menjadi malaikat maut untukmu lain kali." Ucap Rose dengan sedikit kesal.
Bintang bangun dari tidurnya dan menatap tajam ke arah Rose, "Pergi." Kata Bintang dingin.
"Aku akan pergi setelah kamu membuka pin hpmu. Apa kamu pikir, aku akan betah berlama-lama dengan nenek lampir." Jawab Rose mencebik.
"Apa kamu bilang! Kamu mengataiku nenek lampir!" Ucap Bintang dengan bersungut-sungut.
"Aku tidak menyebut namamu, jika kamu merasa yasudah." Jawab Rose dengan tersenyum miring.
Terlihat raut wajah Bintang berubah menjadi merah karena menahan rasa kesalnya.
"Cepat, jika tidak mau ya sudah. Aku yakin kamu akan mati penasaran." Ucap Rose dengan tersenyum meremehkan.
Bintang mengambil hpnya dengan kasar dari tangan Rose, segera jari lentik itu bergerak lincah di layar hpnya.
Bintang langsung menyerahkan kepada Rose tanpa berkata apapun, sedangkan Rose langsung menerimanya dan mentrasfer beberapa file kedalam HP Bintang.
Setelah selesai, segera Rose menyerahkan kepada Bintang.
"Jangan lemah, nenek lampir sepertimu tidak cocok jadi tokoh protagonis. Ingat ketika kamu melabrak Putri, jangan hanya keras kepada wanita saja." Ucap Rose yang langsung berlalu dari hadapan Bintang tanpa menunggu jawaban.
Rose berjalan cepat menuruni tangga dengan kepalanya di tolehkan ke arah kanan dan kiri karena Rose tidak tahu dimana letak ruang makan.
"Gara-gara nenek lampir." Gerutu Rose dengan manyunkan bibirnya.
"Rose, kenapa kenapa lama sekali." Panggil gadis yang seusianya.
"Tadi aku hanya membuka gorden kamar Bintang dan bingung mencari ruang makan." Jawab Rose berbohong.
"Ayo makan, sudah di tunggu Mama." Ajak Putri yang berjalan beriringan dengan Rose.
Terlihat Mama Bulan sudah duduk di kursi sembari menunggu kedua gadis tersebut.
"Maaf Tante, menunggu lama." Ucap Rose tidak enak hati.
"Tidak apa-apa Nak, ayo segera duduk." Jawab Bulan kepada Rose.
Segera Rose dan Putri duduk dengan saling berhadapan, Rose melihat bagaimana Bulan memperlakukan Putri.
Tersebut rasa iri dalam hatinya, tetapi dengan segera Rose tepis. Rose mengigit bibir dalamnya agar tidak menangis.
Rose teringat mendiang Bundanya yang setiap kali makan bersama selalu melayani Ayah dan juga dirinya.
Bahkan dengan tangannya sendiri sang Bunda memasak dan menyiapkan bekalnua setiap hari.
"Ini Nak, makanlah dengan tenang dan jangan sungkan untuk menambah." Ucap Bulan yang meletakkan sepiring nasi berisi lauk pauk didalamnya.
"Terima kasih, Tante." Jawab Rose dengan tersenyum tipis.
Dengan lahap Rose memakan makanannya, baru satu suapan sudah membuat Rose tersedak.
Tersedak bukan karena makanannya tidak enak, melainkan satu fakta dari sahabatnya yang baru saja Rose ketahui.
Dengan cepat, Bulan mengambilkan air putih untuk Rose. " Minum dulu, Nak." Ucap Bulan.
Rose segera mengambil air putih itu dan meminumnya hingga tandas, " Terima kasih, Tante." Ucap Roae setelah selesai minum.
Rose menatap tajam kearah sabatnya, seakan tatapan tajam itu dapat menembus isi kepala Putri.
"Kenapa Nak?" Tanya Bulan lembut kepada Rose.
"Oh, tidak apa-apa Tante. Memang Putri sudah menikah?" Tanya Rose kepada Bulan.
"Sudah, mungkin sudah tiga atau empat bulan yang lalu." Jawab Bulan.
Rose melebarkan kedua matanya, jadi ketika masuk kuliah sahabatnya itu sudah berstatus sebagai istri orang.
"Wah, Rose tidak tahu Tante. Jika ternyata teman baik Rose ini sudah menikah." Jawab Rose dengan tersenyum ke arah Putri dan menekankan kata teman baik.
"Seharusnya kamu sudah sering bertemu dengan suaminya Putri, suaminya selalu mengantarkannya berangkat kuliah dan terkadang menjemputnya jika memiliki waktu luang." Jelas Bulan kepada Rose.
Rose mencoba mengingat-ingat wajah pria yang mengantarkan sahabatnya itu, tetapi Rose juga tidak pernah tahu karena yang mengantarkan Putri tidak pernah keluar dari dalam mobil.
Sedangkan di dalam ruang kerja yang terkesan suram, karena warna cat ruangan tersebut di dominasi warna hitam.
Barang-barang disana hanya sedikit karena lebih banyak tumpukan berkas-berkas.
Terlihat sosok pria yang tengah berdiri didepan jendela besar ruangannya.
Pria bertubuh tinggi dan tetap, kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celana kainnya dengan pandangan yang lurus kedepan.
Terdengar suara HP yang terletak dibatas meja kerjanya dengan segera Gabriel memutar tubuhnya dan berjalan menuju meja kerjanya.
Gabriel mendapatkan sebuah pesan yang ternyata dari salah satu anak buahnya, netranya membulat dan segera Gabriel meraih beberapa lembar kertas yang ada di atas mejanya.
"Menarik." Ucap Gabriel dengan senyum menyeringai.
Dengan segera Gabriel mengirimkan gambar yang dia dapatkan kepada kedua asisten Rudi dan Doni.
Tanpa banyak iklan shoope, rencana ketiga asisten tersebut sudah tersusun rapi. Entah kekuatan supranatural apa yang digunakan oleh para asisten andalan ketika petinggi pengusaha itu.
...**...
PROMOSI NOVEL
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Misaza Sumiati
diulang lagi dari awal cerita nya
2022-12-29
0
Rapa Rasha
ayo kak langsung ke cerita ros dan gabriel penasara
2022-12-16
0
🏕V⃝🌟🍾ᚻᎥ∂ ᶢᵉˢʳᵉᵏ 💃V@X💃
kayanya yg nyebarin video bintang itu Dev deh krn Dev barambisi kpd putri takpa tahu putri dan bintang adalah sodara dan Dev jg ga tau klo putri udah nikah😅😅😅
2022-09-21
1