Cinta Pertama Membawa Luka
Happy Reading 🌹🌹
"Aku mau kita putus." Ucap seorang pria.
"Oh, oke." Jawab seorang perempuan dengan entengnya.
"Kamu tidak ingin mempertahankan hubungan ini? Kenapa mudah sekali kamu menurutinya." Ucap pria tersebut kesal.
"Untuk apa aku mempertahankan hubungan ini, jika kamu saja yang ingin pergi meninggalkanku? Jangan kecakepan." Seloroh gadis tersebut dengan tersenyum miring.
Pria tersebut meraup wajahnya kasar di balik sebrang telfon, "Seharusnya kamu berubah, hubungan pria dan wanita membutuhkan sentuhan!" Jawab pria tersebut berdecak pinggang meskipun tidak terlihat oleh lawan bicara.
"Jangan bermimpi untuk menyentuhku, aku tidak mencintaimu. Aku hanya kagum dengan ketampananmu saja, sudahlah kita putus tidak perlu banyak drama." Ucap gadis itu dengan tegas dan segera mematikan panggilan tersebut.
"Huft... putus lagi. Hemm, tidak masalah besok di kampus bertebaran pria tampan." Ucap pada dirinya sendiri.
Zia Rose Amanda, gadis cantik yang baru saja lulus SMA biasa di panggil Rose oleh teman-teman dan keluarganya.
Rose gadis cantik berusia 18 tahun dengan tinggi badan 155cm memiliki tubuh yang proporsional, wajah Rose campuran Jepang dan Indonesia dengan mata seperti kucing, bibir mungil, kulit bersih.
Rose merupakan anak yatim sejam SMA, Rose hanya tinggal bersama Ayahnya yang bernama Handoko Galuh Amanda biasa di panggil Handoko.
Sedangkan Ibunda Rose sudah meninggal karena sakit keras sejak Rose duduk di bangku kelas satu SMA.
Handoko sang Ayah, merupakan pengusaha yang bergerak di bidang hiburan. Perusahaannya menempati posisi ke tujuh dari sepuluh besar perusahaan hiburan yang ada di negara tersebut.
Suara kicauan burung dan jam beker terdengar riuh di dalam kamar Rose.
Telapak kakinya yang menyembul keluar dari selimut tebalnya di masukkan lagi oleh sang empunya karena merasa dingin.
Tangan Rose terulur keluar dari selimut dan meraba nakas mencari jam berisik itu, "Ya ampun, kenapa berisik sekali." Gumam Rose dengan mata terpejam.
Suara pintu terdengar di ketuk dari arah luar, "Non.. Nona! Bangun Non!" Suara Bi Asih terdengar nyaring.
"Non.. hari ini kuliah perdana!!!" Teriak Bi Asih lagi.
Seketika mata Rose terbuka dengan sempurna, dia menolehkan kepalanya ke arah jam beker yang sudah bergeser dari tempatnya.
"Oh my! Jangan sampai hari pertama aku datang terlambat." Pekik Rose yang langsung menyebabkan selimut tebalnya.
Dengan kaki pendeknya, Rose segera berlari. menuju kamar mandi.
Bi Asih membuka pintu majikannya karena mendengar derap langkah kaki yang tergesa-gesa itu.
Segera Bi Asih merapikan tempat tidur Rose yang sudah seperti kamar anak remaja pada umumnya.
"Non, langsung turun ke bawah ya. Sudah di tunggu Tuan." Ucap Bi Asih yang berdiri di depan pintu kamar mandi.
Terdengar suara jawaban dari dalam yang lebih terdengar suara teriakan.
Dengan secepat kilat, Rose menyelesaikan mandi dan juga memakai pakaiannya.
Handoko melihat anak gadisnya menuruni tangga dengan tergesa-gesa.
"Ayah, Rose pergi dulu ya." Pamit Rose kepada Handoko.
"Sarapan dulu, Nak." Ucap Handoko kepada Rose.
"Maafkan Rose Ayah, tidak bisa menemani sarapan. Rose sudah terlambat." Jawab Rose dengan wajah memelas.
"Baiklah, Hati-hati sayang. Kamu akan di antarkan oleh Mang Asep dulu sebelum kamu benar-benar bisa menyetir dan tidak membuat kecelakaan di jalan." Ucap Handoko mengingatkan anaknya.
"Siap laksanakan, komandan." Jawab Rose dengan bergaya hormat layaknya seperti anggota TNI.
Rose segera mencium kedua pipi Ayahnya dan berlari keluar rumah, Nugroho hanya menggelenggkan kepalanya pelan karena perilaku anaknya yang cenderung lebih terbuka dalam mengekspresikan perasaannya.
"Lihatlah sayang, anak kita tumbuh menjadi gadis yang ceria." Ucap Handoko lirih.
