Semua kini sedang duduk mengelilingi ranjang Sabir menunggu apa yang akan diceritakannya terkait kejadian pengeroyokan berikut porak porandanya rumah milik Via.
"Saat itu.."
GROKKK
GROKK
"Eh lu bocah sempal, ditungguin ceritanya kok malah tidur!" Vano sudah uring-uringan setelah menunggu hampir 1 menit kelanjutan cerita Sabir namun malah Sabir ketiduran.
"Oh..eh iya sori. Badan gue masih lemes. Berasa pengen merem aja dari kemaren," Sabir terperangah dari tidurnya dan langsung menampakkan senyum tanpa dosa.
"Saat itu gue kan lagi duduk-duduk tamvan nih di ruang tamu. Gue baca majalah fashion milik Kak Via. Wah modelnya cantik-cantik tau ga. Udah gitu pakaian mereka juga modis. Ada satu cewek model yang namanya.."
"Stopp!!. Bener-bener lu ya. Gue rasa otak lu udah geser ke dengkul gara-gara dihajar mereka. Heran deh, kenapa malah bahas isi majalahnya, dodol. Langsung ke inti ceritaaa!" giliran Huri yang kini terpancing emosinya karena ulah Sabir.
"Iye sabar. Ini baru prolog. Saat gue coba mencari nama model tersebut, eh ada suara berisik gitu di pagar rumah. Gue pikir gempa bumi, tapi kok gue di dalam rumah ga berasa apa-apa. Ga begitu lama, ada suara pintu rumah digedor orang. Jelas saja gue emosi, enak aja ganggu kesenangan gue lihat cewek-cewek cakep di majalah. Nah, cekrekk gue buka pintu itu, lho kok ga bisa. Ah ternyata kuncinya belum gue puter. Akhirnya gue puter dulu dong kuncinya. Cetekk, cetek.."
"Oh Dewa Angkara murka, libas aja ni anak, jangan dikasih ampun. Kesel gua. Cerita ya cerita, tapi tak perlu sedetail itu kaleee. Yang penting-penting aja ceritanya!" Vano kembali melonjak tensinya saat semakin tak sabar mendengarkan cerita Sabir.
"Oke oke, ga usah sensi gitu. Ada 5 pria, masuk, rumah dirusak, gue digebuk, Pakkk, selesai." ucap Sabir singkat.
"Udah, inti penting-penting saja yang barusan gue ceritain!" Sabir menunjukkan wajah polosnya.
"Yaa Ampuuunnn. Kenapa punya temen gini-gini amat sih?!" Vano hampir menangis.
"Maksudnya, ceritanya tetep lengkap tapi pada bagian terpenting saja!" Huri mencoba menjelaskan.
"Udah kan tadi bagian terpentingnya. Apa masih kurang jelas?" protes Sabir tak paham.
"Gini aja deh. Lu buruan cerita siapa yang gebukin lu. Kalau masih geje ngomongnya, bersiap gue bikin lu pindah ruang UGD!" Albert sudah tak bisa diam lagi melihat solah polah Sabir yang sepertinya memang berubah sedikit error.
"Sadisnya. Gue justru tidak bisa berpikir jernih jika dibawah tekanan!" Sabir membuang muka.
"Brengsek. Mampuss lu!!" Albert cepat berdiri dari duduknya dan bersiap mengirim bogem mentah ke arah Sabir karena begitu tersulit emosinya.
"Eh eh, stop. Jangan dipukul dong. Bisa makin parah nanti lukanya Sabir!" Via sekuat tenaga memeluk tubuh Albert agar menghentikan aksinya.
"Sabir yang tamvan seperti pangeran, bisa kah Kakak minta tolong kamu cerita tentang kejadian rusaknya rumah dan cederanya kamu?" Via berusaha selembut mungkin.
"Nah gitu dong. Ternyata cuma Kak Via yang paling jelas dan lembut ngomongnya," Sabir mengembangkan senyumnya membuat ketiga temannya spontan terduduk lemas di lantai.
"Ada 5 orang menggedor-gedor pintu rumah. Pas gue buka, mereka langsung tanya dimana Kak Clara. Setelah itu mereka menanyakan dengan sebutan 'pria itu'. Jelas gue bingung dong pria yang mereka maksud itu siapa. Namun lama-lama gue menjadi paham bahwa pria yang dimaksud adalah Albert, tapi gue masih sengaja menutupi dan melindungi nama Albert. Merasa tak puas, mereka memaksa masuk dan mengobrak-abrik seisi rumah. Karena emosi, gue berniat menghalau mereka. Namun sayangnya, pemimpin mereka lincah dan kuat banget. Satu kali tendang, gue udah terlempar hingga menghancurkan meja ruang tamu. Secepat kilat pula tahu-tahu dada gue terasa sakit luar biasa akibat serangan berikutnya. Puncaknya, pria itu menghajar gue habis-habisan. Sebelum pergi, dia sempat titip pesan buat Albert. Albert dilarang mendekati Kak Via lagi dan jika tak terima maka dia menunggu kedatangan Albert dengan senang hati. Nama pimpinan mereka adalah Anggara!" ungkap Sabir.
"Anggara?!" Albert mengerutkan keningnya.
"Kurang ajarrr!!"
..._-_-_...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
kak so
tuh poin sendal jepitnya ada guna tak..?
2022-09-24
0
Jimmy Avolution
Josss....
2022-08-20
1
Lia Yulia
si Sabir oleng kebanyakan makan bogem dr Anggara...ayo Al balas si Anggara dan jangan lupa sandal jepitnya...
2022-08-02
2