Tiur menggigit jari. Sejak tadi ia terus memperhatikan Retha yang berjalan di sampingnya. Meskipun Retha suka rela ikut bersamanya ke tempat Tante Sukma, namun ia tetap merasa bersalah memperkenalkan teman baiknya ke tempat semacam itu.
Tante Sukma memiliki sebuah rumah besar tempat menampung wanita-wanita cantik yang bekerja sebagai penghibur. Para lelaki berduit biasanya datang ke sana mencari pasangan yang cocok untuk bersenang-senang. Tempat Tante Sukma sudah terkenal sebagai penyedia bibit unggul, tidak sembarangan orang bisa menyewa anak-anak angkatnya.
Wanita yang bekerja di sana, tidak hanya bekerja sebagai partner ranjang, ada pula yang disalurkan sebagai caddy di lapangan golf, pemandu karaoke, pacar bayaran, istri simpanan, atau bahkan penyedia jasa layanan pijat.
Retha menggenggam tangan Tiur ketika mereka memasuki ruang tengah rumah tersebut. Ada banyak wanita cantik berpenampilan s3ksi di sana. Suasananya tidak jauh berbeda dengan wanita-wanita yang ada di kontrakan Tiur, namun penampilan mereka lebih berkelas.
"Kamu yakin mau masuk? Kalau ragu masih ada kesempatan mundur," ucap Tiur.
"Tidak. Aku tidak apa-apa." Retha berusaha menyembunyikan kegugupannya.
"Kamu harus jadi orang yang tidak tahu malu sepertiku kalau mau melakukan pekerjaan semacam ini."
"Tenang saja. Aku bisa melakukannya."
Tiur terus membawa Retha berjalan ke dalam, memasuki ruangan khusus milik Tante Sukma.
"Oh, Tiur sudah datang." Tante Sukma tersenyum melihat kehadiran Tiur. Dengan dandanan menor dan sebatang rokok yang dihisapnya, wanita yang berusia sekitar 40 tahunan itu memang terlihat seperti bos di sana.
Di dalam sana, ada beberapa wanita cantik yang sedang duduk berjajar di dekat Tante Sukma. Pandangan Retha terpaku saat melihat sosok yang tidak asing baginya. Lelaki yang pernah ia temui di klab tempatnya bekerja. Zack, lelaki yang sepertinya teman baik Bara. Detak jantungnya semakin kencang takut identitasnya diketahui.
"Tante, ini teman yang aku ceritakan," Tiur mendorong tubuh Retha agar lebih maju ke depan.
Tante Sukma tampak memperhatikan penampilan Retha dari bawah hingga atas, begitu pula mereka yang ada di sana. Mereka tersenyum dengan penampilan Retha.
"Cantik, Tiur ... tapi, memangnya dia bisa melakukan pekerjaanmu?" tanya Tante Sukma.
"Bisa, Tante. Jangan remehkan wajah polosnya. Dia itu diam-diam sudah banyak pengalaman," ucap Tiur dengan nada meyakinkan. "Kalau di depan orang memang biasa malu-malu. Tapi, kalau sudah di dalam kamar, jadi tak tahu malu."
Retha malu sendiri dengan ucapan Tiur. Kalau tidak seperti itu, Retha bisa saja ditolak mentah-mentah oleh Tante Sukma. Tidak sembarangan orang bisa direkrut untuk pekerjaan yang penting.
Tante Sukma terlihat tertarik dengan Retha. Menyenangkan juga kalau bertambah satu anak yang punya karakter unik. Polos di luar, garang di dalam. Pasti akan banyak yang tertarik padanya nanti.
"Apa dia salah satu yang akan Tante kirim?" sahut Zack sembari menghisap rokoknya. Sepertinya ia juga tertarik dengan Retha.
"Bagaimana menurutmu? Apa dia cukup menarik?" Tante Sukma meminta pendapat kepada Zack.
"Tentu saja. Dia cantik. Aku mau dia yang menemaniku di hari pertama. Kalau pijatannya enak, boleh aku minta dia menemaniku selama satu minggu kan, Tante? Apalagi kalau dia mau memberikan pelayanan tambahan, aku juga akan menambah bonus untuk Tante dan dia." Zack begitu gampang memesan seorang wanita seperti sedang memesan makanan.
"Hahaha ... aku sangat suka denganmu, Zack. Karena itulah akan aku berikan yang terbaik untukmu," Tante Sukma tertawa senang.
Retha mengatur napasnya agar tidak gugup. Lelaki itu memang sudah terlihat playboy saat pertama bertemu dengannya. Demi uang yang banyak, ia akan mengabaikan rasa malunya kepada lelaki itu.
