Happy Reading 🌹🌹
Sesampainya di kantin, Rose dan Putri mencari bangku yang masih kosong. Terlihat meja yang berada di pojok telah selesai digunakan oleh beberapa mahasiswa lainnya.
"Put, ayo kita kesana!" Ucap Rose menunjuk meja yang kosong.
Putri hanya mengikuti langkah Rose, dengan segera mereka memesan makanan karena sudah sangat lapar.
"Ini Neng bakso dan es jeruknya." Ucap mamang penjual bakso.
"Makasih Mang, ini uangnya." Rose menyerahkan pecahan uang lima puluh ribuan.
Terlihat Putri akan menyodorkan uang pecahan seratus ribuan tetapi Rose hentikan, "Sudah Put, aku yang teraktir hari ini. Kamu kapan-kapan dapat meneraktirku." Ucap Rose dengan tersenyum hingga menampakkan deretam gigi putihnya.
"Baiklah, terima kasih Rose." Jawab Putri dengan tersenyum simpul.
Terdengan suara menyruput (bahasa Indonesianya apa sih ya, autir tiba-tiba blang 😅) kuah bakso, "Kenyang!!" Seru Rose yang menepuk pelan perutnya dan mengelap bibirnya dengan punggung tangan.
Putri yang melihat Rose langsung mengeluarkan tisu dari dalam tasnya, "Pakai tisu Rose."
Rose hanya mengengir kuda, "Aku harap kamu tidak malu berteman denganku Put." Seloroh Rose dengan mengambil tisu.
"Semoga saja urat maluku tebal Rose." Seloroh Putri dengan kekehan ringan.
Rose mencebikkan bibirnya, dan segera mengaduk es jeruk yang sudah memanggil-manggil namanya untuk segera di teguk.
Putri yang melihat tingkah Rose hanya menggelengkan kepalanya pelan dan memasukkan bakso terakhir dari dalam mangkoknya.
"Rose, kenapa kamu hanya dekat denganku sejak tadi? Apa kamu tidak ingin mencoba berteman dengan yang lainnya?" Tanya Putri penasaran.
"Hah, jenuh. Mereka sudah tahu siapa aku, aku juga bosan berteman dengan orang-orang yang hanya ingin memakan uangku saja." Jawab Rose menjelaskan dengan menopang dagunya.
"Apa kamu pikir mereka rayap?" Ucap Putri dengan terkekeh geli.
"Mereka rayap kepala hitam, bahkan besi saja mereka telan habis." Jawab Rose yang tergelak.
"Memang kamu siapa? Seperti orang penting saja." Tanya Putri polos karena dia benar-benar tidak tahu tentang keluarga Rose.
"Aku adalah Zia Rose Amanda." Jawab Rose yang berakhir dengan gelak tawa keduanya.
Tiba-tiba, tawa Rose dan Putri terganti dengan perasaan kaget karena gebrakan meja yang kuat. Siapa lagi jika bukan Bintang yang melakukannya.
Rose yang melihat gadis seusianya, terlihat marah dengan berdecak pinggang hanya menatapnya bingung. Karena Rose tidak mengenalnya.
"Heh, gadis kampung! Kenapa kamu bisa berada disini!" Seru Bintang yang menyita perhatian mahasiswa lainnya.
"Aku berkuliah disini, lalu kenapa kamu berada disini?" Jawab Putri yang mencoba bersikap biasa saja meskipun jantungnya sudah berdetak seperti dentuman musik disko.
Tawa Bintang pecah mendengar jawaban dari Putri, "Uang darimana kamu agar dapat bersekolah disini? Oh, aku ingat. Kamu bekerja di club malam pasti kamu menjual tubuhmu ke om-om untuk menjadi orang kaya ya?" Jawab Bintang dengan senyum sinisnya.
Mata Rose membola, bahkan tangannya menutup mulutnya. Pandangan Rose beralih menatap Putri yang terlihat sudah berkaca-kaca.
"Kampus ini tidak cocok untuk gadis sepertimu! Ingat pekerjaanmu jika pagi hanya menjadi OB, jika malam hari menjadi wanita panggilan. Sebelum membuat dirimu malu, lebih baik segera angkat kaki dari kampus ini." Ucap Bintang yang semakin menginjak harga diri Putri.
Rose masih bergeming di tempatnya, Rose tidak mengeluarkan sepatah katapun karena otaknya masih mencoba mencerna ucapan yang keluar dari keduanya.
Rose hanya melihat dan mendengar perdebatan Putri dan Bintang, karena Rose sendiri juga tidak tahu apapun tentang kehidupan Putri.
Hingga Rose tersadar jika Putri sudah berlari meninggalkan dirinya.
