Happy Reading 🌹🌹
Mendengar kabar dosen dengan berwajah tampan terlebih dosen itu adalah petinggi perusahaan membuat Rose penasaran.
Salah satu sifat jelek Rose adalah mudah jatuh cinta dengan pria berwajah tampan, meskipun tidak semua pria tampan dapat menjalin hubungan dengannya.
Tetapi beberapa dari mereka sempat menjalin kasih meskipun berujung perpisahan, contohnya semalam. Rose baru saja di putuskan oleh kekasihnya pria paling tampan di SMAnya.
Terdengan suara pintu kelas terbuka, Kepala Rektor masuk terlebih dahulu dan di ikuti seseorang di belakangnya.
Satu kaki melangkah masuk, terlihat sepatu pantofel berwarna hitam mengkilap, celana kain yang mulus tanpa ada lipatan sedikitpun.
Pandangan Rose naik secara perlahan terlihat tubuh yang atletis terbalut jas, tubuh tinggi, rambut yang tertata rapi tapi tidak klimis. Hidung mancung, rahang tegas, dan sorot mata yang tajam.
Rose memegang dadanya, "Benar-benar ciptaan Tuhan yang sempurna, oh jantungku." Gumam Rose yang masih memandang lekat ke arah pria yang sudah berdiri di samping Kepala Rektor.
"Kamu sakit Rose?" Tanya Putri khawatir yang melihat teman barunya memegang dadanya.
"Jantungku meledak Put, oh my! Bagaimana ini Put, sepertinya jantung dan hatiku sudah tidak sehat." Jawab Rose pelan.
Putri menaikkan sebelah alisnya dan memandang lekat wajah Rose, Putri mengikuti pandangan Rose dan bersibobrok dengan tatapan tajam pria yang berdiri di depan.
"Fix, kamu adalah milikku." Gumam Rose dan pria yang ada di depannya tetapi berbeda objek.
"Selamat pagi para mahasiswa dan mahasiswi." Ucap Kepala Rektor membuka kelas.
"Pagi, Pak." Jawab seluruh mahasiswa yang berada di kelas tersebut.
"Baik, tidak perlu berlama-lama. Selama perkuliahan naskah drama akan di bimbing langsung oleh pria yang sekarang tengah berdiri disamping Bapak. Silahkan perkenalkan diri Tuan. " Ucap Kepala Rektor mempersilahkan pria yang sudah berdiri sejak tadi di sampingnya.
"Pagi semuanya, perkenalkan saya Dave Danuarta. Saya adalah CEO dari Danuarta Entertaimen, secara langsung saya akan memberi bimbingan penulisan naskah drama untuk semester ini. Apakah ada yang ingin ditanyakan?" Ucap Dave kepada seluruh mahasiswa didalam kelas tersebut.
Dave Danuarta, yang biasa dipanggil Dave oleh orang-orang sekitarnya. Dave merupakan anak tunggal dari pasangan Rudi Danuarta dan Lila Danuarta.
Dave merupakan pria mapan dan tampan, meskipun usianya 28 tahun tetapi tidak melunturkan ketampanan paripurnanya.
Dave dan Handoko sama-sama pengusaha yang bergerak di bidang hiburan, tetapi perusahaan Dave nomor satu di negaranya.
"Pak Dave, sudah punya kekasih belum?" Tanya seorang mahasiswi yang berakhir mendapat sorakan dari beberapa rekannya.
"Sudah-sudah, akan Bapak tinggal. Kalian dapat meneruskan sendiri dengan Pak Dave." Ucap Kepala Rekor yang bersalaman dengan Dave sebelum meninggalkan kelas.
Kepala Rektor merasa sangat terhormat, seorang pengusaha nomor satu di negara itu turun ke lapangan.
"Terkait pertanyaan tadi, saat ini belum. Tetapi saya baru akan memulai memperjuangkannya." Jawab Dave dengan menatap seorang gadis yang tengah menunduk.
Rose yang mendengar jawaban dari Dave menaikkan sebelah alisnya, karena Roae merasa jika tatapan Dave menuju kearahnya.
"Oh My! Apa yang dimaksud adalah aku. Tetapi aku baru bertemu dengan pria tampan itu." Ucao Rose dalam hati.
Rose menatap ke arah Dave dengan intens tanpa berkedip, bahkan dia sangat semangat ketika pria idamannya mengajukan jabatan untuk menjadi asistennya.
Terlihat banyak mahasiswa yang mencalonkan diri, Rose menoleh ke arah samping.
"Putri, kamu tidak ingin mencalonkan menjadi asisten dosen Pak Dave?" Tanya Rose kepada Putri.
Putri menggelengkan kepalanya pelan, "Tidak kamu saja Rose. Aku harus bekerja, nanti tidak waktu jika menjadi asisten dosen Pak Dave." Jawab Putri beralasan.