"Tiur, kamu yakin tidak akan memgambil pekerjaan kali ini?" tanya Tante Sukma.
"Iya, Tante. Temanku lebih membutuhkan pekerjaan ini dari pada aku. Kebetulan aku juga ada urusan lain."
"Em, apa saya bisa menerima bayaran secara tunai sekarang juga?" tanya Retha.
Semua orang tercengang mendengar ucapan wanita baru itu. Retha mengucapkannya tanpa basa-basi.
"Sepertinya kamu seperlu itu dengan uangnya," gumam Tante Sukma. Tampak anak-anaknya yang lain tertawa kecil mendengar ada anak baru yang sudah berani meminta bayaran.
"Berikan saja, Tante. Aku yang akan membayarnya," ucap Zack tanpa ragu. "Sudah aku transfer!" Zack memperlihatkan transaki yang baru ia lakukan di ponselnya. Zack mengirimkan 50 juta ke rekening Tante Sukma. Tentu saja wanita itu berbunga-bunga.
"Sayang, sepertinya malam ini adalah keberuntunganmu. Zack sudah langsung membayarmu. Jadi, minggu depan kamu harus bekerja dengan baik, jangan kecewakan Zack," ucap Tante Sukma.
Zack menatap Retha dengan tatapan mesvmnya. Lelaki itu benar-benar menyukai Retha sampai rela membayar tinggi untuk menemaninya bekerja di luar kota.
"Sayang, siapa namamu?" tanya Tante Sukma yang baru ingat belum mengetahui nama anak barunya.
"Nama saya Retha, Tante." Retha menjawabnya dengan sedikit gemetar.
"Sebelumnya pernah bekerja di mana? Kenapa jadi tertarik untuk ikut bekerja dengan Tante?"
"Saya hanya bekerja di klab malam. Kebetulan Tiur bilang ia tidak bisa melakukan pekerjaannya kali ini jadi menawarkannya padaku."
Tante Sukma mangguk-mangguk. Kalau Retha pernah bekerja di klab malam, berarti wanita itu memang tidak sepolos kelihatannya.
"Ya sudah! Tiur, ajak Retha menemui Juni. Nanti dia yang akan memberikan uangnya."
"Baik, Tante."
"Kalian boleh pulang. Jangan lupa Retha minggu depan datang lagi ke sini, ya," ucap Tante Sukma dengan nada ramah.
"Baik, Tante," jawab Retha.
Tiur menggenggam tangan Retha, mengajaknya keluar dari ruangan itu.
Retha masih memikirkan tentang Zack. Ia merasa khawatir bukan karena pekerjaannya, tetapi karena takut akan bertemu Bara. Ia takut identitasnya sebagai guru Kenzo terbongkar. Ia belum siap kehilangan karirnya sebagai seorang guru.
Tiur mengajak Retha menemui Juni seperti yang Tante Sukma katakan. Mereka mendapatkan segepok uang merah cash senilai 30 juta. Keduanya saling tersenyum setelah usahanya berhasil. Besok, Retha akan langsung mengembalikan uangnya kepada pihak sekolah.
"Kamu yakin mau melakukan pekerjaan itu?" tanya Tiur lagi.
"Aku sudah menerima uangnya, apa menurutmu aku harus kabur?"
"Hahaha ... kalau kamu kabur, aku yang kena. Tante Sukma pasti akan mencambukku," gumam Tiur.
"Kamu tenang saja, aku bukan orang yang seperti itu." Ucapan Retha menenangkan Tiur.
"Tante Sukma bukan orang yang bisa dipermainkan sembarangan. Dia bisa lebih kejam daripada rentenir. Berhati-hati saja kalau bekerja dengannya. Yang penting bisa mengambil hati, Tante Sukma bisa jadi baik seperti malaikat."
"Lalu, kenapa kamu memilih pergi dari Tante Sukma. Bukankah bekerja di sana lebih banyak hasilnya daripada bekerja sendiri?"
"Aku lebih suka bekerja sendiri, bisa menentukan waktu kerjaku sendiri. Kalau di tempat Tante Sukma, meskipun sedang tidak mood, kadang tetap dipaksa untuk melayani tamu."
"Pokoknya, aku sudah mengingatkan kalau pekerjaan seperti ini tidak semudah yang kamu bayangkan, Retha."
*****
Sambil menunggu update selanjutnya, bisa mampir dulu ke sini 😘
Judul: Gara-Gara Nafkah
Author: Emmarisma
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Rani Saraswaty
knp gk pkai nm samaran?? biar keren lah... kn gk perlu jaminan ktp🤣🤣🤣
2023-10-01
0
Altezza Zee
setannn🤣
2022-09-16
0
uthy_calm
syaratnya, harus cantik dan menarik
2022-09-14
0