Sebelum Rose menyusul, Rose menatap tajam ke arah Bintang dan langsung menginjak kaki gadis itu dengan sekuat tenaga.
"Dasar nenek lampir!" Umpat Rose yang langsung berlari menyusul Putri.
Bintang yang menjadi korban Rose, hanya dapat mengaduh dan mengumpatnya saja tanpa mendapatkan respon dari Rose.
Rose berlari sekencang mungkin agar tidak kehilangan jejak Putri, Rose ingin tahu tentang kehidupan Putri dan dapat menjadi teman yang diandalkan.
Nampak dari kejauhan tanpa Rose dan Putri sadari, terdapat sepasang mata yang menatap tajam kearah keributan tersebut.
"Putri, tunggu!!!!" Teriak Rose yang sudah merasakan oksigen disekitarnya habis.
Langkah kaki Putri terhenti dan segera membalikkan tubuhnya.
Terlihat Rose yang tengah bersusah payah mengejarnya, bahkan keringat sebiji jagung terlihat membanjiri pelipisnya.
Dengan sisa tenaga, Rose berusaha melangkah mendekat ke arah Putri.
Hoshh... hoshhh... hoshhh...
"Putri, kenapa laris cepat sekali. Ah, aku lelah." Ucap Rose yang langsung dirinya duduk di bahu jalan.
"Ke.. kenapa kamu mengikutiku?" Tanya Putri dengan mencengkram kuat tasnya.
Rose mendongakkan kepalanya melihat wajah teman barunya. Mata merah, hidung merah dan sudah dipastikan jika tadi dia berlari sambil menangis.
"Tentu saja aku mengikutimu, jika kamu diculik bagaimana? Apa yang akan aku katakan kepada keluargamu." Jawab Roae asal karena dia sudah lelah untuk berdebat dengan Putri.
"A.. aku anak yatim piatu." Jawab Putri dengan menundukkan kepalanya.
Rose kaget dengan jawaban Putri, segera dirinya berdiri dan memeluk tubuh teman barunya dengan penuh kasih sayang.
Rose menepuk-nepuk punggung Putri, seakan menyalurkan kekuatan.
"Tidak apa-apa, mulai hari ini aku akan menjadi keluargamu." Jawab Rose yang masih memeluk Putri.
Terasa tubuh temannya bergetar hebat dan suara isakan tangis seakan menyayat hati. Rose pernah berada di posisi saat ini, dimana kehilangan poros hidupnya tetapi beruntung poros itu terganti oleh Ayahnya.
"Apa kamu tidak malu berteman denganku? A.. aku dulu bekerja sebagai OB dan waiters di club malam." Ucap Putri dengan terbata-bata.
"Dulu kan sekarang tidak lagi?" Tanya Rose pelan.
Putri hanya dapat menganggukkan kepalanya saja dengan membalas pelukan Rose.
"Ya sudah, untuk apa dipikirkan masalalu mu. Sekarang kamu harus membuktikan jika kamu akan menjadi sosok yang lebih baik lagi." Ucap Rose yang kini sudah melepaskan pelukannya.
Lagi-lagi, hanya anggukan yang Rose dapatkan.
"Sudah ayo kita pergi, sungguh wajahmu sangat jelek dan juga jorok sekali." Ucao Rose dengan tertawa.
Putri mencebikkan bibirnya, aedetik kemudian dia ikut tertawa. Tawa Rose seakan magnet hingga orang yang melihat tawa Rose akan mengikutinya.
Hingga suara klakson mobil membuyarkan tawa dia gadis tersebut.
Keduanya menatap kearah suara, terlihat kaca depan mobil turun dan terlihat sosok yang menyegarkan jiwa dan raga Rose.
"Ayo masuk!" Ucap Dave yang membuka kaca mobilnya.
Rose mencengkram kuat lengan Putri karena sangat senang, seakan Rose mendapatkan lotre hari ini.
Mendengar penolakan Putri membuat Rose menoleh dan menatap tajam kearah temannya.
Putri seakan tahu arti tatapan Rose, "Yang sopan, dia itu dosen." Ucap Putri mengultimatum temannya.
...**...
Rose yang kesel sama Bintang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Rapa Rasha
tetep semangat ya kak lanjut
2022-12-15
0
Merpati_Manis (Hind Hastry)
aku baru mampir mam, bab 1 - 3 keren, jadi penasaran dan pingin lanjut terus 👍👍
2022-09-26
0
🏕V⃝🌟🍾ᚻᎥ∂ ᶢᵉˢʳᵉᵏ 💃V@X💃
dave berarti suka nya sma putri tpi rose yg k geeran gto kan lucu sih😅😅😅
2022-09-21
0