"Yas! Baiklah, sainganku berkurang satu." Ucap Rose dengan semangat dan tersenyum. lebar menghiasi wajahnya.
"Saya akan memilih asisten dosen setelah selesai perkuliahan." Putus Dave yang melihat ke arah gadis yang tidak mengangkat tangannya sendiri.
Dua jam lamanya perkuliahan yang di sampaikan oleh Dave akhirnya berakhir.
"Baiklah saya akan memilih asisten dosen untuk mata kuliah yang saya ampu." Ucap Dave.
Terlihat tangan Rose meremas tangan Putri karena gugup.
"Rose." Ucap Putri lirih karena menahan sakit pada tangan yang di remat oleh Rose.
Rose langsung melepaskan pegangannya karena sadar jika temannya kesakitan, "Maaf Put, aku terlalu gugup." Jawab Rose jujur.
Putri. menganggukkan kepalanya, sekian detik tatapannya teralih dari Rose karena merasa di panggil.
Harapan tinggal harapan, nyatanya teman barunya yang tidak berminat menjadi asisten dosen Pak Dave malah terpilih.
"Tapi, Putri tidak mengajukan diri Pak?" Sanggah seorang mahasiswi yang tidak terima.
"Benar, Pak." Jawab yang lainnya.
"Justru karena dia tidak mengajukan diri, membuat saya merasa tersinggung. Apakah dia terlalu. menyepelekan mata kuliah saya, oleh karena itu pilihan saya tidak bisa di ganggu gugat." Ucap Dave yang kemudian berjalan meninggalkan kelasnya.
"Rose, aku pergi ke kantor Pak Dave dulu ya. Kamu duluan saja ke kantin." Ucap Putri dengan. mengemasi buku kedalam tasnya.
"Apa kamu, tidak ingin aku temani?" Tawar Rose kepada Putri.
"Tidak perlu, aku tidak akan lama." Tolak Putri halus.
Rose menganggukkan kepalanya, Rose hanya melihat kepergian teman barunya yang sudah berjalan meninggalkan kelas.
Rose menghela nafas panjang, "Huft, tidak asik jika pergi ke kantin sendiri. Lebih baik aku menyusul Putri saja." Putus Rose yang segera bangkit dari duduknya.
Cukup lama Rose berdiri di samping pintu ruangan Dave, dengan sesekali menendang-nendang angin yang tidak bersalah.
Hingga terdengar recital pintu yang menandakan seseorang keluar dari ruangan Dave.
Melihat Putri yang tidak menyadari keberadaan Rose, dengan isengnya Rose menepuk pundak Putri dengan keras. Hingga membuat gadis itu terperanjat kaget.
"Ya, ampun Rose! Kamu mengangetkanku." Kesal Putri dengan mengelus dadanya.
Rose hanya tersenyum dengan menampilkan deretan gugu putihnya, "Bagaimana Put, apa Pak Dave marah denganmu?" Tanya Rose penasaran.
"Tidak Rose, Pak Dave hanya meminta nomor ponselku untuk mempermudah jika beliau memberikan tugas kepadaku." Jawab Putri menjelaskan dengan pelan.
"Wah, bolehkah aku meminta nomornya?" Tanya Roae dengan penuh harap.
"Emm... nanti akan aku tanyakan dulu Rose. Aku tidak berani memberikan nomor Pak Dave sembarangan, aku harap kamu mengerti Roae." Jawab Putri pelan.
Rose menganggukkan kepalanya dengan jari diketuk-ketuk didagu, "Benar juga, baiklah jika Pak Dave tidak memperbolehkan nomornya di berikan kepadaku. Maka aku yang akan memintanya sendiri secara langsung." Ucap Rose dengan penuh semangat.
Tanpa kedua gadis itu sadari, di balik pintu. Seorang pria masih menahan diri agar tidak keluar dari ruangannya.
Siapa lagi jika bukan Dave, Dave mengurungkan niatnya untuk mengajak Putti makan siang tetapi dia berhenti karena terlalu asik menguping percakapan kedua orang gadis tersebut.
"Ck, siapa juga yang akan memberikan nomorku kepada gadis itu. Percaya diri sekali." Gerutu Dave yang langsung keluar dari dalam kantornya setelah memastikan kepergian Rose dan Putri dari depan ruangannya.
...**...
Lee Min Ho aka Dave Danuarta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Nemu Mas Limin lg sbg visual tokoh utama di NT...😍😍
2023-03-20
0
Alexandra Juliana
Jgn geer dulu Rose, yg Dave maksud mungkin Putri...Aduh jgn sampai Rose dan Putri memperebutkan satu cowok...
2023-03-20
0
Rapa Rasha
lanjut
2022-12-15
0