Semenjak kematian istrinya, Handoko enggan untuk menikah lagi. Karena menurut Handoko kebahagiaan Rose adalah yang paling utama, Rose adalah harta paling berharga yang di berikan oleh mendiang istrinya.
Selama di perjalanan menuju kampus, Rose hanya bersenandung pelanndengan memandangi jalanan yang dia lewati. Sesekali sudut bibirnya terangkat sempurna karena melihat anak-anak kecil yang dia lewati tengah bercanda di pinggir jalan dengan mengenakan seragam merah putih mereka.
"Mang Asep, berhenti di sini saja." Ucap Rose kepada sopir keluarganya.
"Tapi, ini masih agak jauh Non." Jawab Mang Asep.
"Tidak apa-apa Mang, nanti jemput di depan gerbang seperti biasanya. Rose hanya ingin menghirup udara segar dan sedikit berolahraga." Ucap Rose dengan mengambil tas slempangnya.
"Baik, Non." Mang Asep segera menepikan mobil majikannya.
Rose segera keluar dari salam mobil dan berjalan dengan sedikit meloncat ke kanan dan ke kiri, bibirnya terus menyunggingkan senyum cantiknya.
Meskipun hidup hanya berdua dengan sang Ayah, Rose sangat bahagia karena Ayahnya tidak ada niatan untuk mencari pengganti Ibundanya.
Terlihat Rose memasuki area kampusnya, kakinya terus melangkah menuju gedung bahasa dan melewati kerumunan mahasiswa juga koridos yang ada disana.
Tidak butuh waktu lama, akhirnya Rose sudah sampai didepan kelasnya. Segera saja Rose melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas.
Terlihat sudah banyak mahasiswa baru yang sama seperti dirinya sudah duduk dan bercengkrama dengan yang lainnya.
Rose menyapa dan berkenalan sesaat, meskipun sebagian besar Rose sudah kenal mereka. Tetapi Rose kembali fokus karena melihat waktu perkuliahan akan segera di mulai.
Rose tersentak kaget karena tiba-tiba seorang gadis cantik dengan nafas memburu duduk di kursi sebelahnya yang kosong.
Rose hanya mengamati hingga dirasa nafas gadis itu normal, "Hey, apa kamu mahasiswa baru juga?" Tanya Rose kepada gadis yang berada duduk disampingnya.
"Em, iya." Jawab gadis itu dengan suara lembut.
"Kenalkan aku Rose, kamu siapa? Sepertinya ketika ospek aku belum pernah melihatmu." Ucap Rose dengan mengulurkan tangan kanannya ke hadapan gadis itu.
"Ak.. aku Putri." Jawab gadis itu dengan membalas jabatan tangan dari Rose
"Senang berkenalan denganmu Put, mari kita berteman." Ucap Rose dengan riang.
"Baik." Jawab Putri singkat dan datar.
Rose yang melihat wajah dan tatapan teman barunya berubah hanya memiringkan kepalanya kekiri karena bingung. Apakah gadis di sampingnya ini tidak suka berteman dengan dirinya.
"Yuhuuuuu.... Teman-teman!! Perkuliahan penulisan naskah drama hari ini akan digantikan oleh petinggi perusahaan perfilm an!" Seru seorang pria yang baru saja masuk ke dalam kelas dengan girang.
"Dia sangat tampan!!" Lanjutnya lagi karena tidak ada respon dari teman-teman.
Seluruh mahasiswa terutama perempuan bersorak senang bahkan Rose menepuk-nepuk pundak Putri dengan cepat dan gemas. Rose tersenyum secerah mentari karena membayangkan ketampanan dosennya.
Putri yang melihat kegembiraan teman-teman yang ikut tertular senyum mereka yang lebar, entah kenapa dia sangat senang bahkan sampai meneteskan air mata.
"Put.. tri, maaf melukaimu, ak.. aku terlalu senang hingga memukul-mukul pundakmu. Ja.. jadi jangan menangis." Ucap Rose dengan tergagap karena membuat orang lain menangis karena ulahnya.
"Ah, tidak Rose. Aku hanya senang melihat kalian bahagia." Jawab Putri dengan cengir kudanya.
"Ya ampun Put, kamu membuatku takut dan kaget." Ucap Rose dengan memeluk Putri dari arah samping.
...**...
Sana Twice aka Rose.
Tzuyu Twice aka Putri
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Rapa Rasha
ni kak q mampir lagi lanjut kan
2022-12-15
0
munia moemoen
baru mampur setelah selesai baca novelmu thor...semoga ini lanjutan rose dan dave menarik ya
2022-11-05
0
ALIKA🥰🥰CHEN ZHE YUAN.LIN YI
seson 2 putri
2022-10-21
0